Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu - Bab 97 Direktur Huang, Apa yang ingin kamu lakukan

Aku dan Cedrix Xu duduk didepan mereka, pengacara pengganti hanya bicara beberapa kata lalu langsung pergi.

“Maaf sekali, aku tidak tahu kapan kalungnya masuk kedalam koperku,sekarang sudah aku bawa, silahkan Direktur Huang periksa dulu.”

Aku berusaha untuk tidak menatap Timothy Huang juga Nicole Shen,aku mengambil kotak kalung dari dalam tas lalu meletakkannya didepan mereka.

Timothi Huang tidak bergeming, tatapannya mengarah padaku: “Apa Nona Tsu semalam tidak tidur dengan lelap?”

Aku tidak menyangka ia akan bertanya pertanyaan seperti ini. Nicole Shen ternyata tidak menyadari ini, ia menarik lengan baju Timothy Huang : “Timothy, pertanyaanmu itu tidak tepat waku!”

Aku melirik Nicole Shen, dia tersenyum kepadaku, tapi kenapa ada perasaan aneh didalam hatiku. Saat menatap Timothy Huang entah kenapa aku jadi tersenyum: “Iya, tidak tidur dengan lelap. Apa ada masalah, Direktur Huang?

Timothy Huang tersenyum dingin, pandangan matanya melihat kesekujur tubuh Nicole Shen. Kemudian ia mengambil kotak kalung yang di atas meja: “Tidak ada masalah.”

“Waw! Kalung yang sangat cantik!”

“Plakkk!”

Timothi Huang menutup kotaknya, menengakkan kepala dan menatapku:”Nona Tsu, dikalung tergantung cincin permata merah, tapi ini tidak ada.”

Suaranya menjadi dingin dan kaku, terdengar tidak punya perasaan.

Aku tertegun sesaat, saat tersadar wajahku sudah pucat: “Direktur Huang, sebelumnya kau hanya bilang kalau kalung turun temurun keluargamu hilang, kau tidak bilang ada sebuah cincin.”

Sambil bicara, aku melirik ke arah Cedrix Xu. Dia tahu maksudku, lalu ikut berdiri.

“Direktur Huang, kalungnya sudah ku kembalikan. Urusan cincin, aku tidak pernah melihatnya, juga tidak memilikinya. Aku masih ada urusan, tidak menemani lagi, sampai jumpa.”

Sambil bicara, aku melangkahkan kaki.

“Nona Tsu, tunggu!”

Yang memanggilku bukan Timothi Huang, tapi Nicole Shen.

Aku tidak menoleh, tapi Nicole Shen yang menghampiriku. Dia menundukkan kepala entah mengambil apa dari tasnya,lalu meletakkannya ditanganku. “Nona Tsu, beberapa hari lagi aku dan Timothy Huang akan bertunangan. Silahkan Nona Tsu datang kalau bisa.”

Nicole Shen menatapku sambil tersenyum,sama sekali tidak terlihat ada kesalahan.

Tapi melihatnya, aku merasa itu seperti sebuah pisau, berkali-kali menusuk hatiku.

Kemudian aku melihat kearah Timothi Huang, wajahnya datar melihat kearah kami berdua. Melihat aku melihatnya, sorot matanya semakin dingin.

Aku berdiri disana, sekujur tubuhku sudah menjadi kaku.

Aku kembali menatap Nicole Shen, merentangkan tangan mengembalikan undangan itu: “Terimakasih, Tapi sepertinya aku sudah tidak sempat.”

“Ahh! Apa Nona Tsu sangat terburu-buru?”

“Iya, tiketnya besok pagi, jadi maaf ya!”

Aku melirik undangan sebentar lalu mengembalikannya, teringat aku dan Timothy Huang dulu sudah menikah setahun lebih, tapi pesta pernikahan saja tidak diadakan, tapi mereka hari ini, bahkan pesta pertunangan pun diadakan.

Aku merasa tersindir, tidak melihat kearah Nicole Shen lagi, dan langsung beranjak keluar.

“Jane Tsu!”

Aku berjalan cepat, sampai hampir berlari.

Aku hanya bisa berlari, karena airmata sudah berkumpul dirongga mataku. Aku takut kalau aku tidak berlari dengan cepat, aku tidak bisa menahan tangisku.

Keluar dari mall. Cedrix Xu menarikku: “Kau lari....”

Kalimatnya baru sampai setengah, tiba-tiba sudah terhenti. Melihatku ia agak terkejut: “Jane Tsu...”

“Kakak!”

Akhirnya aku tidak bisa menahan, dan memeluk Cedrix Xu, airmata pun mengalir setetes-demi setetes.

Aku tahu tidak seharusnya aku menangis, tapi aku sudah tidak tahan. Kalau tidak membandingkan maka tidak akan tersakiti, apalagi aku tahu Timothi Huang berpura-pura baik dan perhatian kepadaku dulu hanya demi saham. Tapi sungguh saat melihat Nicole Shen, aku baru tahu kalau aku hanyalah lelucon.

Cedrix Xu harusnya juga tidak menyangka kalau aku akan tiba-tiba menangis, aku bisa merasakan sekujur tubuhnya menjadi kaku.

Aku juga tidak ingin membuatnya terkejut, tapi aku benar-benar tidak bisa menahannya lagi.

Teringat ini adalah pintu masuk mall, tempat orang berlalu lalang. Aku menangis sebentar, lalu mengambil tisu dan mengusap bersih airmataku.

“Nona Tsu?”

Terdengar suara Nicole Shen lagi. Aku menatapnya, tidak pernah aku merasa sebenci ini padanya.

Dia berdiri disamping Timothy Huang, aku tidak ingin membiarkan Timothy Huang melihat kesedihanku, kemudian menyenderkan tubuhku kedalam dekapan Cedrix Xu.

Cedrix Xu mengerti maksudku, lalu balik memelukku. Suara yang datar keluar dari atas kepalaku: “Direktur Huang, Nona Shen. Jane Tsu tidak enak badan, kami pamit dulu.”

Sambil bicara, aku belum sadar, sampai Cedrix Xu tiba-tiba menggendongku.

Aku tertegun dan tersadar, lalu langsung balik memeluk erat lengan Cedrix Xu.

Saat melewati Timothy Huang dan Nicole Shen, pandanganku tidak sengaja menangkap pandangan Timothy Huang. Dia berdiri disana menatapku, sorot matanya dingin membuat hatiku ikut merasa dingin.

Aku hanya meliriknya sebentar, lalu mengalihkan pandangan dan tidak melihatnya lagi.

Cedrix Xu menggendongku sampai ke mobil dan membantuku menutup pintu. Kemudian dimasuk dari sisi sebelahnya dan memberiku sebotol air mineral: “Tenangkan dirimu dulu.”

Mengingat sikapku barusan, aku merasa sedikit malu. Setelah mengambil botol air mineral dan meminumnya beberapa teguk, hatiku perlahan merasa agak tenang.

“Pesawatku besok pagi.”

Tidak seharusnya aku kembali, apalagi menemui Timothy Huang.

“Aku antar kamu.”

“Tidak usah, aku bisa pulang sendiri. Nanti kalau kau ada waktu, kau bisa datang lagi untuk melihat Victor.”

Kali ini, Cedrix Xu tidak bersikeras lagi.

Sepanjang jalan kami berdua tidak ada yang bicara, juga tidak tahu apa yang harus dibicarakan.

Dia mengantarku sampai pintu hotel, saat aku membalikan badan dan ingin turun, tiba-tiba dia memanggilku: “Jane Tsu.”

Aku tertegun dan menoleh kearahnya: “Ada apa, kak?”

“Masa lalu, biarkan saja berlalu.”

Satu kalimatnya itu, membuatku terdiam.

Tak lama, baru aku mengangguk: “Aku tahu.”

Aku tahu, aku hanya sulit melakukannya saja.

Sesampainya dihotel, aku menelpon Mike Qi menanyakan tentang aktivitas Victor dua hari ini sampai aku tertidur diatas kasur.

Hanya saja tidurku tidak terlalu lelap, mungkin karena hari ini bertemu Timothy Huang. Aku banyak bermimpi, semua tentang masalah aku dan dia dulu. Terlalu banyak masalah, yang baik yang buruk. Akhirnya aku memimpikan ia menggandeng Nicole Shen menghampiriku: “Jane Tsu, kau sangat mudah dibohongi!”

Bermimpi dan bermimpi sampai airmata pun mengalir, suara gedoran pintu diluar pun membangunkanku.

Aku bangun dari tempat tidur, kemudian menyadari aku sekarang dikota A.

Kota yang sudah kutinggalkan satu tahun setengah.

Gedoran pintu belum selesai, aku tidak bisa tidur dengan lelap, kepalaku sangat sakit, lalu beranjak membuka pintu dengan rusuh: “Apa-Apaan....”

Mendapati Timothy huang ada dihadapanku, kalimatku tertahan ditenggorokan. Terdiam seperti orang bodoh.

Saat aku tersadar, segera ingin ku tutup pintu, tapi Timothy Huang mendorong pintunya dan mendempet masuk.

Aku marah sekali, menoleh dan melihatnya: “Direktur Huang, apa yang ingin kamu lakukan!”

Novel Terkait

Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
My Cute Wife

My Cute Wife

Dessy
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
4 tahun yang lalu
My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
4 tahun yang lalu
Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
4 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
4 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
5 tahun yang lalu