Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu - Bab 59 Aku sangat senang, Jane Tsu

Melihat pesan yang masuk ini, kunci ditanganku pun terjatuh ke lantai.

Aku baru saja bertemu dengan pengacara Zhao, satu-satunya yang tau tentang keinginanku menyerahkan sahamku kepada Timothy Huang hanya Pengacara Zhao. Tapi pesan ini....

Aku kira George Huang yang mengirimkan pesan ini, aku langsung menelpon George Huang untuk mengklarifikasinya.

Saat pertama kali ditelpon, George Huang tidak mengangkatnya. Tapi saat aku menelponnya untuk kedua kali, dia baru mengangkatnya: “Jane Tsu?”

Dia agak terkejut, sepertinya dia tidak menyangka aku akan menelponnya.

Kecurigaanku terhadap George Huang pun berkurang, aku berpikir sebentar baru bicara: “Tuan Huang sudah berhasil, kata-katamu hari itu sudah berhasil membuyarkan fokusku.”

Dia sepertinya tertawa sebentar, aku tidak bisa mendengarnya dengan jelas melalui telepon, hanya terdengar suara tertawa yang samar : “Benarkah? Jadi apa kau sudah memikirkannya dengan baik?”

Sepertinya dia tidak tahu aku sudah menemui Pengacara Zhao, kalau begitu, pesan itu bukan dari George Huang.

Setelah menyimpulkan jawabannya, aku juga tidak ingin banyak bicara lagi: “Maaf, aku sudah memikirkannya dengan baik. Bagaimanapun, aku dan Timothy adalah suami istri. Saham yang aku dapatkan ini juga dikarenakan Timothy Huang. Jadi saham kali ini, aku akan menerimanya untukku sendiri.”

“Kau bicara seperti ini, tapi bukan berarti Timothy Huang juga berfikir begitu.”

Ucapannya ini benar-benar membuatku mengerutkan alis: “Tuan Huang, maksudmu apa?’’

“Tidak ada maksud apa-apa. Kalau kau sudah memutuskan, aku juga tidak bisa memaksa, semoga kau bahagia.”

Mendengar nada tertawa George Huang, ia seperti sedang menyimpan sesuatu. Aku hanya tidak tahu, yang sedang ia sembunyikan itu apa.

“Tuan Huang, kau sepertinya sangat gembira.”

“Tentu saja, aku paling suka melihat orang gelisah.”

Ucapannya benar-benar membuat orang marah,”Kalau begitu semoga Tuan Huang bisa melihat apa yang Tuan Huang ingin lihat!”

Selesai bicara aku langsung mematikan telpon. Sepertinya mood tidak akan bisa dengan cepat kembali bagus.

Awalnya George Huang, kemudian Pengacara Zhao, lalu pesan misterius. Semuanya mengingatkanku untuk berhati-hati pada Timothy Huang.

Aku tidak tahu apa mereka sedang memfitnah, aku juga tidak bisa membedakannya. Tapi tidak bisa dipungkiri, aku sekarang sangat kacau, bahkan sedikit kemampuan untuk membedakanpun aku tidak punya.

Waktu menunjukkan pukul enam lewat, Timothy Huang menelpon dan mengabarinya bahwa tidak pulang makan malam hari ini, beberapa hari ini ia sudah terbiasa. Terlebih hari ini setelah ia bertemu Pengacara Zhao, aku sedikit tidak tahu harus bagaimana menghadapi Timothy Huang.

Awal kebersamaan aku dan Timothy Huang sangat tidak normal, tapi kami akhirnya menikah, dan masih bersama sampai hari ini. Kalau diingat lagi, benar-benar luar biasa.

Tapi kalau diingat dengan seksama, sepertinya juga tidak ada yang salah dari kami. Perempuan dan lelaki dewasa bukankah memang gampang untuk saling tertarik. Pada masa serba cepat seperti ini, bukankah ini semua normal.

Kita tidak boleh berpikir terlalu banyak, karena semakin banyak berfikir akan merasa semakin merasa ada yang salah..

Selesai makan malam aku segera menonton film, setelah membuat diriku relaks akhirnya aku bisa melupakan masalah itu sejenak.

Aku sebenarnya ingin memberi tahu Timothy Huang tentang saham yang sudah kualihkan atas namanya. Tapi semalam ini Timothy huang belum juga pulang, jam biologisku benar-benar sudah tidak sanggup, jam sebelas lewat aku sudah tertidur pulas.

Sepertinya jam satu pagi baru Timothy Huang pulang. Aku mendengar suara ia membuka pintu, hanya saja tidurku terlalu pulas, tidak bisa bangun, dengan setengah sadar aku bergerak lalu tertidur lagi.

Dalam setengah kesadaranku, Timothy Huang sepertinya menciumku sebentar.

Saat aku terbangun, kudapati Timothy Huang sedang mendekapku dalam pelukan. Sinar rembulan menyorot wajahnya yang penuh dengan kelelahan.

Seketika aku merasa seluruh kecurigaan ku adalah lelucon.

Aku adalah orang yang paling dekat Timothy huang, bagaimana dia memperlakukanku, apa aku tidak tahu?

Keesokan harinya aku bangun lebih cepat, Timothy Huang baru saja selesai olahraga. Melihatku ia langsung tertegun : “Apa aku membangunkanmu?”

Aku menggelengkan kepala,”Pergilah mandi, aku akan menyiapkan sarapan. Setelah itu aku ingin membicarakan sesuatu.”

Timothy Huang mengerutkan alisnya sebentar, tapi tidak bertanya apa-apa, membalikkan tubuhnya masuk ke kamar mandi.

Aku selesai menyiapkan sarapan dan dia pun keluar selesai mandi: “Kau ingin bicara apa?”

Dia duduk diseberangku, memandangku dengan tatapan curiga yang membawa sedikit tekanan.

Aku meletakkan bubur kehadapannya: “Kemarin aku pergi menemui Pengacara Zhao.”

Gerakan ditangannya berhenti : “Kau sedang ada masalah apa?”

“Tidak ada.” Aku menggelengkan kepala,”Aku mengalihkan sahamku atas namamu, hari ini Pengacara Zhao akan menyelesaikan dokumennya.”

“Yang ingin kau bicarakan cuma ini kan?”

“Iya.”aku mengangguk, melihatnya agak gelisah: “Apa kau tidak senang?’

Timothy Huang melihatku dengan sorot mata yang rumit: “Tidak, aku sangat senang, Jane Tsu.”

Saat dia mengatakan kalimat ini pandangannya agak menunduk, aku tidak bisa membedakan apa dia benar senang atau tidak.

Aku memanggilnya sebentar: “Timothy Huang.”

Dia menengakkan kepala melihatku: “Masih ada yang lain?”

Aku tahu dia marah, tapi aku tidak merasa aku melakukan kesalahan. Aku merapatkan bibirku, berusaha menahan untuk tidak bicara.

Timothy Huang selesai sarapan langsung pergi kekantor, ketika berangkat ia tidak bicara sepatah kata pun.

Sorenya Pengacara Zhao menelpon memberi tahu kalau dokumennya sudah siap, menyuruhku menandatanganinya.

Sebelum menandatangani, Pengacara Zhao kembali menyuruhku memikirkannya lagi.

Teringat reaksi Timothy Huang pagi tadi, membuatku tidak bisa menahan tertawa: “Sudah ku pikirkan dengan baik.”

Setelah bicara, aku menandatangani dokumen itu.

Pengacara Zhao menghela nafas : “Jane Tsu, kau benar-benar perempuan yang baik.”

Aku tersenyum padanya: “Kau juga adalah pengacara yang baik.”

Pengacara Zhao pun ikut tertawa : “Baiklah, semoga kau dan Timothy Huang bisa bersama sampai tua.”

“Terimakasih, Pengacara Zhao.”

Aku bisa melihat, Pengacara Zhao dan Kakek sangat dekat, dia juga benar-benar sepenuh hati membantu demi kebaikan kami.

Setelah pengacara pulang, aku merasa aku sudah melakukan hal yang sangat luar biasa.

Malamnya aku memberikan surat pengalihan saham kepada Timothy Huang, memeluknya dan memujinya sebentar, baru dia ingin berbicara.

Sebulan setelahnya, saham Timothy Huang sudah sampai 25% dan sudah bisa mengendalikan IEC International group, kekacauan Feng Heng yang hampir dua jam akhirnya reda juga.

Ulang tahun perusahaan akan segera datang, dalam acara nanti aku ditunjuk untuk tampil bersama Timothy Huang.

Walaupun dulu sudah banyak orang yang tahu siapa aku, tapi kali ini berbeda. Kali ini semuanya sudah jelas, kedudukan Timothy Huang pun sudah pasti.

Timothy Huang baru sampai sudah harus pergi minum dan bersulang, aku menemaninya bersulang setengah jam, dia melihatku memakai heels 12cm , menyuruhku pergi ke ruang makan mengambil makanan, begitulah caranya menyuruhku menepi dan istirahat.

Aku mengerti maksudnya, tapi sangat lelah, jadi tidak bicara apa-apa dan mengikuti kata-katanya beranjak ke ruang makan.

Sesampai di ruang makan aku pun melihat Shirley Yao, disebelahnya masih berdiri dua perempuan. Anak dari salah satu pemegang saham di perusahaan, mereka berdiri bertiga, hubungannya kelihatannya lumayan, tapi itu tidak ada hubungannya denganku.

“Shirley, bukankah dia istri direktur?”

“Istri direktur apa, dia cuma seorang perempuan yang bisa membuat iri saja.”

Hampir dua bulan tidak bertemu Shirley Yao, otaknya tidak berubah cerdas sedikitpun, kalimat macam apapun bisa ia katakan.

Tidak ingin memperdulikannya, aku mengambil beberapa makanan yang aku dan Timothy Huang sukai lalu ingin beranjak pergi, tapi mereka memberhentikan : “Tunggu, kami sedang bicara denganmu. Istri direktur, apa kau tidak mendengarnya?”

Aku memaksa tersenyum: “Ada orang yang sedang bicara? Ku kira kecoa yang sedang bicara.”

Novel Terkait

Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
5 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
My Cold Wedding

My Cold Wedding

Mevita
Menikah
5 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu
Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu