This Isn't Love - Bab 247 Salam Untuk Memulai Peperangan!

Dari ruangan musik sampai ke ‘mansion’, Olivia Zhi tidak bisa menahan dirinya untuk mengernyitkan keningnya, Irsan Bo sedang menunggunya di ruang tamu.

“Akhirnya kamu pulang, kebetulan, cepat pilih barangnya.” Sekilas Irsan Bo meliriknya, padangan matanya yang dalam terjatuh ke perlengkapan pernikahan yang memenuhi meja.

Irsan Bo tidak pernah berjumpa dengan seorang wanita yang begitu acuh tidak acuh dengan pernikahannya sendiri, jika bukan karena setiap malam dia memeluknya, mungkin Irsan Bo sudah mencurigai apakah Olivia Zhi benar-benar mencintainya.

Olivia Zhi bergerak mundur selangkah, dengan tidak sadar, tubuh kecilnya mendekat ke arah Yogi Dai, di belakang tubuh Yogi Dai terdapat dinding yang padat, tidak ada jalan mundur lagi......

“Bukankah kamu bisa mengaturnya sesukamu?” Olivia Zhi membuka mulutnya dengan pelan, tersirat kesan manja di dalam suaranya yang lembut.

Yogi Dai mengambil napas panjang secara pelan, dalam sekejap, aroma segar dari tubuh Olivia Zhi menyelimutinya, membuatnya melayang-layang, hatinya bergejolak, dan kebingungan......

Olivia.

Olivia.

Kenapa dia tidak memiliki kesempatan untuk memilikinya?

“Olivia.” Irsan Bo sengaja menaikkan nada suaranya, dia meletakkan laptop di tangannya ke sebelahnya : “Apakah tidak salah kalau kamu adalah orang yang akan menikah denganku? Kenapa aku merasa......”

“Aku pilih, aku pilih.” Begitu mendengarnya mulai menggerutu, Olivia Zhi langsung bergegas merayunya sambil mendekatinya dan mulai memilih perlengkapan.

Seketika, Yogi Dai yang berada di sebelahnya langsung kehilangan aroma tubuh Olivia Zhi, sehingga secara tidak sadar dia mengulurkan tangannya dan berniat untuk meraihnya, untungnya gerakan pelannya itu tidak disadari oleh Olivia Zhi, juga tidak dilihat oleh Irsan Bo, diam-diam dia menarik kembali tangannya, saat dia mengangkat pandangan matanya lagi, wanita mungil yang membuatnya terbayang-bayang siang dan malam itu sudah bersarang di dalam pelukan Irsan Bo dengan manja, jakun Yogi Dai bergerak naik turun, tanpa mengeluarkan suara, dia membalikkan badannya dan berjalan pergi......

“Gunakan saja ini untuk kartu undangan, sederhana dan ramah, ini sebagai oleh-oleh untuk para tamu, mudah untuk dibawa......” Suaranya yang terkesan malas dan enak untuk didengar itu bergema di sebelah telinganya.

Dengan perasaan puas Irsan Bo melihat Olivia Zhi yang mulai memilih perlengkapan, muncul senyuman di sudut bibirnya, telepon genggam yang berada di sebelah tangannya sesekali bergetar, dia memalingkan kepalanya, setelah sekilas melihatnya, dia mengernyitkan keningnya.

“Untuk perlengkapan lainnya, hanya......” Olivia Zhi masih memilih, Irsan Bo membalikkan kepalanya dan menatapnya, matanya dipenuhi dengan kasih sayang.

Selama seminggu ini, sebenarnya mereka berdua melewatinya dengan sibuk.

Setiap hari Olivia Zhi berada di ruang musik Denis Dan, atau berada di ‘mansion’, Yogi Dai dan Toni Cai selalu mengikutinya di sisinya, dia sama sekali tidak pernah kekurangan orang.

Dan Irsan Bo, setiap hari selalu ada informasi dari rumah keluarga Bo, Ivan Bo...... benar-benar telah mengambil tindakan.

Setelah sesaat memilih barang-barang, Olivia Zhi mendekap di dalam pelukan Irsan Bo : “Irsan, bulan ini aku...... ingin pergi menjenguk ayah.”

Alfin Zhi, Olivia Zhi sudah lama tidak pergi ke penjara untuk bertemu dengannya.

Irsan Bo membelai-belai kepalanya yang kecil : “Baik, aku akan menyuruh Yogi untuk mengantarmu ke sana.”

Olivia Zhi menganggukkan kepalanya sambil tersenyum, kedua orang itu mengedip-ngedipkan mata dan bercanda di atas sofa, belakangan ini bibi Zhan tidak berada di rumah, dia hanya muncul pada saat dia harus memasak, itu juga memudahkan mereka.

Selesai bersenda gurau, Olivia Zhi berbaring di atas sofa, dia tidak mengatakan apa-apa kepada Irsan Bo, namun hatinya terasa gelisah dikarenakan persoalan pernikahan.

Telepon genggamnya tidak henti-hentinya bergetar, Olivia Zhi berpura-pura tidak mendengarnya, dia bangkit berdiri dan mengatakan : “Aku akan mencari makanan di dapur, apakah kamu ingin makan sesuatu?”

Irsan Bo menggelengkan kepalanya sambil tersenyum, melihat Olivia Zhi masuk ke dalam dapur, dia baru meraih telepon genggamnya dan berjalan ke sebelah, lalu menjawabnya : “Bagaimana?”

Suara Toni Cai terkesan dingin : “Tuan muda, barusan tuan muda tertua telah menerima wawancara, yang menunjukkan...... menunjukkan kalau keluarga Bo tidak menerima nona Zhi.”

Alis mata Irsan Bo terangkat, Toni Cai mengatakan lagi : “Tuan muda, apakah aku perlu menahan berita ini?”

“Kamu tidak bisa menahannya.” Dia adalah adiknya, keduanya tumbuh besar bersama, dia sangat tahu dengan jelas pola pemikiran Ivan Bo.

Dia berani mengatakan demikian kepada media, maka itu artinya dia telah mendapatkan jalan, walaupun dia menghadang jalannya ini, dia masih memiliki jalan lain.

Karena demikian, maka lebih baik jika tidak menahannya.

“Bagaimana dengan kakek? Apa responnya?” Tanya Irsan Bo, Toni Cai menjawabnya : “Kakek di sana tidak memberikan reaksi apa-apa.”

Irsan Bo mengernyitkan keningnya dengan erat, kakek Bo tidak memberikan reaksi?

Apakah itu artinya orang di dalam keluarga Bo yang menolaknya untuk menikahi Olivia Zhi hanyalah Ivan Bo seorang? Kakek Bo hanya sedang...... bimbang?

“Baik, aku sudah tahu.” Sambil menjawab Toni Cai, Irsan Bo membalikkan badannya dan berjalan menuju ke dapur untuk mencari Olivia Zhi, Olivia Zhi sedang membuat salad sambil memakannya secara diam-diam.

Setelah menutup teleponnya, Irsan Bo memeluknya dari belakang : “Kamu curi makan lagi, apakah belakangan ini kamu berubah menjadi shio tikus?”

Dengan kesal Olivia Zhi menatapnya tajam, dia mengulurkan tangannya dan menyuapnya sepotong buah : “Apakah enak?”

Irsan Bo mengunyahnya tanpa ragu-ragu, detik selanjutnya, wajahnya pun memucat saking asamnya, dia bergegas membalikkan badannya dan memuntahkannya : “Olivia, apakah kamu sengaja?”

Olivia Zhi menatapnya dengan perasaan tidak bersalah, masih ada setengah potong buah kiwi di tangannya, sambil terbengong dia memasukkannya ke dalam mulutnya sendiri : “Tidak asam.”

Irsan Bo merasa bingung melihatnya, tiba-tiba dia tidak bisa mengeluarkan sepatah kata pun.

Irsan Bo termasuk orang yang bisa memakan makanan asam, namun Olivia Zhi lebih lihai dari dirinya, bahkan sekarang raut wajahnya tidak berubah saat memakan sesuatu yang begitu asam.

Irsan Bo yakin kalau Olivia Zhi sengaja menggodanya, dia mendekatinya dan mendekapnya, sambil tersenyum dia berkata : “Sekarang kamu begitu suka makan makanan asam, jika kedepannya kamu hamil, apakah kamu akan semakin hebat dalam memakan makanan asam? Apakah sekarang aku harus memesan lemon untukmu?”

Setelah mendengar perkataannya, sekujur tubuh Olivia Zhi terkaku untuk sesaat : “Sekarang aku tidak berniat untuk memiliki anak, kamu jangan sembarangan......”

Irsan Bo merasa sedikit tidak puas, dia mengeratkan pelukannya : “Itu tidak bisa disalahkan kepadaku, kita harus melihat kapan kita akan mendapatkan anak......”

Dengan muka cemberut, Olivia Zhi berniat mendorongnya, namun paman Zhou berjalan masuk ke dalam, dengan raut wajah yang sangat serius, dia berkata : “Tuan muda, tuan muda tertua sudah datang.”

Seketika, kedua orang itu pun terkaku, Olivia Zhi mendorong-dorongnya, setelahnya Irsan Bo baru berjalan keluar dengan wajah cemberut, saat Olivia Zhi akan mengikutinya keluar, Ranny Hang pun masuk ke dalam.

“Kamu pergi dan berbincang-bincanglah dengan kakakmu, aku akan membuat makanan dengan Olivia, hari ini kita akan makan di sini.” Dengan santai Ranny Hang mendorong Irsan Bo keluar.

Di dalam dapur, dalam sekejap hanya tersisa dua orang wanita.

Sekilas Ranny Hang melirik salad yang dibuat oleh Olivia Zhi, dia membuka mulutnya dan mengatakan : “Jangan sering-sering makan salad, tidak baik untuk tubuh karena salad bersifat dingin.”

“Baik, aku sudah tahu.” Olivia Zhi mengiyakannya dengan patuh, Ranny Hang membalikkan badannya dan melihat barang di dalam kulkas, sambil mengeluarkan barang dari kulkas, dia mengatakan : “Olivia, aku tahu sekarang kamu merasa tidak nyaman di dalam hatimu, aku dan Ivan sangat menyukaimu, paling tidak, jika dibandingkan dengan Paula, kamu lebih cocok dengan Irsan, namun ada sesuatu yang tidak dapat dipaksakan, jika dipaksakan, pada akhirnya orang yang akan terluka itu adalah kalian sendiri.”

Olivia Zhi tidak membuka mulutnya, dia hanya membantu Ranny Hang dengan tenang.

“Ivan tidak bercanda, jika dia tidak setuju dengan hubungan kalian, dia pasti akan mengambil tindakan.” Ranny Hang melanjutkan perkataannya : “Kemungkinan selama seminggu ini kamu tidak merasakannya, apalagi ada orang yang melindungimu di sisimu, namun Irsan seharusnya bisa merasakannya dengan jelas, jika bukan karena telah terjadi permasalahan di pertengahan jalan, kemungkinan sekarang kamu dan Irsan Bo telah berpisah, apalagi...... Ivan sama sekali tidak segan-segan dengan tindakan yang diambil olehnya.”

Dalam seketika, Olivia Zhi bisa merasakan seolah-olah ada hawa dingin yang menyerang sekujur tubuhnya.

Dan yang paling parah adalah hawa itu masih berada di belakangnya.

Ranny Hang membalikkan kepalanya dan berkata kepadanya dengan tegas : “Olivia, hari ini Ivan...... datang ke sini untuk memberikan salam, salam untuk memulai peperangan.”

Novel Terkait

Cinta Di Balik Awan

Cinta Di Balik Awan

Kelly
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

Chantie Lee
Balas Dendam
3 tahun yang lalu
Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
4 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
3 tahun yang lalu
Cutie Mom

Cutie Mom

Alexia
CEO
4 tahun yang lalu