Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu - Bab 260 Mengapa Kamu Di Sini?

Mike Qi akhirnya paham. Aku bisa menghembuskan nafas lega, “Tiffany terlalu mudah ditebak. Dia pernah bilang padaku dia sudah menyukaimu bertahun-tahun, jadi, dia ingin bersamamu. Sekarang, dia tidak ingin memaafkanmu mungkin karena dia salah paham, dia pikir kamu meninggalkannya saat kamu rapat dulu. Sebagai wanita, dia sangat terluka. Kamu jelaskan padanya baik-baik. Dia pasti paham.”

Dia menganggukkan kepala sambil tertawa pahit, “Dia sama sekali tidak ingin menemuiku sekarang.”

Untuk hal ini, aku juga tidak bisa membantunya. Jadi, aku hanya diam.

Mike Qi mengantarku sampai depan kompleks rumahku. Dingin bulan Februari di kota A membuat kami menggingil. Setelah turun dari mobil, angin langsung berhembus. Aku langsung menggigil. Aku sudah tidak berniat berbincang lebih lama lagi dengan Mike Qi.

Setelah berpamitan dengannya, aku langsung berlari ke dalam rumah.

Baru berlari beberapa langkah, aku lalu tersandung dan menabrak seseorang.

Aku terkejut. Aku berniat mendongakkan kepala untuk meminta maaf. Namun, lalu aku mendengar suara Timothy, “Apa kamu tidak lihat jalan?”

Aku mendongakkan kepala dan melihat wajah Timothy. Dia mengenakan mantel tebal, tangannya juga hangat. Dia lalu emnarikku ke dalam pelukannya.

Mataku berkedip-kedip. Ternyata malam ini tidak begitu dingin. Aku lalu berjalan dengannya ke rumah, “Sedang apa kamu di sini?”

“Aku mengawasimu supaya tidak jatuh.” ujarnya dingin namun penuh perhatian.

Sudah pukul sepuluh malam. Victor sudah tidur.

Ketika memasuki rumah, aku langsung merasakan kehangatan. Aku lalu masuk ke kamar dan mengambil baju tidur, bersiap mandi.

Setelah mandi, saat itu sudah pukul sepuluh lebih. Timothy belum tidur. Dia mengambil koran dan membacanya.

Aku lalu mengambil koran dari tangannya, “Direktur Huang, biar kuceritakan masalah Mike Qi padamu.”

“Ada apa dengan mereka?”

Dia menarik selimut sambil merebahkan badan. Aku mengulurkan tangan untuk mematikan lampu, “Tiffany hamil. Mike Qi ingin menikahinya. Namun, Tiffany tidak menginginkannya.”

“Astaga! Tidak kusangka Mike Qi hebat juga!”

Mendengar jawabannya, aku diam terpaku, lalu menepuk pundaknya, “Apa otakmu selalu dipenuhi hal-hal semacam ini?”

Dia menundukkan kepala dan menciumku, “Entahlah, yang aku tahu secara pasti adalah kemarin malam kamu setuju akan mengenakan baju pilihanku kalau hubungan mereka berhasil. Aku sudah membeli bajunya!”

Aku lalu menendangnya, “Bukannya hubungan mereka belum bisa dibilang berhasil?”

“Cepat atau lambat hubungan mereka pasti berhasil.”

“…” aku kehilangan kata-kata.

Aku baru menyadari sepertinya Timothy menjebakku.

Ini sudah larut malam. Besok masih harus bekerja. Jam biologisku sudah mengingatkanku.

Aku juga tidak berencana berbincang lama dengannya, “Aku mau tidur. Selamat malam.”

Aku berbalik badan memunggunginya.

Timothy memelukku dari belakang.

Aku lalu teringat Timothy tadi menjemputku di bawah. Aku sangat tersentuh. Aku lalu menggenggam tangannya erat-erat, “Timothy.”

“Hm?”

Aku tertawa, “Aku mencintaimu.”

Timothy hening sejenak, lalu menjawab, “Aku juga mencintaimu.”

Ujung bibirku menyungging senyum. Aku tidak bicara lagi. Aku lalu menutup mata dan tidur pulas.

Pagi itu, aku melihat Tiffany di kantor. Dia juga melihatku. Dia tampak ketakutan.

Melihatnya begini, aku tidak bisa menahan tawaku. Aku lalu menghampirinya, “Nona Tiffany, ayo kita berbincang sebentar.”

“Apa bisa nanti saja?”

“Tidak bisa!”

Aku lalu menariknya. Lalu, aku teringat dia sedang hamil. Aku lalu menariknya pelan.

Dia lalu mengikutiku dengan terpaksa.

Angina berhembus kencang ke wajahku, “Kemarin Mike Qi mencariku lalu mengajakku makan malam.”

Dia menundukkan kepalanya, tidak berkata-kata.

“Dia mengatakan masalah kalian kepadaku. Aku tahu aku tidak seharusnya ikut campur. Tapi, kamu kadang-kadang suka impulsif. Aku hanya takut kalau kamu begini, yang nantinya terluka juga adalah dirimu.” ujarku sambil menatapnya.

Dia mendongakkan kepalanya lalu menatapku, “Aku tidak akan terluka. Aku sudah memikirkan ini matang-matang, Jane.”

Aku tahu dia sedang kesal. Namun, dia terlihat lucu, “Bukannya kamu pernah bilang kamu telah lama menyukainya? Setengah bulan sebelumnya kamu bahkan bilang kamu tidak ingin melihatnya bersama dengan yang lain. Sekarang kamu bilang kamu tidak menyukainya lagi. Apa kamu pikir aku ini bodoh?”

“Harus bagaimana lagi? Hubunganku bertepuk sebelah tangan. Jane, kamu tidak tahu aku sangat lelah. Saat aku diam-diam menyukainya, aku sudah tahu aku tidak mungkin bersamanya. Jadi, aku menahan diriku. Namun, sekarang berbeda. Aku benar-benar tidak menyukai perasaan ini. Aku kira aku berhasil, namun ternyata sia-sia saja!”

“Tiffany.”

Aku menggenggam tangannya, “Mike Qi menyukaimu. Apa kamu tahu itu?”

Dia melihatku tidak percaya, “Kamu jangan membohongiku, Jane. Kamu tahu kan saat itu—”

“Aku tahu. Tapi, tidak adil baginya jika kamu tidak mendengarkan penjelasannya. Apa kamu tidak merasa kamu sendiri tega begitu padanya?”

“Apa yang harus dijelaskan lagi? Aku sudah paham maksud perbuatannya saat itu! Walaupun aku tidak tahu malu, tapi aku sudah mengejarnya berbulan-bulan. Kami sudah mengalami banyak hal, namun dia masih saja dingin padaku. Kamu pikir aku akan melanjutkan ini?” ujarnya, “Kalau aku melanjutkan ini namanya bukan lagi mengejar tapi memaksakan, Jane!”

Aku tahu dia serius, namun mendengar Tiffany mengatakan hal seperti itu, aku benar-benar berusaha menahan tawaku, “Sekarang masih belum disebut memaksakan! Saat itu, dia harus menghadiri rapat. Karena dia takut membangunkanmu, jadi dia langsung meninggalkan kamar. Ketika dia kembali, kamu sudah tidak ada. Kamu tidak mengangkat teleponnya juga tidak membalas pesannya.”

Tiffany hening. Namun, aku tahu apa yang sedang dia pikirkan. Aku lalu menghembuskan nafas, “Kalau memang dia tidak menyukaimu, aku tidak akan berdiri disini dan menjelaskan hal ini padamu. Kemarin, aku menanyainya dua hal. Pertama, kalau wanita itu bukan dirimu, apakah mungkin terjadi hal yang sama. Kedua, kalau masalah ini tidak terjadi dan kamu menikah dengan orang lain, apakah dia akan cemburu. Dia bilang padaku kalau dia sudah paham dengan perasaannya sendiri. Tadinya, dia juga tidak tahu dia menyukaimu. Kalau dia tidak menyukaimu, mana mungkin terjadi kesalahpahaman begini?”

“Kamu… apa benar yang kamu katakan?”

Aku menganggukkan kepala, “Untuk apa aku berbohong?”

Tiba-tiba, dia memelukku, “Jane, aku benar-benar menyukainya!”

Novel Terkait

Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
4 tahun yang lalu
The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu
Anak Sultan Super

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
3 tahun yang lalu
Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
3 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu