This Isn't Love - Bab 132 Jika Kamu Tidak Menginginkannya, Aku Masih Menginginkannya

Kurang ajar!

Seketika, amarah Irsan Bo melonjak hingga ke kepalanya!

Bibi Zhang yang bergetar di samping tidak berani mengatakan apapun, Irsan Bo tidak bisa menahan amarahnya: “Bibi Zhang, dia masih muda sehingga banyak hal yang tidak dia mengerti, namun apakah kamu juga tidak mengerti?”

Baru saja keguguran, tidak beristirahat di rumah namun pergi keluar, apakah sudah tidak menyayangi nyawanya lagi atau tidak perduli pada tubuhnya sendiri?

Bibi Zhang yang ditanyai seperti ini, awalnya mengira Irsan Bo akan mengusir Olivia Zhi yang kehilangan anaknya, namun tidak disangka sekarang......

Iris mata Irsan Bo menggelap, tanpa menunggu jawaban Bibi Zhang dia langsung membalikkan tubuhnya mengambil kunci mobil dan pergi lagi.

Irsan Bo menelepon Olivia Zhi, namun entah apa yang terjadi selalu tidak diangkat, Irsan Bo menggeram marah lalu menyuruh orang untuk menyelidiki rute perjalanan Eddy Cheng.

Volkswagen Phaeton itu berhenti di sisi jalan, jari panjang Irsan Bo mengetuk setir kemudi beberapa kali, saat kesabarannya hampir habis akhirnya orang di seberang sana mengangkat teleponnya.

Irsan Bo yang mendengarnya sedikit mengerutkan alisnya, membawanya makan, dan menonton film?

Apakah ini...... kencan?

Tanpa sadar, amarah Irsan Bo semakin melonjak, dia bahkan belum pernah melakukannya dengan Olivia Zhi, tapi Eddy Peng ingin melakukannya bersamanya?

Irsan Bo langsung menginjak pedal gas, pergi menuju ke restoran tempat Eddy Peng membawa Olivia Zhi, saat dia sampai kedua orang itu masih sedang makan.

Detik berikutnya Irsan Bo berjalan maju, namun tidak disangka dia bertemu dengan rekan kerjanya yang datang untuk makan di meja samping: “Tuan muda Bo, apa kamu datang untuk makan juga?”

Irsan Bo menyunggingkan senyumannya, saat menyapa orang itu kebetulan dia menghindari tatapan Olivia Zhi tanpa sadar.

“Kenapa?” tanya Eddy Peng dengan pelan.

Olivia Zhi melihat punggung yang menghilang dari tempat yang tidak jauh itu, menggeleng berucap: “Bukan apa-apa, hanya salah mengenali orang.”

Eddy Peng tersenyum: “Bagaimana keadaanmu, apa sudah membaik? Sekarang aku baru teringat, sepertinya seharusnya kamu tidak keluar rumah.”

Olivia Zhi tersenyum dengan manis: “Tidak masalah, aku sendiri juga ingin keluar berjalan-jalan.”

Ditambah lagi, dia melakukan bayi tabung, asalkan kondisi tubuhnya tidak terlalu bermasalah maka akan baik-baik saja.

Memikirkan hal ini, sudut bibir Olivia Zhi menyunggingkan senyuman miris, kemudian berucap: “Eddy, apa kamu mengenal Tuan muda Qiao di kota B?”

“Aldo Qiao?” Eddy Peng bertanya sambil berpikir.

Mata indah Olivia Zhi berbinar, senyuman di bibirnya terlihat hangat dan nyaman, Irsan Bo yang baru saja keluar sudah berdiri di tempatnya.

Apa yang sedang mereka bicarakan, hingga dia tersenyum dengan sangat senang?

Tiba-tiba, Irsan Bo yang awalnya ingin menarik Olivia Zhi untuk pulang saat ini terhenti, hanya terdiam menjaganya dari samping tanpa bersuara.

Jarak mereka sedikit jauh, Irsan Bo tidak bisa mendengar apa yang mereka bicarakan, namun dia bisa melihat Olivia Zhi yang merasa senang.

“Untuk apa kamu mencarinya?” ucap Eddy Peng dengan bingung, entah bagaimana Olivia Zhi bisa mengenal Aldo Qiao.

“Aku mencarinya karena ada urusan, apakah kamu bisa memberikanku nomor teleponnya?” tanya Olivia Zhi.

Eddy Peng merasa ragu sejenak: “Aku tidak memiliki nomor teleponnya, tapi jika kamu mau, aku akan membantumu mencarinya.”

“Kalau begitu terima kasih.” Olivia Zhi tersenyum manis.

Seketika suasana hati Eddy Peng juga membaik, lalu berucap: “Selesai makan kita pergi nonton film, aku sudah membeli tiketnya, film yang kamu tunggu-tunggu sebelumnya itu.”

Olivia Zhi yang mendengar hal ini semakin merasa senang, seperti pergi keluar bersama Eddy Peng bisa menghilangkan suasana hatinya yang buruk karena Irsan Bo: “Baiklah.”

Sepanjang sore itu, Irsan Bo mengikuti mereka dalam diam.

Melihat Eddy Peng memesan makanan, Olivia Zhi memakannya dengan nikmat, melihat Eddy Peng memilih film, Olivia Zhi sangat menikmatinya......

Di dalam bioskop, dia duduk di belakang wanita itu, melihat wajah cantiknya, melihatnya yang sering kali menundukkan kepala mendekatkan telinganya pada Eddy Peng......

Keluar dari bioskop, dia mengemudikan mobilnya di belakang mereka, saat lampu merah mobilnya berhenti di samping mereka, setiap kali dia bisa melihat senyuman Olivia Zhi di sana.

Tangannya yang menggenggam setir kemudi semakin mengerat, api amarahnya semakin membara, saat ini hati Irsan Bo terasa sangat kacau, merasa ingin marah namun juga merasa sedih.

Dia tahu jika dirinya sendiri menyukai wanita itu, namun dia tidak mengerti wanita itu seperti Eddy Peng.

Akhirnya, Eddy Peng mengemudikan mobilnya mengantarkan Olivia Zhi kembali ke ‘Mansion’, Irsan Bo menghentikan mobilnya di tempat yang gelap lalu menatap mereka dalam diam.

Eddy Peng berjalan menghampiri Olivia Zhi, menatapnya dengan lembut, Irsan Bo sangat mengerti tatapan seperti itu!

Pria itu menyukainya, bahkan mengertinya, dan menunggunya.

Amarahnya, memuncak perlahan-lahan, dia bisa saja melihat mereka makan bersama dalam diam, melihat mereka nonton bersama sudah batas kesabarannya, jika ada hal yang lebih lagi......

Jendela di kursi kemudi diturunkan, satu tangan Irsan Bo bersandar di atas jendela, satu tangannya lagi menggenggam setir kemudi sambil menatap mereka dalam diam, tatapannya tidak terbaca.

“Tunggu setelah aku kembali aku akan membantumu mencari nomor teleponnya, dan nanti aku akan memberitahumu?” suara Eddy Peng terdengar lembut.

Olivia Zhi tersenyum manis: “Baik, terima kasih banyak.”

Urat-urat leher Irsan Bo menegang, jari panjangnya terus mengetuk setir kemudi, dengan berirama.

“Kalau begitu aku pulang dulu.” ucap Olivia Zhi sambil berniat untuk pergi, namun tiba-tiba Eddy Peng menarik lengannya.

Di dalam mobil, bibir tipis Irsan Bo sedikit terbuka, napasnya sedikit tertahan, ketukan jarinya pada setir kemudi terhenti seketika.

“Apa kamu masih ada urusan?” ucap Olivia Zhi dengan terkejut, tangan Eddy Peng yang menarik lengannya masih belum terlepas.

Eddy Peng meragu sejenak: “Aku, aku hanya ingin bertanya, ada urusan apa kamu mencari Aldo?”

Tuan muda Qiao di kota B dan Tuan muda Bo di kota A adalah musuh bebuyutan, Eddy Peng baru mengingat hal itu.

Pohon di taman ‘Mansion’ sedikit bergoyang tertiup angin, sebuah daun jatuh di atas kepala Olivia Zhi, selanjutnya Eddy Peng langsung mendekat padanya......

Volkswagen Phaeton yang terparkir tidak jauh saat gerakan Eddy Peng mendekat dia langsung menyalakan lampu mobilnya, lampu yang terang itu menyinari kedua orang itu.

Berikutnya terdengar suara debuman, ternyata Irsan Bo telah turun dari mobil, tubuh tingginya berdiri di depan mobil menatap ke arah Olivia Zhi dan Eddy Peng, iris matanya dingin dan gelap.

“Tuan muda Peng, Oliviaku sekarang masih dalam pemulihan, apa kamu tidak mengetahuinya?” tiba-tiba Irsan Bo berucap, suaranya terdengar dingin.

Tiba-tiba pria itu sangat terkejut dengan kata ‘pemulihan’, namun Irsan Bo mengucapkannya dengan wajar.

Sedangkan kata ‘Oliviaku’ itu menghentakkan hati Eddy Peng dan Olivia Zhi.

Selesai berucap, Irsan Bo tidak menggubris mereka, melangkahkan kakinya dengan tegas ke arah Olivia Zhi, seketika jaket di tubuhnya telah menyelimuti tubuh Olivia Zhi.

“Tubuh ini, jika kamu tidak menginginkannya, aku masih menginginkannya.” suara Irsan Bo memelan, tatapannya berkilat menatap Eddy Peng.

Olivia Zhi mengerutkan alisnya, reaksi pertamanya adalah pengganti hamil, namun di telinga pria itu adalah arti yang lain.

Dengan lampu yang menyinarinya Eddy Peng mengepalkan tangannya, menatap Irsan Bo dengan wajah dinginnya.

Menginginkannya?

Tanpa menunggu Eddy Peng membuka mulut, Irsan Bo telah merangkul Olivia Zhi untuk kembali ke rumah: “Tuan muda Peng, santailah.”

Olivia Zhi yang tidak nyaman menghindari sentuhannya, alisnya yang berkerut dalam sekejap membuat amarah Irsan Bo memuncak.

Olivia Zhi membalikkan tubuhnya lalu berpamitan dengan Eddy Peng setelah itu berjalan masuk ke dalam ‘Mansion’ lebih dulu, Irsan Bo menatap punggungnya dalam, menahan diri menunggu setelah Eddy Peng pergi dia baru akan mengejarnya!

Di ruang tengah, Olivia Zhi dengan asal melempar jaket Irsan Bo ke atas sofa, saat akan naik ke atas, terdengar suara teriakan dari belakangnya: “Olivia, diam di sana!”

Api amarah, sebentar lagi akan meledak!

Novel Terkait

I'm Rich Man

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Mr Lu, Let's Get Married!

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu
Doctor Stranger

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
4 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu