Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu - Bab 89 Aku sudah mau pergi

Aku duduk di atas tempat tidur sambil memegangi hasil tes untuk waktu yang lama, aku tahu jika Timothy tahu bahwa aku hamil, kita akan menikah kembali.

Tapi tidak akan pernah ada hubungan diantara aku dan dia, dia tidak pernah mencintaiku, aku sudah cukup dengan semua ini.

Tapi berdasarkan sifat Timothy, dia pasti tidak akan menyerahkan anak ini padaku.

Aku tidak memiliki pilihan lain selain meninggalkan kota ini.

Aku berpikir sepanjang hari, dan akhirnya memutuskan untuk meninggalkan tempat ini.

Aku tahu, ini adalah keputusanku yang paling tepat.

Setelah mengambil keputusan, malamnya aku menelepon Cedric.

Awalnya setelah menyelesaikan urusanku dengan Timothy, aku berencana kerja di Tencent company, tapi sekarang aku hamil, aku sudah tidak bisa berkata apa-apa lagi.

“maaf, Cedric”

Aku tidak tahu harus mengatakan apa lagi, ini bukan pertama kali.

Dia tertawa dan tidak keberatan “tidak apa-apa, jadi apa rencanamu sekarang?”

Aku tidak ingin memberitahukan kalau aku hamil, saat dia bertanya aku mengatakan tentang rencanaku untuk pergi dari sini “aku berencana meninggalkan kota ini.”

“kamu…..”

Dia berhenti sejenak, “sudah kamu pertimbangkan dengan baik?” tanyanya.

“Iya”

Cedric menghela napas “baiklah, aku mengerti”

Saat ini, aku ingin sekali menangis.

Aku tidak tau kenapa semuanya bisa menjadi begini, jelas-jelas semuanya baik-baik saja , tapi terakhir, pada akhirnya apapun tidak kucapai, dan sekarang mau tidak mau harus meninggalkan kota yang sudah kutinggali selama 20an tahun.

Setelah selesai menelepon Cedric, aku menelepon orang pemilik rumah untuk minta maaf karena telah membatalkan janji.

Sikapnya begitu ramah, dia bahkan tidak menyalahkan diriku.

Setelah selesai menelepon, aku mulai memesan tiket pesawat, saat ingin memesan tiket aku mulai ragu, aku tidak tahu kemana aku akan pergi.

Tapi kupikir-pikir, kemana pun bagus, bagaimana pun Nicole sudah kembali, Timothy pasti bersedia membayar untuk ini, dia tidak akan peduli lagi denganku.

Aku memilih salah satu kota terbesar kedua, dengan cepat ku pesan dan segera mengemasi barang-barangku.

Aku mengemasi semua barang-barangku, tapi ada beberapa yang ku buang dan hanya sisa baju saja yang kuambil.

Setelah selesai mengurus semua ini, kulihat jam dan sudah jam 7 lewat, aku memakan makanan delivery, aku berbaring di tempat tidur dan bersiap tidur.

Aku akan meninggalkan kota esok harinya, aku pikir aku tidak akan bisa tidur malam mini, tapi tak kusangka malam itu aku tidak insomnia.

Hari berikutnya , aku bangun pagi sekali, aku meninggalkan kamar dan membawa koperku.

“Nona Tsu”

Dibelakangku ada seorang pelayan hotel memanggilku, aku berbalik “kenapa?” tanyaku.

“kau meninggalkan banyak barang dikamarmu.”

Ternyata masalah itu, aku tersenyum “tidak apa-apa, semua barang itu sudah tidak kuperlukan lagi, bolekah kalian membantuku membuangnya. “

“tapi…..” dia seperti ingin mengatakan sesuatu tapi dia mengurungkan niat itu , akhirnya dia mengangguk “baik”

Melihatnya menyetujuiku, tanpa mengatakan apa-apa aku menyeret koperku keluar dari hotel.

Pesawatku pukul 11 lewat , sekarang aku pergi ke bandara tidak tahu apa yang akan kulakukan, masih ada 1 setengah jam.

Aku tidak menyangka aku akan bertemu dengan Timothy di bandara, jelas dia tidak akan melihatku.

Awalnya aku pikir dia tahu aku akan pergi dan akan menghentikanku.

Dugaanku hanya sekilas, tiba-tiba aku melihat seorang wanita keluar dari bandara, dia mendongak dan menyapanya, senyum di wajah itu tidak pernah kulihat saat dia bersamaku.

Aku mengambil koperku dan berdiri di depan bandara, hatiku seperti disayat berkali-kali oleh pisau. Ini kejam.

Saat aku mengecek bagasi, tiba-tiba ponselku berdering.

Pada saat itu, harapanku naik, aku berharap yang meneleponku adalah Timothy.Tapi yang jelas, semua hanya pikiranku saja.

