Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu - Bab 204 Sudah setengah bulan

Timothy Huang telah berdiri di sebelahku, seolah-olah tidak melihat ada Michelle Lin, mengulurkan tangannya dan merangkulku: "Bukankah sudah kubilang aku akan menjemputmu pulang?"

Aku tertegun, memandang wajah Michelle Lin yang berada di hadapanku menjadi biru, merasakan kepenatan yang ia berikan kepadaku selama beberapa hari ini menghilang dalam sekejap.

"Direktur Huang sungguh suatu kebetulan dapat bertemu denganmu di sini."

Aku harus mengagumi keberanian Michelle Lin, jelas-jelas Timothy Huang tidak ingin menghiraukannya, tetapi dia masih dengan tidak tahu malunya mengatakannya.

Aku tidak berbicara, hanya melihat apa yang akan dilakukan oleh Timothy Huang selanjutnya.

Mungkin karena Timothy Huang ada di sini, ia memiliki popularitas yang tinggi, itulah mengapa saat ini banyak orang yang berdiri di sekitar pintu masuk perusahaan.

Meskipun semua orang bergegas pulang dari tempat kerja, namun tetap ada sebagian orang yang suka bergosip, dan tinggal untuk melihat apa yang sedang terjadi.

Aku menatap Timothy Huang, awalnya kupikir dia akan mengatakan apa, alhasil dia hanya memandang Michelle Lin sebentar: "Siapa kamu?"

"Aku ——"

Aku melihat sepertinya Michelle Lin ingin mengucapkan sesuatu, tetapi Timothy Huang jelas tidak akan memberinya kesempatan, dan menarikku pergi.

Sebelum aku pergi, aku tidak bisa menahan untuk tidak menoleh ke arah Michellen Lin, dia berdiri di situ, senyuman di wajahnya sedikit dipaksakan, ketika ia mengetahui bahwa aku sedang memandanginya, dia bahkan tersenyum kepadaku.

Benar-benar, ini pertama kalinya, aku bertemu dengan orang sepertinya.

Di gandeng oleh Timothy Huang memasuki mobil, baru saja aku meraih tali sabuk pengaman, dia langsung membengkokkan punggungnya, membantuku memakai sabuk pengaman.

"Aku saja yang——"

Awalnya aku ingin mengatakan aku saja yang melakukannya, tetapi dia sudah selesai memakaikannya, aku merapatkan bibirku, tidak melanjutkan perkataanku.

Timothy Huang berjalan memutar memasuki kursi pengemudi, manatapku dari samping, kemudian dia menginjak pedal gas.

Sudah berhari-hari, Timothy Huang tidak menjemputku pulang kerja. Hari ini dia menjemputku pulang dari perusahaan, tiba-tiba aku tidak tahu harus mengatakan apa.

Di dalam mobil sangat sunyi, dia merupakan orang yang jarang berbicara, tidak sepertiku, selalu berbicara tanpa henti.

"Selama berapa hari kamu akan melakukan perjalanan bisnis?"

Dari perusahaanku sampai daerah perumahan ada dua lampu lalu lintas, sekarang mobil berhenti di lampu lalu lintas yang pertama, aku tidak menyangka dia tiba-tiba menanyaiku.

Mengungkit masalah perjalanan bisnis, aku teringat inilah yang membuatnya datang ke perusahaan untuk mencariku siang ini.

Setelah berpikir, aku pun tidak menutupinya: "Sekarang masih tidak tahu, Manager sudah mengatakannya, setidaknya memerlukan satu minggu, jika waktunya lama, mungkin akan membutuhkan waktu sekitar setengah bulan."

"Oh."

Dia menjawabnya, kemudian tidak meneruskan untuk bertanya lebih jauh lagi.

Aku menatapnya, pandanganku tertuju pada ekspresinya yang dingin, ini pertama kalinya aku merasakan di antara aku dan Timothy Huang, bisa mempunyai suasana yang begitu canggung.

Sepanjang perjalanan sampai ke tempat parkir, aku dan dia tidak lagi berbicara.

"Tuan Huang, Nyonya Huang, kalian sudah kembali?"

Bibi Zhao sudah sangat lama tidak melihatku dan Timothy Huang pulang kerja bersama, sekarang melihat aku dan Timothy Huang sampai di rumah bersama, dia jelas sangat senang.

Aku tersenyum, "Iya, Bibi Zhao tidak tinggal untuk makan malam?"

"Tidak, aku akan pulang terlebih dahulu."

"Baiklah, kalau begitu Bibi Zhao hati-hati di jalan."

Victor sudah berhari-hari tidak bermain dengan Timothy Huang, sekarang Timothy Huang telah pulang ke rumah, dia sama sekali tidak menatapku, segera menuju ke arah ayahnya dan memeluk kakinya.

Aku melihat lengan dan kaki kecil Victor yang memeluk Timothy Huang, tidak tahu kenapa, mataku terasa pedih.

Anak-anak adalah makhluk yang paling tulus, jika rindu maka akan mengatakan rindu, tidak seperti orang dewasa, yang tidak mengutarakannya secara langsung.

Victor selalu melekat dengan Timothy Huang sepanjang malam, sedangkan aku punya waktu luang, juga tidak ada yang harus dilakukan, jadi aku duduk sendirian di sofa sambil membaca sebuah buku.

Timothy Huang terus membujuk Victor untuk tidur, barulah dia bisa meluangkan waktunya.

Aku meletakkan buku itu, melihat ke arahnya: "Timothy Huang, ayo kita bicara."

Perjalanan bisnis itu, aku harus memberitahunya dengan jelas.

"Um."

Dia sangat patuh, langsung duduk tepat di seberangku.

Aku memandangnya, membuka mulutku, banyak yang ingin aku katakan, terakhir hanya satu kalimat yang keluar: "Perjalanan bisnisku kali ini, bukan karena ingin melarikan diri."

"Um."

Dibandingkan dengan siang ini, Timothy Huang yang sekarang jauh lebih tenang.

Dengan santainya dia menatapku, menungguku untuk berbicara, aku merasa sedikit tidak terbiasa.

Dipenuhi oleh perasaan lega, aku melanjutkan: "Aku telah berada di perusahaan selama satu bulan, dulu ada sebuah proyek tetapi karena alasan pribadi aku tidak bisa menerimanya, sekarang ada proyek baru, jika aku kembali menolaknya, sudah sedikit tidak berperasaan."

Tidak tahu mengapa, tiba-tiba aku merasa tidak enak hati untuk berbicara, memberitahunya sebenarnya aku telah mengerti.

Melihat Timothy Huang yang duduk di seberangku, aku hanya merasakan sedikit tertekan.

Itu tidak menjadi masalah saat bertengkar, kata-kata seperti apapun bisa diucapkan, sekarang kita berdua sudah tenang, aku malah tidak tahu harus bagaimana mengatakannya.

Dia mengangkat tangan dan menyentuhnya: "Kamu masih ingin berpisah?"

Aku tidak menyangka dia bisa menanyakannya secara langsung, menatapnya, aku tertegun sejenak, menggelengkan kepalaku setelah beberapa saat: "Tidak, maafkan aku, aku tahu aku memikirkannya sedikit terlalu berlebihan."

Selesai mengatakannya, kepalaku mendadak merasakan suatu kehangatan, menengadah, menemukan Timothy Huang sedang menyentuh kepalaku.

"Baguslah kalau begitu, pergilah, aku dan Victor akan menunggumu di sini."

Sikapnya yang seperti ini, aku benar-benar tidak terbiasa.

Tetapi sebelum aku bisa mengatakan apa-apa, dia sudah membalikkan badannya dan masuk ke dalam kamar.

Sejujurnya, aku telah terbiasa dengan sifat tangguh Timothy Huang, tiba-tiba menjadi seperti ini, aku sungguh sulit untuk membiasakan diri.

Waktu juga semakin larut, besok masih harus bekerja, aku pun malas memikirkan hal ini lagi.

Aku duduk sebentar, mengambil buku itu lalu bersiap untuk istirahat.

Namun saat berjalan sampai di depan pintu kamar, aku sedikit cemas.

Apakah aku dan Timothy Huang sudah berdamai?

Jika sudah, haruskah aku kembali ke kamar tidur utama seperti sebelumnya?

Berdiri di depan pintu, aku melihat sekilas ke dalam kamar tidur utama, menggigit gigiku, dan kemudian berjalan masuk.

Beruntung, saat aku masuk Timothy Huang sedang mandi, aku segera meletakkan buku itu kembali, membuka selimut dan naik ke tempat tidur.

Timothy Huang pun segera keluar dari kamar mandi, langkah kakinya sangat ringan, tetapi tidak tahu mengapa, aku bisa merasakan bahwa dia sedang berjalan menuju ke arahku.

"Klik", aku mendengar suaranya mematikan lampu.

Di detik berikutnya, tempat tidur di sisiku tenggelam, merasakan Timothy Huang yang mendekat.

Aku memejamkan mataku dengan erat, seluruh badanku menjadi tegang.

Ketika tangannya jatuh di atas tubuhku, secara tidak sadar aku membuka mataku.

"Waktu masih pagi."

Mengatakannya, dia merendahkan kepalanya ingin menciumku.

Aku dengan sigap menghadangnya dengan tanganku: "Besok aku harus bangun pagi."

"Ini bahkan belum jam sepuluh."

Dia sangat tangguh, dan dia sudah mulai menciumku.

Ciuman Timothy Huang kali ini berbeda dengan sebelumnya, bagaimana mengatakannya, dulu jika ciumannya sepanas api, maka ciumannya saat ini sama seperti air hangat.

Ciumannya membuatku melunak, tangan yang menghadangnya segera menjadi lemas.

"Timothy Huang ——"

"Umm, sudah setengah bulan."

Dia merendahkan tubuhnya, tangannya meluncur masuk dari ujung baju tidurku, menekan di samping telingaku sambil berkata.

Awalnya aku tidak terlalu mengerti apa yang dia maksud dengan "setengah bulan", hanya pada saat tangannya menyentuh dadaku, aku tersadar dalam sekejap.

Aku tidak berbicara dengannya selama sepuluh hari, namun sudah setengah bulan tidak melakukan hubungan lagi.

"Timothy Huang ——"

Aku tidak begitu ingin melakukannya, tetapi dia mengenalku dengan sangat baik, mudah baginya untuk meruntuhkannya.

Melihat aku yang sudah mulai relaks, dia meminjam kesempatan ini untuk melanjutkannya.

Aku hanya merasakan bagian bawah tubuhku terasa penuh, tak dapat menahan diri untuk tidak mendesah: "Mmm——"

Novel Terkait

You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
5 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
5 tahun yang lalu
Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu
Perjalanan Selingkuh

Perjalanan Selingkuh

Linda
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
5 tahun yang lalu
Awesome Guy

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
4 tahun yang lalu