Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu - Bab 168 Kebetulan, Aku Juga Mau Mandi

Ketika mendengar suara itu, aku sadar dan bersembunyi di balik pelukan Timothy, tapi sudah terlambat, karena orang itu datang dari arah depan.

“Jane, ternyata memang dirimu!”

Melihat Manajer Lin dari departemen pemasaran, aku pun mematung.

Timothy menyenggolku, barulah aku sadar, Manajer Lin tersenyum di depanku, hanya saja senyumku kali ini sepertinya lebih menyeramkan daripada muka menangis: “Manajer Lin, sungguh kebetulan.”

“Iya, tidak disangka bisa kebetulan.” Manajer Lin menatapku sejenak, tatapannya langsung tertuju pada Timothy di belakangku: “Direktur Huang, tidak disangka akan bertemu di sini.”

Aku sudah malas menjawab, melihat Manajer Lin dan Timothy saling saja, aku pun hanya berdiri tanpa sepatah kata pun.

“Jane, kau dan Direktur Huang?”

Tapi aku tidak berkata apa-apa bukan berarti orang lain tidak akan menanyakanku, apalagi Timothy sebagai topik utamanya.

Aku masih belum menjawab, Timothy sudah berbicara terlebih dahulu: “Ia adalah istriku.”

Terlihat jelas bahwa Manajer Lin terkejut, tapi dengan cepat, ia langsung mengerti, tersenyum ke arah kami berdua: “Jane, kau menutupinya dengan sangat hebat!”

Aku terpaksa tersenyum: “Aku bukan sengaja, hanya saja tidak ada orang yang bertanya.”

"benar juga, hahaha, dulu Kepala Fang bilang ingin mengenalkanmu seorang laki-laki.”

Aku tersenyum malu, namun tidak tahu harus berkata apa, di saat seperti ini bicara apapun juga memalukan.

Untung saja Manajer Lin sangat mengerti keadaan, tanpa banyak bicara ia pun berpamitan denganku dan Timothy.

Melihat Manajer Lin berjalan menjauh, akhirnya aku menghembuskan napas lega.

Menoleh menatap Timothy, sedikit sedih, “Adakah yang masih ingin kau beli? Jika tidak ada mari cepat pulang.”

Jarang-jarang ia tidak mengelak: “Tidak ada, mari pulang.”

Aku menghela napas, tadi aku lupa, di swalayan ini, aku sering berpapasan dengan rekan kerjaku.

Sepanjang jalan, aku kelelahan hingga terdiam.

Malam hari Timothy yang memasak, aku tidak tahu kemarin selain Manajer Lin melihatku dan Timothy, ada siapa lagi yang melihat, memikirkan tentang ini, aku agak tidak senang.

Setelah menidurkan Victor, aku baru saja berencana akan pergi mandi, tapi Timothy menahan tanganku.

“Apa yang kamu lakukan?”

Ia menekanku pada dinding, aku mendorongnya dengan sadar, tapi ia masih lebih kuat daripada tembok, langsung saja aku terkurung olehnya.

Ia menunduk menatapku, tertawa dignin: “Jane, sebenarnya apa maksudmu?”

Aku mengerutkan alis, tidak tahu apa yang dibicarakannya: “Apa maksudnya dengan maksudku?”

“Hah.” Ia menggumam, “Kau tidak menginginkan rekan kerjamu melihatku, kau ingin mencari orang lain bukan?”

Mendengar ucapannya, aku tertawa hingga hampir menangis: “Pikiran kacau apa itu, kapan aku ingin mencari orang lain?”

Aku sudah mengundurkan diri dan siap kembali ke kota A, apakah keputusanku ini masih kurang jelas?

“Bukankah begitu? Manajer Lin itu bukankah sudah bilang? Kepala departemenmu ingin mengenalkanmu dengan laki-laki lain!”

Mendengarkan ucapan cemburunya, aku yang tadinya agak marah, sekarang malah tidak marah lagi, tawaku langsung menyembur: “Apakah kamu tidak salah, aku cemburu akan hal seperti ini? Timothy, Direktur Huang, kemana sikapmu pergi?”

Ia tidak menjawab, hanya menatapku lurus.

Ia menatapku hingga hatiku tidak nyaman, baru saja ingin mengangkat tangan dan mendorongnya, tiba-tiba ia menunduk dan menciumku.

“Hm—”

Ciumannya menggebu dan tegas, tidak lama kemudian aku pun terhanyut oleh ciumannya.

Tangannya masuk dari balik busanaku, aku sedikit tersadar, mengulurkan tangan dan menahannya, “Jangan, besok aku masih harus bekerja!”

Gerakannya mengendur, menunduk dan memegangi keningku: “Ingin mandi?”

Kupikir ia akan melepaskanku, aku sibuk mengangguk: “Hm, besok aku masih harus bekerja, jangan nakal.”

“Kebetulan, aku juga mau mandi.”

Selesai berbicara, ia langsung menggendongku.

Aku tidak menebak ia akan melakukan gerakan itu, aku terkejut: “Ah –”

Ia menggendongku menuju kamar mandi, mengulurkan tangan dan melepaskan pakaianku menaruhnya di sisi, langsung menempatkanku di bawah pancuran air.

Ia menciumku dengan berapi-api, aku terikat padanya, menciumiku tanpa henti, perlahan-lahan, aku tidak bisa menahan lagi, seluruh tubuhku melunak……

Timothy benar-benar gila, kemarin malam saja sudah cukup kejam, malam ini masih mengajakku sebanyak tiga kali!

Ketika ia menggendongku ke atas ranjang, aku memejamkan mata, menyelimuti diri dan langsung tertidur.

Keesokan harinya ia tetap mengantarku kerja, untuk mencegah ia menahanku turun mobil seperti kemarin hari, ketika mobil terhenti, dengan cepat aku mencium bibirnya: “Aku pergi kerja dulu.”

Ia menciumku, sudut alisnya pun mencerminkan senyuman, tanpa menyulitkanku, aku pun membuka pintu mobil dan turun.

Timothy sudah tinggal di kota D selama 5 hari, di kota A ada rapat penting, ia harus segera pulang.

Hari ketika ia pergi ia menyuruhku agar tidak terlalu merindukannya, aku mendorongnya menyuruhnya cepat pergi, berkata bahwa aku tidak akan merindukannya.

Alhasil belum lama ia naik pesawat, aku sudah mulai merindukannya.

Keluar dari pintu kantor, beberapa hari ini sudah terbiasa Timothy mengantar jemputku, begitu keluar dari pintu kantor aku otomatis memandang ke seberang jalan, hasilnya hari ini begitu aku melihat, baru teringat bahwa ia sudah naik pesawat sore ini menuju kota A.

Hatiku tiba-tiba merasa sepi, untung ada Victor, tidak lama kemudian perasaanku kembali normal.

Bagaimana pun juga Timothy adalah penentu, IEC International Group membutuhkannya untuk mengkendalikan rapat besar.

Penyerahan pekerjaanku juga sudah hampir selesai, ketika Timothy pergi selama satu minggu, penyerahan pekerjaanku pun benar-benar selesai.

Bagaimana pun juga sudah bekerja di kantor selama delapan bulan, departemenku memutuskan untuk mengadakan pesta perpisahan.

Kaki ini aku tidak bisa menolak, maka aku tidak menolak.

Ketika makan Timothy menelepon, bertanya apakah hari ini aku keluar dari kantor, aku sedang makan dan tidak berani berkata banyak, aku asal meresponnya dengan beberapa kalimat lalu menutup telepon.

Pesta perpisahan hanyalah makan-makan dan karaoke, aku sudah menyampaikan pada Bibi Fan, menyuruhnya membantuku memantau Victor.

Victor sudah tidur ketika pukul sepuluh malam, aku tidak perlu khawatir lagi.

Selesai makan kami semua pergi karaoke, mungkin karena aku akan pergi, mereka banyak berbincang denganku.

Hubungan pekerjaan di departemen kami biasanya cukup banyak, jadi hubunganku dengan rekan kerja juga cukup baik.

Karena besok mereka masih akan bekerja, jadi ketika pukul sebelas malam pun memutuskan untuk selesai.

“Jane! Lihatlah!”

Baru saja jalan keluar pintu, Megan tiba-tiba menabrakku, aku mengangkat kepala dan memandang ke arah pandangannya, seluruh tubuhku terpaku kaget.

Novel Terkait

Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
5 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
4 tahun yang lalu
Pria Misteriusku

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
4 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
4 tahun yang lalu
Meet By Chance

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
4 tahun yang lalu
Get Back To You

Get Back To You

Lexy
Percintaan
4 tahun yang lalu