Timothy tidak akan pernah memanggilku, dia sudah lama ingin menyingkirkanku, lagipula dia sudah menunggu cinta pertamanya begitu lama.

Hanya memikirkan hal ini saja membuat mataku panas.

Nama yang tertera diponselku adalah Cedric, aku hanya bisa menahan air mataku “Cedric?”

“apakah kau sudah melewati cek keamanan?”

“belum, aku berencana untuk membeli makan dulu.”

Suara Cedric terhenti sebentar “Jane……”

Pada saat ini tidak ada yang bisa dikatakan “tidak apa-apa , sekarang kau bisa bilang apa yang ingin kau katakan, aku bisa menerimanya.”

“Aku akan mencarimu.”

Aku tidak tau apa yang terjadi. Aku ingin pergi secara diam-diam, tapi Cedric seperti ingin mengatakan sesuatu. Aku akan mencari tempat untuk menunggunya. “kalau begitu aku tunggu kau di MCD”

“oke, aku segera sampai”

Aku terkejut “kalau begitu kabari jika kau sudah sampai.”

Cedric menutup telepon dan aku mencari tempat duduk di sudut.

Dia tiba dengan cepat, aku hanya menunggunya kurang dari 10 menit, jelas saat dia meneleponku dia sudah dalam perjalanan.

“Jane”

Aku melambai-lambaikan tanganku dan Cedric menghampiri.

“apa kau mau minum sesuatu? Tapi disini tidak ada yang enak untuk diminum.”

Dia menggeleng “apa kau benar-benar akan meninggalkan kota ini?”

Aku mengangguk “iya, aku sudah memutuskannya.”

“Jane”

Dia memanggilku dan menatap lurus kearahku “apa kau masih ingat seperti apa wajah ibumu?”

Aku tidak menduga dia akan menanyakan pertanyaan seperti ini, tapi aku tidak memiliki kesan apa-apa tentang orangtuaku “aku, aku tidak ingat apapun tentang mereka.”

Menurut cerita George, saat kecelakaan itu terjadi aku masih terlalu kecil untuk mengerti masalah seperti itu.

Cedric mengangguk dan tidak lagi memaksaku “Jane, aku mempunyai tante, karena marah besar, jadi tidak pernah pulang ke rumah, tapi aku tidak pernah bertemu dengannya, aku hanya pernah melihat fotonya, ayahku berkata, saat kakeku meninggal dia sempat memanggil namanya.”

Aku gemetar, tidak mungkin apa yang diceritakan Cedric ada hubugannya denganku dimasa lalu.

Aku memandangnya tanpa menyela pembicaraanya ,benar saja, detik berikutnya aku mendengar dia menanyakan “Jane, ibumu adalah tanteku.”

“Ini……”

“Awalnya aku tidak percaya, tapi saat pertama aku melihatmu, kupikir aku melihat tanteku. Kau sangat mirip dengannya, lalu aku memeriksa semua yang berhubungan denganmu di panti asuhan, kau benar-benar anak dari tanteku.”

Saat itu, aku tidak tahu apa yang akan kukatakan.

“Jane, aku ini adalah kakakmu, aku bisa menjagamu”

Mataku sudah mulai memerah, tapi ku tahan agar tidak menangis.

“Ce…. Kak, aku hamil”

Aku tidak ingin mengatakannya, tapi sangat sulit untuk menanggungnya sendiri.

Wajah Cedric begitu terkejut, “Jane, kau hamil, kau seharusnya tidak…..”

“tidak, aku tidak ingin kembali, aku juga tidak ingin membiarkan Timothy tahu, aku ingin meninggalkan kota ini.”

“kamu ini…….”

“Aku tahu apa yang kamu khawatirkan, ketika aku sampai , aku akan memberi tahumu.”

Cedric ingin menahanku agar tidak pergi, tapi dia tidak bisa mengubah keputusanku, dan akhirnya kita berkompromi.

Dia bercerita banyak tentang masa lalu ibuku, dan paman yang belum pernah aku temui, waktu terlalu berlalu, aku harus ke tempat pemeriksaan keamanan.

“Jane, ingat hubungi aku ya”

Sebelum pemeriksaan, Cedric memelukku.

Aku memeluknya, dan menahan diriku untuk tidak menangis.

Setelah melewatinya, aku menunggu sekitar 10 menit dan masuk ke pesawat.

Saat pesawat lepas landa , aku memandangin pemandangan di luar jendela dan air mataku mengalir.

Aku tahu aku akan pergi meninggalkan kota ini, dan tidak tahu kapan akan kembali.

Novel Terkait

Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
3 tahun yang lalu
Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milea Anastasia
Percintaan
4 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
3 tahun yang lalu
Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
3 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
4 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu