Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu - Bab 292 Nyonya Huang, berani bertaruh?

Malam ini, aku dan Timothy Huang bicara sangat banyak, membicarakan saat dulu dia sekolah, membicarakan bagaimana dia selangkah demi langkah mendapatkan IEC International Group, membicarakan bagaimana dia membalas penderitaan yang dulu pernah dia rasakan.

Aku juga mencertikan banyak hal tentang diriku, menceritakan bagaimana saat di sekolah semua wanita mengucilkanku; saat di perguruan tinggi bagaimana teman sekamarku memfitnahku; menceritakan saat kecil aku pertama sekali berkelahi dengan teman......

Sangat banyak sekali, aku juga tidak tahu kapan kami tertidur, aku hanya tahu, malam ini, aku ada Timothy Huang sama sekali tidak pernah sedekat ini.

Aku sama sekali tidak menyangka, semua hal yang tidak pernah aku katakan kepada siapapun, tak di sangka aku memberitahukan semuanya kepadanya.

Semua kesulitan yang pernah dialami, semua penderitaan yang pernah dijalani, semua hal memalukan yang pernah dilakukan. Dulu aku merasa ini adalah masa lalu yang memalukan, karena sejak kecil aku bukan orang yang disukai orang.

Tapi Timothy Huang memberitahuku, semua itu demi bertemu dengannya.

Aku tahu semua itu adalah omong kosong, tapi aku bersedia mempercayainya, semua penderitaan yang aku alami, adalah demi bertemu dengannya.

Karena dia sangat mencintaiku, aku juga sangat mencintainya.

Semalam kami ngobrol hingga terlalu malam, keesokan harinya kami berdua bangun sangat siang.

Aku dibangunkan oleh sesuatu yang menusuk-nusuk wajahku, saat membuka mata Timothy Huang sedang memelukku, dia masih belum mandi, kumisnya yang baru tumbuh mengesek wajahku, berambut dan menusuk, aku tidak dapat menahan diri dan tertawa, aku mengangkat tangan dan mendorong wajahnya: "Gatal."

Dia memiringkan kepalanya, menghindar dari tanganku, lalu dia kembali memutar kepalanya dan menciumku, "Selamat pagi, istriku."

Pembicaraan semalam membuatku semakin dekat dengan Timothy Huang, sekarang aku tahu masa lalunya, juga sedang menjalani masa kini bersamanya bersamanya, dan juga akan bergandengan tangan berjalan menuju masa depan.

Saat memikirkan hal ini, aku merasakan ada perasaan manis di dalam lubuk hatiku, tidak dapat menahan diri aku mengangkat tanganku dan memeluknya: "Selamat pagi, suamiku."

"Mau bangun?"

Dia sedang menggigiti bibirku dengan pelan, aku memelototinya, "Sudah jam berapa?"

"Jam sepuluh lewat."

"Aku terdiam sejenak: "Sudah sesiang ini?""

"Istriku, semalam jam empat pagi kita baru tidur!"

Wajahku memanas, sedikit malu, lalu membenamkan diri kedalam pelukannya: "Apakah sore ini mau ke pinggir laut?"

"Hmm, setelah lewat tengah hari baru kesana."

Aku mengangguk, tiba-tiba teringat sesuatu: "Sepertinya aku tidak bawa baju renang."

"Aku sudah membawakannya untukmu."

Dia menatapku, lalu mengedipkan mata, aku merasa seperti ada yang tidak beres dengan tatapan matanya ini, tapi Timothy Huang tidak memberikan kesempatan bagiku untuk berpikir panjang, dia melepaskan tangannya: "Ayo bangun, mandi lalu pergi makan siang."

Aku mengangguk, perutku memang sedikit lapar.

Setelah kami selesai beres-beres waktu sudah menunjukkan pukul setengah sebelas, matahari sedikit terik, awalnya aku masih berpikir harus bagaimana, Timothy Huang tiba-tiba menarikku: "Tunggu!"

Aku melihatnya dnegan tatapan tidak mengerti: "Ada apa?"

"Aku membawakan tabir surya untukmu, sekarang matahari terik, kamu pakai sedikit!"

Kulitku sedikit sensitif, sangat mudah terbakar matahari, hanya saja aku tidak menyangka, pria dewasa seperti Timothy Huang, ingat membawa tabir surya!

"Baik, kamu taruh dimana, aku pergi——”

Saat aku sedang berbicara, dia sudah membuka koper, tak lama, dia mengeluarkan tabir surya untukku: "Nih, botol emas yang sering kamu gunakan."

Aku menjulurkan tangan dan mengambilnya, sedikit lucu: "Kamu juga tahu botol emas?"

Timothy Huang menyentuh hidungnya: "Di internet mengatakan seperti itu."

Tidak bisa menahan diri aku menaikkan alis, lalu melangkah menghampirinya: "Apakah kamu tahu lipstik pemikat pria? "

Dia menjulurkan tangan dan melihatku, lalu menundukkan kepala dan meletakknya di dahiku: "Tahu, di hari pernikahan Tiffany Xiang, yang kamu gunakan adalah lipstik pemikat pria."

"Hebat juga, Direktur Huang!"

