Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu - Bab 190 Direktur Huang Cemburu

“Sangat penting.”

Timothy datang dan menggendong Victor, aku tidak tahan dan mengangkat tangan untuk memukulnya.

“Istri, apakah kau mau memukulku sampai mati?”

Bibirku dengan cepat berkata: “Bisakah kau menjaga mukamu untuk sedikit saja?”

“Tentu saja aku akan menjaga wajahku, saying sekali jika membuang wajah setampan ini.”

“……”

Benar-benar, orang tidak tahu malu memang tidak bisa dilawan.

Aku malas menjawab Timothy, daripada omongannya semakin melantur.

Victor yang mendengar omongan Timothy yang sembarangan, Victor benar-benar ingin segera tidur setelah mandi.

Memikirkan semalam sudah meninggalkan Victor dan pergi bersama Timothy, aku merasa bersalah padanya, jadi aku ingin menemaninya tidur malam ini.

Tapi Victor malah mendorongku dengan tangan kecilnya: “Mama, mama dan papa masih ada urusan penting yang harus diurus, aku akan tidur sendiri.”

Victor masih kecil, ada beberapa kata yang tidak begitu jelas ia lafalkan.

Mendengar ucapannya, aku ingin segera memukul Timothy rasanya.

Tiba-tiba saja Timothy memasuki ruangan, “Benar, Victor anak baik, papa dan mama mau pergi mengurus hal penting. Victor harus jadi anak baik, paham tidak?”

“Ya, papa.”

Sesaat setelah Victor mengatakannya, Timothy langsung menarikku keluar kamar.

Aku mengangkat tangan menggenggam pergelangan tangannya dan sedikit tidak senang: “Apa yang kau lakukan, Victor belum tertidur!”

Timothy menutup pintu kamar Victor, menatapku dan tersenyum: "Apa yang kau ingin aku lakukan?"

Wajahku memerah dan mendorongnya dengan tanganku: "Pergi, jangan mendekat."

Tapi tenagaku tidak ada apa-apanya dibandingkan tenaganya, sesaat kemudian dia mendorongku ke dinding, jarakku dan dia tidak sampai 30cm: “Apa yang kau pikirkan, Jane, hm?”

Aku tidak sanggup bila ia memanggilku seperti itu, dan menghimpitku dengan sengaja seperti ini.

Aku mengangkat tangan dan mendorongnya, tapi tidak berhasil, dia langsung menekan seluruh tubuhku, menempel pada sisi telingaku, nafasnya jatuh pada telingaku.

Aku rasa jantungku sudah seperti akan melompat keluar dari dadaku, dan aku sedikit marah: “Apa yang kau inginkan, apa semalam masih belum cukup?”

Baru selesai aku mengatakannya, Timothy tertawa di samping telingaku.

Aku melihatnya dengan wajah memerah: “Apa yang kau tertawakan?”

“Sudah, sudah, aku tidak akan mengganggumu lagi, gantilah pakaianmu, aku akan membawamu menemui beberapa teman.”

Aku tertegun: “Bertemu teman apa?”

“Jangan banyak tanya dulu, ganti pakaianmu, kau akan tahu nanti.”

Ia mendorongku memasuki kamar saat berbicara.

Awalnya aku berpikir saat Timothy memberitahu Victor ada yang harus kami urus, adalah “hal itu”, tak disangka malam ini benar-benar ada hal yang harus diurus.

Aku masih mempertimbangkan apakah perlu merias wajah atau tidak, dan Timothy berjalan masuk: “Sudah cantik, tidak perlu make up lagi, ayo jalan, mereka sudah menunggu kita.”

“Tapi—“

Aku masih ingin mengatakan sesuatu, dia langsung mendorongku segera berjalan.

“Teman seperti apa?”

“Teman dari kecil hingga dewasa.”

Timothy tidak banyak bicara, hanya mengatakan kalimat sederhana itu, tapi itu sudah cukup untuk menggoncang hatiku.

Sebagian alasan mengapa aku berpikir hubunganku dan Timothy tidak nyata adalah karena adanya kesenjangan antara hidupku dan hidupnya.

Sekarang dia membawaku untuk bertemu teman-temannya, tampaknya untuk mengintegrasikanku ke dalam hidupnya.

Pada saat ini, aku benar-benar merasa bahwa tidak ada dua garis paralel tanpa persimpangan antara Timothy dan aku. Aku dapat masuk ke dalam hidupnya, dan dia bersedia membawaku ke dalam lingkarannya.

Ketika mobil berhenti, aku merasa gugup untuk pertama kalinya, bahkan lebih gugup daripada ketika melihat kakek Timothy.

Teman-teman Timothy sejak kecil, aku tidak ingin mendapatkan penolakan dari mereka.

Sebenarnya aku hanya terlalu paranoid, teman-teman Timothy sangat bersahabat, juga tidak mengungkit masa laluku dan Timothy.

Pertama kali bertemu dengan ketiga teman Timothy ini, dua diantaranya sudah menikah, dan masih ada satu yang bahkan belum mempunyai pacar.

Dibandingkan dengan Timothy, mereka lebih ramah dan mudah diajak mengobrol.

“Jane, lain kali kita harus pergi makan bersama jika ada waktu!”

Aku baru saja berjalan keluar dari pintu hotel, salah satu teman Timothy memanggil.

Aku tercengang dan menjawab terburu-buru: “Baiklah.”

Tiba-tiba Timothy menarikku dari arah samping, aku tidak mengerti dan menoleh padanya: “Ada apa dengamu?”

“Seru sekali obrolan kalian.”

Aku tidak menyadari keanehannya dan mengangguk: “Ya, awalnya aku sangat gugup, tapi setelah bertemu dengan mereka, aku rasa mereka semua sangat baik.”

Dibandingkan dengan Timothy si gunung es hidup ini, teman-temannya jauh lebih enak diajak mengobrol.

“he.”

Dia berdeham dingin dan segera angkat kaki berjalan pergi

Saat ini aku baru menyadari bahwa ada sesuatu yang salah dengan Timothy, aku bergegas menyusulnya dan mengulurkan tanganku untuk menariknya: “Timothy?”

Dia tidak menjawabku, dan aku kmebali menariknya: “Hei, Direktur Huang?”

Dia tetap tidak menjawabku, aku menatapnya dan menyadari wajah dinginnya tersebut.

Aku tidak bisa menahan tawa pada pemikiran bahwa dia cemburu.

Dia yang membawa aku untuk bertemu teman-temannya, dan sekarang dia yang cemburu.

Aku benar-benar tidak tahu harus berkata apa. Aku sudah memanggilnya dua kali, melihatnya yang tidak menjawabku, aku tidak peduli lagi, hanya mengikuti langkahnya menuju mobil.

Sepanjang jalan, aku dan Timothy, kami berdua tidak ada yang memulai pembicaraan, seperti sedang lomba siapa yang bisa bertahan paling lama tidak bicara duluan.

Tidak terlalu banyak kendaraan dijalanan saat malam, Timothy melajukan mobil dengan kencang.

Aku menoleh kearahnya sebentar, aku mengurungkan niatku untuk memperingatinya melambatkan laju mobil.

Mobil berhenti, Timothy tidak memanggilku dan langsung turun dari mobil, ia menunggu sampai aku turun, baru ia mengunci mobilnya.

Saat ini, waktu sudah sangat malam, di dalam lift hanya ada kami berdua, hening, aku ingin tahu, sampai kapan ia bertahan seperti ini.

Aku berjalan masuk kerumah dan melepaskan sepatu, tiba-tiba mendengar suara “bang!”, aku berbalik untuk menemukan Timothy yang membanting pintu.

Memikirkan Victor, aku mengerutkan kening, mengangkat kakiku dan mengikutinya ke dalam kamar: "Apakah kau sudah selesai marah?"

Aku benar-benar tidak tahu harus menangis atau tertawa melihat orang sepertinya.

“Belum.”

Dia mengangkat tangan untuk melepaskan jaket dan melemparkannya sembarang keatas sofa, aku memungutnya dan menggantungnya di lemari, aku sedikit pusing melihat kelakuannya: “Mereka adalah temanmu, jika aku banyak mengobrol dengan mereka, itu juga karenamu, mengapa kau tidak mengerti sama sekali?" sangat kekanakan.

Tentu saja aku tidak menyebutkan kalimat terakhirku, aku takut dia akan semakin marah.

Dia terduduk diatas sofa dan sedikit menunduk, aku tidak bisa melihat ekspresinya, juga tidak mendengar omongannya, aku tidak yakin dengan apa yang sedang ia pikirkan sekarang.

Setelah hening sesaat, aku menghela nafas, hanya bisa menerima nasibku dan berkata: “Direktur Huang, jangan marah lagi, ya?”

Dia melihatku sekilas, “Kau tidak bilang aku sulit mengontrol emosi?”

Aku dengan cepat menyangkal: “Tidak, kau salah dengar, aku tidak pernah bilang seperti itu.”

Terlalu lama mengikuti Timothy, tidak disangka kulit mukaku sekarang sangatlah tebal.

Dia menunduk melihatku, tiba-tiba menarikku kedalam pelukannya, membawaku kedalam pangkuannya, dia menunduk dan matanya menatapku lurus: “Apakah aku benar-benar seorang pemarah?”

Novel Terkait

Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
4 tahun yang lalu
Meet By Chance

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
3 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
3 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
4 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
4 tahun yang lalu