Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu - Bab 212 Membuatmu Merindukanku

“Lapar tidak?”

Aku baru saja sampai di depannya, Timothy langsung menggenggam tanganku.

Aku teringat ucapan Monica barusan dan menjadi sedikit malu, buru-buru memelototi Timothy: “Apa yang kamu lakukan?”

“Tangan kamu dingin.”

Tiga kata darinya, membuatku bungkam.

Aku langsung menoleh menuju Monica, dan untungnya dia sudah pergi dari sana.

Aku menatap Timothy dan tidak berencana mendebatnya lagi, aku tersenyum, “Kamu sudah menunggu lama?”

“Kalau aku bilang sudah lama, apakah kamu akan mengasihani aku?”

Perayu ulung.

Aku mendengus dingin, tidak ingin berdebat tentang hal ini lebih jauh lagi dengannya: “Ayo, kita pulang, besok kamu penerbangan jam berapa?”

“Jam 11 .”

“Oh.”

Aku hanya menjawabnya pendek, juga tidak tahu harus berkata apa lagi.

Sebelum dia satang, aku tidak merasa merindukannya, sekarang aku baru sadar, aku sungguh tidak rela ia pergi.

Tapi aku juga tahu, semua punya tugasnya masing-masing, , aku tidak boleh mengurusi pekerjaanku sendiri dan membuat pekerjaan Timothy terbengkalai hanya untuk menemaniku.

Terlalu tidak masuk akal.

Aku sedang memikirkan banyak hal, tidak memperhatikan sekitar, jika bukan Timothy yang menarikku, aku mungkin sudah langsung jatuh ke lampu jalanan di depanku.

“Apa yang sedang kamu pikirkan, sampai tidak memperhatikan jalanan?”

Dia menarikku ke dalam pelukannya, dia menunduk menatapku, raut wajahnya sedikit dingin.

Saat ini aku baru mencium aroma alcohol dari tubuh Timothy, dahiku mengerut: “Kamu mabuk?”

“Kamu pikir aku mabuk?”

Aku memperhatikannya sebentar, melihat wajahnya tidak ada perubahan, aku tahu aku hanya berpikir berlebihan.

Orang seperti Timothy, mana mungkin semudah ini mabuk.

Sekarang sudah jam 10 lewat, belum terlalu larut, kios-kios di pinggir jalan belum tutup, aroma daging tusuk yang di bakar membuat perutku tiba-tiba saja kelaparan.

Timothy seperti tahu apa yang sedang aku pikirkan, ia mengulang pertanyaannya tadi: “Kamu mau makan dulu, tidak?”

Aku ingin pulang lebih awal, baru saja ingin menolak, tapi perutku sama sekali tidak bisa diajak kerja sama, tiba-tiba dia mengeluarkan suara disaat seperti ini.

Wajahku menegang, Timothy tertawa melihatku: “Sudahlah, jangan berpura-pura lagi, kalau kamu memang tidak lapar, aku yang lapar, bagaimana?”

Sambil bicara, Ia menarikku masuk ke dalam kios kecil itu.

Aku menengadah menatapnya, baru saja ingin mengingatkannya, jika dibandingkan dengan hot pot kemarin, kios ini jauh lebih kotor.

Tapi melihat dia yang begitu bersemangat, aku mengurungkan niatku.

Awalnya aku mengira dia tidak akan ikut makan, alhasil dia memesan banyak sekali makanan untuk dirinya, dia bahkan memesan 3 porsi sayap panggang, dan masih ada makanan-makanan kecil lainnya.

Aku melihat makanan yang ada di meja kecil di depanku dan tak kuasa menahan senyum: “Bukannya dulu kamu menyebut ini semua adalah junk food?”

Dia menatapku sekilas, “Sesekali memakannya tidak apa-apa.”

Ini sangat aneh, aku benar-benar sangat lapar, juga malas untuk lanjut membalas ucapan Timothy, aku menunduk dan segera makan.

Angin musim dingin ini bertiup, tetapi Timothy dan aku duduk di warung pinggir jalan ini, dan seluruh kami hangat.

Aku benar-benar tidak pernah menduga, hari ini aku dan Timothy akan di warung pinggir jalan ini.

Melihat hidangan yang tersapu konsep baru, aku tidak kuasa menahan tawa: “Sudah, ayo kita jalan.”

Sudah jam 23.00 ketika kami sampai di hotel, setelah selesai mandi, aku mengemasi semua barang, dan sudah jam 23.30.

Saat itu juga Timothy keluar dari kamar mandi, seluruh tubuhnya membawa hawa panas, dia memelukku dari belakang.

Aku tahu dia akan pergi besok, jadi aku tidak mendorongnya pergi.

“Proyek kalian ini butuh waktu berapa lama?”

Aku menunduk melihat kedua telapak tangannya yang diletakkan di depanku, kemudian berpikir: “Jika cepat, sudah selesai dalam waktu 3 hari, tapi jika sedikit lama, mungkin membutuhkan waktu 5 hari.”

Tapi walaupun aku sudah kembali ke Kota A, aku tetap harus mengontrolnya, dan mungkin masih akan sesekali datang kembali kesini, terus sampai proyek ini selesai, mungkin aku akan bolak-balik antara Kota A dan Kota J dalam dua bulan ini.

“Kalau begitu bisa tidak proyek kalian cepat sedikit?”

Dia menunduk dan menyandarkan dagunya pada bahuku, aku hanya bisa tersenyum mendengar ucapannya: “Kamu pikir aku sedang menyetir mobil? Hanya tinggal menambah kecepatan jika aku menginginkannya?”

Aku juga sangat ingin cepat selesai, tapi ini bukan hanya diriku seorang yang bisa mengontrolnya.

“Tentu saja, aku akan senantiasa menambah kecepatan mobil saat menyetir asal kamu mau.”

Tiba-tiba dia menggigit telingaku sambil bebricara.

Aku tidak langsung bereaksi, aku hanya menghela nafas: “Apakah kamu ber-zodiak anjing? Kamu sangat pandai menggigit orang.”

“Hmm, pandai menggigit kamu.”

Kata-kata gombalnya, aku rasa hatiku akan melunak karenanya.

Timothy menciumku dari belakang, aku juga tidak menolaknya, walaupun aku sudah menyelesaikan tugas disini dan kembali kesana, tapi belum tentu dia akan mempunyai waktu senggang.

Ditambah lagi di cuaca sedingin ini, dialah yang memelukku saat tidur beberapa hari ini di dalam selimut yang sama, berpikir bahwa dia akan kembali besok, aku masih merasa sedikit tidak rela.

Tapi apa boleh buat, aku hanya bisa berbuat sedikit romantic dengannya, menunjukkan perasaan tidak rela ku.

Ciuman Timothy biasanya sangat ganas, tapi aku tidak tahu apa yang terjadi, kali ini ciumannya sangat rileks.

Ciumannya terus berlanjut selama beberapa menit, seluruh tubuhku sudah lemas, tiba-tiba saat dia menghentikannya, aku tidak merespons sama sekali, dan aku memanggilnya tanpa sadar: “Timothy?”

“Kamu mau?”

Dia bertanya sedemikian rupa sehingga wajah saya langsung terbakar, aku mengangkat tangan dan menepuk tangan yang dia kaitkan di pinggangku.

Alhasil, kalimat berikutnya hampir membuatku mati karena jengkel: "Aku tidak akan memberikannya kepadamu malam ini, aku akan membuatmu merindukanku."

Aku--

Aku langsung mendorongnya pergi dan segera menaiki ranjang.

Pria ini benar-benar tidak pernah puas!

Keterlaluan!

Aku menarik selimut sampai ke atas kepalaku, Timothy dengan cepat manaiki ranjang juga.

Dia menjulurkan tangan menahan selimutku, aku menggoyangkannya tanpa henti, tapi aku tetap tidak bisa memindahkannya.

Setengah suara, aku mendengarnya berkata: “Cuaca sedingin ini, kamu mengambil semua selimut, kamu berniat membunuh suamimu, yah?”

Aku tanpa sadar menendangnya, dan dia menahan kakiku dengan kakinya, dia mengambil kesempatan ini saat aku sedang lengah, dia masuk ke dalam selimut dan kedua tangannya melingkari tubuhku.

Tenagaku tidak sekuat dirinya, sehingga dengan mudahnya masuk ke dalam pelukannya.

“Lepaskan.”

Memikirkan apa yang baru saja dia katakan, aku benar-benar ingin mengambil selotip dua sisi untuk membungkam mulutnya, sungguh tidak bisa mengeluarkan satu saja kata yang baik!

“Kamu marah?”

Aku terlalu malas menghiraukannya, aku menutup mata ingin tidur, dia malah berkata: “Jangan marah Jane, aku sudah akan kembali besok, jika kamu terus marah seperti ini, percaya atau tidak aku akan membawamu pulang paksa besok.”

Aku benar-benar menurutinya: “Bukankah kamu akan pulang besok? Kenapa masih tidak segera tidur?”

“Kamu cium dulu, maka aku akan segera tidur.”

Siapa yang sangka Timothy yang sedingin es di depan semua orang, tapi bisa sekejam ini denganku, aku sangat jengkel dan lucu dibuatnya.

Sekarang sudah larut malam, aku juga tidak ingin membuat keributan lagi dengannya, daripada besok pagi aku tidak bisa bangun, aku dengan cepat mendaratkan sebuah ciuman di wajahnya: “Sudah, ayo tidur.”

Novel Terkait

Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
4 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
5 tahun yang lalu
Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu
My Secret Love

My Secret Love

Fang Fang
Romantis
5 tahun yang lalu
Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Summer
Romantis
5 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu