Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu - Bab 203 Biarkan saja masalah itu berkembang dengan sendirinya

Mendengar kata-katanya, aku selalu merasa ada yang tidak benar, namun aku tidak bisa menemukan di mana letak kesalahannya.

Tetapi aku juga tidak rela berdamai seperti ini, setelah berpikir lama, akhirnya tidak bisa menahan untuk tidak mengungkit Michelle Lin: "Bagaimana dengan Michelle Lin? Timothy Huang, mengapa kamu merahasiakan persoalan kalian dariku?"

Menyembunyikannya hanya akan memperburuk keadaan, aku tak percaya Timothy Huang tidak mengerti.

Dia melonggarkan pelukannya, menundukkan kepalanya dan mengusap mataku, keangkuhannya yang tadi entah menghilang ke mana: "Satu tahun yang lalu aku mabuk, dia masuk ke kamarku dengan inisiatifnya sendiri, namun tidak ada yang terjadi antara aku dan dia. Lalu ada beberapa hal lain, aku tidak ingin membicarakannya, aku hanya khawatir kamu akan berpikir sembarangan."

Timothy Huang menuturkan, ia yang selalu percaya diri, di saat ini dia malah terlihat tak berdaya di hadapanku: "Aku merasakan bahwa aku semakin tidak bisa mengejarmu lagi, aku tak berani memberitahumu kejadian itu."

"Ada masalah apa diantara kalian berdua?"

Mendengar aku menyebut Michelle Lin, wajah Timothy Huang menjadi dingin seketika: "Wanita itu tidak tahu malu, sewaktu David Huang mengalami kecelakaan, banyak masalah, kamu tahu itu, untuk sesaat aku tidak mengawasinya telah memberikan kesempatan kepadanya, ia selalu mengaku sebagai pacarku pada waktu itu. Kemudian ada sekali, aku mempunyai acara makan malam, mitra kerjaku menganggap dirinya cerdas dengan membawanya datang, aku pun meninggalkan tempat itu, dia mengejarku, mengatakan seseorang telah memberinya obat tanpa sepengetahuannya."

Mengingat kejadian itu, Timothy Huang merasakan sakit kepala, mengangkat tangannya dan mengusap pelipisnya: "Aku bahkan tidak ingin menggubrisnya, tetapi ada sebuah proyek, pamannya berasal dari Biro Pertanahan, kebetulan sedang memerlukan bantuan, aku pun meminta Irfan Lee untuk mengaturnya, dan mengantarnya pulang. Lalu Keluarga Lin datang mencariku, aku menghabiskan waktu yang cukup banyak untuk menyingkir dari Michelle Lin."

Aku membuka mulut, tidak tahu harus mengatakan apa, setelah berpikir lumayan lama, aku baru mengucapkan satu kalimat: "Ini pertama kalinya aku bertemu dengan orang yang begitu tidak tahu malu."

"Apa yang telah dia lakukan padamu selama ini?"

Aku mendongakkan kepalaku dan menatapnya, mencibir: "Tidak ada, hanya memberitahuku, bahwa aku sama seperti dirinya, berharap aku bisa berteman dengannya."

"Kamu tidak perlu menghiraukannya, aku akan menyuruh seseorang untuk membantumu menyelesaikannya."

"Um."

Aku mengangkat tanganku dan mendorongnya: "Pulanglah, aku ingin kembali ke kantorku untuk istirahat sebentar."

Dia masih saja tidak membiarkanku pergi, mengulurkan tangannya dan menangkapku: "Jane Tsu, apakah kamu sudah mengerti dengan apa yang aku katakan?"

"Aku mengerti, tetapi aku membutuhkan waktu untuk memikirkannya."

Ekspresi wajahnya tak sedap dipandang, namun keputusanku sudah bulat, pada akhirnya Timothy Huang pun melepaskan tanganku: "Apa yang kamu pikirkan itu urusanmu, tapi kamu harus ingat, tidak peduli bagaimana kamu memikirkannya, hasilnya hanya ada satu."

Aku mengerutkan dahiku, ingin mengatakan sesuatu, namun setelah dipikir-pikir, lebih baik tidak mengutarakannya.

Jika terus membicarakannya, tidak akan ada habisnya.

Kali ini, akhirnya dia tidak menghentikanku lagi, membiarkan aku untuk pergi.

"Apa yang terjadi denganmu dan Direktur Huang?"

Timothy Huang secara terang-terangan datang mencarinya, bahkan Tiffany Xiang yang sembrono pun dapat menyadari ada sesuatu yang salah diantara aku dengannya.

Aku tahu aku tidak bisa menyembunyikannya, tetapi juga tidak menjelaskannya lebih lanjut, menjawabnya secara serampangan: "Tidak ada, hanya ada sedikit percekcokan sebelumnya."

"Tidak heran kalau kamu bisa menyetujui proyek ini, apakah kamu ingin menghindar dari Direktur Huang?"

Aku sedikit terkejut tak disangka Tiffany Xiang dapat menebak jalan pikiranku, menatap wajahnya dengan ekspresi yang tidak terduga.

Tiffany Xiang mengangkat tangannya dan meletakkannya di pundakku: "Jane Tsu, aku memberitahumu, ada saatnya, kamu memikirkan sesuatu, sungguh tidak perlu memikirkannya terlalu banyak. Lihatlah, kamu dan Direktur Huang, kalian sudah memiliki seorang anak, mengapa kamu masih harus mencemaskan hal yang terjadi di masa lalu dan apa yang akan terjadi di masa depan? Sekarang Direktur Huang mencintaimu bukan? Selama dia masih mencintaimu, kamu khawatir akan ada masalah diantara kalian, ungkapkan semua permasalahan itu dan selesaikan! Kamu menahannya seperti ini, terakhir juga kamulah yang menderita! Apakah aku benar?"

Aku menganggukkan kepalaku, hanya bisa mengatakan, perkataan Tiffany Xiang, membuatku merasakan ada perasaan hormat terhadapnya.

"Aku tahu, mungkin kamu merasa bahwa usiamu saat ini sudah tidak muda lagi, tidak bisa berpacaran seperti dulu yang hanya memikirkan rasa cinta dan tidak berpikir tentang kenyataan. Tetapi kehidupan memang sangat realistis, mengapa kamu harus membuat percintaan yang mengandung sedikit keromantisan itu menjadi begitu nyata? Saat ini kamu merasa kamu sedang kalah, tapi kamu bisa menjadi sesedih apa? Sebenarnya aku juga dapat merasakannya, orang sepertimu, sering berpikir terlalu banyak, selalu mengkhawatirkan banyak hal, terlalu berhati-hati."

Dia mengatakannya, mendesah: "Namun, hal yang berkaitan dengan perasaan tidak perlu terlalu dipikirkan, kalau suka maka bersamalah, jika tidak berpisah saja, hanya semudah itu."

Sesaat, aku merasa seperti ada sesuatu yang lewat.

Tiffany Xiang menatapku, juga tidak menahanku untuk berbicara lagi: "Sudahlah, masih ada setengah jam, sebaiknya kamu pergi tidur sebentar."

Setelah selesai mengatakannya, dia sendiri pun langsung kembali ke kursinya.

Aku juga segera kembali ke kursiku, dan meletakkan kepalaku di atas bantal, tetapi bagaimanapun aku tidak bisa terlelap.

Jelas-jelas sangat mengantuk, namun pikiranku penuh dengan perkataan Tiffany Xiang yang barusan ia ucapkan.

Jujur saja, kata-katanya sedikit kekanak-kanakan, dia masih belum menikah, belum mempunyai anak, jadi ia memikirkan banyak hal dengan sederhana.

Namun semua yang dikatakanya, juga ada benarnya.

Aku memang terlalu mengkhawatirkannya, selalu beranggapan kalau aku dan Timothy Huang meneruskan hubungan ini, bahkan jika saat ini tidak ada masalah apapun, pasti akan ada masalah di masa yang akan datang.

Akan tetapi di dunia ini, ada begitu banyak hal yang telah berubah, siapa yang bisa memastikan orang yang di detik ini berada di sisimu, akan tetap bersamamu di detik berikutnya?

Saling mencintai bukanlah hal yang mudah, mengapa permintaanku harus begitu banyak?

Sekarang bukan hanya permintaanku yang banyak, melainkan juga ingin melarikan diri dari kenyataan.

Memikirkan hal ini, tiba-tiba aku menjadi ingin menangis.

Aku terus mengatakan Timothy Huang selalu merasa dirinya benar, bukankah aku juga begitu, selalu melakukan apa yang aku kira benar.

Akibat dari berpikir sembarangan, aku hanya dapat tidur selama sepuluh menit.

Pekerjaan di sore hari membuatku tidak fokus, aku melihat waktu, masih tersisa satu jam untuk pulang kerja, aku mengambil berkas dan pergi ke atap sendirian.

Di dalam kantor, aku menyadari aku tidak bisa tenang sama sekali.

Angin yang berhembus di atap sangat besar, membuatku tersadar kembali, kemudian membaca semua dokumen, aku tidak segera pulang, aku berdiri di atap sebentar, memikirkan banyak hal.

Di masa lalu, sekarang, bahkan yang barusan terjadi, pun tak lepas dari pikiranku.

Akhirnya aku baru mengerti, di dunia ini, masih ada perkataan lain: biarkan saja masalah itu berkembang dengan sendirinya.

Mungkin aku memang sudah berpikir terlalu banyak, sehingga membuat diriku begitu menderita.

Sejak kembali dari balkon, aku merasa jauh lebih ceria.

Setelah merapikan berkas-berkas, sudah waktunya untuk pulang kerja.

Aku menon-aktifkan komputer, Tiffany Xiang dan Deasy telah menuju kemari.

Melihat gerak-gerik mereka, sepertinya malam ini akan makan malam bersama lagi.

Aku tersenyum, mengambil barang-barangku dan mengikuti mereka turun ke bawah.

Hanya saja aku tidak menyangka, akan bertemu dengan Michelle Lin.

"Nona Tsu."

Aku memandangnya dengan tatapan dingin, aku bahkan tidak ingin menggubrisnya.

"Jane Tsu!"

Saat itulah, suara Timothy Huang tiba-tiba terdengar.

Aku terkejut sebentar, menoleh, dan menemukan bahwa mobilnya terparkir di lantai dasar perusahaan kami.

Novel Terkait

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu
Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
3 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Back To You

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu
Chasing Your Heart

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
3 tahun yang lalu
Awesome Guy

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Diamond Lover

Diamond Lover

Lena
Kejam
4 tahun yang lalu