Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu - Bab 53 Aku Sungguh Bodoh

Saat bangun aku merasa diriku sangat tidak nyaman, tenggorokan dan bibir kering seperti ada yang sedang menaruh api di dalam mulutku.

Refleks aku berteriak: "Air---"

"Kamu sudah sadar, Jane?"

Cedric membuka pintu dan masuk, dia mengambil segelas air, aku langsung mengambilnya: "Makasih."

Setelah meminumnya, aku masih merasa haus, Cedric menuang lagi satu gelas kepadaku, "Pelan-pelan minumnya."

Aku meminum empat gelas air berturut-turut, setelah kekenyangan aku bertanya ke Cedric: "Sekarang jam berapa?"

"Sudah jam sepuluh, semalam kamu---"

"Aku mau ketemu Timothy---"

Bagaimanapun juga, aku harus menjelaskan kejadian semalam kepadanya.

Cedric menahan tanganku, ekspresinya serius: "Jane, kamu sedang demam! Nanti kamu harus diinfus!"

Aku mendorongnya: "Aku harus bertemu dengan Timothy, menjelaskan kepadanya!"

Emosiku sedikit panik, tanganku tidak sengaja memukul ke badannya, aku terkejut, melihatnya: "Maaf, tapi aku harus mencarinya, Cedric!"

Dia mengerutkan alisnya, menghela nafas, dan mencoba kompromi: "Kamu tahu dia dimana? Aku antar kamu kesana."

"Tidak usah, aku pergi sendiri saja." Aku turun dari ranjang memakai sepatuku dan berkata: "Aku sudah sangat merepotkanmu, aku pergi sendiri saja."

"Kamu masih demam, aku khawatir, kamu tenang saja, aku akan membantumu menjelaskan kepadanya."

Aku melihatnya dan berterima kasih: "Terima kasih ya, aku telepon dia tanya dia dimana."

Timothy tentu salah paham telah terjadi apa padaku dan Cedric semalam, kalau Cedric ikut denganku akan lebih baik.

Turun dari ranjang, aku berjalan keluar dan menelelpon sekretaris Lee.

Sekretaris Lee bilang dia tidak ke kantor dan sudah pergi ke Sunny's Bar.

Mendengar kata Sunny's Bar membuatku tidak senang, tempat itu bukan tempat yang bagus, Timothy malah pergi kesana.

"Sudah tanya?"

Cedric membuka pintu mobil untukku, aku melihatnya pasrah: "Sunny's Bar."

Dia kaget tapi tidak berkata apa-apa: "Naiklah, aku bawa kamu pergi, setelah kalian jelas kita kembali lagi ke rumah sakit untuk infus, kamu masih demam tinggi."

Aku mengangguk, tapi hatiku sangat kacau.

Di kota ini semua orang sudah tahu kalau Sunny's Bar adalah surga lelaki, aku tidak pernah menyangka kalau Timothy bisa pergi ke tempat seperti itu.

Sepanjang perjalanan, aku tidak berbicara, pahit di hatiku semakin bertambah.

"Sudah sampai, turunlah."

Mobil berhenti, aku membuka pintu mobil.

Cedric ingin mengikutiku masuk, aku menggelengkan kepala, "Aku yang masuk saja, aku takut nanti kalian---"

Di pikiranku masih terbayang perkelahian mereka kemarin, dan di tempat seperti ini, jika nanti terjadi lagi, aku tidak mau ada orang lain yang melihatku kebingungan.

Dia menggangguk dan tidak memaksa: "Aku tunggu kamu disini, ada apa-apa langsung telepon aku."

Aku melihatnya: "Terima kasih, Cedric."

"Pergilah, bicarakan baik-baik."

Aku mengangguk, tapi tidak ada keyakinan sama sekali di hatiku.

Setelah masuk, ada pelayan yang menanyakanku mencari siapa, kujawab Timothy, ekspresi mereka langsung berubah, aku langsung bilang kalau aku istrinya Timothy, nyonya Huang, mereka ragu sejenak, kemudian membawaku masuk.

"Nyonya Huang, Tuan Huang ada di dalam, aku pergi dulu."

Aku mengangguk, berdiri di depan pintu dan bimbang, tapi aku melihat pintu tidak ditutup rapat.

Aku mendorong pintu itu hingga terbuka.

Di dalam kamar itu sangat gelap, tidak seribut yang kubayangkan, aku lega.

Baru saja ingin melangkah masuk, kudengar suara Susan Zhao: "Timothy, Jane melakukan hal seperti itu, kamu masih mau memaafkannya?"

Dalam sekejap, otakku kosong, aku tidak tahu harus bagaimana.

Timothy tidak berbicara, di dalam kamar sangat senyap, setelah beberapa saat, aku mencoba menenangkan diri, masuk ke dalam secara diam-diam, tapi aku malah melihat sesuatu yang membuatku sedih: Timothy duduk di atas sofa, Susan duduk diatas pahanya dan merangkak ke atas...

Saat itu juga, aku merasa aku seperti orang bodoh, masih demam tapi bersikeras ingin bertemu dengannya, tapi dia dan Susan Zhao malah berduaan menjalin kasih lama disini!

Aku tidak tahu bagaimana aku meninggalkan kamar itu, tidak bersuara sama sekali.

Setelah aku melihat Cedric, air mataku mengalir: "Cedric, bawa aku kembali ke rumah sakit."

Dia melihatku, merasa aneh, tapi tidak bertanya apapun, membukakan pintu mobil padaku, dan memberiku tissue: "Hapuslah."

Tapi air mataku seperti sesuatu yang gratis, mengalir terus, tissue ditanganku sudah basah semuanya.

Aku tidak ingin terlihat memalukan, aku hanya bisa memaksa diri untuk tidak mengeluarkan suara apapun.

Mobil itu berhenti, aku kira sudah sampai di rumah sakit, tapi ternyata itu di pinggir sungai.

Cedric menoleh dan melihatku: "Jane, menangis bukan suatu hal yang memalukan, siapapun pasti ada saat sedihnya, kalau kamu sakit, nangislah, kalau kamu rasa tidak nyaman karena aku disini, aku akan turun dari mobil untuk merokok, kamu menangislah."

Setelah itu, dia langsung turun dari mobil.

Aku belum sempat merespon, lalu dia berbalik badan melihatku: "Ekspresimu yang menahan nangis itu, membuatku tidak nyaman."

Setelah itu dia menutup pintu mobil, aku akhirnya tidak bisa menahan lagi, kudekapkan kepalaku dan menangis kencang.

Aku tidak tahu apa salahku, kejadian semalam yang menimpaku, Timothy tidak hanya tidak menasehatiku, tapi malah mencurigai aku dengan Cedric, aku sangat sedih.

Aku menahan sedihku dan harga diriku ingin menjelaskan padanya, tapi pada akhirnya, yang bodoh hanya aku seorang.

Aku sungguh bodoh!

Aku tidak tahu sudah berapa lama aku menangis, kunaikkan kepalaku dan melihat Cedric yang bersandar disamping pagar, angin menghembus rambutnya hingga terlihat sedikit acak.

Aku merasa bersalah padanya, turun dari mobil dan memanggilnya.

Dia melihatku dan hanya diam.

Aku tahu sekarang aku terlihat sangat kacau, mataku bengkak, tapi Cedric yang hanya diam ini, malah membuatku sedih.

Sampai di rumah sakit, suhu tubuhku kembali naik, Cedric memanggil suster dan memberiku infus.

Cedric memberikanku segelas air: "Apa rencanamu?"

"Makasih." Setelah disuntik aku hanya bisa bersandar di atas ranjang dan menatap Cedric: "Aku ingin kamu membantuku untuk satu hal."

Novel Terkait

Doctor Stranger

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
Back To You

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
4 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu