Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu - Bab 156 Kalau Kamu Sudah Kenyang, Kamu Baru Kuat Untuk Memukulku

Aku melirik Megan dengan tajam, dan dia masih menjawab dengan jawaban yang sama : "Adik perempuanku yang mengirim ini, dia mengirim ini hanya untuk iseng!"

"Haiss, adik perempuan dari mana? Aku tidak pernah mendengar tentangnya!"

Aku tidak mendongak ke atas : "Aku juga punya seorang kakak laki-laki, kamu tidak tahu kan?"

Saat aku berkata seperti ini, Megan sudah tidak berkata-kata lagi.

Satu buket bunga mawar dari Timothy benar-benar membuatku terlibat dalam banyak masalah.

Baru saja Megan selesai berceloteh, sampai atasanku, Hendrick Zhao——Seorang laki-laki yang sudah menikah berumur 40 tahun, juga menanyakan laki-laki mana yang mengirimkanku bunga ini.

Laki-laki dari mana!

Baru saja Hendrick pergi, Deasy mencariku lagi.

Setelah mengalami kejadian parah beberapa menit yang lalu, aku merasa sedikit takut : "Kalau ada paket untukku, dan memintaku untuk menandatanganinya langsung, kamu harus bilang bahwa aku tidak ada disini!"

"Bukan begitu Jane! aku ingin bertanya padamu, apakah kamu punya nomor telepon orang yang mengirim paket tadi? Dia sangat dingin, saat aku meminta ID WeChatnya, dia terus berjalan tanpa menoleh!"

Aku mendongakkan kepalaku dan melihat Deasy, dia adalah orang yang sangat cantik dan putih bersih.

Sebenarnya aku baru saja ingin membuka mulut dan berkata tidak ada, tapi aku merasa ragu sejenak, dan akhirnya aku memberikan nomor telepon orang itu kepada Deasy sambil terkikik.

"Terima kasih Jane, kalau aku berhasil dengannya, aku akan mentraktirmu!"

Aku tertawa :"Baiklah, akan kutunggu!"

Karena Timothy berani berbuat seperti ini, jadi aku membalasnya dengan memberikan nomor teleponnya kepada Deasy, mungkin ini bisa disebut sebagai balas dendam.

Semua karena perbuatan Timothy sehingga aku baru bisa kembali bekerja setelah jam 11 lewat, aku benar-benar sangat sibuk.

Saat aku bekerja dengan serius, waktu berjalan dengan sangat cepat, sampai aku tidak dapat merasakannya.

Kalau bukan karena handhponeku yang bergetar karena pesan dari Timothy, aku tidak akan menyadari bahwa sekarang sudah waktu makan siang.

Pesan dari Timothy hanya berisi satu kata :Turun.

Saat ini aku baru teringat bahwa Timothy sudah mengajakku untuk makan siang bersama saat dia memberiku bunga. Aku tidak ingin mempedulikannya, maka dari itu aku menaruh handphoneku kembali dan menganggap bahwa aku tidak melihat pesannya.

"Jane, ayo makan siang!"

Aku sudah membuka mulut untuk merespon ajakan makan siang Megan, tapi saat aku teringat akan Timothy, aku hanya bisa mengerutkan keningku dan menolak :"Aku masih ada urusan siang ini, kalian pergi makan duluan saja dengan Deasy."

Karena dulu aku pernah pergi untuk urusan bisnis ke Kota A bersama Megan, hubunganku dengannya cukup baik, maka dari itu kami sering pergi makan bersama.

Saat dia mendengarku berkata seperti ini, dia memberikanku tatapan yang penuh maksud :"Oh, ada urusan, kalau begitu aku pergi makan dengan Deasy."

Aku merasa tatapan Megan mempunyai maksud terselubung, tapi aku tidak ingin menelusurinya lebih dalam, dan aku hanya menganggukkan kepalaku.

Megan masih ingin berbicara lagi, tapi untung saja Deasy menariknya.

Untung saja Deasy menarik Megan keluar, karena handphoneku juga tiba-tiba berbunyi. Ternyata telepon dari Timothy.

Karena masalah bunga tadi pagi, aku merasa kesal saat melihat nama Timothy di layar handphoneku, tapi aku takut kalau dia akan naik keatas untuk mencariku, aku lebih baik mengangkat telepon ini :"Apa sebenarnya yang kamu mau?"

"Aku ada di depan kantormu, kalau dalam 5 menit kamu tidak turun, aku akan naik keatas mencarimu."

Dia langsung memutuskan hubungan setelah selesai berbicara.

Saat aku menelponnya kembali, dia langsung mematikannya begitu saja.

Aku benar-benar sangat kesal, sampai hatiku dan paru-paruku pun sakit, tapi saat memikirkan dia akan naik keatas, aku hanya bisa mengigit bibirku, mengambil bunya, dan turun kebawah.

Di gedung ini ada beberapa kantor, jadi saat aku memegang bunga ini, semua pandangan tertuju padaku.

Saat bertemu dengan seseorang yang aku kenal di meja resepsionis, dia mengedipkan matanya.

Aku hanya bisa tertawa dengan terpaksa, sambil mengumpat Timothy dalam hati.

Saat aku keluar dari gedung kantor, aku langsung melihat mobil Timothy, mobil yang sama dengan mobil yang mengantarku tadi pagi.

Aku tidak ingin dilihat oleh orang yang kenal denganku, aku melihat sekelilingku dan memastikan tidak ada orang yang mengenalku, dan aku lari ke arah mobil itu.

Timothy tahu bahwa dirinya adalah orang mencolok, maka dari itu dia tidak berdiri di luar mobil, dan menungguku di dalam mobilnya.

Aku membuka pintu mobil dengan terburu-buru, lalu melempar bunga itu ke kursi belakang mobil, saat aku mengangkat tanganku untuk memukulnya :"Timothy, sebenarnya apa——"

"Mengapa begitu bersemangat?"

Gerakannya sangat cepat, dia memegang tanganku dengan erat.

Tanganku di genggam erat olehnya. Dia mengerutkan keningnya dan menundukkan kepalanya untuk mencium punggung tanganku.

"Lepaskan aku!"

Dia tertawa dan melepaskan genggamannya :"Jangan terburu-buru, ayo kita makan dulu. Kalau kamu sudah kenyang, kamu baru kuat untuk memukulku."

Dasar bajingan, aku benar-benar sudah tidak tahan, aku berkata dengan emosi dan dengan pasrah :"Jangan buang-buang tenagaku Timothy, aku tidak mau——"

"Jane." Aku belum selesai berbicara, tapi dia sudah menoleh kepadaku :"Cuman makan saja, apa yang kamu takutkan?Atau kamu——"

Dia berhenti sejenak :"Kamu akan merasa ragu setelah makan?"

Kata-katanya membuatku terdiam, aku hanya memasang ekspresi dingin, "Cepat jalan!"

Bibir Timothy terlihat sedikit naik, melihatnya seperti ini, aku sangat ingin merobek bibirnya.

Mengapa ada orang yang sangat menyebalkan seperti dia?!

Dia menyetir mobil sekitar 20 menit, dan berhenti. Dia turun dari mobil dan berjalan ke arahku untuk membukakan pintu untukku: "Turun, tempat ini jauh dari kantormu, teman kantormu tidak akan melihat kita."

Aku memandangnya dengan tatapan sinis. Mengingat aku akan bekerja lagi nanti siang, membuatku malas untuk berdebat dengannya. Akupun turun dari mobil.

Dia sengaja memilih restoran yang jauh dari kantorku, supaya tidak terlihat oleh teman kantorku.

Tapi nasib sial memang bisa kapan saja menimpa orang, baru saja aku masuk ke dalam restoran, aku melihat teman kantorku tidak jauh dariku.

Aku langsung bersembunyi di belakang Timothy, tapi teman kantorku juga berjalan dengan arah yang sama dengan kami.

Aku benar-benar bingung, aku tidak tahu harus berbuat apa.

Timothy menundukkan kepalanya dan melihat kearahku, dia tidak menungguku bereaksi lagi dan langsung menarikku ke dalam pelukannya. Aku pun ikut menundukkan kepalaku dan melihat teman kantorku berjalan melewatiku.

Untung saja aku berada di dalam pelukan Timothy, jadi dia tidak melihatku.

Setelah teman kantorku lewat, aku langsung mendorong dia, untuk saja dia tidak menahanku :"Ckckck, aku tidak terima diperalat seperti ini."

Aku tertawa dingin : "Ini akibat ulahmu sendiri."

Dia hanya tertawa. Dia berkata kepada pelayan yang bertanya kepadanya : "Marga Huang, aku sudah membuat reservasi terlebih dahulu."

Pelayan itu mengantar kami ke dalam ruang VIP. Saat aku melihat bahwa kita berada di ruang VIP, aku mengehela napas lega.

"Lihatlah apa yang ingin kamu makan."

Aku setuju untuk pergi kesini dengannya, tapi aku tidak bermaksud untuk makan bersamanya.

Aku tidak mengambil buku menu itu dan melihat ke arahnya :"Timothy, jangan buang-buang tenaga. Perbuatanmu ini sangat menggangguku."

Wajahnya memucat, dan dia melihat kearahku dengan tatapan dingin :"Kamu memberikan nomor teleponku kepada teman kantormu?"

"Jangan salahkan aku atas semua ini."

Dia melihatku dan dia tiba-tiba tertawa. Dia mengoyang-goyangkan hadphonenya di depan wajahku : "Kalau kamu berkata seperti ini, sepertinya lebih baik aku memberitahunya bahwa kamu adalah mantan istriku. Dan juga kamu adalah orang yang sedang aku kejar untuk dijadikan istri."

Novel Terkait

The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
5 tahun yang lalu
My Tough Bodyguard

My Tough Bodyguard

Crystal Song
Perkotaan
5 tahun yang lalu
Behind The Lie

Behind The Lie

Fiona Lee
Percintaan
4 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
5 tahun yang lalu
A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu