Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu - Bab 223 Aku sangat mencintaimu

Aku terdiam sejenak lau mengangkat kepala dan melihatnya, "Puas! Bagaimana dengan kamu Michelle, apa kamu sudah puas?"

Sepertinya dia tidak menyangka aku akan berkata demikian, ia melihatku terdiam lalu menggertak giginya seakan ingin menelanku bulat-bulat.

Aku juga tidak terlihat lemah saat berhadapan dengannya, hampir seluruh orang di dalam kantor menontoni kegaduhan yang dibuat Michelle dan diriku.

Seketika Michelle bertindak seperti orang yang sudah kalah, "Jane, kita lihat saja kamu dapat bersenang-senang sampai kapan!"

"Lihat saja!"

"Kamu!"

Dia mengacungkan jarinya dan menunjuk diriku, akhirnya ia membalikkan badan dan pergi.

Setelah Michelle pergi, Tiffany menghampiriku, "Dia tidak melakukan apa-apa padamu kan?"

Aku melihat keadaan sekitar lalu tersenyum, "Mana bisa, sangat banyak orang di sini."

Tiffany seperti masih ingin mengatakan sesuatu, tapi saat itu John keluar dan melihatku, lalu aku balik melihat Tiffany dan bertanya, "Apakah kamu sudah menyelesaikan laporan perencanaan proyek?"

Tiffany tersenyum lalu kembali ke tempatnya.

Aku mengepalkan tangan, awalnya aku berpikir apa yang akan John bicarakan padaku, tapi ternyata ia hanya menganggukkan kepala lalu pergi.

Aku menghela napas, sebenarnya aku tahu tidak baik beradu mulut dengan Michelle di jam kerja seperti tadi, tapi aku tidak bisa menahannya lagi.

Biarlah yang sudah lewat berlalu, dia sudah berkali-kali memancingku, ia sudah di pecat tapi masih saja berani menghampiriku, Michelle sangat ingin mencari perkara dengan diriku, karena itu aku memberinya kesempatan barusan.

Sampai jam pulang kerja, tidak ada kejadian berarti yang terjadi.

saat waktu menunjukkan pukul 6 lebih 10 menit, Tiffany datang menghampiriku, "Kali ini kamu sangat luar biasa Jane, tadi itu baru Jane yang kukenal!"

Tiba-tiba aku teringat kejadian barusan dan merasa tidak enak hati, "Aku agak terpancing."

"Apa yang kamu takuti, orang seperti Michelle bila tidak kamu perlakukan seperti tadi maka dia akan berpikir kamu mudah di sakiti!"

Aku tersenyum dan tidak ingin lanjut membahas hal ini, karena Michelle juga sudah tidak bekerja di sini maka aku juga tidak perlu memperhitungkan apa-apa lagi.

Tapi Tiffany sangat bersemangat, ia terus berbicara, hingga akhirnya aku mematikan computer dan memotong pembicaraannya karena sudah tidak tahan, "Laporan perencanaanmu, apakah sudah selesai?"

Seperti yang sudah kuduga, baru saja aku mengatakan hal itu, Tiffany langsung menjawab, "Malam ini aku harus lembur."

Aku menepuk-nepuk pundaknya dan memberi semangat, "Kerjakan dengan baik!"

"Kamu lebih baik cepat pulang, siapa tahu Timothy sudah menunggumu di bawah."

Tadi pagi aku dan Timothy sudah sepakat akan pergi ke pasar, aku tahu dia sudah ada di bawah menungguku, karena sebelum jam pulang kerja ia sudah mengirim pesan ke ponselku.

Aku mengangguk, "Kalau begitu aku jalan dulu ya, sampai jumpa besok."

"Sampai jumpa besok." kata Tiffany.

Baru saja turun dari lift aku sudah melihat Timothy, kali ini ia tidak menungguku di dalam mobil, tapi ia masuk ke dalam gedung dan menunggu di lantai bawah.

Aku melihat ke sekelilingku , ada banyak rekan kerja yang kukenal, dengan sedikit tidak enak hati aku bertanya, "Mengapa kamu tidak menunggu di dalam mobil?"

Lagipula di dalam mobil akan lebih hangat daripada di sini. Dua hari yang lalu, pintu depan di gedung ini mengalami kerusakan, karena itu angin dari luar bisa masuk begitu saja.

"Ingin bertemu denganmu lebih awal."

Aku mengangkat kepala dan menatapnya, "Gombal."

Aku memang berkata seperti itu, tapi perempuan mana yang tidak suka mendengarnya, setidaknya aku sangat suka mendengar gombalannya.

Aku tidak dapat menahan bibirku untuk tidak tersenyum, tiba-tiba tanganku terasa hangat, saat melihat kebawah, ternyata Timothy sudah menggandeng tanganku.

Aku mencoba melepaskannya tapi tidak berhasil, tanpa sadar kami berdua sudah berjalan keluar dari gedung kantor, karena itu aku tidak mempermasalahkannya lagi dan membiarkan dirinya menggandeng tanganku.

Setelah memakai sabuk pengaman, barulah aku bertanya padanya, "Apakah kamu yang berada di balik masalah Michelle?"

Meskipun sikap Michelle tidak terlalu baik, tapi ia memiliki paras yang cantik, pandai bicara, kemampuan persuasifnya juga sangat kuat

Tapi sekarang tiba-tiba perusahaan memberhentikan dirinya, hal ini agak tidak normal.

Timothy memiringkan kepalanya dan menatapku, "Michelle?"

Aku mengangkat alis dan sedikit tidak percaya masalah ini tidak ada kaitannya dengan Timothy, lalu aku bertanya dengan cara lain, "Apa yang sudah kamu katakan pada bos di perusahaanku?"

Timothy menjawabku sambil mengemudi, "Aku tidak berkata apa-apa, hanya saja aku merasa kualitas pada dirinya tidak terlalu baik."

Aku tahu dia yang melakukan semua ini di belakang, kalau tidak bagaimana mungkin Michelle dengan tiba-tiba Michelle diberhentikan.

Meskipun aku merasa seperti sudah menindas yang lemah, tapi mengingat perlakuan dan gangguan yang Michelle berikan padaku, aku merasa lega sekarang.

Di depan ada lampu merah, mobil pun berhenti. TIba-tiba Timothy bertanya padaku, "Kamu tidak senang?"

Aku terdiam, "Mengapa harus tidak senang?"

"Kalau begitu mengapa kamu tidak berkata apa-apa lagi?"

Dia melihatku dengan perasaan bersalah.

Aku tahu akhir-akhir ini Timothy suka bersifat manja, aku yang melihatnya seperti ini merasa lucu, "Dalam hatiku diam-diam juga merasa senang."

"Kalau begitu aku juga merasa senang!"

Aku menatapnya sejenak lalu tersenyum, "Direktur Timothy, kamu melakukan semua ini dengan sangat baik!"

"Apa aku akan dapat hadiah?"

Dia sangat suka mengukur, seharusnya aku tidak berkata seperti tadi.

Karena malas menghiarukannya maka aku tidak berkata apa-apa lagi.

Bertepatan dengan itu lampu hijau sudah menyala, aku menunjuk ke arah depan.

Ia menatapku dengan dalam, aku merasa sedikit ketakutan lalu terpaksa mengatakan, "Menyetir yang benar!"

"Baiklah Nyonya Huang!"

Mengapa aku tidak menyadari dari dulu kalau panggilan "Nyonya Huang" ini sangat enak didengar!

Timothy melihatku tersenyum, lalu aku mengalihkan pandangan ke luar jendela, dan akhirnya tidak tahan lalu diriku tersenyum lagi dibuatnya.

Awalnya aku pikir Timothy hanya asal bicara saat bertanya akan hadiah, ternyata saat malam hari, aku baru tahu, diriku terlalu polos.

Saat itu aku sedang tidak terlalu menghiraukannya, tiba-tiba ia mengeluarkan sesuatu dari tangannya.

Awalnya aku tidak melihat beda itu dengan jelas, sampai ia membuka tangannya dan memperlihatkan benda itu padaku, "Nyonya Huang, bagaimana kalau kita coba benda ini?"

Aku terdiam, "Timothy, kamu.. tidak bisakah bertindak normal sedikit?!"

"Nyonya Huang, hanya ada dua jenis laki-laki yang normal sedang berada di atas ranjang!"

"Apa itu?"

Aku berusaha mendorongnya, tapi tenaganya sangat besar sehingga tertimpa olehnya dan tidak bisa mendorongnya menjauh.

"Jenis pertama adalah yang tidak mencintaimu, dan jenis yang satu lagi adalah yang tidak bisa melakukan apa-apa!"

"Tidak masuk akal!"

Sambil berbicara, ia menundukkan kepala dan menahan tanganku, setelahnya ia menatapku dan berkata, "Pertama kali aku melihatmu segembira ini."

Setelah itu ia menundukkan kepalanya dan menciumku.

Aku tidak dapat menerima ini semua, padahal ia sudah tahu bahwa aku tidak menyukai hal seperti ini, tapi ia malah menciumku lagi, "Nyonya Huang?"

Aku merasa sedikit malu, "Tidak bisa, ini....."

"Jangan khawatir, ini adalah hanyalah alat bantu untuk memuaskan, orang lain juga melakukan ini!"

Mendengar perkataannya, aku merasa lucu dan geli, "Bagaimana kamu tahu orang lain juga melakukan ini?"

"Aku mendengar dari penjualnya langsung, aku bertanya apakah dapat membuat suami istri dapat lebih saling mencintai?"

Aku tidak tahu harus berkata apa lagi kepadanya, "Hubungan percintaan kita sudah sangat baik."

"Tidak, aku tidak merasa kamu mencintaiku!"

"Aku sangat mencintaimu!"

"Kalau begitu cintai aku lebih lagi!"

Setelah mengatakan hal itu, aku merasa ada sesuatu yang menyangkut, belum selesai aku merespon, tiba-tiba Timothy tersenyum nakal, "Nyonya Huang, apakah kamu sudah siap?"

"Bersiap untuk apa? ...."

Novel Terkait

Gadis Penghancur Hidupku  Ternyata Jodohku

Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku

Rio Saputra
Perkotaan
4 tahun yang lalu
My Cold Wedding

My Cold Wedding

Mevita
Menikah
5 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
5 tahun yang lalu
Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
4 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu