Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu - Bab 159 Berpikir Memilih Siapa

Aku tidak tahu berapa lama baru dia melepaskanku.

Aku sulit bernapas, suaranya terdengar kencang di sebelah telingaku :"Kalau tidak, aku akan mati untukmu Jane!"

Mendengar kata-katanya, aku langsung mendorongya sekuat tenanga :"Keluar!"

Dia melihatku dan benar-benar keluar.

Suara pintu yang tertutup terdengar begitu kencang. Aku mengelus-ngelus pipiku yang memanas, aku merasa tubuhnya seperti sedang terbakar.

Dasar Timothy! Dia benar-benar serigala berbulu domba!

Besok aku masih harus bekerja, aku memaksakan diriku untuk tidak memikirkan Timothy. Setelah aku selesai mandi, aku tiduran di atas ranjang, namun aku tidak bisa tidur.

Entah bagaimana, aku malah memikirkan ciuman tadi.

Aku merasa masih ada tersisa suhu tubuhnya di bibirku. Aku tidak tahan untuk memegang bibirku. Saat aku sadar apa yang sedang aku lakukan, aku menarik tanganku.

Gila, gila!

Kemarin aku tidak bisa tidur dengan nyenyak, saat aku bangun, waktu menunjukkan jam 8.

Victor belum bangun, dan aku langsung pergi untuk mandi.

Setelah selesai mandi, aku mendengar suara bel.

Sebenarnya aku tidak ingin mempedulikannya, tapi karena berbunyi terus, aku tidak punya pilihan lain, aku tidak ingin mengganggu tidur Victor, jadi aku membuka pintu.

Saat membuka pintu, aku melihat wajah Timothy, "Baru bangun?"

Karena ciuman semalam, aku tidak ingin mempedulikannya.

Dia masuk ke dalam: "Kamu tidak perlu membuat sarapan, aku sudah membelinya."

Sebenarnya aku juga tidak punya waktu untuk membuat sarapan, karena biasanya jam 7:30 aku sudah bangun, tapi hari ini aku baru bangun jam 8. Aku hanya bisa sarapan di kantor.

Semalam aku memikirkan tentang hal ini. Aku tidak siap untuk memulai kembali dengan Timothy, tapi akhir-akhir ini aku jadi merasa bingung.

Kalau bukan karena ciuman kemarin, mungkin aku tidak akan terpikir akan hal ini.

Tapi pelajaran yang aku dapat 3 tahun yang lalu sangatlah membuatku terpukul. Sekarang aku sudah punya Victor, aku semakin tidak bisa menerima sakit hati lagi.

Jadi aku memutuskan untuk menenangkan diriku terlebih dahulu, dan memikirkan masalah ini lebih matang.

Setelah selesai berdandan, waktu menunjukan jam 8:20, bibi Fan datang sekitar jam 8:30, Victor biasanya bangun jam 9, jadi aku menelpon bibi Fan dan bersiap untuk keluar.

"Kamu tidak sarapan?"

Saat aku sedang memakai sepatu, Timothy menarikku.

Aku memakai sepatuku dan baru melihat kearahnya: "Timothy, aku butuh waktu untuk menenangkan diriku."

Setelah aku selesai berbicara, wajah Timothy terlihat dingin: "Apakah kamu membutuhkan waktu untuk memilih siapa?"

Aku tidak ingin bertengkar dengannya, "Apa bedanya?"

"Huh, tidak ada bedanya, Jane, kamu benar-benar hebat!"

Melihat punggunggnya, aku mengerutkan keningku.

Mengingat diriku harus pergi bekeja, aku tidak ingin mempedulikannya lagi.

"Nona Jane!"

Saat aku baru mengunci pintu, aku mendengar suara bibi Fan, untung sekali, aku tidak perlu khawatir tidak ada orang yang menjaga Victor saat Victor sudah bangun.

"Bibi Fan, pas sekali kamu datang, aku baru saja ingin pergi."

Dia menganggukkan kepala dan menariku : "Ada apa dengan tuan Timothy? Wajahnya terlihat cemberut."

Aku hanya terdiam, tidak ingin banyak berbicara : "Tidak apa-apa, aku pergi bekerja dulu."

"Aih, ohh, kalau begitu cepat pergi, jangan sampai terlambat!"

Aku menganggukkan kepala dan berjalan ke arah lift.

"Tok tok."

Mendengar suara ini, aku mendongakkan kepalaku dan melihat Megan :"Ada apa?"

"Ada apa denganmu? Apakah semalam tidak berjalan dengan lancar? Tidak mungkin. Kemarin aku melihatmu berbunga-bunga, tapi aku sekarang aku melihatmu seperti daun yang layu.

Mendengar perumpamaan dari dia, aku tidak tahan untuk tertawa : "Perumpamaan macam apa ini? Aku tidak kenapa-napa, hanya saja kemarin aku tidak beristirahat dengan baik."

Tiba-tiba dia mendorong bahuku :"Apakah kamu berhasil?"

Aku hanya tertawa dingin :"Mana ada!"

"Wah, memangnya ada apa? Orangnya tampan atau tidak?"

Melihatnya bertanya semakin lama semakin aneh, aku merasa sedikit pasrah :"Sudahlah, tidak terjadi apa-apa."

Megan melihatku dan menghela napasnya :"Aku tidak percaya, kamu pikir aku bodoh? Bunga mawar kemarin itu datangnya dari mana?"

Aku sedikit emosi :"Aku sudah bilang bahwa itu dari adik perempuanku!"

Karena melihatku yang begitu serius, Megan sudah sedikit luluh :"Apakah benar?"

"Iya, benar."

"Tidak masuk akal, masakan orang sepertimu tidak ada orang yang kejar, jadi aku tidak lajang sendirian?"

Aku malas untuk berbicara omong kosong dengannya :"Baiklah baiklah, cepat kamu kembali dan kerja."

Sudah susah payah aku mengusir Megan, namun malahan hatiku tidak bisa tenang.

Teringat punggung Timothy yang sedang pergi pagi hari ini, aku tidak tahu apakah ini salahku, namun aku merasa dia terlihat kesepian.

Kesepian?

Aku tertawa, sepertinya aku terlalu banyak berpikir, masakan orang seperti Timothy merasa kesepian.

Satu hari ini pikiranku buyar, aku tidak tahu apa yang terjadi dengan diriku.

Waktu pulang kerja, aku tanpa sadar melihat ke arah seberang jalan di depan kantorku, namun aku tidak dapat melihat mobil yang familiar dan juga orang yang familiar.

Saat aku sadar akan apa yang aku lakukan, aku mencubit diriku sendiri.

Katanya mau menenangkan diri, tapi kenapa seperti ini?

Jane, apakah kamu tidak bisa menahan diri?!

Aku memaksakan diriku untuk tidak memikirkan Timothy, dan aku berjalan ke arah halte bus.

Saat aku pulang, aku melihat bibi Fan yang sedang bermain dengan Victor: "Sudah pulang nona Jane?"

Aku mengganggukkan kepala, aku masuk ke dalam rumah dan tanpa sadar mencari satu sosok namun aku tidak menemukannya.

"Bibi Fan."

Setelah aku selesai mencuci mukaku, aku membuka mulut.

"Ada apa nona Jane?"

Aku merasa diriku berperilaku sangat buruk, aku yang sudah mengusirnya, dan orang itu sudah pergi, tapi aku merasa sedih.

"Apakah kamu tidak enak badan, nona Jane?"

Melihatku yang tidak berbicara apa-apa, bibi Fan menarik tanganku.

Aku langsung menggelengkan kepalaku :"Tidak apa-apa bibi Fan, sekarang sudah malam, lebih baik kamu pulang saja. Hari ini kamu sudah bekerja keras."

"Tidak keras sama sekali, Victor adalah anak yang baik."

Aku tertawa dan teringat akan buah yang baru saja aku beli. Aku memberikan 1 kantung buah untuk bibi Fan :"Bibi, bawa ini pulang, ini dari kantorku."

"Nona Jane pasti menipuku, disini tertulis nama toko buah!"

Aku tertawa, aku juga tidak merasa canggung :"Sudahlah, bibi Fan."

"Nona Jane, kamu jangan merasa tidak enak, aku sudah terima gaji darimu, sudah seharusnya aku menjaga Victor."

Sembari mendorong bibi Fan keluar, aku berkata :"Bibi Fan, kamu belajar kata-kata dari mana? Aku suka sama bibi, masak aku tidak boleh memberimu buah? Sudahlah, cepat pulang, sudah malam."

"Dasar kamu, benar-benar deh!"

Aku tertawa dan membuka pintu: "Hati-hati di jalan bibi Fan."

Aku pikir bibi Fan sudah ingin berjalan pergi, namun tiba-tiba dia menengok kebelakang :"Nona Jane, jangan-jangan tadi kamu ingin bertanya tentang tuan Timothy?"

Orang tua memang benar-benar hebat, aku pun bertanya kepada bibi Fan: "Apakah hari ini dia datang?"

Bibi Fan menggelengkan kepalanya: "Tidak, jangan-jangan kalian berdua sedang bertengkar? Kemarin dia bilang bahwa dia akan membuatkanmu makanan, jelas sekali dia sedang mengejarmu kembali!"

Kata-kata bibi Fan membuat hatiku sedikit aneh, aku memaksakan tawaku: "Tidak apa-apa, aku hanya bertanya. Barang dia ada yang ketinggalan."

"Menurutku, kalian berdua jangan terlalu banyak bertengkar, kamu dan dia sudah memiliki Victor. Dia juga bukannya tidak suka kamu, kamu juga bukannya tidak peduli akan dia, ada masalah apa sampai kalian harus sampai seperti ini? Baiklah, aku tidak akan menceramahimu lagi, kamu sendiri harus memikirkan masalah ini lagi."

Setelah berbicara, bibi Fan pergi, meninggalkan aku di depan pintu yang masuk ke dalam lubang pikiran.

Novel Terkait

Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
4 tahun yang lalu
Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
3 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
3 tahun yang lalu
Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu
My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
My Enchanting Guy

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
3 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
3 tahun yang lalu