This Isn't Love - Bab 123 Kamu Tidak Berhak Mengungkitnya

Awalnya, Irsan Bo hanya melirik sekilas saja, namun ekspresinya langsung menjadi kaku setelah melihat tulisan ‘Olivia’ di atasnya.

Irsan Bo meraih dokumen tersebut, dia melihatnya dengan cepat, dan membalikkan halamanya dengan tergesa-gesa, wajah tampan yang terkesan tidak bersahabat itu menjadi semakin gelap.

“Kisah kasih sedih di antara nona Olivia dan tuan Yogi.”

“Nona Olivia dan tuan Yogi saling mencintai dan hanya ingin menghabiskan sisa hidup mereka bersama.”

“Kehamilan nona Olivia di luar pernikahan, hanya berniat untuk menikah dan menjadi istri dari tuan Yogi, namun tidak ingin mengalami keguguran karena nona Paula.”

Di dalam setiap berita tersebut dipenuhi dengan permasalahan mengenai ‘cinta’ di antara Olivia Zhi dan Yogi Dai, bahkan terdapat cerita pendek di dalamnya.

Terdengar suara ‘plak’, Irsan Bo menggerakkan telapak tangannya, kertas tipis itu mengeluarkan suara yang menusuk telinga, dia berteriak : “Siapa yang merilis berita yang sembarangan ini?”

Barusan Yogi Dai juga sudah mendapatkan kabar, dia sama sekali tidak mengerti terhadap Paula Chu yang begitu berani melakukan perbuatan seperti itu, di samping itu, bagaimana Paula Chu bisa mengetahui dia suka dengan siapa?

Yogi Dai sangat percaya diri dengan persoalan dia menyukai Olivia Zhi, jika bukan dirinya yang mengatakannya sendiri atau dengan sengaja menunjukkannya di depan Irsan Bo, maka orang lain tidak akan mengetahuinya.

Kakek Bo tercengang melihat Irsan Bo, dia merasa heran kenapa emosinya mendadak meledak?

“Ada apa?” Tanya kakek Bo dengan pelan kepada paman Zhu yang berada di sebelahnya, seolah-olah dia tidak ingin mendapat masalah.

Di keluarga Bo, haha, orang yang memiliki emosi paling parah bukanlah orang tua ini, melainkan Irsan Bo, bocah tengik itu.

“Tampaknya itu adalah permasalahan di antara nona Olivia dan tuan Yogi.” Jawab paman Zhu dengan suara pelan.

Dengan curiga, kakek Bo memandang ke arah Irsan Bo, lalu dia melihat Yogi Dai yang raut wajahnya datar, namun sedikit mengernyitkan keningnya itu, anehnya, dia tidak bisa mengerti apa yang terjadi......

Irsan Bo sebagai seorang atasan kenapa bisa begitu peduli dengan seorang wanita yang merupakan bawahannya?

Sekilas, Ivan Bo melirik dokumen di tangan Irsan Bo, lalu dia baru membuka mulutnya : “Ayah, keluarga Chu sudah merilis berita mengenai keguguran Paula, apa yang harus kita lakukan?”

Irsan Bo membuka kelopak matanya dengan pelan, dia melihat ke arah orang-orang keluarga Bo yang berada di hadapannya, keluarga Chu?

Kakek Bo mendengus dengan pelan, dia menyindir Irsan Bo : “Huh, kamu sudah bersama dengannya selama empat tahun penuh, dan ternyata kamu tidak tahu-menahu hal-hal ganjil di dalam rumahnya?”

Irsan Bo mengernyitkan keningnya dengan kuat, dia melirik dokumen di tangannya, dia langsung bertanya kepada Toni Cai : “Apakah ini juga merupakan berita yang dirilis oleh keluarga Chu?”

Toni Cai menggigit bibirnya, mendadak dia menjadi tegang saat menatap ke arah Irsan Bo.

Bagaimana dia harus menjawabnya?

Jika Irsan Bo masih mementingkan Paula Chu, maka dia......

“Tuan muda, lebih tepatnya, sebenarnya adalah nona Paula yang melakukannya.” Mendadak, Yogi Dai yang awalnya terdiam akhirnya membuka mulutnya.

Tubuh Irsan Bo yang sedang duduk di atas sofa itu tampak terkaku, dia menanyakan : “Apakah dia biasanya mengeluarkan berita yang sembarangan?”

“Berdasarkan apa yang aku tahu, sejak berita mengenai hubunganmu dengan nona Paula terkuak empat tahun yang lalu, dialah yang selalu mengeluarkannya.” Perkataan Yogi Dai membuat orang tercengang.

Irsan Bo menggigit bibirnya yang tipis, dia memiringkan kepalanya dan menatapnya, pandangan matanya tampak tenggelam : “Teruskan.”

Bahkan tanpa berpikir panjang, Yogi Dai langsung membuka mulutnya : “Sejak dari berita mengenai hubunganmu dengan nona Paula, juga berita mengenai kamu yang melamar ke rumah keluarga Chu, termasuk semua berita yang berhubungan dengan tuan muda dan nona Paula setelahnya, semua informasi itu paling tidak sebanyak tujuh puluh persen adalah nona Paula sendiri yang mengeluarkannya, sisa tiga puluh persennya adalah orang keluarga Chu yang mengeluarkannya, bahkan berita mengenai kepastian hubunganmu dengan nona Paula yang saling mencintai juga dibuat oleh mereka.”

Begitu ucapan Yogi Dai dilontarkan, suasana di dalam ruang tamu rumah keluarga Bo langsung menjadi sunyi tanpa suara.

Sambil menahan napas, Irsan Bo bertanya : “Bagaimana kamu bisa mengetahuinya?”

Yogi Dai tidak menyembunyikannya : “Tuan muda, aku dan Toni berkewajiban untuk melindungimu, itu tentu juga termasuk keamanan privasi.”

Sejak berita mengenai hubungan saling mencintai antara Irsan Bo dan Paula Chu mulai beredar dan membuat gejolak di kota A, dia sudah menyadarinya, dia juga telah mengutus orang untuk menelusurinya secara rahasia.

Irsan Bo tidak menanyakan alasan kenapa dia tidak memberitahunya dari awal, dia tahu dengan jelas, sejak kemunculan Olivia Zhi, dia sama sekali tidak mempedulikan berita-berita tersebut lagi......

Bahkan, karena saat itu Irsan Bo berpikir kalau dirinya akan bersama dengan Paula Chu, sehingga baginya, informasi itu semakin tidak penting......

Hanya saja, Olivia Zhi telah muncul.

Kakek Bo menatap Irsan Bo dengan dingin, secara samar-samar dia merasa ada yang tidak beres dengan permasalahan ini, bahkan Ivan Bo dan Ranny Hang mulai mencurigai Irsan Bo.

Semua gerak-gerik sikapnya saat ini, termasuk gerak-gerik dari Yogi Dai, menunjukkan sebuah makna yang sangat penting dengan jelas.

Irsan Bo menggenggam erat dokumen di tangannya itu, dia menutup matanya lalu membukanya lagi, dia langsung berkata : “Awasi keluarga Chu dengan ketat!”

“Baik, tuan muda.” Respon dari Yogi Dai terdengar tegas.

Kakek Bo mengernyitkan keningnya dengan erat, sekilas dia melirik Yogi Dai, lalu melirik ke Irsan Bo, dia menanyakan : “Irsan, apa tujuanmu untuk mengawasi keluarga Chu?”

Irsan Bo mengangkat pandangannya dengan tenang dan menatap kakek Bo, dia mengatakan : “Kakek Bo, dengan rencana kalian dalam menghadapi keluarga Chu, aku akan membantu.”

Satu kalimatnya itu membuat orang-orang keluarga Bo terkaku.

Ranny Hang terkejut dan membuka mulutnya, dengan cemas dia menatapnya : “Irsan, kamu, kenapa kamu ingin melawan keluarga Chu?”

Irsan Bo membalikkan kepalanya secara perlahan-lahan, suaranya pelan dan jelas : “Mereka telah mengusik orangku, bagaimana mungkin aku, Irsan Bo akan melepaskan mereka?”

Orangku?

Begitu kata itu terucap, raut wajah Ivan Bo dan Ranny Hang mendadak berubah dan kembali seperti semula lagi dengan cepat, hanya saja, mereka tidak bisa menahan getaran tangan di sisi tubuh mereka, terlihat jelas kalau mereka...... ketakutan.

“Orangmu?” Merasa tidak puas, kakek Bo menatap Irsan Bo : “Irsan, kamu boleh sembarangan makan nasi, namun perkataan tidak boleh sembarangan diucapkan, Olivia adalah orangnya Yogi......”

Irsan Bo melemparkan pandangan dingin kepadanya, dan itu langsung memotong pembicaraan dari kakek Bo, sehingga membuatnya mengela napas dengan pelan dan berkata : “Apakah kamu benar-benar akan memberikan tindakan kepada keluarga Chu?”

Sambil berbicara, secara tidak sadar kakek Bo melirik ke arah Yogi Dai yang berada di belakangnya, suasana hati yang kacau tercermin di dalam matanya.

Tidak mungkin kan cucunya merebut kekasih orang lain?

Begitu ucapan kakek Bo dilontarkan, suasana ruang tamu di rumah keluarga Bo menjadi sunyi, namun dia melanjutkan perkataannya tanpa menyadarinya : “Kamu jangan lupa kalau ayah angkat Paula meninggal dikarenakan olehmu, poin ini tidak dapat ditampik, selain itu, bukankah saat itu kamu telah berjanji kepada ayah angkat Paula kalau kamu akan menjaga Paula seumur hidupmu dan bahkan bersedia untuk menikahinya? Saat itu ibumu......”

Prang!

Mendadak terdengar suara pecahan, kakek Bo tersadar dengan cepat setelah terkejut, dia melihat pecahan gelas teh yang dipecahkan oleh Irsan Bo, wajahnya memucat.

Irsan Bo tiba-tiba berjalan ke depan, masih terdapat satu buah cangkir teh di tangannya, dia membuka matanya dengan lebar, sekujur tubuhnya diselimuti hawa dingin.

Ivan Bo langsung bergegas maju, dia bersiap-siap untuk menahan Irsan Bo.

Irsan Bo mendadak mengangkat tangannya dan sekali lagi menghempaskan cangkir teh tersebut, namun gerakannya kali ini membuat Tisna Bo terkejut dan bergidik, sehingga secara tidak hati-hati dia menabrak vas bunga yang berada di atas meja.

Melihat vas bunga itu akan segera jatuh dan mengenai Tisna Bo, Irsan Bo langsung mengulurkan tangannya dan menepis vas bunga tersebut, pecahan vas itu berhamburan dan melukai tangannya......

Di telapak tangan hangatnya yang besar, darah bertetesan......

Tisna Bo melihat ke belakang dan mendapati pamannya sedang menatapnya, hatinya bergetar.

Melihat Tisna Bo baik-baik saja, Irsan Bo baru mengangkat kepalanya dan melihat ke arah kakek Bo, suaranya terdengar dingin : “Kamu tidak berhak mengungkitnya!”

“Irsan!”

“Irsan!”

Ivan Bo dan Ranny Hang membuka mulut secara bersamaan, mereka takut kalau sikap Irsan Bo akan menyinggung hati kakek Bo.

Kakek Bo menatapnya dengan sedih, tidak tahu apakah dia merasa bersalah ataukah merasa tidak berdaya, dia terdiam.

Di dalam ruang tamu rumah keluarga Bo, mengenai permasalahan empat tahun yang lalu, tampaknya...... akan segera terkuak.

Novel Terkait

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Anak Sultan Super

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
4 tahun yang lalu
Back To You

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu
Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
4 tahun yang lalu