Aku tertawa lalu mengangkat tangan untuk mendorongnya, tidak berhasil mendorongnya aku mengenyritkan dahi: "Lepaskan aku, aku mau memakai tabir surya!"

Dia menjulurkan tangan dan mengambil tabir surya yang ada di tanganku: "Bagaimana kalau aku membantumu, Nyonya Huang?"

Saat ini aku baru sadar, tatapan mata Timothy Huang terlihat bersinar, aku takut dia bertindak sembarangan, jadi aku segera merebut tabir surya itu: "Tidak perlu, aku sendiri saja!"

Sambil mengatakannya aku berlari ke kamar mandi, setelah masuk kedalam, aku mengunci pintunya!

Dikarenakan memakai dress, aku memakai tabir surya di tangan dan kaki yang tidak tertutup, saat keluar dari hotel sudah hampir jam dua belas.

Timothy Huang menggandengku dan memperkenalkan restoran kepadaku, saat ini aku baru menyadari dia sangat mengenal tempat ini, lalu aku bertanya: "Sepertinya kamu sangat mengenal tempat ini!"

Dia menoleh kearahku lalu tersenyum: "Tentu saja, aku sudah datang berkali-kali."

"Pantas saja!"

"Jika kamu suka, kelak kita bisa datang lagi!"

"Boleh!"

Setelah makan siang, dikarenakan diluar sedikit terik, kami tidak berjalan-jalan diluar.

Sesampainya di hotel, Timothy Huang tiba-tiba bertanya kepadaku, "Apakah kamu bisa bermain billiard?"

Aku terdiam sesaat, lalu menggeleng: "Tidak bisa."

Saat di perguruan tinggi aku hanya mementingkan belajar dan mencari uang, mana ada waktu pergi bermain hal semacam ini!

Alis matanya sedikit terangkat: "Ayo, hari ini Direktur Huang akan mengajarimu!"

Sambil mengatakannya dia membawaku ke lantai dua, setelah berkeliling akhirnya menemukan sebuah ruangan billiard.

Di dalamnyac semuanya adalah ruangan privat yang kecil, tidak ramai, mungkin dikarenakan siang hari kebanyakan orang berada di restauran atau di cafe.

Timothy Huang memilih sebuah ruangan kecil, setelah menutup pintu dia mengambil stik billiard, lalu berdiri di depan meja dan melambai kepadaku: "Sini, aku ajari kamu bagaimana cara memegang stick billiard."

Aku juga sedikit penasaran, sehingga aku segera berjalan kesana.

Dia mencondongkan badan sambil memperagakan dan memberitahukan bagaimana memegang stick billiard.

Saat melihatnya aku merasa sangat mudah, tapi saat aku memegangnya, aku merasa ternyata tidak mudah!

Saat aku sedang berpikir apakah akan bertanya kepada Timothy Huang lagi, di belakang tubuhku tiba-tiba menempel dada yang hangat, kedua tangannya yang juga hangat mengelilingiku: "Tangan harus begini, pandangan mata....."

Aku hanya merasa diriku dikelilingi oleh aroma tubuhnya, apa yang dia katakan, aku tidak mendegarnya dengan jelas.

"Jane Tsu?"

Tiba-tiba dia melepaskanku, aku memfokuskan pikiranku, saat menyadari diriku melamun, wajahku semakin memanas.

Saat mengangkat kepala, aku meihat mata Timothy Huang yang sedang tertawa tapi tidak seperti sedang tertawa: "Sudah bisa?"

Aku mengangguk: "Hmm."

Dia membungkuk dan mengambil stik yang satunya, lalu menepuknya di kepalaku: "Pembohong."

Aku memegang kepalaku, sedikit malu: "Kamu peragakan lagi."

Dia meperagakannya sekali lagi, kali ini aku sudah bisa, hanya saja bisa bukan berarti ahli, persentasi aku memasukkan bola, sungguh sedikit mengerikan.

"Kamu saja."

Aku tidak ingin membuat diriku malu, aku mundur dan menyuruh Timothy Huang untuk main.

Dia mengambil stick billiard dan memukul -mukul meja dengan pelan: "Nyonya Huang, apakah kamu berani bertaruh?"

"Bertaruh apa?"

"Jika dalam tiga sodokan aku berhasil memasukkan semua bola, kamu berjanji satu hal kepadaku, jika dalam tiga sodokan tidak masuk semua, aku akan berjanji satu hal kepadamu."

Sangat adil, tapi aku terus merasa ada yang tidak beres, aku melihatnya sambil mengerutkan bibir: "Kamu ingin aku berjanji apa?"

"Tenang saja, tidak akan menjualmu, aku tidak rela."

Aku mendengus, lalu menunduk dan memikirkannya: "Baik."

Timothy Huang menakikkan alisnya, "Kalau begitu aku mulai."

Melihatnya seperti ini, tidak tahu kenapa, aku merasa sepertinya diriku telah masuk ke dalam jebakannya.

Novel Terkait

Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
3 tahun yang lalu
Doctor Stranger

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
Innocent Kid

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu
My Charming Lady Boss

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
3 tahun yang lalu
Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Tiffany
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Pria Misteriusku

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
3 tahun yang lalu