Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu - Bab 187 Jane, Menikahlah Denganku

Tiba-tiba saja ia memanggilku, tanganku bergetar, aku menengadahkan kepala menatapnya dengan sedikit ketekejutan: “Ada apa?”

Aku sudah lupa satu setengah jam lamanya, dan sekarang aku kembali berpikir ada apa sebenarnya Timothy membawaku kesini, aku menengadah menatapnya dengan wajah yang blank.

Dia tidak menjawab, langsung memberitahuku tujuannya melalui gerak tubuhnya.

“Jane.”

Melihat Timothy yang berdiri lurus didepanku, orang bodoh juga tahu apa yang ingin ia lakukan, ditambah lagi sebuket besar bunga mawar yang ada ditangannya.

Tepat pada saat ini, orang-orang di sekitar tiba-tiba saja terdengar menjerit.

Dan saat itu juga aku baru melihat banyak balon yang berwarna-warni terbang dari bawah, setiap balon memiliki lampu kecil di atasnya, yang menyala sedikit demi sedikit.

Beberapa balon sangat dekat dan aku bisa membaca kata-kata yang tertulis disana, ada yang “Timothy mencintai Jane selamanya”, ada yang “Nyonya Huang, tolong jaga aku seumur hidupmu.”, ada juga yang “Semoga Tuan dan Nyonya Huang segera punya anak kedua.”

Tanpa berpikir juga aku tahu tulisan siapa itu.

Melihat balon yang muncul satu per satu, aku tahu mereka tidak akan bisa terbang naik lebih jauh lagi, dan akan segera meledak.

Tetapi ribuan balon ini, semuanya ditulis sendiri oleh Timothy, bangkit dari bawah, dan hatiku ikut terbang bersama mereka.

Harus dikatakan bahwa wanita di semua usia memiliki naluri romantis yang tak tertahankan.

Umur ku sudah 30 tahun, tetapi ketika aku melihat balon-balon ini, aku merasa seperti kembali ke usia 20 yang energik, dan hati ku hampir meledak.

Awalnya aku mengira hanya balon saja, tapi tanpa disangka setelah semua balon tersebut naik perlahan, layar gedung seberang tiba-tiba berubah, dan kemudian wajah Timothy muncul.

Ekspresi wajahnya sangat datar, tetapi dari layar dapat terlihat, senyum di ekor matanya sangat lembut.

Jelas-jelas itu bukan Timothy yang asli dan hanya sebuah layar, tapi aku merasa dia seperti sedang menatapku : “Jane, aku tahu bahwa tiga tahun yang lalu aku benar-benar telah menyakiti hatimu. Pada saat itu, aku belum dewasa dan egois. Tapi sekarang, aku tahu dengan jelas bahwa kau adalah orang yang aku ingin untuk menemaniku di sepanjang hidup ini. Sekarang Victor juga sudah tidak kecil lagi, tahun depan ia sudah akan masuk ke taman kanak-kanak. Tiga tahun yang lalu aku tidak melamarmu secara resmi bahkan Tuhan tidak tahan melihatnya. Itulah sebabnya Ia memisahkan kita selama lebih dari dua tahun. "

Dia terus berkata kemudian berhenti, dan tersenyum sebentar lalu melanjutkan: " Aku tahu bahwa sekarang bagimu pernikahan sudah tidak penting lagi, dan keunggulan mu telah dihargai oleh banyak orang. Belakangan ini aku sudah berpikir untuk waktu yang cukup lama, Jane, aku benar-benar mencintaimu, aku hanya ingin berjalan bersamamu selama sisa hidupku, aku harap kau bisa memberi ku kesempatan kedua. "

Kata demi kata kata yang terdengar, aku berdiri di sana, tidak dapat membedakan apakah aku sedang bermimpi atau nyata.

Kata-katanya baru saja terlontar di layar lebar, sejumlah orang yang tidak tahu dari mana mereka berasal berteriak: Menikah! Menikah! Menikah……

Teriakan tersebut terdengar agung.

Lampu di sekitar menyala, aku merasa seolah-olah berada di lautan bunga, dan Timothy sedang memegang bunga yang paling indah dan menungguku untuk membuka suara.

Aku tidak menyangka Timothy akan melamarku tiba-tiba seperti ini, dan hatiku benar-benar tidak ada persiapan apapun.

Hari ini, Timothy tidak membuat reservasi. Dia hanya menghias meja-meja di sekitar kami. Ada lebih dari 200 meja di rooftop ini, jadi ada hampir 500 orang dan semuanya tengah melihat kami berdua.

Jika aku bilang tidak, akan di taruh kemana muka Timothy?

Lagipula aku sangat tersentuh dengan lamarannya kali ini.

Kira-kira karena saat pertama kali menikah dengannya, semuanya seperti kurang khidmat. Pada saat ini, aku merasa sangat dihargai olehnya, dan aku benar-benar ingin menikah dengannya kali ini.

Melihatku yang lama tidak menjawab, Timothy kembali berkata: “Jane, menikahlah denganku.”

Dia berlutut di depanku, meskipun sedang memanggilku, tapi tidak terlihat kekhawatiran di wajahnya sedikitpun.

Aku tersenyum, menutup bibirku dan mengangguk: "Baik, aku akan menikahimu."

Baru selesai menjawab, Timothy tiba-tiba berdiri kembali dan memelukku kemudian berputar.

Aku tidak menyangka akan pergerakannya dan terkejut setengah mati lalu berteriak sampai dia menurunkanku.

Suara tepukan tangan di sekitar, membuat suasana hatiku mengikuti tepukan tangan mereka, juga merasa sangat bahagia.

Timothy menunduk menatapku, sudut bibirnya menyunggingkan senyum lembut: “Jane.”

Aku terpana sejenak dan sedikit tidak mengerti: “Ada apa?”

Ia memberi isyarat untukku menunduk, aku menunduk dan baru sadar entah dari kapan ia sudah menjulurkan sebelah tangannya, sedang menungguku untuk meraihnya.

Tanganku bergerak menggandeng tangannya.

Di sisi lain, seorang pelayan datang dan membawakan cincin, Timothy meraihnya.

Aku sama sekali tidak tahu kapan Timothy membeli cincin itu. Mataku basah melihatnya yang mendorong cincin pertunangan dengan perlahan ke jariku.

Tiga tahun yang lalu, saat aku menikah dengannya, benar-benar tidak ada apapun, bahkan sepertinya akulah yang meminta dia menikahiku.

Kemudian walaupun sudah membuat surat nikah, namun karena berbagai macam alalsan, aku dan Timothy tidak mengadakan upacara pernikahan.

Memikirkannya, membuatku semakin tidak bisa menahan air mata, mereka berjatuhan tanpa henti.

“Jangan menangis.”

Timothy membawaku kedalam pelukannya, ia menunduk dan menciumi air mata yang ada di wajahku.

Untungnya ia tidak mengatakan apa-apa lagi, jika tidak air mataku akan mengalir semakin deras.

“Banyak orang yang menontoni kita, istri?”

Wajahku panas mendengar panggilannya, tidak tahan untuk memukulnya sekali: “Apa yang kamu bicarakan? Siapa istrimu?”

“Kau sudah mengiyakan lamaranku, bukankah berarti kau sudah menjadi istriku?”

Aku tidak akan menang jika terus mendebatnya.

Aku diam dan tidak meneruskannya.

“Aku sangat iri padanya. Ya Tuhan, lamaran malam ini sangat romantis! Ini adalah dunia Jane!"

“Ah ah, aku benar-benar ingin menendang semangkuk makanan anjing ini, tetapi Timothy benar-benar penuh kasih sayang. Mereka pasti akan bahagia, kan? "

"Aku tidak menyangka bisa menyaksikan lamaran ter-romantis seabad. Benar-benar mengejutkan!"

……

Pujian terus saja mengalir, aku berdiri di sana, merasa wajahku sudah sangat panas, hanya bisa kembali memeluk Timothy, bertanya kepadanya dengan suara yang hanya dapat didengar oleh kami berdua: "Kapan kita pulang?"

“Kau malu?”

Alih-alih menjawab pertanyaanku, ia malah balik bertanya.

Aku menatapnya dengan sedikit sedih , tetapi aku malah jatuh ke matanya yang penuh dengan senyum: "Baiklah, jika Nyonya Huang bilang pulang, maka kita akan pulang."

Akhirnya aku menghela nafas lega setelah mendengar ucapannya, melihat jalan di depan, aku kembali bertanya lagi: “Kita belum mau pulang?”

Novel Terkait

Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
My Enchanting Guy

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
4 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
My Secret Love

My Secret Love

Fang Fang
Romantis
5 tahun yang lalu
Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
5 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
4 tahun yang lalu