Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu - Bab 181 Aku bantu kamu ngomong

Tidak berapa lama setelah Timothy berangkat kerja, Victor sudah bangun. Victor sekarang sudah bisa main sendiri, malah sudah tidak terlalu nempel sama aku, setelah melihat Victor habisin sarapan, aku keluarin buku catatan lalu mencari pekerjaan sambil menjaga Victor.

Pas jam sepuluh lewat Timothy telfon ke aku, bilang kalau sore dia mau bawa aku dan Victor pergi melihat pengasuh yang dia cari.

Kalau dia tidak ungkit soal ini, aku pasti sudah lupa.

Pengasuh itu dicari sama Irfan, seorang ibu-ibu berumur 45 tahun yang sudah belasan tahun menjadi pengasuh, setiap majikan yang pernah mempekerjakan dia memberikan komentar baik tentangnya.

Pas sore aku bawa Victor menemui bibi Zhao, bibi Zhao agak gemuk, setelah ngobrol setengah jam, aku merasa dia memang bibi pengasuh yang sabar dan baik.

Kejadian pengasuh yang di Hangzhou beberapa waktu sebelumnya itu benar-benar membuat aku jadi takut, jadi sekarang soal milih pengasuh aku tidak berani sembarangan.

Tapi setelah ketemu orangnya langsung, dan juga sudah diseleksi sama Irfan dan Timothy, jadi aku lumayan tenang.

Bibi Zhao bilang minggu depan baru bisa mulai kerja, karena ada urusan di kampung halamannya, sehingga dia harus pulang sebentar.

Tentu saja aku setuju, lagian beberapa hari ini aku juga tidak terburu-buru/

Malam ketika Timothy pulang, aku lagi masak di dapur, sedangkan Victor lagi main sendiri di tempat bermainnya.

Aku tidak sadar Timothy sudah pulang, sampai saat dia memeluk aku dari belakang, “Lagi masak apa, wangi banget?”

Aku menoleh melihatnya, “Cepat lepasin, jangan halangi aku.”

Tapi Timothy bukan saja tidak melepas, malah meletakkan dagunya di pundak aku, “Aku kan tidak menghalangi tangan kamu.”

Aku sungguh tidak tahan sama dia, “Cepat lepasin aku, sudah mau gosong!”

Aku mengangkat tangan mendorong dia ke belakang, Timothy pun mundur dan akhirnya melepas pelukannya.

Dengan cepat aku mengangkat sayur yang sudah matang itu, lalu kusodorkan ke dia, “Nih bawa keluar.”

Tiga orang saja yang makan, jadi tidak perlu masak terlalu banyak, dua jenis sayur sudah aku masak, tinggal satu jenis lagi saja, yang bisa dimasak dengan cepat.

Setelah makan malam, aku melihat-lihat lowongan pekerjaan, Timothy tanya aku bagaimana dengan pengasuh itu hari ini, lalu aku pun kasih tahu dia pendapat aku.

“Irfan sudah periksa dengan jelas, tetangga bibi Zhao dulu bilang dia itu orang nya baik, anak cowoknya baru saja masuk kuliah, suaminya supir taksi, keduanya itu orang yang jujur.

Aku mengangguk, “Hari ini aku sudah ngobrol sebentar sama bibi Zhao, aku juga merasa dia lumayan baik, sementara pakai dia saja dulu, nanti lihat setelah kerja beberapa hari, kalau tidak ada masalah lain ya tetap dia saja.”

Gaji pengasuh di kota A sini lebih tinggi banyak, seperti Victor, kami Cuma perlu ada yang menjaga dia ketika pagi siang sore, dan malam tidak perlu menginap, akhir pekan tidak kerja, uang makan siang setiap hari juga aku kasih dia, dan gaji 6000yuan per bulan, uang makan satu bulan aku kasih dia 600yuan, sudah termasuk gaji yang enak sekali.

Setelah urusan di kampung halamannya selesai, bibi Zhao langsung mulai kerja, beberapa hari aku lagi seleksi perusahaan, tapi masih belum kirimin CV.

Ketika bibi Zhao sudah mulai kerja, aku baru mulai mengirim CV.

Setelah dua hari mengamati di rumah, aku merasa tidak ada masalah, dan kebetulan ada beberapa perusahaan yang suruh aku wawancara, jadi aku pun mulai benar-benar mencari kerja.

Hari ini ada tiga wawancara, dua di pagi, dan satunya jam tiga sore.

Pengalaman kerja aku termasuk lumayan bagus, tapi gaji di dua perusahaan pagi tadi beda agak banyak dengan yang aku perkirakan, jadi langsung aku tolak.

