This Isn't Love - Bab 318 Jika Kamu Ingin Bersama Dia, Kakek Juga Tidak Melarang

Di dalam mobil ambulance, Paula Chu sudah tidak bisa menahan napasnya yang gelagapan saat baru naik kedalam mobil, selebar apapun dia membuka mulutnya, udara seolah tidak bisa masuk!

Para tim medis segera melakukan pertolongan pertama padanya, Ibu Zhang yang berada di sampingnya ini mengeluarkan keringat dingin dari tubuhnya, Toni Cai mengerutkan alis, didalam hatinya sedikit mengkhawatirkannya...................

Kondisi Paula Chu ini.....................

“Cepat, kendarai lebih cepat sedikit!” para tim medis berteriak, orang yang mengendarai mobil pun mempercepat laju mobil hingga tingkat kecepatan paling tinggi!

“Paula, Paula..................” tanpa terasa, tangan Ibu Zhang gemetar sambil memanggil namanya, Toni Cai menengokkan kepala melihat kedua matanya, saat ini bagaimana bisa Ibu Zhang mempedulikan hal yang lainnya, dia mengulurkan tangan sambil berkhayal seolah sedang menyentuh anaknya sendiri, tetapi dia tidak berani terlalu mendekat ke depan hingga mengganggu dokter biarpun dia masih bisa menyentuhnya, dia hanya memanggilnya dengan pelan secara berulang-ulang: “Paula, Paula.....................”

Apaka hubungan antara Ibu Zhang dan Paula Chu memang begitu akrab?

Dengan sangat cepat, mobil ambulance pun tiba di rumah sakit, Paula Chu sudah tidak sadarkan diri, Dokter Luo segera membawa dia ke ruang gawat darurat.

Toni Cai berdiri di tempat semula dengan perasaan ragu haruskah dia menelepon Irsan Bo dan memberitahunya, siapa sangka, dia belum sempat meneleponnya, Irsan Bo malah lebih dulu meneleponnya, ucapan yang dia katakan pertama kali: “Setelah mengantar Paula Chu ke rumah sakit, kamu selidiki hubungan Ibu Zhang dan dia.” Toni Cai terkejut dan segera menceritakan kejadian barusan di mobil ambulance padanya, “Tuan Muda, kenapa aku bisa merasa bahwa mereka seolah sangat.................”

Dia tidak menyadari sebelumnya, tetapi barusan dia melihat Paula Chu dan Ibu Zhang dengan seksama, mereka berdua ternyata..............penampilannya sangat mirip!

Tiba-tiba didalam hati Toni Cai muncul dugaan yang sangat kuat.

Irsan Bo berkata dengan nada dingin: “Tidak perlu beritahu hasil dugaannya padaku, aku ingin bukti nyatanya.”

Toni Cai langsung sadarkan diri sambil menyanggupinya, Irsan Bo memerintahkan lagi: “Jangan lupa dengan urusan yang aku perintahkan sebelumnya.”

Kondisi penjara wanita di kota A, dia ingin mengetahui hal ini dengan sejelas-jelasnya, siapapun juga tidak akan bisa menghalanginya...............

“Baik, Tuan Muda.” Toni Cai mengerutkan alis, perawat yang barusan berada di samping Dokter Luo itu mengatakan beberapa kata sembari berbalik badan dan meninggalkannya, malam ini dia harus ‘Lembur’.

Didalam rumah sakit, saat Paula Chu sedang menjalani pemeriksaan, Ibu Zhang berjalan bolak-balik tanpa henti di depan pintu dan terlihat sangat khawatir: “Paula, Paula, kamu pasti tidak akan mendapat masalah...............”

Dia tidak keberatan jika dirinya sendiri mendapat masalah, juga tidak takut menggunakan nyawanya sendiri untuk menggantikan nyawanya, dia hanya ingin Paula Chu hidup dengan baik!

Saat Dokter Luo selesai memeriksa dan keluar, Ibu Zhang tidak sabar hingga langsung menerobos ke depan: “Dokter Luo, bagaimana kondisi dia? Baik-baik saja kan?”

Seketika itu juga Dokter Luo masih belum sadarkan diri, dia pun melongo dibuat Ibu Zhang, dia langsung segera menjawab saat sudah sedikit sadarkan diri: “Iya, kamu tenang saja, Nona Chu baik-baik saja, dia sangat kuat, hatinya juga sangat kuat...............” dengan cepat dia tidak tahu dirinya akan mengatakan apa lagi, dia hanya merasa curiga melihat Ibu Zhang di hadapan dia yang sudah jelas terlihat sedang terluka parah tetapi bersikeras ingin pulang ke Mansion demi merawat Paula Chu ini, lalu sekarang dia menjaga Paula Chu di depan kamar pasien, apakah Paula Chu meracuni dia? Kenapa Ibu Zhang begitu baik padanya?

Barulah Ibu Zhang merasa lega setelah mendengar perkataan ini, kemudian dia ingin masuk kedalam untuk melihat kondisi Paula Chu, tetapi tidak disangka ternyata dia yang terluka parah ini bagaimana bisa begitu kuat berjalan bolak-balik seperti ini, saat dia baru berjalan 2 langkah, dia pun pingsan dan tergeletak di lantai, untungnya Dokter Luo segera memapahnya: “Cepat, antar ke kamar pasien!”

Para tim medis yang barusan sedang beristirahat pun mulai sibuk kembali.

Dokter Luo berdiri di tempat semula sambil melihat Paula Chu yang sedang tidur terlelap di kamar pasien, lalu melihat ke arah Ibu Zhang yang sedang dibawa oleh para tim medis, didalam hatinya merasa sedikit gelisah tanpa sebab.

Dua orang ini, kenapa kelihatannya.................

............................

Saat ini di dalam Mansion, Irsan Bo seorang diri di dalam rumah sambil berjalan bolak-balik dari sudut ke sudut, setiap berjalan hingga suatu tempat dia seolah bisa melihat sosok Olivia Zhi.

“Olivia................” entah sudah berapa kali dia menyebut namanya, didalam suara parau Irsan Bo tersirat rasa menyesal, marah dan tak berdaya.

Dia bisa bagaimana?

Dia harus bagaimana?

Saat handphone-nya berdering, Irsan Bo sedang berdiri di taman bunga didalam Mansion, suara Kakek Bo sangat tajam: “Irsan Bo, kamu dimana?”

Irsan Bo mengerutkan alis, tatapan matanya muram, suaranya malah datar: “Aku di Mansion, Kakek, kamu mencariku ada urusan apa?”

“Iya.” Mendengar Irsan Bo berada di Mansion, barulah Kakek Bo merasa sedikit lega: “Kenapa kamu tiba-tiba berpikir untuk pergi ke Mansion, bukankah disana sudah kamu pinjamkan ke Paula Chu untuk sementara? Kamu pergi untuk mencarinya?” jika saat ini Irsan Bo bersama Paula Chu, maka dia juga tidak bisa berkata apapun, terlebih lagi, waktu seperti ini dia mengira akan sangat lebih baik jika di sisi Irsan Bo ada wanita lain.

Irsan Bo tidak menjawab, dia hanya bertanya: “Kamu mencariku ada urusan apa?”

Kakek Bo tidak marah melihat dia tidak menjawabnya: “Aku barusan mendapat kabar, beberapa kerabat keluarga Olivia Zhi yang hancur itu sepertinya ada beberapa orang yang tinggal di Kota A dan beberapa di Kota B, kamu lihat kapan kamu pergi ‘mengunjungi’ mereka, masalah ini harus segera diselesaikan.”

Suara Kakek Bo berubah menjadi sadis, Irsan Bo melihat dengan pandangan mata muram ke arah pohon besar di Mansion: “Aku mengerti, aku akan segera mengurusnya.”

Setelah itu, saat Irsan Bo ingin memutuskan sambungan telepon, Kakek Bo berkata: “Irsan, jika kamu masih ingin bersama Paula Chu, kakek juga tidak melarang.”

Sepatah kata, mata Irsan Bo tiba-tiba langsung menyipit.

Kakek Bo berkata: “Sekarang kamu ingat-ingat lagi, dulu kakek tidak seharusnya melarang kamu dan Paula Chu, kekurangannya hanya tubuhnya yang kurang sehat sedikit, asalkan kondisi tubuhnya bisa sehat kembali, maka suatu hal lainnya bukanlah masalah, kita keluarga Bo, keluarga Chu dia tidak akan berani membuat kacau, jadi sekarang..................” dia diam sejenak, berkata: “Jika kamu merasa Paula Chu masih bisa dan bersedia bersamanya, maka kakek juga tidak akan melarang.......................”

Hehe.

Irsan Bo hampir saja tersenyum sinis, apa maksudnya ini?

Apakah dia sengaja menyuruh dirinya mendekati Paula Chu, kemudian ingin menyuruh dia memutus hubungan dengan Olivia Zhi dan melupakannya?

Pertama kali selama hidupnya, Irsan Bo merasa kakeknya terlihat sedikit menakutkan, dia ternyata mengendalikan kisah asmara hidupnya?

“Kakek, masalahku, aku akan mengatasinya sendiri.” Irsan Bo berkata tanpa mempedulikan perasaannya sedikitpun, dia menolak pemikiran Kakek Bo dan tidak bisa diganggu gugat.

Kakek Bo pun tidak mengatakan apapun lagi, didalam telepon juga tidak bisa mendengar bagaimana perasaan dia saat ini, hanya mengingatkan dia lalu memutus sambungan teleponnya, Irsan Bo berdiri di taman bunga sambil menggenggam handphone, raut wajahnya semakin muram, kelihatannya dia dan kakaknya memang sedikit ‘Mematuhi’ kakek, ‘Mematuhi’ hingga sekarang kakek tidak tahan ingin ikut campur dengan kehidupan mereka dua bersaudara...........

Ivan Bo masih jauh lebih baik, meskipun Ranny Hang adalah orang yang dipilih oleh keluarganya, tetapi mereka berdua bisa saling mencintai dan serasi, jika tidak, berdasarkan watak Ivan Bo, dia bisa mengacaukan seluruh penjuru kota A, juga membuat siapapun tidak bisa membujuknya, alhasil, karena dia dan Ranny Hang saling mencintai, berdasarkan logikanya, hal ini membuat Kakek Bo salah paham, apakah dia bisa mengendalikan kehidupan mereka.............

Sudut bibir Irsan Bo melontarkan senyuman sinis, entah dimulai sejak kapan, dia ternyata merasa benci telah menjadi anggota keluarga Bo!

Menunggu hingga suasana hatinya sedikit membaik, barulah Irsan Bo menelepon Hendy Qiao: “Tuan Hendy, apakah kamu ada waktu untuk makan bersama?”

Dia saat ini membutuhkan beberapa bantuan!

Novel Terkait

Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
Back To You

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
Suami Misterius

Suami Misterius

Laura
Paman
3 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
4 tahun yang lalu
Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
3 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
4 tahun yang lalu