Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu - Bab 276 Terima Kasih Atas Susah Payahnya Kamu, Direktur Lu
“Maksud kamu apa?”
“Panggilan video.”
“… …”
Timothy Huang tidak setuju aku sabtu keluar dari ruamh sakit, lebih tidak setuju lagi aku hari minggu
pulang ke Kota A.
Pada akhirnya aku hanya dapat panggilan video dengan Victor, beberapa hari tidak melihat Victor, aku malah tidak terpikir, Victor gemukan!
Dan lihat wajahnya, dia di paman bibi situ hidupnya sangat bagus, setumpukan mainan.
Melihat putra yang di dalam video, aku sedikit bersenyum masam, pada mulanya aku masih khawatir dia kangen aku akan nangis dan membuat ribut.
Bibi dia menyuruh aku beristirahat dan merawat sakit dengan baik-baik, Victor disitu dia akan baik-baik saja, suruh aku tidak usah khawatir begitu banyak.
Sebenarnya aku begitu buru-buru mau pulang ke Kota A ketemu Victor, juga takut Victor kangen aku, akhirnya melihat dia malah tidak seperti benar-benar bisa membuat ribut, aku juga sudah tenang.
Bagaimanapun juga sakit aku ini kalau tidak sembuh total, nantinya menularkan ke Victor, ini menjadi keuntungannya tidak dapat menutupi kerugiannya.
Mematikan video, aku tak tahan dan membuat keluhan: “Victor dulu masih sangat lengket aku.”
Timothy Huang melihat aku sekali, jawabnya sedikitpun juga tidak ragu: “Dia sudah tumbuh besar.”
Berkata, dia berhenti sekali, “Makanya kamu jangan selalu memikirkan dia, dia sudah tumbuh besar, sudah ada pemikiran sendiri.”
Aku tak tertahan mengangkat kepala mencengkam dia sekali: “Dia baru umur dua!”
“Anak laki-laki lebih awal dewasa.”
“… …”
Pastikah kita bersama di satu dunia?
Pada mulanya mengira demam sudah menurun sudah bagus, akhirnya ketika hari sabtu di tengah malam demam menaik lagi, demam sampai tiga puluh delapan derajat, kalau bukan Timothy Huang tiba-tiba memegang aku sekali , juga tidak tau bisa tiba-tiba demam menaik lagi.
Di tengah malam harus bangun makan obat lagi, kali ini aku juga tidak berani mengungkit masalah hari sabtu balik ke Kota A lagi.
Pada saat hari minggu menginfus sekali lagi, mengamati terus sampai malam tidak ada masalah, Timothy Huang hari senin baru pergi ke Hotel aku membantu aku membereskan barang, sore senin pesawat jam lima lebih pulang ke Kota A.
Pada saat pulang, Jeremy Zheng mereka sudah datang semua.
Beberapa waktu ini kerja sama dengan mereka sangatlah senang, setelah satu-satu memeluk lalu aku naik pesawat.
Pada mulanya disini hanya rencana tinggal empat hari, tidak terpikir sebuah penyakit, aku dengan terpaksa tinggal enam hari baru pergi.
Karena Jeremy Zheng mereka, ketika pergi aku masih sangat tidak rela, sesudah itu juga tidak tau masih ada kesempatan bekerja sama lagi tidak.
Baru duduk, Timothy Huang lalu membantu aku minta satu selimut wol, aku tidak berbicara, dia langsung menyandangkan selimut wol ke badan aku.
Bicara serius, badan aku sudah ditutupi dua sweater dia, aku sekarang duduk di atas pesawat, sedikitpun juga tidak merasa dingin, bahkan masih merasa sedikit panas.
“Aku panas.”
Aku mengangkat tangan langsung menarik kebawah selimut wolnya, menaruh ke badan dia.
“Sebentar kamu tertidur sudah langsung dingin, tutup dulu.”
Aku dengan jelas lugas menarik tangan dia, memegang leher belakang aku: “Apakah sudah memegangnya? Keringat semua!”
Timothy Huang pada saat terakhir membeli dua baju berbulu kambing kasih aku, pada saat hari ini berangkat semuanya menutupi ke badan aku, diluar masih harus menutupi aku satu jaket berbulu, aku sekarang kepanasan seperti di dalam kuali, tidak melepaskan satu baju sudah sangat bagus, dia masih menyandangkan selimut wol di badan aku.
Mengira dia memegang air keringat yang di belakang leher aku, juga tidak memaksa aku harus menyelimut selimut wol lagi, hanya melihat aku sekali: “Kalau begitu kamu tertidur aku menyelimuti kamu lagi.”
“Terserah kamu saja.”
Tertidur mungkin saja benar-benar jadi dingin, pokoknya aku sekarang sangat panas.
Tempat kabin ekonomi lebih luas, aku makan obat, pesawat baru mulai terbang tidak lama sudah tertidur.
Pada saat terbangun pesawat sudah mendarat, bergerak sekali, badan aku benar-benar menyandangkan satu selimut wol.
“Sudah bangun?”
Aku mengambil turun selimut wolnya, memberi ke dia, mengangguk-anggukkan kepala.
Pada saat sampai di Kota A itu malam hari, beberapa hari ini Kota A hujan juga, hanya suhu udaranya tidak begitu rendah dari Kota J saja, juga tidak begitu dingin.
Aku memakai banyak, pada saat baru turun dari pesawat tidak merasa dingin, berjalan beberapa langkah tetap merasa panas, ingin melepaskan baju, akibatnya Timothy Huang langsung menarik aku berjalan kedepan.
Sangat tidak mudah pulang sampai di dalam rumah, dalam aku sudah mengeluarkan selapis keringat, segera masuk melepaskan baju dan mandi.
Pada saat keluar kebetulan makan malamnya sudah sampai, aku sudah sangat lama tidak makan makanan Kota A, sangat merindukannya.
Timothy Huang tidak membiarkan aku main Hp terlalu lama, selesai makan istirahat satu jam, melihat aku selesai makan obat lalu memdesak aku pergi tidur.
Aku melihat sekali jamnya, baru jam sepuluh tidak sampai, aku malah tidak bisa melawan, hanya mendengar perkataannya dengan baik-baik pergi tidur.
Selesai makan obat, setelah aku tertidur merasa sedikit haus, jam satu lebih menjelang subuh bangun ingin mencari air minum, tapi malah menyadari Timothy Huang tidak di dalam kamar.
Aku tak tertahan mengerut-gerutkan keningnya, ketika keluar mengisi air baru menyadari di dalam kamar baca ada cahaya lampu.
Pintu tidak tutup dengan rapat, aku mengangkat kaki berjalan masuk, Timothy Huang tidur dengan meniarapkan badannya di atas meja tulis, laptopnya masih terang, jelas baru saja tertidur tidak lama.
Aku melihat sekali, adalah sebuah formulir perencanaan proyek.
Aku melihat Timothy Huang yang meniarapkan di atas meja, hanya merasa sayang sekali.
Kira-kira karena aku tiba-tiba sakit, dia memilih pergi menjaga aku dengan meninggalkan pekerjaan, sekarang sudah pulang, setumpukan masalah menunggu dia pergi mengurus.
Aku mengangkat tangan mendorong dia sekali: “Timothy Huang?”
Dia membuka mata, melihat aku sebentar baru merespon kembali: “Kamu kenapa bisa masuk?”
“Aku bangun minum air, kamu jangan lihat lagi, ayo cepat balik kamar tidur!”
Dia mengangkat tangan mengelus-elus pelipis, garis penglihatannya melihat sekali ke layar laptop itu, juga tidak tau memikirkan apa, tapi untungnya, dia akhirnya masih ikut aku keluar dari kamar baca.
Aku terpikir sendirinya mau minum air, segera pergi isi segelas air.
Pada saat balik ke kamar lagi, Timothy Huang sudah tertidur di atas ranjang.
Dia beberapa hari ini juga sangat lelah, aku mengangkat tangan menarik-narik selimut, bergerak beberapa kali, dia sama sekali tidak bangun.
Karena meskipun aku tidak demam lagi, tapi gejala penyakit pilek masih sangat ketara, Timothy Huang juga sudah meminta ijin kerja hari selasa aku.
Aku terpaksa dengan tak berdaya, hanya bisa tidur sehari lagi dirumah.
Pada saat malam aku ingin pergi melihat Victor, Timothy Huang bilang tunggu aku sembuh total baru pergi, Victor masih kecil, daya tahan tubuh tidak bagus,
Aku juga tidak ingin Victor ikut aku menderita, akhirnya hanya bisa menunggu sembuh baru pergi menjemput Victor.
Timothy Huang bilang malam dia mau lembur, menyuruh aku makan malam sendiri, aku malas buat, dengan langsung memesan makanan di luar.
Aku mengira Timothy Huang jam delapan lebih atau jam sembilan sudah akan pulang, dan hasilnya dia malah jam satu lebih menjelang subuh baru pulang.
Karena hari rabu aku mau melaporkan kembali kerja dari cuti kemarin, jadi aku tidurnya juga pagi, setengah mimpi setengah sadar mendengar suara bunyi Timothy Huang, tak tertahan mengerutkan keningnya: “Kamu sudah pulang?”
“Sudah membangunkan kamu?”
Aku memicingkan mata, dia baru selesai mandi, rambut masih belum kering total, aku sebentar saja sudah lebih sadar : “Rambut kamu masih belum kering, dikeringin dulu baru tidur!”
Aku baru terpikir, dia sekali langsung menekan aku: “Aku pergi mengeringkan, kamu melanjutkan tidur.”
Berkata, dia mengambil hair dryer lalu keluar, kemungkinan takut membangunkan aku, pergi ke ruang tamu mengeringkan rambut.
Aku malah sudah lebih sadar, dan menaik duduk menunggu Timothy pulang.
Dia mendorong pintu masuk melihat aku diatas ranjang, sedikit kaget: “Kenapa tidak lanjut tidur?”
Berkata, dia mengangkat kaki berjalan kemari, aku menjulurkan tangan memeluknya, di dalam pelukannya mengesek-gesek: “Terima kasih atas susah payahnya kamu, Direktur Huang.”
Novel Terkait
Istri kontrakku
RasudinBehind The Lie
Fiona LeeMy Superhero
JessiMy Beautiful Teacher
Haikal ChandraAwesome Husband
EdisonEternal Love
Regina WangLove And War
JaneJika bertemu lagi, aku akan melupakanmu×
- Bab 1 Pacarku selingkuh
- Bab 2 Kamu pantas mendapatkannya
- Bab 3 Jane, kamu berani sekali
- Bab 4 Kamu sedang menolakku?
- Bab 5 Tak membiarkan aku menyentuh mu, lalu siapa lagi?
- Bab 6 Aku benar-benar salah paham
- Bab 7 Apakah Kamu Hamil?
- Bab 8 Satu-satunya harapan
- Bab 9 – Kau begitu teguh, apakah tidak sulit?
- Bab 10 Jane Tsu, kau cari mati?
- Bab 11 Aku sangat tidak suka ditolak
- Bab 12 Bos Timothy yang menyuruhku untuk memanggilmu
- Bab 13 Sudah Malam, Aku Ingin Pulang
- Bab 14 Aku tidak suka berutang kepada orang lain
- Bab 15 Pria tidak memiliki hal yang baik
- Bab 16 Kamu terlalu menganggap tinggi dirimu sendiri
- Bab 17 Kamu mungkin harus memanggilku Tante
- Bab 18 Hal yang tidak kamu sangka masih sangat banyak
- Bab 19 Kamu hanya bisa ada satu pikiran
- Bab 20 Hanya Anakku yang boleh Memanggilku Ayah
- Bab 21 Identitas bibi Shirley Yao, mungkin cukup menarik
- Bab 22 Aku Ingin Menikah dengan Jane Tsu
- Bab 23 Asalkan Kamu Mau Menikahiku, Aku Mau Menikah Denganmu
- Bab 24 Maaf Sudah Merepotkanmu, Jane
- Bab 25 Anak ku sudah tidak ada
- Bab 26 Aku Tidak Menahan Timothy huang
- Bab 27 Apa Kita Akan Tetap Menikah?
- Bab 28 Jane Tsu, mari kita menikah
- Bab 29 Mengucapkan selamat tinggal pada orang yang pernah dicintai
- Bab 30 Jangan akting lagi, sangat menjijikan
- Bab 31 Tidak akan ada orang yang mengganggumu lagi
- Bab 32 Aku adalah menantu keluarga huang
- Bab 33 Apakah kamu bersedia menikah denganku
- Bab 34 Disiapkan Berdasarkan Ukuranmu (1)
- Bab 34 Disiapkan Berdasarkan Ukuranmu (2)
- Bab 35 Kami telah menikah (1)
- Bab 35 Kami telah menikah (2)
- Bab 36 Memang Untukmu (1)
- Bab 36 Memang Untukmu (2)
- Bab 37 Rencana Jahat (1)
- Bab 37 Rencana Jahat (2)
- Bab 38 Siapa Berani Berkata (1)
- Bab 38 Siapa Berani Berkata (2)
- Bab 39 Istri Timothy Huang (1)
- Bab 39 Istri Timothy Huang (2)
- Bab 40 Terima Kasih Sudah Menyelamatkan Istriku (1)
- Bab 40 Terima Kasih Sudah Menyelamatkan Istriku (2)
- Bab 41 Aku melihatnya menjulurkan tangan membuka bajumu
- Bab 41 Aku melihatnya menjulurkan tangan membuka bajumu (2)
- Bab 42 Pertengkaran suami istri berakhir di ranjang
- Bab 43 Tolong anakku
- Bab 44 Tidak ada yang lebih penting daripada dirimu
- Bab 45 Siapa yang memohon kepadamu adalah anjing
- Bab 46 Wanitaku, tidak perlu menahan semuuanya sendiri
- Bab 47 Istriku, tidak dapat dengan mudah dirugikan.
- Bab 48 Timothy Huang, kamu sungguh tampan.
- Bab 49 Aku menjaga kakek kamu bisa tenang
- Bab 50 Direktur Huang, jangan marah.
- Bab 51 Berani Kamu Menyentuhku!
- Bab 52 Kembali Kamu, Timothy
- Bab 53 Aku Sungguh Bodoh
- Bab 54 Ada Beberapa Hal, Lebih Penting dari Kesehatan
- Bab 55 Timothy, Kita Berpisah Secara Baik-Baik
- Bab 56 Ini hanya permulaan
- Bab 57 Aku Tidak Mengerti Apa Maksudmu
- Bab 58 Semua sudah ku pikirkan dengan baik
- Bab 59 Aku sangat senang, Jane Tsu
- Bab 60 Direktur Huang, Kenapa Kau Begitu Baik Padaku
- Bab 61 Apa hubunganmu dengan Timothy Huang
- Bab 62 Kalau begitu kita bercerai
- Bab 63 Jane Tsu, kamu mengundurkan diri saja.
- Bab 64 Kamu bodoh atau tidak?
- Bab 65 Kamu adalah istriku
- Bab 66 Dimana aku, Dimana rumahmu?
- Bab 67 Coba untuk tidak percaya padaku lain kali
- Bab 68 Jangan terlalu kekanak-kanakan
- Bab 69 Balik dan ganti bajumu
- Bab 70 Jelas-Jelas itu kau sendiri
- Bab 71 Timothy, Sudah cukup?
- Bab 72 Apakah semua pria suka dengan yang baru dan meninggalkan yang lama
- Bab 73 Masa depan, tak ada yang tahu.
- Bab 74 Mirip apa sekarang kamu ini
- Bab 75 Kamu adalah Nyonya Timothy, dan sekertaris Jane
- Bab 76 Jane, kemari dengan ku
- Bab 77 Puas dengan yang kamu lihat?
- Bab 78 Pulang ke rumah lebih awal
- Bab 79 Ada hal yang penting yang ingin ku sampaikan
- Bab 80 Jane, kamu punya aku
- Bab 81 Apakah kali ini kamu bisa percaya padaku
- Bab 82 Kamu mencintaiku, tapi kamu tidak percaya padaku
- Bab 43 Timothy Huang, mari kita bercerai
- Bab 84 Kenapa kamu menjebakku
- Bab 85 Mari pergi ke biro urusan sipil untuk mengambil surat perceraian
- BAB 86 Hal yang tidak diketahui ku
- BAB 87 Timothy, Mari berpisah dengan damai
- Bab 88 Hamil
- Bab 89 Aku sudah mau pergi
- Bab 90 Mike Qi
- Bab 91 Anak Yang Gemuk
- Bab 92 Mike Qi adalah Pria Yang Baik
- Bab 93 Jane Tsu, Aku Ingin Menjadi Ayah Victor
- Bab 94 Tidak perlu mengucapkan terimakasih padaku!
- Bab 95 Kembali ke tempat semula
- Bab 96 Sudah lama tak bertemu!
- Bab 97 Direktur Huang, Apa yang ingin kamu lakukan
- Bab 98 Timothy Huang, Kau Jangan Keterlaluan Mengganggu Orang
- Bab 99 Aku Bahkan Belum Melupakannya Sedikitpun
- Bab 100 Lelaki Nona Tsu berganti Dengan Sangat Cepat
- Bab 101 Apa Kau Sudah Gila, Timothy Huang
- Bab 102 Setelah Ini Aku Tidak Akan Pernah Datang Lagi
- Bab 103 Orang Itu Timothi Huang Atau Bukan
- Bab 104 Kau Sedang Marah Apa
- Bab 105 Ayo kembali pergi berobat
- Bab 106 Takut Apa Kamu Jane?
- Bab 107 Manusia Itu Mulia Karena Tahu Keterbatasan Dirinya Sendiri
- Bab 108 Akan Kubunuh Kamu
- Bab 109 Aku Tidak Akan Menyerah
- Bab 110 Mau Ngapain Kamu Sebenarnya?
- Bab 111 Jane, Victor tersenyum padaku
- Bab 112 Kamu siapa?
- Bab 113 Kamu merasa bersalah, tak berani menatap ku?
- Bab 114 Kamu jangan kelewatan
- Bab 115 Aku menginginkan mu, Jane
- Bab 116 Kelihatan Konyol
- Bab 117 Tidak Seperti Yang Kamu Pikirkan
- Bab 118 Jane, Aku Merasa Tidak Enak Sekali
- Bab 119 Aku Tidak Akan Menikah Dengan Nicole
- Bab 120 Jangan Pergi, Jane
- Bab 121 Kita tak akan kembali
- Bab 122 Kamu tadi begitu terpesona
- Bab 123 Tidak akan ada hari seperti itu
- Bab 124 Jane, lama tak berjumpa
- Bab 125 aku sudah memikirkan nya.
- Bab 126 Apakah kamu begitu membenciku?
- Bab 127 Kamu pikir aku akan melakukan apa?
- Bab 128 Apakah ada sedikit karenaku?
- Bab 129 Kamu juga tahu bagaimana ia marah
- Bab 130 Mandilah denganku, Jane
- Bab 131 Kita sudah tidak ada hubungan apa-apa
- Bab 132 Victor Juga Anak Aku
- Bab 133 Bolehkah kamu memberikan aku satu kesempatan lagi?
- Bab 134 Segitu Tak Sabarnya Kamu Mau Pergi Dari Aku
- Bab 135 Ibuku Juga Senang Sama Kamu
- Bab 136 Dengan Begitu Aku Baru Bisa Cium Kamu
- Bab 137 Lepasin Aku, Timothy
- Bab 138 Sebenarnya Kamu anggap apa aku ini?
- Bab 139 Manajer Lin suka kali ya sama kamu?
- Bab 140 Jane, apa maksud kamu?
- Bab 141 Sakit sekali gila!
- Bab 142 Lusa Pergi
- Bab 143 Tidak ada kesempatan untuk bertemu lagi
- Bab 144 Banyak tuh orang yang mengejar nona Su
- Bab 145 Suatu hal yang menarik
- Bab 146 Kamu mikir terlalu banyak
- Bab 147 Timothy Kecelakaan
- Bab 148 Aku juga merasa diriku lucu
- Bab 149 Sudah, jangan ngomong lagi Jane
- Bab 150 Selamat pagi Jane
- Bab 151 Orang datang dan pergi
- Bab 152 Kamu menyiapkan untuk ku?
- Bab 153 Jane, aku belum membuat perhitungan dengan mu
- Bab 154 Aku tak bisa menerima mu lagi
- Bab 155 ini Paket untuk mu
- Bab 156 Kalau Kamu Sudah Kenyang, Kamu Baru Kuat Untuk Memukulku
- Bab 157 Bukankah Aku Sudah Menolakmu?
- Bab 158 Jangan Menggoda Laki-laki Lain
- Bab 159 Berpikir Memilih Siapa
- Bab 160 Ikuti Kata Hati
- Bab 161 Cepatlah pergi ke sampingnya
- Bab 162 Aku ingin memelukmu
- Bab 163 Tolong temani aku beberapa hari ini
- Bab 164 Apa yang terjadi padamu hari ini?
- Bab 165 Timothy Huang, jangan seperti ini
- Bab 166 Aku Cinta Kamu
- Bab 167 Turun Sendiri atau Aku akan Menggendongmu?
- Bab 168 Kebetulan, Aku Juga Mau Mandi
- Bab 169 Aku Pulang Denganmu
- Bab 170 Kau Jangan Mengucapkan Kata-kata yang Begitu Melukai Orang
- Bab 171 Aku hanya cemburu kepada Michael Qi
- Bab 172 Pria mana lagi yang seperti dia
- Bab 173 Kamu bilang apa yang harus kulakukan
- Bab 174 Terimakasih sudah menungguku
- Bab 175 Masih dengan kata sandi yang sama
- Bab 176 Kau Jangan Pergi Lagi, Ya?
- Bab 177 Aku Mengingat Kata-Kata Mu
- Bab 178 Dia Adalah Isteriku
- Bab 179 Tidak Masalah, Kau Tidak Perlu Bergerak
- Bab 180 Setelah Aku Sadar
- Bab 181 Aku bantu kamu ngomong
- Bab 182 Tunggu aku, tidak lama kok
- Bab 183 Kamu begitu antusias, aku jadi tak bisa menghadapi
- Bab 184 Teman waktu dulu
- Bab 185 Kejutan
- Bab 186 Tidak Bisa Menjualmu
- Bab 187 Jane, Menikahlah Denganku
- Bab 188 Berpura-pura Tidak Melihat Apapun
- Bab 189 Hal Yang Sangat Penting
- Bab 190 Direktur Huang Cemburu
- Bab 191 Rencana Kapan Menikah
- Bab 192 Kapan Menikah
- Bab 193 Sungguh Tidak Tahu Malu
- Ba'b 194 Masalah Tidak Normal Pasti Ada Sesuatu Yang Aneh
- Bab 195 Kamu Sudah Memikirkan Perasaan Aku?
- BAB 196 Terjadi Sedikit Konflik
- Bab 197 Kamu Selamanya Begitu, Selalu Menganggap Sendiri benar
- Bab 198 Jane TsuKamu Mau Ribut Gimana Terserah
- Bab 199 Mungkin Terlalu Mencintaimu
- Bab 200 Tidak Apa, Aku Hanya Sudah Terbiasa
- Bab 201 Timothy Huang, tidak bisakah kamu mempertimbangkannya untukku?
- Bab 202 Tidak ada seorang pria yang bisa bertahan
- Bab 203 Biarkan saja masalah itu berkembang dengan sendirinya
- Bab 204 Sudah setengah bulan
- Bab 205 Apakah kamu akan merindukanku?
- Bab 206 Telepon dua kali sehari
- Bab 207 Salju lebat
- Bab 208 Aku merindukanmu
- Bab 209 Mengapa Kamu Bisa Disini?
- Bab 210 Jangan Menggangguku, Timothy
- Bab 211 Direktur Huang Sudah Tidak Sabar Menunggu
- Bab 212 Membuatmu Merindukanku
- Bab 213 Selamat datang kembali Jane Tsu
- Bab 214 Mau aku peluk tidak, Tsu Tsu?
- Bab 215 Jane Tsu, menikah lah denganku
- Bab 216 Terima kasih Jane Tsu
- Bab 217 Silahkan Nyonya Huang mengikuti standar ini
- Bab 218 Timothy, haruskah begitu?
- Bab 219 Apakah kamu tidak memiliki komentar kepada istriku?
- Bab 220 Kamu pikir saja sendiri
- Bab 221 Kamu tidak bercanda kan?
- Bab 222 Lain kali harus ingat
- Bab 223 Aku sangat mencintaimu
- Bab 224 Kalau begitu kamu jangan mengganggunya
- Bab 225 Aku tidak bilang kamu tidak boleh ikut pergi
- Bab 226 Kamu adalah ayah kandung Victor
- Bab 227 Jane, Aku gugup
- Bab 228 Sudah Cukup
- Bab 229 Kamu tidak perlu khawatir, aku ada disini
- Bab 230 Timothy, Aku ingin menciummu
- Bab 231 Aku tidak akan mendengarkan penjelasanmu
- Bab 232 Masalah ini adalah Michelle Lin yang melakukannya
- Bab 233 Kamu sangat berantusias
- Bab 234 Pilihanku adalah Jane Tsu
- Bab 235 Memberitahumu setelah kembali
- Bab 236 Aku akan memperlakukanmu dengan baik selamanya
- Bab 237 Selalu ditindas orang
- Bab 238 Hubunganku dengannya tentu baik
- Bab 239 Sangat terkejut ya, Jane Tsu?
- Bab 240 Kedamaian nyata atau palsu
- Bab 241 Jane Tsu, Jangan Angkuh
- Bab 242 Apa untungnya menipumu!
- Bab 243 Apakah pekerjaan lebih penting dari istri?
- Bab 244 Nyonya Huang, Nyonya Hebat Sekali
- Bab 245 Biarkan suamimu ini menghiburmu
- Bab 246 Alasanmu ini tidak masuk akal
- Bab 247 Playing Victim
- Bab 248 Dengar-dengar ada yang menindasmu
- Bab 249 Jangan ditahan sendiri jika ada yang salah
- Bab 250 Aku Harus Memilih Makanan Yang Paling Mahal
- Bab 251 Kita Tidak Saling Kenal
- Bab 252 Isteriku Tidak Menginginkannya
- Bab 253 Aku Akan Berusaha
- Bab 254 Kamu Tidak Tahu Apa Yang Laki-Laki Inginkan
- Bab 255 Kecuali Kamu Memberinya Obat Dosis Tinggi
- Bab 256 Sangat Merindukanmu
- Bab 257 Kamu Berpikir Terlalu Jauh
- Bab 258 Jangan Harap
- Bab 259 Terlalu Banyak Informasi
- Bab 260 Mengapa Kamu Di Sini?
- Bab 261 Kalian Bicarakan Baik-baik
- Bab 262 Bukan Karena Ini
- Bab 263 Kamu Ini Benar-benar Menyembunyikan Masalah Dari Aku
- Bab 264 Bodoh
- Bab 265 Mendingan Melahirkan Seorang Putra Kandung Sendiri
- Bab 266 Victor Tidak Ada Dirumah
- Bab 267 Aku Setiap Hari Paling Sedikit Telepon Kamu Sekali
- Bab 268 Nyonya Huang, Ingat Status Kamu
- Bab 269 Ini Aku Tidak Bisa Menyetujui Kamu
- Bab 270 Jika Begitu Kamu Mengajarkan Aku Sebentar
- Bab 271 Aku Benar-Benar Mengagumi Anda
- Bab 272 Aku Tentu Saja Tidak Akan Sungkan
- Bab 273 Kamu Jangan Marah
- Bab 274 Cinta Yang Kuat Begitu Juga Tanggung Jawab
- Bab 275 Aku Hanya Ingin Pulang Melihat Victor
- Bab 276 Terima Kasih Atas Susah Payahnya Kamu, Direktur Lu
- Bab 277 Mungkin Ini Baru Namanya Perempuan
- Bab 278 Masih Berkelakuan Seperti Seorang Anak Kecil Saja
- Bab 279 Suara Kamu Kecilan Istri
- Bab 280 Sangat Patuh, Istri
- Bab 281 Aku sedikit iri padanya
- Bab 282 Hal yang dulu
- Bab 283 Seluruh dunia tahu
- Bab 284 menggunakan sisa hidupku
- Bab 285 Masih ada kejutan, Nyonya Huang
- Bab 286 Aku bilang istriku cantik
- Bab 287 Aku tahu kamu ingin kesini
- Bab 288 Semuanya salahmu
- Bab 289 Sayang, bisakah kamu menggendongku?
- Bab 290 Timothy, aku sangat mencintaimu
- Bab 291 Dalam kehidupan ini, hanya kamu
- Bab 292 Nyonya Huang, berani bertaruh?
- Bab 293 Nyonya Huang, kamu kalah
- Bab 294 Lagian bukan belum pernah menyentuhnya
- Bab 295 Aku tidak akan bicara dengan pria tidak dikenal lagi
- Bab 296 Timothy Huang, tenang sedikit.
- Bab 297 Aku hamil
- Bab 298 Aku mencintaimu