Gaji rata-rata di kota A tinggi, bagaimana pun juga aku ada pengalaman beberapa tahun di bagian perancangan acara, dan mereka Cuma kasih aku 6000yuan, ini aku sungguh tidak bisa terima, bahkan lebih rendah dari gaji bibi Zhao.

Meskipun aku kerja bukan demi sedikit gaji itu, tapi juga jangan sampai aku menyusahkan diri aku sendiri demi pekerjaan.

Kalau perusahaan yang sore itu masih termasuk perusahaan besar, pas di CV aku ada tulis gaji yang aku harapkan itu di atas 8000 yuan.

Total ada tiga pewawancara yang wawancarain aku, dan selesai dalam waktu 40 menit, untungnya tahun lalu aku pernah kerjain satu proyek, masih termasuk kelebihan aku.

Tampak sekali mereka lumayan puas dengan aku, selanjutnya soal gaji.

Aku mau gaji 12000 yuan, mereka ragu sejenak, aku juga tidak buru-buru, lagian aku punya banyak waktu buat pelan-pelan cari kerja.

“Nona Su, sebentar lagi kami ada satu rapat, jadi hari ini sampai sini dulu, nanti akan ada staff kami yang menghubungi anda.”

Aku tahu mereka perlu waktu untuk diskusi dulu, jadi aku juga tidak berkomentar banyak, dengan sopan aku menganggukkan kepala lalu pergi.

Baru saja aku keluar dari ruangan, tiba-tiba ada yang memanggil, “Jane!”

Aku menoleh, dan melihat Shirley Yao yang berpakaian dress merah, teringat pertemuan kami di bandara sebelumnya, aku jadi agak tidak enak : “Nona Yao.”

“Kok sungkan amat, langsung panggil nama aku saja.”

Aku tertawa tanpa menjawab lagi.

Dia yang mulai bertanya dulu : “Kamu datang wawancara?”

Aku mengangguk : “iya, sudah selesai.”

Dia menatap aku dengan tidak mengerti, tapi dengan cepat air mukanya kembali normal : “Mereka tidak terima kamu?”

“Tunggu pemberitahuan.”

“Kamu tunggu dulu, bos di perusahaan ini teman aku, aku bantu kamu ngomong.”

Baru saja aku mau bilang tidak usah, dia sudah mengangkat kaki masuk ke dalam.

Shirley terlalu ramah, aku agak tidak terlalu terbiasa.

Dengan cepat dia sudah keluar lagi, dengan seorang cowok ikut di belakangnya, di samping cowok itu Shirley tersenyum lebar bagaikan bunga, “Manajer Huang, ini teman yang aku bilang ke kamu, kamu tuh tidak tahu, kemampuan Jane oke banget, acara ‘perjalanan bahagia’ sebelumnya itu , tahu kan? Itu Jane yang rancang, kan heboh banget tuh!”

Dia memuji aku bertubi-tubi, padahal dulu kalau ketemu aku kayak ketemu bom saja, dan sekarang begini aku sungguh tidak terbiasa.

“Oh nona Jane, perusahaan kami membutuhkan orang berbakat seperti kamu.”

Sambil berkata, manajer Huang mengulurkan tangannya.

Aku termangu, sedangkan Shirley yang di samping tidak berhentinya memberi aku isyarat.

Jujur saja aku lumayan puas dengan lingkungan perusahaan ini, kesempatan aku buat berkembang juga besar, meskipun tidak terlalu ingin menerima bantuan dari Shirley, tapi teringat kemampuan aku yang memang tidak begitu buruk, hanya saja pewawancara tadi yang mau menurunkan gaji aku lagi.

Kepikiran ini, aku pun tidak bingung lagi, ku angkat tanganku menyalaminya, “Manajer Huang sudah terlalu memuji!”

“Selamat datang di perusahaan kami nona Jane.”

“Terima kasih manajer Huang memberi kesempatan.”

Aku tidak kepikiran pekerjaan pertama aku setelah kembali ke kota A di dapatin begitu saja.

Belum sempat aku merespon, Shirley mendadak menepuk aku, “Jane, sudah beberapa tahun tidak ketemu kamu, dulu aku masih terlalu kekanak-kanakan, jadi anggap saja ini sebagai permintaan maaf aku.”

Jujur saja aku masih lebih terbiasa dengan Shirley yang dulu, Shirley yang sekarang malah membuat aku merinding.

Tapi jelas sekali dia tidak menyadari ini, dia langsung menggandeng tanganku : “Sekarang masih belum jam makan, kita pergi minum teh saja yuk?”

Novel Terkait

Innocent Kid

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
5 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Dalam

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu