This Isn't Love - Bab 115 Dia Hanya Ingin Mengetahui, Apakah Dia Baik-Baik Saja

Olivia Zhi yang berlari kembali ke kamar rawat, menemukan Yogi Dai yang seorang pria ternyata sangat kesakitan hingga menipiskan bibirnya, seketika hatinya menjadi panik

Kali ini, Olivia Zhi sedikit mengumpat pada Paula Chu, biasanya penyakitnya tidak kambuh, namun di saat seperti ini kenapa malah kambuh?

Olivia Zhi menggelengkan kepalanya menyingkirkan pemikirannya, maju ke depan ingin membantu Yogi Dai untuk berbaring, namun Yogi Dai bahkan kesulitan untuk berbaring......

Seketika Olivia Zhi menjadi panik tidak tahu harus melakukan apa......

Yogi Dai langsung membuka mulutnya: “Aku baik-baik saja, kamu jangan khawatir, mungkin tulangku terbentur, tidak akan......”

Tatapan Olivia Zhi penuh dengan kepanikan, iris hitamnya bergerak asal ke sekitar, tidak tahu dirinya saat ini harus melihat ke mana, harus melakukan apa, harus.......

Tiba-tiba, tangan Olivia Zhi yang sedang panik digenggam erat oleh sebuah tangan besar yang hangat, Yogi Dai memberanikan diri menggenggam tangan kecilnya, mengangkat tangannya menatap lurus padanya.

Seketika, Olivia Zhi menjadi tenang perlahan-lahan.

“Olivia, aku baik-baik saja, kamu jangan khawatir.” suara Yogi Dai yang tenang, tatapannya yang tegas: “Pinggangku sejak awal memang ada luka lama, sepertinya terbentur luka lama, tidak akan ada masalah besar, kamu tidak perlu sepanik itu, tenang saja.”

Olivia Zhi tercengang menatap pria di hadapannya, beberapa saat kemudian baru menganggukkan kepalanya.

Di saat yang sama, dokter ortopedi yang berada di luar pintu masuk dengan terburu-buru: “Tuan Dai, bagian mana yang terluka......”

Olivia Zhi langsung menyingkir memberi tempat, tangannya yang digenggam Yogi Dai tentu saja terlepas......

Yogi Dai merasa kehilangan menatap tangannya yang kosong, rasa sakit di pinggangnya seperti sedikit terbawa oleh rasa kehilangan ini, terasa pahit hingga membuat orang tidak bisa berkata-kata.

Yogi Dai melepaskan bajunya perlahan-lahan, Olivia Zhi yang sedikit malu membalikkan tubuhnya berjalan keluar, bagaimanapun juga tidak terlalu baik dia terus melihatnya.

Dokter ortopedi dengan hati-hati menekan pinggang Yogi Dai, Yogi Dai yang bertelanjang dada dan kuat hanya menatap ke arah tubuh kecil yang berada di depan pintu.

“Tuan Dai, apakah di sini sakit, bagaimana dengan di sini, di sini......” dokter ortopedi terus bertanya padanya.

Yogi Dai menjawabnya dengan asal, tatapannya yang menatap ke arah Olivia Zhi semakin melembut.

Jika, Tuan muda ‘memecatnya’, maka bukankah dia memiliki kesempatan?

Tidak ada anak, tidak ada pengganti hamil, tidak ada larangan, Yogi Dai juga bisa membuat Olivia Zhi melalui harinya dengan sangat bahagia......

Hingga dokter ortopedi mengatakan Yogi Dai itu hanya karena luka lama, tidak akan ada masalah besar, Olivia Zhi baru merasa tenang.

Setelah Yogi Dai diobati dia berjalan keluar, menatapnya yang berada di samping pintu dengan tersenyum: “Setelah ini kamu sudah tenang kan, cepatlah masuk istirahat, ini sudah terlalu larut.”

Olivia Zhi tersenyum mengangguk, seperti tidak menyadari jika interaksi mereka terlihat sangat intim, alami, dan ambigu.

Kepala perawat yang membawa nampan melewati jalan itu, menatap Olivia Zhi dan Yogi Dai dengan dalam lalu tiba-tiba pergi dari sana.

Olivia Zhi dengan menurut kembali ke kamarnya untuk tidur, Yogi Dai menunggu sejenak kemudian membalikkan tubuhnya pergi ke tempat Paula Chu, alisnya berkerut entah apa yang sedang dia pikirkan.

Yogi Dai baru saja pergi, entah mengapa kepala perawat kembali muncul, berpikir sejenak lalu mengetuk pintu ruang rawat Olivia Zhi, kemudian melangkah masuk ke dalam......

Olivia Zhi yang berada di atas ranjang tersenyum dan menganggukkan kepala padanya, matanya berkedip menatapnya tidak mengerti.

Kepala perawat langsung berucap: “Nona Zhi, luka di punggung Tuan muda Bo kembali terbuka, dan berdarah sangat banyak, apa kamu perlu pergi melihatnya?”

Dia bekerja cukup lama di Rumah sakit keluarga Bo milik Perusahaan Bo, Irsan Bo adalah bos utamanya, dia memperhatikan pria muda itu, terutama soal hubungan perasaan.

Sebenarnya kepala perawat adalah seorang ibu yang sudah memiliki dua anak, juga wanita yang memiliki pernikahan yang bahagia, tentu saja dengan mudah dia bisa melihat di mana hati Irsan Bo berlabuh.

Saat ini, dia pikir Irsan Bo akan membutuhkan Olivia Zhi.

Siapa sangka, Olivia Zhi hanya tercengang di tempatnya lalu menggeleng menolak.

Kepala perawat sedikit tertegun, Olivia Zhi mengatakan dirinya sangat lelah dan kembali menolak tawarannya tanpa suara.

Hanya saja setelah kepala perawat pergi, Olivia Zhi berbaring di dalam kamarnya yang gelap namun matanya terbuka lebar berpikir.

Lukanya terbuka?

Saat memeluk Paula Chu, apakah tertarik tanpa hati-hati?

Namun setelah berpikir dua menit, Olivia Zhi tersenyum sinis menarik kembali pikirannya, memiliki hak apa dia memikirkan pria itu, mereka tidak memiliki hubungan apapun.

Di luar pintu, kepala perawat menatap punggung yang sedang ‘terlelap’ di dalam sana, tatapannya menyendu.

……

Di dalam kamar rawat Paula Chu, saat Dokter Luo tiba ternyata dia benar-benar kambuh, entah karena dirinya yang marah hingga menyembabkan ini atau karena hal lainnya.

Paula Chu berbaring di atas ranjang menarik napas dengan cepat, satu tangannya menarik baju Irsan Bo dengan kuat, Toni Cai mengerutkan alisnya melihat darah segar yang mengalir di punggungnya.

“Tuan muda......” Toni Cai sedikit khawatir.

Irsan Bo menatapnya sekilas, berusaha menyembunyikan lukanya yang berdarah dari Paula Chu.

Paula Chu melebarkan sepasang matanya menatap Irsan Bo, napasnya yang sangat berat itu membautnya merasa dirinya akan mati sebentar lagi.

Susah payah Dokter Luo membuatnya menjadi tenang, kali ini Irsan Bo menyadari walaupun dia tidak memberontak, Paula Chu juga sudah tidak bertenaga menariknya.

Irsan Bo menatapnya dalam sejenak, sekujur tubuhnya yang berkeringat mengenai luka di punggungnya hingga membuat wajahnya memucat, hal ini terlihat oleh Paula Chu, namun karena pria itu mengkhawatirkannya, membuat Paula Chu berubah menjadi senang.

Setidaknya, di hati pria itu terdapat dirinya, benar kan?

Paula Chu menyunggingkan senyuman lemahnya, dengan kesakitan namun indah, dan penuh dengan perasaan.

Irsan Bo menatapnya sejenak menangkan, menolehkan kepalanya ke arah Dokter Luo, Dokter Luo berucap dengan napas memburu: “Tuan muda, Nona Chu...... perlu melakukan pemeriksaan menyeluruh.”

Kalimat itu, seperti menentukan hidup matinya Paula Chu, membuatnya melebarkan matanya terkejut, Dokter Luo tidak bisa melakukan apapun: “Besok langsung melakukan pemeriksaan.”

Tubuh Paula Chu, terasa sedikit...... membeku.

Irsan Bo menipiskan bibirnya: “Kamu atur saja, jika memerlukan sesuatu katakan padaku, aku yang akan menyelesaikannya.”

Dokter Luo menganggukkan kepalanya, lalu Toni Cai berucap: “Tuan muda, sudah sangat larut, kamu harus kembali istirahat.”

Ini mengingatkannya jika hari sudah sangat malam, juga mengingatkannya sudah harus kembali mengurusi lukanya.

Ujung hidung Dokter Luo sedikit bergerak, seperti mencium bau darah di udara, saat ingin membuka mulutnya bertanya dia melihat tatapan Toni Cai yang menatap penuh arti padanya, seketika dia menutup mulutnya.

Jika Paula Chu mengetahui luka Irsan Bo terbuka, mungkin dia akan kembali kambuh, kalau begitu malam ini di dalam Rumah sakit keluarga Bo tidak akan ada yang bisa istirahat dengan baik......

Paula Chu berbaring di atas ranjang pasien, memanggilnya dengan tidak rela: “Irsan......”

Irsan bo menatapnya, Paula Chu tidak bisa menahan diri untuk berucap: “Irsan, bisakah kamu tetap menemaniku?”

Suaranya yang lemah, tidak bertenaga.

Dokter Luo meliriknya sejenak, langsung berucap: “Nona Chu, tubuh Tuan muda masih terluka, tidak baik bergadang di sini, juga tidak baik menemanimu, mohon pengertiannya.”

Selesai berucap, seperti sebuah tamparan yang melayang ke wajah Paula Chu, sangat cepat dan tiba-tiba.

Paula Chu yang merasa kesal karena diperingati Dokter Luo, namun wajahnya terlihat polos: “Maaf, aku lupa, bagaimanapun nantinya kamu akan selalu menemaniku.”

Irsan Bo menatapnya sejenak dalam diam, dan hanya berucap: “Kamu istirahatlah dulu, masih ada banyak urusan yang harus kuurus.”

Selesai berucap, Irsan Bo pergi dengan cepat dengan perlindungan Toni Cai, setelah keluar dari kamar rawat dia menarik napas dalam dan mengerutkan alisnya: “Bagaimana dengan Olivia?”

Suaranya, tubuhnya, perasaannya......

Saat ini, dia hanya ingin mengetahui, apakah dia baik-baik saja?

Novel Terkait

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
4 tahun yang lalu
Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Tiffany
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
4 tahun yang lalu
Get Back To You

Get Back To You

Lexy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
3 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
3 tahun yang lalu
Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu