Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu - Bab 298 Aku mencintaimu
Sejak mengetahui aku hamil, Timothy Huang hampir menjadikanku seperti pusaka negara, dia tidak mengizinkanku bekerja, tapi aku tidak mau, lalu tiap siang dia akan pergi ke perusahaanku untuk mengantarkan makan siang, dan saat pulang kerja juga akan datang lebih awal.
Jelas-jelas hanya beberapa langkah, dia malah memaksa menjemputku, dan membuatku sangat terkenal di kantor!
Lalu setelah diperiksa ternyata aku melahirkan bayi kembar dampit, Timothy Huang sangat gembira dan menggedongku.
Selesai mandi Timothy Huang berjalan keluar, setelah naik ke atas ranjang dia memelukku dan menunduk untuk menciumku, ciuman yang sangat pelan, aku dapat merasakan, dia hanya ingin menciumku.
Sejak mengetahui aku hamil, kami sudah dua bulan tidak melakukan hal itu. Dan juga setelah hamil aku sedikit sensitif, sangat mudah langsung memiliki hasrat, dicium seperti ini oleh Timothy Huang, tidak dapat menahan diri aku memeluknya, lalu berbisik:“Timothy Huang.”
Dia seperti dapat mengerti aku menginginkan apa, tangannya menjulur masuk dari celah baju, dengan tangannya yang membara, dia membuat diriku ikut terbakar.
Aku seperti orang yang berjalan di padang pasir selama puluhan hari, dan sangat perlu di lembabkan, aku memeluk Timothy Huang semakin kuat, memejamkan mata sekujur tubuhku gemetar: ”Timothy Huang——”
Aku tidak dapat menahan diri dan memanggil namanya, suaraku sedikit serak.
Dia tiba-tiba berhenti menciumku, lalu menuduk melihatku dan menempelkan kepalanya ke kepalaku: “Lagi mau?”
Hasrat di dalam tubuhku dan di tanyai seperti ini adalah hal yang berbeda.
Aku yang awalnya pemalu, biarpun sedang hamil, juga tetap pemalu.
Mendengar ucapan Timothy Huang, aku merasa diriku semakin panas.
Dan api itu mengarah kebawah dari perut kecilku, aku dapat merasakan dengan jelas letak jarinya.
Aku segera memejamkan mata, tidak berani melihatnya, tidak dapat menahan diri aku mengangkat kepala, menggosoknya dan berkata: “Timothy Huang——”
Suaraku seperti suara rengekan, seperti dapat menangis kapan saja.
Jari yang panjang masuk seiringan dengan celahku, aku tidak dapat menahan diri dan mendesah, tanganku yang memeluknya kembali mengerat, aku membuka mata tapi semuanya kabur.
Dia menunduk dan mencium dahiku, lalu menggendongku dan membalikkan tubuhku, dia membiarkanku berada di atas tubuhnya, kemudian berbisik di telingaku : ”Jane, kamu saja.”
Mendengar ucapannya, aku segera menggeleng: “Tidak bisa, aku tidak bisa——!”
Tangannya tiba-tiba meninggalkan tempat semula, dan berpindah di belakang pinggangku, perasaan yang kosong membuatku sangat tidak nyaman.
Aku sedikit tidak berdaya, “Timothy Huang——”
“Yang patuh.”
Dia membelai rambutku yang panjang, membantu sedikit.
Dikarenakan hamil, Timothy Huang sama sekali tidak berani melakukan apa-apa kepadaku, semua kekuasaan berada pada diriku.
Saat ini tubuhku sensitif, dengan mudah sudah selesai, dengan cepat aku tengkurap karena tidak bertenaga, dan nafasku terengah-engah.
Keesokan harinya saat mengingat hal ini, aku hanya merasa tidak memiliki muka melihat Timothy Huang, tapi dia tidak peduli, setelah tahu setelah tiga bulan bisa melakukan hal ini, dia sesekali menginginkanku, hanya saja setiap kali dia tidak melakukannya hingga akhir, sebaliknya aku....
Pertama kalinya janin mulai bergerak adalah pada masa kehamilan sembilan minggu, aku berbaring di atas sofa untuk menonton TV, perut bagian kananku sepertinya di tendang sesuatu.
Aku terdiam sebentar, setelah beberapa saat aku tersadar, dan dengan bersemangat duduk dan melihat Timothy Huang: ”Timothy Huang! Dia bergerak! Bayi bergerak!”
Mataku sedikit kabur, aku hanya merasa luar biasa, hari demi hari dapat merasakan kehidupan di dalam perutku tidak berhenti berubah.
Timothy Huang juga terdiam, dia menjulurkan tangan dan meletakkannya di atas perutku: “Apakah disini?”
“Bukan, bukan disini, ah, kiri, kiri!”
Aku sama sekali tidak pernah merasakan hidupku sangat puas, melihat Timothy Huang, ini dan saat hamil Victor dulu memiliki perasaan yang sangat berbeda.
Dia sedikit melihat kebawah, tatapan matanya tertuju pada perutku yang sedikit menonjol tapi masih belum begitu kelihatan, telapak tangannya menempel di atas perutku, di halangi oleh kulit, dia merasakan pergerakan kehidupan yang ada di dalam perutku bersamaku.
“Apakah kamu bisa merasakannya? Bayi-bayi sedang bergerak.”
Timothy Huang menjulurkan tangan yang satunya dan menarikku kedalam pelukannya: “Sudah merasakannya.”
Dia menunduk, dagunya berada di pundakku. Aku tidak dapat melihat ekspresi wajahnya, tapi dapat mendengarkan suaranya berubah.
Aku terdiam, tidak dapat menahan diri aku menjulurkan tangan dan meletakkannya di atas tangan Timothy yang berada di atas perutku.
Dia memiringkan kepala dan menciumku: “Nyonya Huang, terima kasih.”
Aku melihatnya dengan linglung, setelah beberapa saat aku tersenyum: “Tuan Huang, terima kasih juga.”
Sejak janin mulai bergerak, hal yang paling sering dilakukan Timothy Huang adalah meletakkan tangan di atas perutku.
Dia tidak mengatakan apa-apa, hanya merangkulku di dalam pelukannya dan membalikkan buku dengan tangannya yang satunya lagi .
Aku merasa sepertinya hatiku terisi oleh sesuatu hingga penuh, karena aku sama sekali tidak menyangka diriku akan memiliki hari sebahagia ini.
Benar-benar seperti sebuah mimpi.
Saat pengecekan kehamilan minggu ke dua puluh, pagi pagi sekali Timothy Huang sudah bangun, semakin lama aku semakin banyak tidur, malam hari tidur cepat, keesokan paginya bangun siang.
“Besok pergi melakukan pemeriksaan, masih tidak pergi tidur?”
Sudah jam sembilan lewat, aku mengangguk, dan mengeratkan tangan yang sedang memeluk leher Timothy Huang: “Sudah tidur, kamu gendong aku kesana.”
Kedua tangannya melingkar di tubuhku, lalu dia menggendongku.
Juga tidak tahu apakah dikarenakan hamil, aku merasa diriku semakin manja.
Kehamilanku yang kali ini sangat beruntung, sama sekali tidak ada reaksi yang tidak baik, bahkan kram di kakiku, juga hanya dua malam.
Tidurku juga semakin baik, sebelum jam sepuluh malam sudah tertidur, dan tidur sampai jam tujuh keesokan paginya, siang hari tidur dua jam di waktu yang sama.
Pemeriksaan kehamilan minggu ke tiga puluh dua, Timothy Huang langsung meninggalkan urusan perusahaan ke pada manager yang bersangkutan, dan menemaniku di dalam rumah.
Saat aku hamil sembilan bulan aku sedikit insomnia, Timothy Huang juga menemaniku tidak tidur, aku berkali-kali membujuknya tapi tidak di dengarkan.
Aku juga tahu tidak dapat berbuat apa-apa, jadi hanya menghela nafas dan membiarkannya.
Prediksi kehamilanku antara tanggal 11-20 bulan januari, saat memasuki bulan januari Timothy Huang langsung memasuki keadaan berjaga-jaga tingkat tinggi, saat aku bilang sakit, dia langsung berpikir ingin membawaku ke rumah sakit.
Setiap kali aku tidak tahu harus menangis atau tertawa, aku memberitahunya pengalaman dulu saat melahirkan Victor, agar dia tidak perlu khawatir.
Victor tahu dia akan memiliki adik laki-laki dan perempuan, dia sangat patuh, setelah pulang dari TK dia bicara sebentar denganku dan langsung pergi mengerjakan PR. Dia juga cuci tangan sendiri sebelum makan, juga sudah bisa memakai baju, dia seperti orang dewasa kecil, dia juga mengatakan saat adik lahir, dia mau menjaga mereka.
Satu minggu mendekati perediksi kehamilan, langsung menemaniku tinggal di rumah sakit menunggu kelahiran.
Tengah malamaat air ketuban pecah, dokter datang dengan cepat, tapi pintu rahim masih belum terbuka.
Saat di bawa kedalam ruangan Timothy Huang terus menemaniku, dokter dan perawat tidak berani menyinggung pria ini, hanya dapat membujuknya dengan lembut: “Tuan Huang, kamu keluar dulu, tidak akan terjadi apa-apa kepada Nyonya Huang.”
“Kalian lakukan tugas kalian, aku ingin berada disini, dia kesakitan.”
Aku memang kesakitan, tapi aku juga tahu dia tidak boleh berada disini, aku ingin menyuruhnya keluar, tapi sakitnya luar biasa, dan pikiranku juga sedikit kacau.
Kesadaranku belum sepenuhnya hilang, mendengar ucapan Timothy Huang, aku melihatnya sambil menggeram.
Aku ingin membuka mulut dan menyuruhnya keluar, tapi dia mengenggam tanganku sambil menunduk dan melihatku: ”Jangan takut, aku akan menemanimu.”
Tangannya sedang gemetar, aku melihatnya dengan samar-samar, meskipun sakit, tapi aku merasa hatiku melembut.
Aku kesakitan satu jam lebih baru pintu rahim terbuka, karena melahirkan bayi kembar, resiko kehamilan lebih besar.
Di dalam ruang persalinan, Timothy Huang terus menggenggam tanganku, aku kesakitan hingga tiddak dapat membuka kedua mataku, aku mengigiti bibirku hingga terluka.
Dia bahkan tidak berpikir, dan langsung menjulurkan tangan dan memasukkanya kedalam mulutku.
Tapi saat ini aku sangat kesakitan sehingga tidak memikirkan apa yang ada di dalam mulutku, aku juga tahu aku hanya dapat menggeretakkan gigi dan melahirkan anak ini.
Betapapun sakitnya, aku bisa menahannya.
Bagi seorang wanita melahirkan bagaikan berjalan ke pintu maut, sudah masuk keluar lagi, sudah keluar masuk lagi.
Yang pertama keluar adalah anak laki-laki, adik perempuannya keluar setelah enam menit.
Tak lama setelah melahirkan aku tertidur, saat aku bangun aku melihat Timothy Huang di sampingku.
Aku ingin melihat anakku, aku segera menyuruhnya menyuruh perawat menggendongnya kemari.
Dua anak ini baru lahir, meskipun belum kelihatan wajahnya, tapi saat melihatnya aku merasa hatiku melembut.
Aku mengendongnnya dan tidak rela melepaskannya, Timothy Huang tahu aku capek jadi memaksa menyuruh Cedric Xu dan perawat membawa anakku keluar.
Aku hanya bisa diam melihat anakku di gendong pergi, setelah Cedric Xu dan perawat mengendong anakku keluar, di dalam kamar pasien hanya ada aku dan Timothy Huang.
Aku melihat Timothy Huang yang terus melihatku, tidak dapat menahan diri aku tersenyum dan mengangkat tangan untuk menyentuh wajahnya, saat ini aku baru menyadari, janggut di dagunya sudah tumbuh.
Tiba-tiba aku teringat satu jam yang lalu saat sedang melahirkan dan kesakitan setengah mati, pria ini mengenggam tanganku dengan tangannya yang gemetar dan mengatakan kepadaku dia akan menemaniku.
Aku tidak dapat menahan diri menjulurkan tanganku dan menyentuh mata panda yang berada di bawah matanya, kemudian tersenyum: ”Aku mencintaimu.”
Selesai melahirkan, suaraku sedikit serak dan kurang jelas, tapi aku tahu dia dapat mendengarnya dengan jelas.
Timothy Huang menunduk dan melihatku, sorot matanya membara, lalu dia menunduk dan mengecup bibirku dengan pelan: ”Aku juga mencintaimu, Jane.”
(Tamat)
Novel Terkait
Half a Heart
Romansa UniverseAwesome Husband
EdisonMy Enchanting Guy
Bryan WuUnlimited Love
Ester GohMy Charming Lady Boss
AndikaBeautiful Lady
ElsaJika bertemu lagi, aku akan melupakanmu×
- Bab 1 Pacarku selingkuh
- Bab 2 Kamu pantas mendapatkannya
- Bab 3 Jane, kamu berani sekali
- Bab 4 Kamu sedang menolakku?
- Bab 5 Tak membiarkan aku menyentuh mu, lalu siapa lagi?
- Bab 6 Aku benar-benar salah paham
- Bab 7 Apakah Kamu Hamil?
- Bab 8 Satu-satunya harapan
- Bab 9 – Kau begitu teguh, apakah tidak sulit?
- Bab 10 Jane Tsu, kau cari mati?
- Bab 11 Aku sangat tidak suka ditolak
- Bab 12 Bos Timothy yang menyuruhku untuk memanggilmu
- Bab 13 Sudah Malam, Aku Ingin Pulang
- Bab 14 Aku tidak suka berutang kepada orang lain
- Bab 15 Pria tidak memiliki hal yang baik
- Bab 16 Kamu terlalu menganggap tinggi dirimu sendiri
- Bab 17 Kamu mungkin harus memanggilku Tante
- Bab 18 Hal yang tidak kamu sangka masih sangat banyak
- Bab 19 Kamu hanya bisa ada satu pikiran
- Bab 20 Hanya Anakku yang boleh Memanggilku Ayah
- Bab 21 Identitas bibi Shirley Yao, mungkin cukup menarik
- Bab 22 Aku Ingin Menikah dengan Jane Tsu
- Bab 23 Asalkan Kamu Mau Menikahiku, Aku Mau Menikah Denganmu
- Bab 24 Maaf Sudah Merepotkanmu, Jane
- Bab 25 Anak ku sudah tidak ada
- Bab 26 Aku Tidak Menahan Timothy huang
- Bab 27 Apa Kita Akan Tetap Menikah?
- Bab 28 Jane Tsu, mari kita menikah
- Bab 29 Mengucapkan selamat tinggal pada orang yang pernah dicintai
- Bab 30 Jangan akting lagi, sangat menjijikan
- Bab 31 Tidak akan ada orang yang mengganggumu lagi
- Bab 32 Aku adalah menantu keluarga huang
- Bab 33 Apakah kamu bersedia menikah denganku
- Bab 34 Disiapkan Berdasarkan Ukuranmu (1)
- Bab 34 Disiapkan Berdasarkan Ukuranmu (2)
- Bab 35 Kami telah menikah (1)
- Bab 35 Kami telah menikah (2)
- Bab 36 Memang Untukmu (1)
- Bab 36 Memang Untukmu (2)
- Bab 37 Rencana Jahat (1)
- Bab 37 Rencana Jahat (2)
- Bab 38 Siapa Berani Berkata (1)
- Bab 38 Siapa Berani Berkata (2)
- Bab 39 Istri Timothy Huang (1)
- Bab 39 Istri Timothy Huang (2)
- Bab 40 Terima Kasih Sudah Menyelamatkan Istriku (1)
- Bab 40 Terima Kasih Sudah Menyelamatkan Istriku (2)
- Bab 41 Aku melihatnya menjulurkan tangan membuka bajumu
- Bab 41 Aku melihatnya menjulurkan tangan membuka bajumu (2)
- Bab 42 Pertengkaran suami istri berakhir di ranjang
- Bab 43 Tolong anakku
- Bab 44 Tidak ada yang lebih penting daripada dirimu
- Bab 45 Siapa yang memohon kepadamu adalah anjing
- Bab 46 Wanitaku, tidak perlu menahan semuuanya sendiri
- Bab 47 Istriku, tidak dapat dengan mudah dirugikan.
- Bab 48 Timothy Huang, kamu sungguh tampan.
- Bab 49 Aku menjaga kakek kamu bisa tenang
- Bab 50 Direktur Huang, jangan marah.
- Bab 51 Berani Kamu Menyentuhku!
- Bab 52 Kembali Kamu, Timothy
- Bab 53 Aku Sungguh Bodoh
- Bab 54 Ada Beberapa Hal, Lebih Penting dari Kesehatan
- Bab 55 Timothy, Kita Berpisah Secara Baik-Baik
- Bab 56 Ini hanya permulaan
- Bab 57 Aku Tidak Mengerti Apa Maksudmu
- Bab 58 Semua sudah ku pikirkan dengan baik
- Bab 59 Aku sangat senang, Jane Tsu
- Bab 60 Direktur Huang, Kenapa Kau Begitu Baik Padaku
- Bab 61 Apa hubunganmu dengan Timothy Huang
- Bab 62 Kalau begitu kita bercerai
- Bab 63 Jane Tsu, kamu mengundurkan diri saja.
- Bab 64 Kamu bodoh atau tidak?
- Bab 65 Kamu adalah istriku
- Bab 66 Dimana aku, Dimana rumahmu?
- Bab 67 Coba untuk tidak percaya padaku lain kali
- Bab 68 Jangan terlalu kekanak-kanakan
- Bab 69 Balik dan ganti bajumu
- Bab 70 Jelas-Jelas itu kau sendiri
- Bab 71 Timothy, Sudah cukup?
- Bab 72 Apakah semua pria suka dengan yang baru dan meninggalkan yang lama
- Bab 73 Masa depan, tak ada yang tahu.
- Bab 74 Mirip apa sekarang kamu ini
- Bab 75 Kamu adalah Nyonya Timothy, dan sekertaris Jane
- Bab 76 Jane, kemari dengan ku
- Bab 77 Puas dengan yang kamu lihat?
- Bab 78 Pulang ke rumah lebih awal
- Bab 79 Ada hal yang penting yang ingin ku sampaikan
- Bab 80 Jane, kamu punya aku
- Bab 81 Apakah kali ini kamu bisa percaya padaku
- Bab 82 Kamu mencintaiku, tapi kamu tidak percaya padaku
- Bab 43 Timothy Huang, mari kita bercerai
- Bab 84 Kenapa kamu menjebakku
- Bab 85 Mari pergi ke biro urusan sipil untuk mengambil surat perceraian
- BAB 86 Hal yang tidak diketahui ku
- BAB 87 Timothy, Mari berpisah dengan damai
- Bab 88 Hamil
- Bab 89 Aku sudah mau pergi
- Bab 90 Mike Qi
- Bab 91 Anak Yang Gemuk
- Bab 92 Mike Qi adalah Pria Yang Baik
- Bab 93 Jane Tsu, Aku Ingin Menjadi Ayah Victor
- Bab 94 Tidak perlu mengucapkan terimakasih padaku!
- Bab 95 Kembali ke tempat semula
- Bab 96 Sudah lama tak bertemu!
- Bab 97 Direktur Huang, Apa yang ingin kamu lakukan
- Bab 98 Timothy Huang, Kau Jangan Keterlaluan Mengganggu Orang
- Bab 99 Aku Bahkan Belum Melupakannya Sedikitpun
- Bab 100 Lelaki Nona Tsu berganti Dengan Sangat Cepat
- Bab 101 Apa Kau Sudah Gila, Timothy Huang
- Bab 102 Setelah Ini Aku Tidak Akan Pernah Datang Lagi
- Bab 103 Orang Itu Timothi Huang Atau Bukan
- Bab 104 Kau Sedang Marah Apa
- Bab 105 Ayo kembali pergi berobat
- Bab 106 Takut Apa Kamu Jane?
- Bab 107 Manusia Itu Mulia Karena Tahu Keterbatasan Dirinya Sendiri
- Bab 108 Akan Kubunuh Kamu
- Bab 109 Aku Tidak Akan Menyerah
- Bab 110 Mau Ngapain Kamu Sebenarnya?
- Bab 111 Jane, Victor tersenyum padaku
- Bab 112 Kamu siapa?
- Bab 113 Kamu merasa bersalah, tak berani menatap ku?
- Bab 114 Kamu jangan kelewatan
- Bab 115 Aku menginginkan mu, Jane
- Bab 116 Kelihatan Konyol
- Bab 117 Tidak Seperti Yang Kamu Pikirkan
- Bab 118 Jane, Aku Merasa Tidak Enak Sekali
- Bab 119 Aku Tidak Akan Menikah Dengan Nicole
- Bab 120 Jangan Pergi, Jane
- Bab 121 Kita tak akan kembali
- Bab 122 Kamu tadi begitu terpesona
- Bab 123 Tidak akan ada hari seperti itu
- Bab 124 Jane, lama tak berjumpa
- Bab 125 aku sudah memikirkan nya.
- Bab 126 Apakah kamu begitu membenciku?
- Bab 127 Kamu pikir aku akan melakukan apa?
- Bab 128 Apakah ada sedikit karenaku?
- Bab 129 Kamu juga tahu bagaimana ia marah
- Bab 130 Mandilah denganku, Jane
- Bab 131 Kita sudah tidak ada hubungan apa-apa
- Bab 132 Victor Juga Anak Aku
- Bab 133 Bolehkah kamu memberikan aku satu kesempatan lagi?
- Bab 134 Segitu Tak Sabarnya Kamu Mau Pergi Dari Aku
- Bab 135 Ibuku Juga Senang Sama Kamu
- Bab 136 Dengan Begitu Aku Baru Bisa Cium Kamu
- Bab 137 Lepasin Aku, Timothy
- Bab 138 Sebenarnya Kamu anggap apa aku ini?
- Bab 139 Manajer Lin suka kali ya sama kamu?
- Bab 140 Jane, apa maksud kamu?
- Bab 141 Sakit sekali gila!
- Bab 142 Lusa Pergi
- Bab 143 Tidak ada kesempatan untuk bertemu lagi
- Bab 144 Banyak tuh orang yang mengejar nona Su
- Bab 145 Suatu hal yang menarik
- Bab 146 Kamu mikir terlalu banyak
- Bab 147 Timothy Kecelakaan
- Bab 148 Aku juga merasa diriku lucu
- Bab 149 Sudah, jangan ngomong lagi Jane
- Bab 150 Selamat pagi Jane
- Bab 151 Orang datang dan pergi
- Bab 152 Kamu menyiapkan untuk ku?
- Bab 153 Jane, aku belum membuat perhitungan dengan mu
- Bab 154 Aku tak bisa menerima mu lagi
- Bab 155 ini Paket untuk mu
- Bab 156 Kalau Kamu Sudah Kenyang, Kamu Baru Kuat Untuk Memukulku
- Bab 157 Bukankah Aku Sudah Menolakmu?
- Bab 158 Jangan Menggoda Laki-laki Lain
- Bab 159 Berpikir Memilih Siapa
- Bab 160 Ikuti Kata Hati
- Bab 161 Cepatlah pergi ke sampingnya
- Bab 162 Aku ingin memelukmu
- Bab 163 Tolong temani aku beberapa hari ini
- Bab 164 Apa yang terjadi padamu hari ini?
- Bab 165 Timothy Huang, jangan seperti ini
- Bab 166 Aku Cinta Kamu
- Bab 167 Turun Sendiri atau Aku akan Menggendongmu?
- Bab 168 Kebetulan, Aku Juga Mau Mandi
- Bab 169 Aku Pulang Denganmu
- Bab 170 Kau Jangan Mengucapkan Kata-kata yang Begitu Melukai Orang
- Bab 171 Aku hanya cemburu kepada Michael Qi
- Bab 172 Pria mana lagi yang seperti dia
- Bab 173 Kamu bilang apa yang harus kulakukan
- Bab 174 Terimakasih sudah menungguku
- Bab 175 Masih dengan kata sandi yang sama
- Bab 176 Kau Jangan Pergi Lagi, Ya?
- Bab 177 Aku Mengingat Kata-Kata Mu
- Bab 178 Dia Adalah Isteriku
- Bab 179 Tidak Masalah, Kau Tidak Perlu Bergerak
- Bab 180 Setelah Aku Sadar
- Bab 181 Aku bantu kamu ngomong
- Bab 182 Tunggu aku, tidak lama kok
- Bab 183 Kamu begitu antusias, aku jadi tak bisa menghadapi
- Bab 184 Teman waktu dulu
- Bab 185 Kejutan
- Bab 186 Tidak Bisa Menjualmu
- Bab 187 Jane, Menikahlah Denganku
- Bab 188 Berpura-pura Tidak Melihat Apapun
- Bab 189 Hal Yang Sangat Penting
- Bab 190 Direktur Huang Cemburu
- Bab 191 Rencana Kapan Menikah
- Bab 192 Kapan Menikah
- Bab 193 Sungguh Tidak Tahu Malu
- Ba'b 194 Masalah Tidak Normal Pasti Ada Sesuatu Yang Aneh
- Bab 195 Kamu Sudah Memikirkan Perasaan Aku?
- BAB 196 Terjadi Sedikit Konflik
- Bab 197 Kamu Selamanya Begitu, Selalu Menganggap Sendiri benar
- Bab 198 Jane TsuKamu Mau Ribut Gimana Terserah
- Bab 199 Mungkin Terlalu Mencintaimu
- Bab 200 Tidak Apa, Aku Hanya Sudah Terbiasa
- Bab 201 Timothy Huang, tidak bisakah kamu mempertimbangkannya untukku?
- Bab 202 Tidak ada seorang pria yang bisa bertahan
- Bab 203 Biarkan saja masalah itu berkembang dengan sendirinya
- Bab 204 Sudah setengah bulan
- Bab 205 Apakah kamu akan merindukanku?
- Bab 206 Telepon dua kali sehari
- Bab 207 Salju lebat
- Bab 208 Aku merindukanmu
- Bab 209 Mengapa Kamu Bisa Disini?
- Bab 210 Jangan Menggangguku, Timothy
- Bab 211 Direktur Huang Sudah Tidak Sabar Menunggu
- Bab 212 Membuatmu Merindukanku
- Bab 213 Selamat datang kembali Jane Tsu
- Bab 214 Mau aku peluk tidak, Tsu Tsu?
- Bab 215 Jane Tsu, menikah lah denganku
- Bab 216 Terima kasih Jane Tsu
- Bab 217 Silahkan Nyonya Huang mengikuti standar ini
- Bab 218 Timothy, haruskah begitu?
- Bab 219 Apakah kamu tidak memiliki komentar kepada istriku?
- Bab 220 Kamu pikir saja sendiri
- Bab 221 Kamu tidak bercanda kan?
- Bab 222 Lain kali harus ingat
- Bab 223 Aku sangat mencintaimu
- Bab 224 Kalau begitu kamu jangan mengganggunya
- Bab 225 Aku tidak bilang kamu tidak boleh ikut pergi
- Bab 226 Kamu adalah ayah kandung Victor
- Bab 227 Jane, Aku gugup
- Bab 228 Sudah Cukup
- Bab 229 Kamu tidak perlu khawatir, aku ada disini
- Bab 230 Timothy, Aku ingin menciummu
- Bab 231 Aku tidak akan mendengarkan penjelasanmu
- Bab 232 Masalah ini adalah Michelle Lin yang melakukannya
- Bab 233 Kamu sangat berantusias
- Bab 234 Pilihanku adalah Jane Tsu
- Bab 235 Memberitahumu setelah kembali
- Bab 236 Aku akan memperlakukanmu dengan baik selamanya
- Bab 237 Selalu ditindas orang
- Bab 238 Hubunganku dengannya tentu baik
- Bab 239 Sangat terkejut ya, Jane Tsu?
- Bab 240 Kedamaian nyata atau palsu
- Bab 241 Jane Tsu, Jangan Angkuh
- Bab 242 Apa untungnya menipumu!
- Bab 243 Apakah pekerjaan lebih penting dari istri?
- Bab 244 Nyonya Huang, Nyonya Hebat Sekali
- Bab 245 Biarkan suamimu ini menghiburmu
- Bab 246 Alasanmu ini tidak masuk akal
- Bab 247 Playing Victim
- Bab 248 Dengar-dengar ada yang menindasmu
- Bab 249 Jangan ditahan sendiri jika ada yang salah
- Bab 250 Aku Harus Memilih Makanan Yang Paling Mahal
- Bab 251 Kita Tidak Saling Kenal
- Bab 252 Isteriku Tidak Menginginkannya
- Bab 253 Aku Akan Berusaha
- Bab 254 Kamu Tidak Tahu Apa Yang Laki-Laki Inginkan
- Bab 255 Kecuali Kamu Memberinya Obat Dosis Tinggi
- Bab 256 Sangat Merindukanmu
- Bab 257 Kamu Berpikir Terlalu Jauh
- Bab 258 Jangan Harap
- Bab 259 Terlalu Banyak Informasi
- Bab 260 Mengapa Kamu Di Sini?
- Bab 261 Kalian Bicarakan Baik-baik
- Bab 262 Bukan Karena Ini
- Bab 263 Kamu Ini Benar-benar Menyembunyikan Masalah Dari Aku
- Bab 264 Bodoh
- Bab 265 Mendingan Melahirkan Seorang Putra Kandung Sendiri
- Bab 266 Victor Tidak Ada Dirumah
- Bab 267 Aku Setiap Hari Paling Sedikit Telepon Kamu Sekali
- Bab 268 Nyonya Huang, Ingat Status Kamu
- Bab 269 Ini Aku Tidak Bisa Menyetujui Kamu
- Bab 270 Jika Begitu Kamu Mengajarkan Aku Sebentar
- Bab 271 Aku Benar-Benar Mengagumi Anda
- Bab 272 Aku Tentu Saja Tidak Akan Sungkan
- Bab 273 Kamu Jangan Marah
- Bab 274 Cinta Yang Kuat Begitu Juga Tanggung Jawab
- Bab 275 Aku Hanya Ingin Pulang Melihat Victor
- Bab 276 Terima Kasih Atas Susah Payahnya Kamu, Direktur Lu
- Bab 277 Mungkin Ini Baru Namanya Perempuan
- Bab 278 Masih Berkelakuan Seperti Seorang Anak Kecil Saja
- Bab 279 Suara Kamu Kecilan Istri
- Bab 280 Sangat Patuh, Istri
- Bab 281 Aku sedikit iri padanya
- Bab 282 Hal yang dulu
- Bab 283 Seluruh dunia tahu
- Bab 284 menggunakan sisa hidupku
- Bab 285 Masih ada kejutan, Nyonya Huang
- Bab 286 Aku bilang istriku cantik
- Bab 287 Aku tahu kamu ingin kesini
- Bab 288 Semuanya salahmu
- Bab 289 Sayang, bisakah kamu menggendongku?
- Bab 290 Timothy, aku sangat mencintaimu
- Bab 291 Dalam kehidupan ini, hanya kamu
- Bab 292 Nyonya Huang, berani bertaruh?
- Bab 293 Nyonya Huang, kamu kalah
- Bab 294 Lagian bukan belum pernah menyentuhnya
- Bab 295 Aku tidak akan bicara dengan pria tidak dikenal lagi
- Bab 296 Timothy Huang, tenang sedikit.
- Bab 297 Aku hamil
- Bab 298 Aku mencintaimu