This Isn't Love - Bab 144 Harus Bersabar Apapun Yang Terjadi

Irsan Bo telah bersama Paula Chu selama empat tahun. Meskipun dia tidak pernah memperlakukannya sebagai pacar, bukan berarti dia tidak pernah memperhatikannya.

Paula Chu seharusnya lemah, mudah takut, dan impulsif, tetapi hari ini…

Irsan Bo membujuk Olivia Zhi untuk makan lagi, dia berencana membawanya ke dokter Luo untuk pemeriksaan fisik. Bagaimanapun, dia baru saja kehilangan seorang anak.

Tidak mungkin untuk mengatakan bahwa dia tidak kesal. Sepanjang hari, Irsan Bo kesal pada dirinya sendiri karena telah menyetubuhinya dalam situasi seperti itu, namun ia tidak menyesal.

Berpikir tentang Eddy Peng, Yogi Dai dan bahkan mungkin Aldo Qiao, Irsan Bo sangat senang telah melakukannya.

Menggunakan seluruh kesempatan yang ada, Irsan Bo sangat takut perbuatannya akan menyakitinya.

Jadi begitu ia keluar dari Hotel Glory, Irsan Bo membawa Olivia Zhi ke Rumah sakit Keluarga Bo, dimana dokter Luo telah menunggu.

Di ruang pemeriksaan, wajah Olivia Zhijiao memerah. Dia tidak bisa membayangkan bahwa dia akan datang ke rumah sakit untuk pemeriksaan suatu hari nanti.

Dokter Luo melihat ke indikator dan mengangguk perlahan: "Baiklah, tidak ada masalah besar dengan tubuh, yang penting perhatikan istirahat."

Olivia Zhi menghela napas lega, tetapi tak menyangka dirinya akan tertidur di ranjang rumah sakit.

Saat Irsan Bo masuk, suster hendak membangunkan Olivia Zhi, dan Irsan Bo menghentikannya.

Segera, Irsan Bo dan dokter Luo dengan diam-diam mendiskusikan kondisi Olivia Zhi di kamar. Dokter Luo mengerutkan kening dan berkata, "Tuan Muda, apapun yang terjadi, kamu harus bersabar."

Irsan Bo berbalik untuk menatapnya. Dokter Luo menyentuh hidung dan kepalanya dan berkata, "Kesembuhan Nona Zhi tidak buruk. Dia hanya terlalu banyak beraktivitas. Tidak ada masalah besar."

Irsan Bo memandang perempuan kecil yang sedang tidur nyenyak di ranjang matanya. Pikirannya penuh dengan gambaran tentang dirinya yang dipaksa untuk bercinta semalam.

Dia, menyukainya.

Menyukai senyumnya, yang polos namun licik, ditambah dengan sifat imutnya yang polos dan lucu, apapun yang dia lakukan, Irsan Bo menyukainya.

Sebelumnya tidak pernah ada hari di mana Irsan Bo mengaku telah jatuh cinta dengan seorang wanita, dan itu seorang wanita yang keras kepala.

Dokter Luo memandang mereka dalam diam dan tiba-tiba berpikir tentang bagaimana dia telah membantu Olivia Zhi menghubungi Aldo Qiao. Apakah dia salah?

Sekarang apa yang harus kita lakukan? Aldo Qiao telah meyakinkan keluarga Qiao untuk datang ke Kota A dari Kota B?

Dokter Luo diam-diam berhenti, berharap tidak ada masalah besar antara Olivia Zhi dan Aldo Qiao.

Di bangsal, Olivia Zhi sedang tidur nyenyak, dan Irsan Bo diam-diam berbaring di sampingnya membaca buku. Bintang-bintang bertebaran di luar jendela, seperti tadi malam.

Tiba-tiba, terdengar keributan di koridor: "Tuan Peng, Tuan Peng, sebaiknya cepat kembali, Nona Zhi sudah istirahat, dia tidak nyaman sekarang ..."

"Olivia! Olivia!" Saat Suara Eddy Peng datang, Irsan Bo tidak bisa menahan diri untuk memicingkan mata.

Olivia Zhi yang ada di dekatnya menggeliat seakan terganggu. Irsan Bo bangkit dan mengambil langkah ringan keluar.

"Oli ..." Masuk Di lorong, Eddy Peng melihat Irsan Bo dan terdiam.

Irsan Bo sedikit mengernyit, dan tubuhnya yang tinggi berdiri di depan pintu bangsal: "Tuan Peng, kamu sepertinya selalu suka mencari masalah di tengah malam? "

Mereka pertama kali bertemu di malam hari. Kemarin malam, mereka juga bertemu di malam hari. Dan bahkan hari ini?

Eddy Peng bergegas: "Irsan Bo, ada apa dengan Olivia? "

Irsan Bo menunduk menatap pergelangan tangannya yang terbungkus perban. Mulutnya tersenyum sarkastik: "Apa menurutmu tanganmu belum cukup hancur?"

Jika bukan karena masa kecilnya bersama Olivia Zhi, dia bersumpah dia akan berurusan dengan pria jelek ini.

Wajah Eddy Peng galak: "Irsan Bo, jika kamu laki-laki, kamu akan melawanku dengan bermartabat. Atas dasar apa kamu mengancamnya seperti ini? "

Melanwannya?

Irsan Bo mencibir, dan Eddy Peng melangkah mendekat: "Irsan Bo, kalau kamu punya sopan santun, lepaskan Olivia. Kita bisa bersaing secara sehat! "

Irsan Bo tersenyum dingin dan suaranya berat dan dalam: "Eddy Peng, kamu dan Olivia Zhi sudah bersama sejak kecil, dan kamu tidak mendapatkannya selama bertahun-tahun itu. Menurutmu, apa yang membuatmu bisa mendapatkannya sekarang? Apakah karena kamu adalah tuan muda Peng, atau karena kamu pikir kamu bisa membantunya?"

Dada Eddy Peng terbakar saat dihalangi ucapan Irsan Bo, tapi Irsan Bo melanjutkan: "Kamu bahkan tidak mendapatkannya setelah mengejar bertahun-tahun, apakah kamu yakin ingin bertarung denganku?"

Dia, Irsan Bo, selalu mendapatkan apapun yang dia inginkan!

"Irsan Bo!"

Eddy Peng membentak, dan tangannya yang tidak terluka menarik kerahnya : "Aku tidak mendapatkannya karena aku tidak jahat dan tidak tahu malu sepertimu. Yang paling tidak disukai oleh Olivia adalah "Orang ketiga". Akibatnya, kamu mengurungnya dan memaksanya menjadi "Orang Ketiga"mu. Apa kamu benar-benar berpikir kamu telah memenangkan kehormatan besar?"

Begitu kata "Orang Ketiga" jatuh, wajah tampan Irsan Bo tenggelam.

Telapak tangan yang hangat mencengkeram pergelangan tangan Eddy Peng dan menariknya dengan mudah: "Sekarang aku tahu kenapa kamu tidak pernah mendapatkannya."

Eddy Peng berdiri dua atau tiga langkah darinya dan menatapnya. Irsan Bo berkata, "Kamu tahu apa yang paling dibenci Olivia Zhi. Kamu tekankan terus-menerus, Eddy Peng, sudah berapa kali kamu mengatakan itu di depan Olivia Zhi?"

Tanpa disadari, Irsan Bo agak tertekan mengingat wanita kecil yang tertidur di kamar.

Karena dia tidak sadar di awal, ia secara tak langsung membiarkannya menanggung stigma seperti itu.

Wajah Eddy Peng berubah sedikit, dan kemarahan Irsan Bo tiba-tiba melonjak. Dia mendekati dan berkata, "Eddy Peng, dengar baik-baik. Olivia Zhi adalah wanita Irsan Bo, dan dia adalah satu-satunya. Dia bukan yang kamu sebut "Orang Ketiga". Hormati dia. Jika kamu bisa, kamu juga bisa berhenti mengganggunya."

Koridor menjadi sunyi begitu kata-kata itu keluar.

Mengabaikan keterkejutan orang-orang di sekitarnya, Irsan Bo melanjutkan, "Eddy Peng, aku bisa menikahkannya dan memberikan semua yang dia inginkan. Bisakah kamu menyainginya?"

"Tidak mungkin!"

Eddy Peng mundur dua langkah, matanya terkejut: "Irsan Bo, kamu akan menikah dengan Paula Chu, kamu tidak bisa bersamanya!"

"Pertunanganku dengan Paula Chu akan segera dibatalkan," ucap Irsan Bo sambil mencibir.

Kalimat ini pertama kali meledak melalui mulut Irsan Bo, dan reaksi berantai yang ditimbulkan untuk beberapa saat sangat mengejutkan sehingga semua orang. Tidak ada yang dapat mempercayainya.

Eddy Peng terkejut: "Kamu, kamu tidak mungkin melakukannya! Kamu begitu mencintai Paula Chu, dan dia baru saja kehilangan anakmu. Kamu tidak akan ..."

Irsan Bo menatap redup Eddy Peng. Dasar pria naif!

Anak?

Eddy Peng yang mengomel tiba-tiba menangkap sesuatu dan menatap Irsan Bo dengan kebencian.

"Irsan Bo, apa kau memaksanya? Kamu memaksa Olivia untuk mengandung bayimu, kan?" Pertanyaan memenuhi koridor yang sunyi.

Alis Irsan Bo mengerut, tapi tanpa mengucapkan sepatah kata pun terhadap pertanyaan Eddy Peng. Dalam sekejap, Eddy Peng mengerti segalanya!