Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu - Bab 163 Tolong temani aku beberapa hari ini

Sejak awal, bukannya Timothy tidak pernah mengatakan kata-kata ini, namun entah kenapa, ucapannya kali ini lain daripada yang sebelum-sebelumnya.

Dia tertidur pulas, namun semua ucapan yang terucap saat ia mengigau semuanya mengatakan agar aku tetap tinggal disini.

Aku duduk di samping tempat tidur, air mataku terus berjatuhan.

Namun kali ini air mataku jatuh bukan karena aku sedang sedih.

Aku duduk selama hampir setengah jam sebelum mencoba menarik tanganku kembali, karena aku takut membangunkannya, aku menarik tanganku secara perlahan.

Untungnya, kali ini ia benar-benar sudah tertidur, setelah itu aku pergi membasuh wajah.

Aku lupa membawa pakaianku dari kantor, aku membuka lemari Timothy, awalnya ingin mencari bajunya untuk ku pakai, namun tidak ku sangka, aku malah menemukan pakaian lamaku.

Aku langsung terdiam sesaat, menoleh ke belakang, melihat Timothy yang sedang tertidur di atas tempat tidur, seluruh hatiku rasanya sedang berkecamuk.

Selesai membasuh wajah, waktu sudah menunjukan pukul 9, waktu belum begitu larut, namun setelah melakukan banyak hal hari ini, aku pun merasa sangat kelelahan.

Demam Timothy sudah turun, aku bisa tenang sekarang, aku langsung pergi ke kamar tamu setelah menutupinya dengan selimut.

Selalu ada orang yang membersihkan apartemen ini, semuanya kamar-kamarnya sangat bersih, semua seprai serta selimut yang ada di dalam lemari juga sangat bersih.

Aku merasa sangat mengantuk setelah selesai memasangkan seprai dan mengambil selimut, aku langsung tidur setelah menggulung selimut.

Aku bermimpi banyak hal malam ini, semuanya tentang hal yang terjadi antara aku dan dia di masa lalu.

Ada yang baik dan ada juga yang buruk.

Jam sudah menunjukan pukul 8 pagi ketika aku terbangun.

Sulit dipercaya, aku sudah tidur selama 10 jam.

Teringat Timothy yang masih demam, aku mengenakan mantel langsung keluar untuk melihatnya apa sudah bangun atau belum.

Tidak disangka aku langsung melihat Timothy Huang yang sedang duduk di sofa dan masih mengenakan piyamanya, aku terdiam sesaat, lalu menghampirinya: “Kenapa kamu duduk di sini?”

Benar saja, tangan dan kakinya sangat dingin.

Aku baru saja selesai bicara, dia tiba-tiba memeluk pinggangku : “Kupikir kau sudah pergi.”

Tenggorokanku menegang, aku menenangkannya: “Tidak, aku ada di kamar tamu.”

“Jane Tsu.”

Dia memanggilku, suaranya sangat rendah, mendengarnya benar-benar membuatku sangat sedih.

“Ya.” Jawabku.

“Tolong temani aku beberapa hari ini”

Semua kata-katanya terucap dengan nada memohon, mana bisa aku menolaknya, ditambah tujuanku datang ke sini sejak awal karena ingin menemaninya.

“Beberapa hari ini aku tidak akan pergi, kamu harus baik-baik saja.”

David Huang sudah pergi, keluarga Huang yang tersisa ini semuanya adalah orang-orang yang melihat Timothy seperti seekor mangsa.

Setengah tahun yang lalu aku mendengar terjadinya kegaduhan di antara keluarga Huang, walaupun Cedric Xu tidak menceritakan semuanya secara detail padaku, namun aku pun bisa menebaknya, mereka ingin membuat Timothy terlihat tidak berdaya, benar-benar perang yang ganas.

Kegaduhan juga sempat terjadi saat kakek Timothy meninggal dunia, waktu itu aku benar-benar melihat dengan mataku sendiri, wajah-wajah yang melakukan keributan demi kepentingan masing-masing.

Betapa jeleknya, betapa jeleknya itu.

Aku mengangkat tanganku dan menyentuh dahinya, suhu tubuhnya kembali naik, aku terkejut: “Cepat pakai baju lalu basuh wajah, demamnya kembali naik.”

Dia menatapku, mungkin karena sudah istirahat semalaman, wajahnya tidak sepucat kemarin.

“Apakah kamu akan pergi?”

Dia menahanku.

Timothy terkadang seperti anak kecil, aku sudah mengatakan bahwa aku tidak akan pergi, dan akan menemaninya beberapa hari ini, dia masih tidak percaya.

“AKu akan cuci muka lalu memasak, tidak akan pergi.”

Dia menggosok bibirnya dan menatapku, menatapku sejenak lalu kembali ke kamarnya.

Timothy sering berolahraga, demam ini naik dengan cepat dan turun dengan cepat juga.

Aku menemaninya beberapa hari, sedikit demi sedikit emosinya sudah mulai membaik.

Beberapa hari ini, beberapa hal sudah mulai menumpuk di kantor, Setelah dua hari, Irfan Lee benar-benar merasa sudah sangat kewalahan, kemudian menelponku, memintaku agar menasihati Timothy untuk segera kembali ke kantor.

Aku melihat Timothy yang sudah lebih tenang, lalu mulai membahas hal ini, ia bersedia kembali ke kantor, asalkan aku menemaninya.

Awalnya aku menolak permintaannya, namun karena ini permintaan Irfan Lee, ditambah kegigihannya, dan sekarang ia sedang melihat dokumen-dokumen dan aku membaca buku.

Kupikir, sudah beberapa hari aku belum bertemu dengan Victor, bagaimana pun David Huang adalah kakek Victor, pemakamannya, Victor juga harus hadir.

“Timothy Huang.”

Aku meletakan buku kemudian memanggilnya, berencana membicarakan perihal Victor dengannya.

Dia menatapku: “Lapar?”

Dia duduk di sampingku, tangannya di pinggangku, tidak membiarkanku bergerak.

Aku menggelengkan kepala: “Beberapa hari ini aku belum bertemu dengan Victor.”

Dia mendengus: “Aku juga belum bertemu dengannya selama beberapa hari ini.”

“Victor adalah anakmu selamanya, pemakaman ayahmu dua hari lagi, ajak Victor pergi.”

Timothy Huang menatapku: “Bagaimana denganmu?”

“Aku, aku tidak perlu pergi, aku dan kalian keluarga Huang tidak ada hubungan apapun.”

Raut wajah Timothy langsung suram begitu aku selesai bicara.

Aku menyadari bahwa aku berbicara terlalu enteng, ketika ingin menambahkan, dia sudah melangkahkan kakinya, datang ke arahku.

“Jane Tsu, mari kita menikah lagi.”

Aku tertegun, “Sekarang bukan waktunya untuk membicarakan hal ini.”

Dia menundukkan kepalanya, tidak tahu apa yang sedang ia pikirkan, ia kembali menatapku: “Datanglah lusa nanti, apapun yang terjadi di masa lalu dan masa yang akan datang, hubungan antara keluarga Huang dan kau tidak bisa dipisahkan.”

Aku membuka mulutku, memikirkan kata-kata untuk membahas Mike Qi, namun akhirnya hanya mengatakan: “Baiklah.”

Dia mengangkat tangannya dan menyentuhku: “Aku akan menemanimu menjemput Victor besok.”

Aku menggelengkan kepalaku: “Tidak usah, Victor ada di Kota A, di rumah temanku.”

"Temanmu?"

Dia mengerutkan kening.

Waktu ini benar-benar tidak cocok untuk memberitahunya tentang aku dan Cedric Xu, dan juga tidak baik untuk membiarkannya tahu Victor sedang bersama dengan Cedric Xu.

Aku bersikap tenang dan mengangguk: “Iya.”

Dia jarang bertanya lagi, aku menunduk lalu menghembuskan nafas.

Tidak tahu kenapa, untuk sesaat aku benar-benar tidak ingin ia tahu tentang hubungan sebenarnya antara aku dan Cedric Xu.

Sebenarnya, hubunganku dengan Cedric Xu, selain Mike Qi, orang lain tidak ada yang tahu.

Setelah berbicara dengan Timothy, aku membicarakan hal ini dengan Cedric Xu malam ini.

Hari berikutnya, Cedric Xu menyuruh Berta Fang mengantarkan Victor ke sini, Victor sangat jarang digendong oleh Berta Fang, aku hanya merasa kagum: “Sekretaris Fang, terima kasih banyak.”

“Sama-sama, Nona Tsu.”

Tanpa terlalu banyak bicara, aku langsung membawa Victor pulang ke apartemen.

Timothy pulang lebih awal dari kantor, aku sedang bermain dengan Victor di sofa, melihatnya pulang, aku terdiam sesaat, pada saat itu, aku memiliki ilusi seperti kami bertiga sekeluarga dan tidak pernah dipisahkan.

“Victor, apa Victor rindu ayah?”

Suara Timothy menyadarkanku dari khayalanku, aku tersenyum, Victor melihat tangan Timothy dengan acuh tak acuh.

Aku membiarkan kedua anak ayah itu bermain bersama dan aku pergi ke dapur untuk memasak.

Sebelum meninggal, David Huang merupakan seorang figur yang dikenal banyak orang, ada banyak orang yang datang ke pemakamannya.

Victor juga sangat mudah mengerti, aku menuntunnya, sepanjang jalan tidak mengatakan apapun.

Proses pemakaman tidak lama dan juga tidak terlalu cepat, cuaca hari ini sangat baik, hanya saja suasana hati orang-orang tidak bagus.

Orang-orang sudah pergi, hanya meninggalkan Timothy Huang dan Vheren Zhong, aku memandang Timothy, dia berbalik dan menggendong Victor, “Ayo pergi.”

Novel Terkait

Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
4 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Star Angel
Romantis
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Dalam

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Half a Heart

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
3 tahun yang lalu
Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
3 tahun yang lalu