Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu - Bab 106 Takut Apa Kamu Jane?
Aku tidak menatapnya, karena takut aku bakal jadi bertengkar sama dia.
Hanya saja tidak menyangka Timothy tidak bertengkar sama aku, malah ditarik sama aku ke tempat pendaftaran.
Hari ini juga tidak tahu kenapa di rumah sakit bisa begitu ramai, hati aku jadi cemas pas kepikiran pergelangan tangan Timothy yang terasa panas waktu aku tarik tadi.
Aku menoleh dan melihat dia sekilas, lalu mencari tempat duduk : “Kamu duduk dulu, aku daftarin kamu dulu.”
Dia memandang aku sekilas, aku kira dia mau ngomong sesuatu, ternyata setelah aku tunggu sejenak, dia tetap tidak bersuara, jadi aku pun tidak mengindahkannya lagi dan pergi mengantri pendaftaran.
Antriannya sangat panjang, aku yang tengah berdiri di keramaian tidak tahan untuk melihat ke Timothy yang lagi duduk di kursi, tak disangka dia juga lagi melihat aku.
Sepasang matanya yang tak bisa ditebak itu menyiratkan sebuah perasaan yang aku tak mengerti.
Aku termangu sejenak lalu berpaling, dalam kepalaku dipenuhi dengan wajahnya yang kulihat tadi.
Sungguh, ini ketidakwajaran yang belum pernah ada sebelumnya.
Selama hampir 20 menit, baru sampai giliran aku mendaftar.
Karena demam Timothy sudah sangat tinggi, sehingga aku langsung daftarin pemeriksaan darurat.
Tapi nasib Timothy hari ini kurang baik, yang pemeriksaan darurat juga sudah beberapa orang yang lagi ngantri.
Aku menundukkan kepala melihat Timothy sekilas, dia masih memakai kemeja hitam seperti dulu, dengan luaran jas warna navy, membuat penampilan dia jadi gagah, hanya saja wajahnya terlalu pucat sekarang.
Kelihatannya demam Timothy benar-benar panas, sampai matanya yang selalu terlihat tajam itu juga jadi agak tidak bersemangat.
Aku berdiri di dekatnya, sambil mengamati ruang pemeriksaan itu, agar tidak ada yang menyusup ke pertengahan antrian.
Kami menunggu selama 10 menit lagi baru sampai giliran Timothy, pas aku mendengar dokter memanggil namanya, segera aku mengulurkan tangan menariknya : “Timothy, sudah giliran kamu.”
Dia menengadahkan kepala melihat aku sekilas baru kemudian bangkit, tapi tak diduga dia malah agak terhuyung-huyung, reflek aku langsung menangkapnya hingga dia bersandar ke tubuh aku.
Aku termangu, “Timothy, kamu——“
“Kepalaku sakit.”
Dia mencoba untuk bergerak sedikit, tapi masih sambil tetap bersandari di aku.
Aku membasahi bibir, merasa aku tidak seharusnya perhitungan sama orang yang lagi sakit.
Sudah dekat begini aku baru mencium ada bau rokok dan bir dari badannya, teringat akan perkataan Irfan, aku pun mengernyitkan alis.
Orang ini benar-benar deh, sekali kerja sampai tidak sayang nyawa begini, sudah demam begitu tinggi malah masih mau pergi undangan jamuan.
Dokter melihat sekilas ketika aku memapahnya masuk : “Suami anda kenapa?”
“Dokter——“
“Sakit kepala, demam.”
Baru saja aku mau menjelaskan, Timothy sudah menyela, sama sekali tidak memberi aku kesempatan membuka mulut.
“Sudah berapa derajat?”
“Tidak tes.”
Awalnya aku mau menggeser kepala dia yang menyandar ke aku, tapi melihat dia yang tidak bertenaga begitu, akhirnya aku tetap bersabar.
“Kalau begitu anda tes suhu tubuh dulu, silakan istri anda mapah anda ke situ.”
Dokter langsung menentukan hubungan aku sama Timothy seperti ini, aku pun malas untuk menjelaskannya, kemudian aku memapah Timothy ke tepi untuk tes suhu tubuh.
10 menit kemudian.
“39.8 derajat, demamnya lumayan tinggi.”
Timothy tidak bersuara, aku berpikir sejenak lalu menambahkan : “Dia ada minum sedikit bir.”
“Oke, infus dua botol dulu lalu ambil obat.”
Sambil berkata, dokter mengembalikan kartu ke aku dan memanggil pasien berikutnya.
Timothy sekali bangun langsung bersandar ke tubuh aku lagi.
“Timo——“
Aku membuka mulut ingin memanggil, akhirnya aku putuskan untuk tidak bersuara.
Biarin sajalah, dia juga lumayan kasihan.
Aku menghibur diriku sendiri untuk tidak perhitungan dengan orang sakit, lalu memapah dia pergi ambil obat infus dan obat minum.
Keadaan Timothy sungguh kurang baik, dan pasien di ruang infus juga banyak sekali, sehingga udara sana juga kurang bagus, tambah lagi dia orangnya pilih-pilih.
Setelah berpikir sejenak, aku meminta kamar perorangan sama suster, lagian yang bayar juga bukan aku.
Demam ini kayaknya benar-benar membuat Timothy kacau, dia tidak berkata sedikit pun saat aku memapah dia baring di ranjang pasien, sepanjang waktu itu aku dan suster yang membolak-balikkan dia.
Suster keluar setelah memberikan suntikan, satu ruangan sisa aku dan Timothy berdua.
Sudah hampir dua tahun aku tidak benar-benar mengamatinya, kayaknya dia tidak bagaimana berubah, selain jadi lebih kurus, wajahnya yang nampak jelas otot rangkanya itu kelihatan semakin dingin dan kaku.
Sepasang mata yang dingin itu sekarang ditutupi oleh kantong mata, hanya di saat begini aku baru berani mengamatinya sesuka hati.
Orang-orang bilang cowok yang berbibir tipis itu tidak tetap dalam percintaan, dulu aku tidak percaya, karena bibir Timothy tipis. Tapi sekarang aku mau tak mau harus percaya, cowok yang begitu tidak tetap dalam hal perasaan ini pernah menciptakan sebuah mimpi buat aku.
Aku kira aku sudah tidak peduli, tapi pas teringat masa lalu, mataku tetap basah.
“Jane——“
Timothy yang di atas ranjang mendadak memanggil nama aku, aku segera menghapus air mataku setelah dikagetin dia, “Kamu——“
Pas aku lihat dari dekat lagi ternyata dia belum sadar, masih tertidur.
Aku menghela napas lega, untung dia tidak melihat aku yang lagi nangis tadi, kalau tidak pasti dia bakal semakin bangga tuh.
Orang dia sudah begitu cuek, aku malah masih mengingat-ingat terus.
Pandanganku jatuh ke bibirnya, bibirnya yang tipis itu tampak terkelupas kulit bibir yang mengering.
Pasti haus.
Setelah berpikir-pikir , aku akhirnya tetap menuangkan dia segelas air hangat, lalu meminta cotton bud dengan suster, aku basahi untuk melembapkan bibirnya.
Dia juga hanya pada saat begini baru akan membiarkan aku melakukan apa pun ke dia.
Tiba-tiba handphoneku bunyi, membuat aku terjekut, ternyata panggilan dari Mike, setelah mematikan teleponnya aku mengirim pesan untuk menjelaskan keadaan.
Pas aku sudah simpan kembali handphoneku, Timothy sudah kebangun oleh keberisikan aku, ia sedang memandangi aku.
“Kamu haus gak?”
Dia mau bangkit duduk, karena takut kena selang infus dia, aku langsung mengangkat tangan menekan dia : “Kamu jangan gerak sembarangan, soalnya kamu lagi infus!”
Dalam situasi panik aku tidak berpikir banyak tadi.
Pas nanggap kembali baru nyadar satu tubuh aku sudah ada di atas tubuhnya, sekali angkat kepala bibiku tidak sengaja mengenai dagunya, aku pun mendengar suara detak jantungku sendiri.
“Aku——“
Tiba-tiba Timothy mengangkat tangan dan menekan aku, bibirnya yang agak dingin itu menyentuh bibiku, beberapa detik kemudian aku baru nyadar dan langsung menjauh, tapi malah ditahan dengan kuat oleh dia, berbeda sekali dengan dia yang tadi tidak bertenaga.
Ciuman pertama kali setelah dua tahun, aku tidak menjadi kacau, dengan merapatkan bibir aku menatapnya dingin, tanpa perubahan air muka sama sekali.
Dia mencoba beberapa kali untuk membuka mulutku, tapi aku tetap berusaha rapat, akhirnya Timothy menyerah dan melepaskan aku.
Aku berdiri tegak, dan mengelap bibirku dengan kuat, sambil menatapnya tanpa ekspresi : “Kalau kamu sudah bangun, infusnya lihat sendiri saja, aku masih ada urusan, pergi dulu.”
“Jane!”
Dia mengulurkan tangan menarik aku, dengan tangan yang lagi diinfus itu!
Aku menoleh dan melihat infus itu mengalir ke arah kebalikannya, emosiku langsung datang dan membentaknya : “Kamu duduk kembali!”
Dia mengernyitkan alis sebentar, tanpa melepaskan cengkramannya dia menengadahkan kepala menatapku : “Takut apa kamu Jane?”
Perkataan dia membuat aku membeku seketika, aku menatapnya, terasa ada sesuatu yang bergejolak di hatiku.
Novel Terkait
Mbak, Kamu Sungguh Cantik
Tere LiyeCinta Tapi Diam-Diam
RossieThe Winner Of Your Heart
ShintaSomeday Unexpected Love
AlexanderMenaklukkan Suami CEO
Red MapleAwesome Husband
EdisonJika bertemu lagi, aku akan melupakanmu×
- Bab 1 Pacarku selingkuh
- Bab 2 Kamu pantas mendapatkannya
- Bab 3 Jane, kamu berani sekali
- Bab 4 Kamu sedang menolakku?
- Bab 5 Tak membiarkan aku menyentuh mu, lalu siapa lagi?
- Bab 6 Aku benar-benar salah paham
- Bab 7 Apakah Kamu Hamil?
- Bab 8 Satu-satunya harapan
- Bab 9 – Kau begitu teguh, apakah tidak sulit?
- Bab 10 Jane Tsu, kau cari mati?
- Bab 11 Aku sangat tidak suka ditolak
- Bab 12 Bos Timothy yang menyuruhku untuk memanggilmu
- Bab 13 Sudah Malam, Aku Ingin Pulang
- Bab 14 Aku tidak suka berutang kepada orang lain
- Bab 15 Pria tidak memiliki hal yang baik
- Bab 16 Kamu terlalu menganggap tinggi dirimu sendiri
- Bab 17 Kamu mungkin harus memanggilku Tante
- Bab 18 Hal yang tidak kamu sangka masih sangat banyak
- Bab 19 Kamu hanya bisa ada satu pikiran
- Bab 20 Hanya Anakku yang boleh Memanggilku Ayah
- Bab 21 Identitas bibi Shirley Yao, mungkin cukup menarik
- Bab 22 Aku Ingin Menikah dengan Jane Tsu
- Bab 23 Asalkan Kamu Mau Menikahiku, Aku Mau Menikah Denganmu
- Bab 24 Maaf Sudah Merepotkanmu, Jane
- Bab 25 Anak ku sudah tidak ada
- Bab 26 Aku Tidak Menahan Timothy huang
- Bab 27 Apa Kita Akan Tetap Menikah?
- Bab 28 Jane Tsu, mari kita menikah
- Bab 29 Mengucapkan selamat tinggal pada orang yang pernah dicintai
- Bab 30 Jangan akting lagi, sangat menjijikan
- Bab 31 Tidak akan ada orang yang mengganggumu lagi
- Bab 32 Aku adalah menantu keluarga huang
- Bab 33 Apakah kamu bersedia menikah denganku
- Bab 34 Disiapkan Berdasarkan Ukuranmu (1)
- Bab 34 Disiapkan Berdasarkan Ukuranmu (2)
- Bab 35 Kami telah menikah (1)
- Bab 35 Kami telah menikah (2)
- Bab 36 Memang Untukmu (1)
- Bab 36 Memang Untukmu (2)
- Bab 37 Rencana Jahat (1)
- Bab 37 Rencana Jahat (2)
- Bab 38 Siapa Berani Berkata (1)
- Bab 38 Siapa Berani Berkata (2)
- Bab 39 Istri Timothy Huang (1)
- Bab 39 Istri Timothy Huang (2)
- Bab 40 Terima Kasih Sudah Menyelamatkan Istriku (1)
- Bab 40 Terima Kasih Sudah Menyelamatkan Istriku (2)
- Bab 41 Aku melihatnya menjulurkan tangan membuka bajumu
- Bab 41 Aku melihatnya menjulurkan tangan membuka bajumu (2)
- Bab 42 Pertengkaran suami istri berakhir di ranjang
- Bab 43 Tolong anakku
- Bab 44 Tidak ada yang lebih penting daripada dirimu
- Bab 45 Siapa yang memohon kepadamu adalah anjing
- Bab 46 Wanitaku, tidak perlu menahan semuuanya sendiri
- Bab 47 Istriku, tidak dapat dengan mudah dirugikan.
- Bab 48 Timothy Huang, kamu sungguh tampan.
- Bab 49 Aku menjaga kakek kamu bisa tenang
- Bab 50 Direktur Huang, jangan marah.
- Bab 51 Berani Kamu Menyentuhku!
- Bab 52 Kembali Kamu, Timothy
- Bab 53 Aku Sungguh Bodoh
- Bab 54 Ada Beberapa Hal, Lebih Penting dari Kesehatan
- Bab 55 Timothy, Kita Berpisah Secara Baik-Baik
- Bab 56 Ini hanya permulaan
- Bab 57 Aku Tidak Mengerti Apa Maksudmu
- Bab 58 Semua sudah ku pikirkan dengan baik
- Bab 59 Aku sangat senang, Jane Tsu
- Bab 60 Direktur Huang, Kenapa Kau Begitu Baik Padaku
- Bab 61 Apa hubunganmu dengan Timothy Huang
- Bab 62 Kalau begitu kita bercerai
- Bab 63 Jane Tsu, kamu mengundurkan diri saja.
- Bab 64 Kamu bodoh atau tidak?
- Bab 65 Kamu adalah istriku
- Bab 66 Dimana aku, Dimana rumahmu?
- Bab 67 Coba untuk tidak percaya padaku lain kali
- Bab 68 Jangan terlalu kekanak-kanakan
- Bab 69 Balik dan ganti bajumu
- Bab 70 Jelas-Jelas itu kau sendiri
- Bab 71 Timothy, Sudah cukup?
- Bab 72 Apakah semua pria suka dengan yang baru dan meninggalkan yang lama
- Bab 73 Masa depan, tak ada yang tahu.
- Bab 74 Mirip apa sekarang kamu ini
- Bab 75 Kamu adalah Nyonya Timothy, dan sekertaris Jane
- Bab 76 Jane, kemari dengan ku
- Bab 77 Puas dengan yang kamu lihat?
- Bab 78 Pulang ke rumah lebih awal
- Bab 79 Ada hal yang penting yang ingin ku sampaikan
- Bab 80 Jane, kamu punya aku
- Bab 81 Apakah kali ini kamu bisa percaya padaku
- Bab 82 Kamu mencintaiku, tapi kamu tidak percaya padaku
- Bab 43 Timothy Huang, mari kita bercerai
- Bab 84 Kenapa kamu menjebakku
- Bab 85 Mari pergi ke biro urusan sipil untuk mengambil surat perceraian
- BAB 86 Hal yang tidak diketahui ku
- BAB 87 Timothy, Mari berpisah dengan damai
- Bab 88 Hamil
- Bab 89 Aku sudah mau pergi
- Bab 90 Mike Qi
- Bab 91 Anak Yang Gemuk
- Bab 92 Mike Qi adalah Pria Yang Baik
- Bab 93 Jane Tsu, Aku Ingin Menjadi Ayah Victor
- Bab 94 Tidak perlu mengucapkan terimakasih padaku!
- Bab 95 Kembali ke tempat semula
- Bab 96 Sudah lama tak bertemu!
- Bab 97 Direktur Huang, Apa yang ingin kamu lakukan
- Bab 98 Timothy Huang, Kau Jangan Keterlaluan Mengganggu Orang
- Bab 99 Aku Bahkan Belum Melupakannya Sedikitpun
- Bab 100 Lelaki Nona Tsu berganti Dengan Sangat Cepat
- Bab 101 Apa Kau Sudah Gila, Timothy Huang
- Bab 102 Setelah Ini Aku Tidak Akan Pernah Datang Lagi
- Bab 103 Orang Itu Timothi Huang Atau Bukan
- Bab 104 Kau Sedang Marah Apa
- Bab 105 Ayo kembali pergi berobat
- Bab 106 Takut Apa Kamu Jane?
- Bab 107 Manusia Itu Mulia Karena Tahu Keterbatasan Dirinya Sendiri
- Bab 108 Akan Kubunuh Kamu
- Bab 109 Aku Tidak Akan Menyerah
- Bab 110 Mau Ngapain Kamu Sebenarnya?
- Bab 111 Jane, Victor tersenyum padaku
- Bab 112 Kamu siapa?
- Bab 113 Kamu merasa bersalah, tak berani menatap ku?
- Bab 114 Kamu jangan kelewatan
- Bab 115 Aku menginginkan mu, Jane
- Bab 116 Kelihatan Konyol
- Bab 117 Tidak Seperti Yang Kamu Pikirkan
- Bab 118 Jane, Aku Merasa Tidak Enak Sekali
- Bab 119 Aku Tidak Akan Menikah Dengan Nicole
- Bab 120 Jangan Pergi, Jane
- Bab 121 Kita tak akan kembali
- Bab 122 Kamu tadi begitu terpesona
- Bab 123 Tidak akan ada hari seperti itu
- Bab 124 Jane, lama tak berjumpa
- Bab 125 aku sudah memikirkan nya.
- Bab 126 Apakah kamu begitu membenciku?
- Bab 127 Kamu pikir aku akan melakukan apa?
- Bab 128 Apakah ada sedikit karenaku?
- Bab 129 Kamu juga tahu bagaimana ia marah
- Bab 130 Mandilah denganku, Jane
- Bab 131 Kita sudah tidak ada hubungan apa-apa
- Bab 132 Victor Juga Anak Aku
- Bab 133 Bolehkah kamu memberikan aku satu kesempatan lagi?
- Bab 134 Segitu Tak Sabarnya Kamu Mau Pergi Dari Aku
- Bab 135 Ibuku Juga Senang Sama Kamu
- Bab 136 Dengan Begitu Aku Baru Bisa Cium Kamu
- Bab 137 Lepasin Aku, Timothy
- Bab 138 Sebenarnya Kamu anggap apa aku ini?
- Bab 139 Manajer Lin suka kali ya sama kamu?
- Bab 140 Jane, apa maksud kamu?
- Bab 141 Sakit sekali gila!
- Bab 142 Lusa Pergi
- Bab 143 Tidak ada kesempatan untuk bertemu lagi
- Bab 144 Banyak tuh orang yang mengejar nona Su
- Bab 145 Suatu hal yang menarik
- Bab 146 Kamu mikir terlalu banyak
- Bab 147 Timothy Kecelakaan
- Bab 148 Aku juga merasa diriku lucu
- Bab 149 Sudah, jangan ngomong lagi Jane
- Bab 150 Selamat pagi Jane
- Bab 151 Orang datang dan pergi
- Bab 152 Kamu menyiapkan untuk ku?
- Bab 153 Jane, aku belum membuat perhitungan dengan mu
- Bab 154 Aku tak bisa menerima mu lagi
- Bab 155 ini Paket untuk mu
- Bab 156 Kalau Kamu Sudah Kenyang, Kamu Baru Kuat Untuk Memukulku
- Bab 157 Bukankah Aku Sudah Menolakmu?
- Bab 158 Jangan Menggoda Laki-laki Lain
- Bab 159 Berpikir Memilih Siapa
- Bab 160 Ikuti Kata Hati
- Bab 161 Cepatlah pergi ke sampingnya
- Bab 162 Aku ingin memelukmu
- Bab 163 Tolong temani aku beberapa hari ini
- Bab 164 Apa yang terjadi padamu hari ini?
- Bab 165 Timothy Huang, jangan seperti ini
- Bab 166 Aku Cinta Kamu
- Bab 167 Turun Sendiri atau Aku akan Menggendongmu?
- Bab 168 Kebetulan, Aku Juga Mau Mandi
- Bab 169 Aku Pulang Denganmu
- Bab 170 Kau Jangan Mengucapkan Kata-kata yang Begitu Melukai Orang
- Bab 171 Aku hanya cemburu kepada Michael Qi
- Bab 172 Pria mana lagi yang seperti dia
- Bab 173 Kamu bilang apa yang harus kulakukan
- Bab 174 Terimakasih sudah menungguku
- Bab 175 Masih dengan kata sandi yang sama
- Bab 176 Kau Jangan Pergi Lagi, Ya?
- Bab 177 Aku Mengingat Kata-Kata Mu
- Bab 178 Dia Adalah Isteriku
- Bab 179 Tidak Masalah, Kau Tidak Perlu Bergerak
- Bab 180 Setelah Aku Sadar
- Bab 181 Aku bantu kamu ngomong
- Bab 182 Tunggu aku, tidak lama kok
- Bab 183 Kamu begitu antusias, aku jadi tak bisa menghadapi
- Bab 184 Teman waktu dulu
- Bab 185 Kejutan
- Bab 186 Tidak Bisa Menjualmu
- Bab 187 Jane, Menikahlah Denganku
- Bab 188 Berpura-pura Tidak Melihat Apapun
- Bab 189 Hal Yang Sangat Penting
- Bab 190 Direktur Huang Cemburu
- Bab 191 Rencana Kapan Menikah
- Bab 192 Kapan Menikah
- Bab 193 Sungguh Tidak Tahu Malu
- Ba'b 194 Masalah Tidak Normal Pasti Ada Sesuatu Yang Aneh
- Bab 195 Kamu Sudah Memikirkan Perasaan Aku?
- BAB 196 Terjadi Sedikit Konflik
- Bab 197 Kamu Selamanya Begitu, Selalu Menganggap Sendiri benar
- Bab 198 Jane TsuKamu Mau Ribut Gimana Terserah
- Bab 199 Mungkin Terlalu Mencintaimu
- Bab 200 Tidak Apa, Aku Hanya Sudah Terbiasa
- Bab 201 Timothy Huang, tidak bisakah kamu mempertimbangkannya untukku?
- Bab 202 Tidak ada seorang pria yang bisa bertahan
- Bab 203 Biarkan saja masalah itu berkembang dengan sendirinya
- Bab 204 Sudah setengah bulan
- Bab 205 Apakah kamu akan merindukanku?
- Bab 206 Telepon dua kali sehari
- Bab 207 Salju lebat
- Bab 208 Aku merindukanmu
- Bab 209 Mengapa Kamu Bisa Disini?
- Bab 210 Jangan Menggangguku, Timothy
- Bab 211 Direktur Huang Sudah Tidak Sabar Menunggu
- Bab 212 Membuatmu Merindukanku
- Bab 213 Selamat datang kembali Jane Tsu
- Bab 214 Mau aku peluk tidak, Tsu Tsu?
- Bab 215 Jane Tsu, menikah lah denganku
- Bab 216 Terima kasih Jane Tsu
- Bab 217 Silahkan Nyonya Huang mengikuti standar ini
- Bab 218 Timothy, haruskah begitu?
- Bab 219 Apakah kamu tidak memiliki komentar kepada istriku?
- Bab 220 Kamu pikir saja sendiri
- Bab 221 Kamu tidak bercanda kan?
- Bab 222 Lain kali harus ingat
- Bab 223 Aku sangat mencintaimu
- Bab 224 Kalau begitu kamu jangan mengganggunya
- Bab 225 Aku tidak bilang kamu tidak boleh ikut pergi
- Bab 226 Kamu adalah ayah kandung Victor
- Bab 227 Jane, Aku gugup
- Bab 228 Sudah Cukup
- Bab 229 Kamu tidak perlu khawatir, aku ada disini
- Bab 230 Timothy, Aku ingin menciummu
- Bab 231 Aku tidak akan mendengarkan penjelasanmu
- Bab 232 Masalah ini adalah Michelle Lin yang melakukannya
- Bab 233 Kamu sangat berantusias
- Bab 234 Pilihanku adalah Jane Tsu
- Bab 235 Memberitahumu setelah kembali
- Bab 236 Aku akan memperlakukanmu dengan baik selamanya
- Bab 237 Selalu ditindas orang
- Bab 238 Hubunganku dengannya tentu baik
- Bab 239 Sangat terkejut ya, Jane Tsu?
- Bab 240 Kedamaian nyata atau palsu
- Bab 241 Jane Tsu, Jangan Angkuh
- Bab 242 Apa untungnya menipumu!
- Bab 243 Apakah pekerjaan lebih penting dari istri?
- Bab 244 Nyonya Huang, Nyonya Hebat Sekali
- Bab 245 Biarkan suamimu ini menghiburmu
- Bab 246 Alasanmu ini tidak masuk akal
- Bab 247 Playing Victim
- Bab 248 Dengar-dengar ada yang menindasmu
- Bab 249 Jangan ditahan sendiri jika ada yang salah
- Bab 250 Aku Harus Memilih Makanan Yang Paling Mahal
- Bab 251 Kita Tidak Saling Kenal
- Bab 252 Isteriku Tidak Menginginkannya
- Bab 253 Aku Akan Berusaha
- Bab 254 Kamu Tidak Tahu Apa Yang Laki-Laki Inginkan
- Bab 255 Kecuali Kamu Memberinya Obat Dosis Tinggi
- Bab 256 Sangat Merindukanmu
- Bab 257 Kamu Berpikir Terlalu Jauh
- Bab 258 Jangan Harap
- Bab 259 Terlalu Banyak Informasi
- Bab 260 Mengapa Kamu Di Sini?
- Bab 261 Kalian Bicarakan Baik-baik
- Bab 262 Bukan Karena Ini
- Bab 263 Kamu Ini Benar-benar Menyembunyikan Masalah Dari Aku
- Bab 264 Bodoh
- Bab 265 Mendingan Melahirkan Seorang Putra Kandung Sendiri
- Bab 266 Victor Tidak Ada Dirumah
- Bab 267 Aku Setiap Hari Paling Sedikit Telepon Kamu Sekali
- Bab 268 Nyonya Huang, Ingat Status Kamu
- Bab 269 Ini Aku Tidak Bisa Menyetujui Kamu
- Bab 270 Jika Begitu Kamu Mengajarkan Aku Sebentar
- Bab 271 Aku Benar-Benar Mengagumi Anda
- Bab 272 Aku Tentu Saja Tidak Akan Sungkan
- Bab 273 Kamu Jangan Marah
- Bab 274 Cinta Yang Kuat Begitu Juga Tanggung Jawab
- Bab 275 Aku Hanya Ingin Pulang Melihat Victor
- Bab 276 Terima Kasih Atas Susah Payahnya Kamu, Direktur Lu
- Bab 277 Mungkin Ini Baru Namanya Perempuan
- Bab 278 Masih Berkelakuan Seperti Seorang Anak Kecil Saja
- Bab 279 Suara Kamu Kecilan Istri
- Bab 280 Sangat Patuh, Istri
- Bab 281 Aku sedikit iri padanya
- Bab 282 Hal yang dulu
- Bab 283 Seluruh dunia tahu
- Bab 284 menggunakan sisa hidupku
- Bab 285 Masih ada kejutan, Nyonya Huang
- Bab 286 Aku bilang istriku cantik
- Bab 287 Aku tahu kamu ingin kesini
- Bab 288 Semuanya salahmu
- Bab 289 Sayang, bisakah kamu menggendongku?
- Bab 290 Timothy, aku sangat mencintaimu
- Bab 291 Dalam kehidupan ini, hanya kamu
- Bab 292 Nyonya Huang, berani bertaruh?
- Bab 293 Nyonya Huang, kamu kalah
- Bab 294 Lagian bukan belum pernah menyentuhnya
- Bab 295 Aku tidak akan bicara dengan pria tidak dikenal lagi
- Bab 296 Timothy Huang, tenang sedikit.
- Bab 297 Aku hamil
- Bab 298 Aku mencintaimu