Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu - Bab 23 Asalkan Kamu Mau Menikahiku, Aku Mau Menikah Denganmu

Aku kaget, tidak menyangka kalau Timothy begitu tegas dan langsung.

Kakek Timothy melihatku sebentar, lalu dia berbicara: "Kalau begitu, ya menikahlah."

"Aku tidak setuju!"

Baru saja kakek selesai berbicara, ayahnya langsung membantah.

"Hal ini sudah aku setujui, sekarang makan!"

Setelah kakek Timothy mengatakan itu, ayah Timothy memandangku kesal, bahkan Shirley Yao juga menatapku dengan sinis.

Aku menoleh kesamping melihat Timothy, ekspresinya marah, terpaksa aku menahan lagi perkataanku.

Acara makan kali ini, membuatku merasa waktu sungguh sangat susah terlewati.

Sebelum pulang, Timothy dipanggil kakeknya untuk ngobrol di lantai dua, obrolan itu berlangsung selama setengah jam, setelah Timothy keluar, ekspresi wajahnya membaik, dia melihatku: "Jane, ayo pulang."

Aku sudah menunggu lama, Shirley Yao dan Peter Tan terus menyindirku, tapi karena ini di rumah keluarga Huang, aku tidak bisa berkata banyak ataupun membantah, yang bisa kulakukan hanyalah duduk diatas kursi dan melihat hpku, pura-pura tidak mendengar apapun.

Sekarang akhirnya Timothy sudah mau pulang, aku pun bergegas mengikutinya.

Dalam perjalanan pulang, ekspresi wajah Timothy sangat dingin.

Banyak pertanyaan yang ingin kutanyakan kepadanya, tapi aku tidak berani menanyakannya.

Tiba-tiba mobil berhenti, dia menoleh kepadaku: "Ada apa?"

"Hah?" Saat itu aku tidak bisa merespon, setelah tersadar aku menggelengkan kepalaku: "Nggak apa-apa kok."

Tidak tahu kenapa, raut wajah Timothy menjadi lebih gelap dari yang tadi.

Sambil menggigit bibirku, aku mencoba bertanya kepadanya: "Hubungan kamu dengan ayah ibumu sepertinya tidak begitu baik?"

Dia melihatku, dengan nada yang datar dia menjawab: "Aku tidak punya ibu, ibuku sudah meninggal sejak lama."

Perkataan Timothy membuatku kaget, "Tapi, tadi..."

"Itu cuman pelakor, nggak lebih dari itu."

Perkataan itu membuatku sulit mengerti.

Aku tidak tahu mau berkata apa, walaupun sejak lama aku tahu kehidupan orang kaya itu terlalu rumit, tapi ini pertama kalinya aku bertemu orang kaya, menghadapi Timothy, aku tidak tahu harus ngomong apa untuk tidak membuatnya marah.

Beberapa saat kemudian dia berkata: "Jane Tsu, kamu merasa aku kasihan bukan? tapi aku kasih tahu ya, yang kasihan itu bukan aku, tapi David Huang, dia pikir wanita itu cinta sama dia? Kalau dia bukan marga Huang, wanita itu mana mau sama dia!"

Raut wajahnya menggambarkan sindiran dan kebencian yang jelas, tapi tidak tahu kenapa, saat ini, yang aku lihat adalah hatinya yang sensitif dan lemah.

Timothy yang begini, membuat hatiku sakit.

Aku juga tidak tahu bisa berbuat apa, yang aku bisa hanyalah memeluknya, lalu mengatakan kepadanya kalau aku ingin bersamanya bukan karena dia adalah orang kaya.

Akhirnya aku memeluknya dan mengatakannya juga: "Timothy, aku bersamamu hanya karena kamu adalah seorang Timothy, bukan karena kamu adalah seorang direktur IEC International Group.

Mungkin ini perasaanku saja yang aneh, aku merasa dipelukanku Timothy seperti sempat merasa kaku sebentar.

Dia tidak bergerak, dan tidak berbicara.

"Aku tahu, karena aku begitu tampan."

"......"

Ternyata semua pria sama kadang-kadang bisa bersifat kekanak-kanakan.

Mobil kembali dinyalakan, dia tidak melihatku: "Masalah pernikahan kamu nggak usah khawatir, dia tidak bisa mencegah apapun."

"Ya, asalkan kamu mau menikahiku, aku mau menikah denganmu."

Dia menoleh kepadaku, raut wajahnya yang ingin tersenyum tapi tidak tersenyum itu membuat jantungku berdebar: "Jane, kamu ingin banget ya menikah denganku?"

Tatapannya membuat jantungku berdebar terus, aku menolehkan wajahku keluar jendela, dengan nada sedikit bercanda "Direktur Huang, aku dulu tidak tahu ternyata mukamu tebal juga ya."

Dia hanya menghela nafas dan tidak berbicara lagi.

Walaupun Timothy menyuruhku untuk tidak khawatir, tapi aku menolak permohonannya untuk langsung membuat surat pernikahan. Walaupun aku tidak tahu ada masalah apa sebenarnya antara dia dan ayahnya, tapi aku ingin berusaha untuk setidaknya membuat ayahnya bisa sedikit menerimaku.

Tapi belum sempat aku mencari ayahnya, ibu tiri Timothy malah sudah mencariku terlebih dulu.

Dia mengundangku ke sebuah cafe di pusat kota, pakaiannya modis, dandanannya juga cantik, tidak kelihatan sama sekali kalau dia sudah berumur lima puluh enam.

"Duduk, Jane."

Dia bersikap sangat ramah, senyum diwajahnya membuatku hanya bisa mengangguk dan duduk: "Ibu Timothy, ada apa mengajakku kesini?"

Aku tidak mempunyai firasat baik terhadap orang ketiga, rasaku memanggilnya ibu Timothy saja sudah temasuk cukup hormat kepadanya.

Mukanya sempat kaku sebentar, tapi kemudian kembali seperti semula: "Kalau kamu begitu langsung, aku pun tidak perlu berbelit-belit lagi. Semua orang bilang jadi ibu tiri itu nggak gampang, walaupun Timothy tidak pernah mengakuiku, tapi bagaimanapun, aku selalu menganggapnya dan memperlakukannya sebagai anak kandungku sendiri. Aku senang dia bisa mendapatkan pacar yang disukainya, awalnya aku ingin menasehati ayahnya agar jangan terlalu keras kepala, tapi setelah aku tahu, kamu ternyata mantan pacarnya pacar Shirley yang sekarang ya."

Novel Terkait

Cinta Di Balik Awan

Cinta Di Balik Awan

Kelly
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
4 tahun yang lalu
The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
5 tahun yang lalu
Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Shuran
Pernikahan
4 tahun yang lalu
My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
4 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
4 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
5 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu