Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu - Bab 72 Apakah semua pria suka dengan yang baru dan meninggalkan yang lama

" Lain kali masih berani ngobrol dan tertawa dengan pria lain?"

Timothy Huang mengingatkan hal aku dan dan Cedric Xu, aku dibuatnya hampir gila, membuka mulut dan menggigit bibirnya: " Kamu pelan sedikit!"

" hah?"

Dia ingin aku menjawabnya, jika tidak dia akan semakin menyiksaku, di saat itu, aku hanya bisa berkata: " Aku tahu aku yang salah, kamu pelan sedikit ya, ah-----"

Kalimat ku belum selesai, dia tiba-tiba menindih, aku hanya merasa tubuh ku berkeringat , dan otak ku kosong............

Diatas kepala shower itu tak berhenti mengeluarkan air, tapi suhu badanku dan Timothy huang sudah melebihi suhu air itu. Suasana di kamar mandi semakin panas, aku merasa diriku sedang direbus di air panas.

Timothy Huang seperti kecanduan, melakukan nya terus menerus, aku tak bisa menahan nya dan memohon, tapi sepertinya ia tak mendengarkan apapun, menuruti yang ia mau.

Sejam setelah itu aku dipeluk Timothy Huang keluar dari kamar mandi, dan kali ini aku tak punya tenaga, membuka mata melihatnya: " Direktur, sudah puas?"

Dia menoleh melihat ku: "Kalau tidak puas kamu masih bisa?"

Aku takut kalau dia tak melepaskan ku, dan buru-buru menarik selimut menutupi diriku: " Aku sangat mengantuk."

Raut wajah Timothy Huang yang sudah puas berubah, menunduk mencium dahi ku: " Tidur lah."

Aku sangat lelah, menutup mata dan langsung tertidur.

Karena minggu ini akan pergi keluar kota, aku dua hari ini sangat sibuk, Setelah membaca dokumen penawaran, dan memahami isi proyek. harus memesan hotel dan restoran di sana, dan mengaturnya.

Dan perjalanan kali ini kami hanya berempat, dan selain aku dan Timothy Huang, masih ada dua orang Manager Marketing Austin Lee dan sekretarisnya Diana Yang.

Dan kebetulan dua pasang pria dan wanita, aku memesan tiga kamar, yang pertama untuk aku dan Diana Yang, dan Austin Lee dan Timothy masing-masing menempati dua kamar yang lain.

Nasib kami berempat tak terlalu baik, baru saja keluar dari tol bandara hujan yang lebat turun, dan didepan terjadi kecelakaan lalu lintas, membuat macet jalanan.

Sampai di hotel sudah jam 6 malam, semuanya sudah merasa lelah, mereka makan malam di restoran hotel, selesai makan malam mereka kembali kekamar masing-masing.

Saat pembagian kamar aku dan Timothy Huang muncul sedikit konflik, karena dia berpikir bahwa semua orang tahu kami adalah suami istri, dan kalau kami tidur sekamar juga tidak masalah.

Tapi aku berpikir ini adalah pekerjaan, urusan perkerjaan tetap harus prefesional, dan urusan pribadi adalah pribadi, harus di pisahkan. jadi aku tetap bersikeras tak sekamar dengan nya.

" Jane, kenapa kamu malu, kita adalah suami istri, apa yang masalah kalau tidur bersama?"

Aku dengan sabar menjelaskannya: " tidak ada yang salah kalau kita tidur bersama, tapi kali ini kita sedang dalam perjalanan bisnis, sebagai CEO perusahaan, Kamu harus bisa membedakan yang publik dan pribadi. Dan kalau aku tidur dengan mu, nanti kalau ada pasangan dikantor yang memanfaatkan perjalanan keluar untuk pergi wisata, apakah ada yang bisa dikatakan kalau terjadi?!"

IEC tak ada peraturan yang melarang tentang pacaran, aku hanya ingin mencegah saja, bagaimana pun aku ingin mencegah gosip yang mungkin beregdar.

Diana Yang tidak ada yang tahu dia orang yang bagaimana, kalau saat dia kembali dan memberitahu rekan kerjanya bahwa aku tidur dengan mu, bagaimana tanggapan orang-orang di kantor terhadap aku.

" Apa yang kamu khawatirkan, siapa yang berani begitu?!"

Aku sangat tak berdaya: " Timothy, bisakah kamu berpikir dengan benar, kita hanya pergi empat hari, kamu tak bisa menahannya?"

" Jane, kamu tak tahu bahaya!"

Kalimat nya dingin, setelah itu ia mengambil kartu kamarnya dan pergi.

Aku berdiri disana, melihat Timothy, dan tak merasa aku salah, tak ada yang salah dengan masalah ini!

Semakin dipikir semakin merasa Timothy kekank-kanakan, aku awalnya tak marah, terpikir dengan nya tadi aku menjadi emosi, aku menarik koper dan pergi kekamar yang seharusnya.

Kartu kamar dibawa pergi oleh Diana Yang, aku hanya bisa mengetok pintu, " Diana, ini aku, Jane."

Diana Yang langsung membuka pintu, dia tidak menanyakan Timothy Huang, " Ayo masuk, sekertaris Jane."

Aku sedikit tak enak, tadi kalau bukan karena Timothy Huang yang menarik ku, aku sudah pergi bersama nya.

Aku mengeluarkan barang-barang, bertanya pada Diana Yang apakah dia sudah mandi atau belum, dan dia bilang aku saja yang mandi duluan.

Seharian aku merasa capek, dan mengucapkan terima kasih, lalu masuk ke kamar mandi.

Ketika aku mandi aku mendengar jeritan, aku berpikir ada yang terjadi, buru-buru mematikan air dan memanggil Diana Yang: " Diana, apa yang terjadi?"

Dia tak menjawab, aku takut terjadi sesuatu, sambil mengambil handuk dan membungkus tubuh ku dengan handuk hendak keluar : " Diana?"

Diana Yang tak menjawab ku, " Tak apa-apa, kamu lanjut saja Sekertaris Jane."

Mendengar suara nya, aku merasa sedikit aneh, tapi tak berpikir banyak lalu melanjutkan mandi.

setelah mandi air hangat, aku merasa segar.

saat aku keluar Diana Yang sedang berada di balkon, dan saat ini masih hujan, aku melihatnya berdiri disana, memanggilnya: " Diana, diluar hujan, kalau kamu begitu kamu bisa basah kuyup."

Dia tak menjawab ku, aku berpikir ia tak menyukai ku, aku tak lagi menanyai nya, duduk di ranjang dan hendak memakai produk kecantikan ku.

Dan setelah sepuluh menit kemudian, Diana Yang tiba-tiba berbalik melihat ku dengan matanya yang merah: " Jane, aku ingin ke Bar, kamu bisa menemani ku?"

" Hah" Aku sedikit terkejut, dan beranjak dari ranjang: " kamu kenapa? Apa yang terjadi?"

Baru saja aku mengucapkan kalimat itu, mata Diana semakin merah, dia melihat ku dan diam saja, aku berencana membuka mulut, dia tiba-tiba memberi tahu ku: " Aku putus cinta, Jane, pacar ku baru saja bilang, dia menyukai wanita lain. aku sangat sedih, tak tahu harus bagaimana, aku ingin duduk sebentar di bar, minum, kalau tidak ini terlalu menyakitkan."

Dia terlihat kuat, tapi air matanya terus jatuh.

Jujur saja, di saat ini, aku benar-benar tak tahu harus bagaimana menenangkan nya.

Dulu saat aku tahu hubungan Peter Tan dan Shirley Yao, aku juga menggunakan alkohol untuk menenangkan diri, jadi mendengar dia ingin ke bar, aku bisa mengerti.

Tapi aku merasa ini tak terlalu baik: " Diana, besok kita masih ada...."

" Tenang saja, aku kalau mabuk bisa tidur, aku hanya ingin minum alkohol."

" Nah kita pergi ke lantai bawah membeli beer dan kembali ya?"

" Terlalu sunyi, aku tak bisa, aku tak bisa menahan untuk berpikir macam-macam." dia berbicara, sambil menggigit bibir nya, sangat kasihan: " Sudah lah, aku pergi sendiri, kalau tidak Direktur Timothy akan menyalahkan kamu lagi."

Mendengar tentang Timothy Huang, aku juga merasa kesal, tak tahu kali ini dia akan marah sampai kapan.

Melihat nya berdiri pergi ke luar, aku khawatir ia pergi sendiri, ragu sebentar, dan akhirnya memutuskan untuk menemaninya: " Kamu tunggu sebentar, aku ganti pakaian."

" Jane...."

Dia melihat ku, merasa terharu dan menangis.

Aku sangat sedih melihatnya, aku tahu saat ini dia sangat butuh di tenangkan, aku buru-buru mengganti pakaian dan pergi.

" Diana?"

Di taxi, Diana Yang sangat diam, aku takut semakin ia memikirkan nya ia semakin sedih, jadi aku memanggilnya.

Dia menoleh, dengan air matanya: " Jane, apakah semua lelaki suka dengan yang baru dan meninggalkan yang lama?"

Novel Terkait

My Charming Lady Boss

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
5 tahun yang lalu
 Istri Pengkhianat

Istri Pengkhianat

Subardi
18+
4 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
4 tahun yang lalu
Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Anak Sultan Super

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
4 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
4 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
4 tahun yang lalu