Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu - Bab 178 Dia Adalah Isteriku

Melihatnya begitu, aku paham Timothy telah salah paham tentang hubunganku dengan Cedric Xu.

Tidak banyak orang yang mengetahui hubunganku dengann Cedric Xu. Kalaupun harus memberitahu seseorang, aku harus lebih dulu bicara dengan Cedric. Jadi, saat ini akan susah untuk menjelaskannya pada Timothy.

“Apa yang sedang kau pikirkan? Hubunganku dengan Cedric tidak seperti yang kau pikirkan.” ujarku, “Sana, berangkatlah ke kantor.”

Dia menatapku dingin, sambil meletakkan kedua tangannya di pundakku. Dia tiba-tiba menciumku, “Lebih baik begitu. Kalau tidak, aku akan menghabisimu, Jane.”

Ciumannya menenangkanku. Namun, mendengar kata-katanya barusan, aku jadi sedikit khawatir. Aku terpaksa mengangguk, “Baiklah. Kau cepatlah berangkat kerja.”

Dia mencubit pipiku, “Aku berangkat. Aku akan makan malam di rumah.”

Teringat kemarin malam, aku bergumam dingin, “Kemarin malam aku memasak banyak makanan.”

Timothy terlihat malu, “Aku berangkat.”

Melihatnya bayangannya menjauh, aku tertawa.

Pria ini, sudah dewasa, namun tingkahnya seperti anak-anak.

Tetapi, “Bocah Besar” ini selalu berulah ketika malam. Aku sampai tidak bisa menghitung lagi, entah bagaimana cara untuk membuatnya berhenti. Dia selalu membawa-bawa janji yang kuberikan padanya ketika pagi.

Terakhir kali kami melakukannya, aku hampir pingsan. Selanjutnya, hanya Timothy yang tahu.

Hari demi hari berlalu. Akhir pekan itu, Timothy berpikiran sudah lama dia tidak berjalan-jalan dengan keluarganya. Kebetulan, isi kulkas saat habis.

Victor tumbuh dengan cepat. Baju-baju terlihat sesak dipakainya. Sudah sebulan lebih aku tidak membelikan Victor baju baru. Jadi, aku berencana pergi ke mall hari itu.

Tadinya, aku berpikiran mengajak Victor keluar. Namun, aku merasa tidak nyaman karena tidak ada mobil. Lagipula, membawa Victor keluar juga sedikit tidak aman. Sebab itu, aku jarang keluar.

Sekali keluar aku harus terus mengawasinya. Aku juga harus menuruti apa yang dimaunya. Sedikit melelahkan, pikirku.

Dulu, aku sering membawa Victor keluar ke supermarket. Namun, perlahan aku jarang membawanya keluar lagi.

Dulu Victor juga tidak begitu suka keluar rumah. Entah mengapa, beberapa bulan ini dia suka sekali mengajak bermain di luar. Tiap kali Victor mendapati aku tidak sibuk, dia pasti meraih tanganku lalu mengajakku bermain di sekitar rumah.

Kalau sedang tidak ada Timothy, aku tidak begitu suka mengajak Victor keluar. Bocah kecil itu lumayan berisik.

Aku melihat Timothy menggandeng Victor beberapa langkah di depanku. Aku tertawa. Hari-hari ini seperti tidak pernah terpikirkan olehku.

Sesaat ketika aku akan menyusul mereka di depan, tiba-tiba seseorang memanggilku.

“Jane?”

Suaranya akrab. Namun, tidak begitu akrab juga. Aku tidak langsung mengenali siapa yang baru saja memanggilku.

Aku sedikit terkejut. Lalu, menolehkan kepala ke arah suara itu. Tak kusangka aku melihat Florence Lee, juga seseorang yang berdiri di sampingnya, Max Lin.

Florence Lee menarik Max Lin bersamanya, lalu menyapaku, “Kukira aku salah lihat, ternyata benar dirimu!”

“Kukira aku juga salah lihat, Nona Li, Tuan Lin.” ujarku sambil memaksakan senyum.

Florence Lee tidak menyadari aku sedang berusaha menjaga jarak, “Bukannya Nona Tsu tinggal di kota D? Apa yang sedang Nona lakukan disini? Kupikir kekasihmu tinggal di kota D. Apa kau dan kekasihmu sedang piknik?”

Aku benar-benar tidak mengerti. Aku sempat bermitra dengannya beberapa hari saja. Lalu, mengapa Florence Lee mencoba berseteru denganku seakan aku baru saja menggali kubur nenek moyangnya?

Aku mendengar jelas nada bicaranya yang memprovokasi, namun aku mencoba sebaik mungkin untuk tidak ribut dengannya, “Aku memang berasal dari kota A. Namun, tidak aneh juga kalau aku ada disini. Aku tidak bisa lama-lama. Aku harus menyusul anakku.”

“Anak? Kau sudah punya anak?”

Florence Lee menatapku. Dia terkejut, seakan aku memiliki seorang anak adalah hal yang mengagetkan dunia.

Lucu sekali. “Ada apa, Nona Lee? Apakah aneh jika aku memiliki seorang anak?” tanyaku sambil tertawa.

Wajahnya terlihat sedang menghakimiku, “Nona Tsu terlihat belum memiliki anak. Nona Lee bilang kau single. Kalau begitu, ayah dari anak anda—”

Dia sengaja tidak menyelesaikan kalimatnya. Aku juga tidak bisa menebak maksudnya.

“Nona Lee jangan berpikiran macam-macam. Baiklah, aku akan pergi menyusul anakku. Sampai jumpa lain waktu, Nona Lee.”

“Hei, tunggu! Jane Tsu, kau pasti repot membawa anak seorang diri. Kami—”

“Florence!”

Max Lin yang dari tadi diam tiba-tiba angkat bicara. Aku menoleh ke arahnya. Dia sedang menatapku. Dia terlihat malu.

Florence Lee tidak akan membiarkan kesempatan ini berlalu sia-sia. Tanpa mempedulikan Max Lin dia menyeletuk, “Aku begini karena ingin tahu saja. Aku mengenal banyak bos besar di kota D. Pasti tidak mudah bagimu menjadi orang tua tunggal. Bagaimana jika aku mengenalkanmu pada mereka? Bos-bos besar itu menyukai wanita seperti—”

“Mengenalkanku?”

Aku baru saja akan angkat bicara ketika Timothy muncul dengan Victor di pelukannya.

Dahiku mengerut, “Apa Victor kelelahan?”

Melihat Victor dalam pelukan Timothy, aku langsung berasumsi dia lelah.

“Presdir… Presdir Huang. Anda…”

“Presdir Huang, senang bertemu denganmu.”

Dibanding dengan wajah Florence Lee yang saat itu tampak terkejut dan tidak percaya, Max Lin terlihat jauh lebih tenang. Namun, ketika aku melihatinya lagi, wajah Max Lin terlihat sedikit tegang.

Aku tersenyum dingin. Timothy memindah Victor ke lengan kirinya dan meraih tanganku. “Tidak. Victor hanya mencari mamanya. Yuk kita pergi kesana. Bukankah tadi kau bilang ingin membelikan Victor baju?”

Timothy tidak mempedulikan Florence Lee dan Max Lin. Dia juga tidak berniat memberi mereka perhatian. Aku lalu menganggukkan kepala, “Baiklah.”

Aku dan Timothy pun beranjak pergi.

“Tunggu, Presdir Huang. Bukannya Anda dan Jane Tsu adalah teman?”

Florence Lee benar-benar bermuka tebal. Dia menyusul kami tanpa diundang.

Aku sama sekali tidak menggubris Florence Lee yang sengaja mencari gara-gara.

“Aku dan Jane bukan teman.” ujar Timothy.

Mendengar jawaban Timothy, aku juga berpikiran bahwa hubungan kami tidak sesederhana ‘teman’.

“Dia adalah isteriku.” tambah Timothy.

Walaupun aku tahu Timothy mungkin akan menjawab begitu, namun wajahku masih saja menghangat.

Aku mengangkat kepala, menatap Florence Lee yang melihatiku dengan geram.

Florence Lee menatapku tajam. Aku tidak menyangka dia belum juga menyerah.

Dia mendekati Timothy, “Presdir Huang, apa anda tidak tahu? Beberapa bulan yang lalu Jane memberitahu kami kalau pacarnya ada Mike Qi dari kota D yang terkenal itu.” ujarnya sambil menatapku.

Timothy menatapku. Aku melihat Florence Lee menyungging senyum licik di ujung bibirnya.

Timothy tidak menggubris omongan wanita itu. Timothy lalu menoleh ke arah wanita itu. “Memangnya kenapa kalau begitu?”

Novel Terkait

Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
5 tahun yang lalu
Get Back To You

Get Back To You

Lexy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Back To You

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
 Istri Pengkhianat

Istri Pengkhianat

Subardi
18+
4 tahun yang lalu