Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu - Bab 255 Kecuali Kamu Memberinya Obat Dosis Tinggi

Selain cara yang diberitahukan Timothy, aku sama sekali tidak terpikirkan cara lain lagi. Aku telah berjanji akan memberitahu Tiffany hari ini di kantor, jadi dalam perjalananku ke kantor, aku terpaksa mencari cara lain di internet.

Namun, cara itu tidak cocok. Kebanyakan menyarankan wanitanya untuk tidak tebal muka, muka Tiffany sudah tebal. Mike Qi juga dingin, lain dengan pria yang disebutkan di internet.

Mobilku sebentar lagi tiba di kantor. Dengan melas, aku menoleh kearah Timothy.

Dia mengulurkan tangannya lalu memelukku. Aku menciumnya dengan enggan.

“Kamu bilang saja ke Tiffany yang kukatakan padamu tadi malam. Aku tidak bercanda tentang itu, Jane. Mike Qi bukan bocah lagi. Dia mirip bongkahan kayu. Kalau kamu berharap kayunya membelah dengan sendirinya, maka akan susah. Namun, jika mereka saling mengontak, barulah kolegamu memiliki sebuah kemungkinan.”

Analisisnya bagus. Namun, aku merasa ada yang mengganjal, “Kalau begini, apa kamu tidak merasa Tiffany terkesan seperti wanita—”

Aku terdiam, tidak dapat mengucapkan kata-kata itu dengan lantang. Aku mengganti diksiku, “tidak baik?”

“Mereka sudah dewasa. Mike Qi tidak memiliki kekasih. Kolegamu juga menyukainya. Kalau hal ini berhasil, berarti Mike Qi tidak sepenuhnya menolak kolegamu. Dia hanya belum tahu saja.”

Ucapan Timothy sedikit tidak masuk akal. Namun, setelah turun dari mobil, entah bagaimana aku merasa ucapannya ada benarnya.

Aku benar-benar tersiksa!

“Jane! Jane!”

Aku baru saja akan masuk ke ruang isi ulang air minum, tiba-tiba Tiffany berlari menghampiriku.

Aku tahu alasan dia girang begini. Dia berpikir aku sangat mengenal Mike Qi. Kalau aku sampai tidak terpikirkan cara mendapatkannya, berarti memang tidak ada cara lagi.

Aku menatapnya, “Tunggu sebentar, aku mengisi botol minumku dulu.”

Dia mengangguk sambil mendorongku, “Cepatlah! Aku akan menunggumu diluar.”

Melihat Tiffany girang begitu, kepalaku langsung sakit.

Setelah mengisi botol air, aku berjalan keluar dengan enggan sambil mencari Tiffany. Tepat sebelum aku buka mulut, dia langsung memanggilku, “Cepat kemari! Apa kamu sudah memikirkan caranya tadi malam?”

Aku melihat wajahnya yang penuh penantian, lalu teringat kata-kata Timothy. Aku sama sekali tidak tahu bagaimana cara menjelaskannya.

Melihatku diam, Tiffany semakin tidak sabar, dia menarikku, “Jane, bicaralah! Aku sudah tidak sabar!”

Dengan malu, aku menatapnya, “Tiffany, apa kamu benar-benar menyukai Mike Qi?”

Mendengar pertanyaanku, raut wajahnya berubah suram, “Aku tahu kamu berpikir kalau aku berlebihan. Tapi, aku sama sekali tidak menjalin hubungan romantis selama bertahun-tahun. Orang yang kusukai hanyalah dia! Dulu, aku pengecut sekali, tidak berani menyatakan perasaanku. Dulu, aku merasa mendengar kabar tentangnya saja aku sudah bahagia. Namun, aku tidak lagi muda sekarang. Aku merasa reputasi tidak lagi penting. Lagipula, kami berdua sudah cukup dekat. Aku merasa kalau aku melangkah lebih dekat, aku bisa berdiri di sisinya.”

Usai berbicara, dia melepaskan genggaman tangannya sambil tersenyum kecut, “Kamu tidak tahu, dulu ketika aku tahu orang yang akan kamu kenalkan padaku adalah dia, aku tidak bisa tidur semalaman. Aku memikirkan banyak topik untuk berbincang dengannya. Namun, ketika aku bertemu dengannya, kepalaku langsung kosong.”

Mendengar Tiffany berkata begitu, aku langsung kehilangan kata-kata.

Sejujurnya, aku tidak menyangka dia sangat menyukai Mike Qi. Singkatnya, dia telah jatuh cinta.

Dia lalu diam, lalu mendongakkan kepalanya lagi, “Jane, aku tahu diumurku sekarang ini, aneh jika aku girang ketika bicara tentang cinta, bahkan mungkin terdengar sangat naif. Namun, hidup ini panjang. Aku sudah membuang banyak waktu. Aku tidak ingin menghabiskan setengah hidupku lagi.”

Ucapannya mengagetkanku. Aku tidak menyangka Tiffany yang ceria bisa berkata begitu.

Mengingat kata-kata Timothy pagi ini, aku bersiap membuka mulutku. Walaupun aku tahu cara ini mungkin tidak begitu baik, namun, mereka juga bukan anak-anak lagi. Sebelum melakukan hal ini, juga apa yang mungkin terjadi setelahnya, mereka pasti sudah tahu.

Dengan begitu, aku tidak lagi khawatir, “Tiffany, bukannya tidak ada cara lagi, tapi, aku merasa—”

“Cara apa?” dia menyelaku sebelum aku bisa mengakhiri kalimatku.

Melihatnya begini, tiba-tiba aku ingin buka mulut, “Ini mungkin bukan cara yang baik, tapi kalian berdua sudah dewasa. Aku yakin kamu bisa memutuskannya. Timothy yang memberitahuku cara ini. Dia bilang, dengan sikap Mike Qi yang dingin begitu, kamu lah yang harus mengambil inisiatif. Kalau dosis obatnya rendah, tidak akan berfungsi. Kecuali jika kamu bisa memberinya obat dosis tinggi!”

“Obat apa?”

Walaupun aku sangat ingin mengatakannya, namun hal semcam ini benar-benar susah untuk diucapkan secara lantang. Namun, melihat Tiffany tegang begini, aku lalu tanpa malu berkata, “Kalau kamu benar-benar merasa dia adalah satu-satunya, dia jomblo dan kamu juga menyukainya, kamu bisa menghabiskan malam dengannya!”

Usai berbicara, wajah Tiffany langsung memerah. Dia melihatku dengan malu-malu, “Be… benar juga.”

Dengan terkejut, aku menatapnya, “Apa sama sekali tidak terpikirkan olehmu?”

Tiffany adalah wanita dengan pikiran terbuka. Tidak lama kemudian, raut wajahnya normal kembali, “Kalau pada akhirnya tidak bisa bersama dengan pria yang kita cintai, tapi kita pernah melakukan hal itu bersama, lumayan juga.”

Aku tahu Tiffany mencintai Mike Qi. Aku hanya bisa berharap mereka berdua bisa berakhir di pelaminan. Sisanya, aku tidak bisa membantunya.

Setelah lama berbincang dengannya, jam kantor pun dimulai. Lagipula, kami sedang di kantor. Jadi, aku tidak enak bicara lebih jauh. Aku menepuk pundaknya, “Baiklah. sudah jam sembilan lebih, bukannya masih banyak pekerjaan yang harus kamu selesaikan?”

Dia mengangguk. Aku berbalik badan menuju ruanganku. Baru dua langkah aku berjalan, Tiffany menarikku lalu memelukku erat, “Jane, terimakasih!”

Aku terkejut lalu tertawa, “Untuk apa terimakasih? Kalian berdua adalah temanku. Aku berharap kamu memiliki rumah yang bagus. aku juga berharap Mike Qi menemukan pasangannya. Tapi, Tiffany, untuk hal ini, kamu jangan terlalu berlebihan.”

Tiffany menganggukkan kepalanya dengan serius, “Aku paham. Jika aku berlebihan terhadap Mike Qi, aku akan kehilangan semua kesempatanku.”

Melihatnya paham dengan batasan-batasannya, aku merasa lega, “Bagus kalau kamu sudah tahu. Aku menunggu kabar baik darimu!”

“Aku juga berharap memberimu kabar baik!”

Melihatnya begini, aku menghembuskan nafas lega sekali lagi. Sisanya urusan Tuhan.

Liburan musim semi segera tiba. Departemenku menghabiskan sisa-sisa hari untuk lembur. Dibanding Tiffany dan Deasy yang sibuk dari pagi sampai malam, aku bisa dibilang beruntung. Proyek yang kutangani tidak mengambil sisa-sisa waktu ini.

Melihat mereka berdua sibuk, aku sendiri tidak memiliki hal untuk dikerjakan. Aku lalu bergabung dengan proyek orang lain untuk pengalaman.

Novel Terkait

Marriage Journey

Marriage Journey

Hyon Song
Percintaan
3 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
3 tahun yang lalu
Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu
Meet By Chance

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
3 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
3 tahun yang lalu
Cutie Mom

Cutie Mom

Alexia
CEO
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu