Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu - Bab 268 Nyonya Huang, Ingat Status Kamu

Keluar rumah lebih pagi, tidak bertemu waktu jam kerja, sepanjang jalan termasuk sangat lancar.

Pada saat kita tiba dibandara baru jam delapan lewat tiga puluh delapan menit, jam segini, orang dibandara juga tidak banyak, selesai check in dan masukin bagasi baru jam sembilan.

Tetapi aku pesawatnya jam sepuluh, sudah hampir waktunya harus baris untuk pemeriksaan.

Timothy Huang lebih telat sedikit dibandingkan aku, jalur VIP sangat cepat.

Aku mencari sebuah restoran kopi, memesan dua gelas kopi dan sepotong kue tar, dengan Timothy Huang duduk disana.

“Tidak tahu Victor sekarang bagaimana.”

Baru sehari tidak melihat Victor, aku sudah merasa seperti melewati setahun.

Timothy Huang melihat aku sekilas, “dia sangat baik, kamu kenapa tidak perhatikan suami kamu sebentar.”

Aku ada sedikit tidak tahu harus ketawa atau menangis: “kamu sudah duduk didepan aku, kamu baik atau tidak aku bisa tidak tahu?”

“Aku semalam minum arak, kepala masih ada sedikit sakit.”

Saat dia berkata perkataan ini sangat serius, aku melihat dia sebentar: “kamu serius?”

“Aku kenapa harus bercanda.”

Aku tidak bisa membantah, melihat dia pelan-pelan mengerutkan kening, dipikir-pikir dia juga benar-benar tidak enak badan.

Jika sekarang masih sakit kepala, nanti naik pesawat mungkin lebih tidak nyaman lagi.

Berpikir-pikir, “mau tidak aku pergi beli sedikit obat untuk kamu?”

“Tidak perlu, lagi pula juga sudah tidak sempat.”

Dia mengulurkan tangan menarik aku, mendengar perkataan dia, aku malah ada sedikit gelisah: “Irfan Lee belum datang kan? Kamu menyuruh dia bawa sedikit obat!”

“Dia sudah dijalan tol kearah bandara!”

“Jika begitu bagaimana?”

“Kamu bantu aku tekan saja, kamu tekan sudah tidak begitu sakit!”

Aku merasa ini adalah cara yang terbaik, tetapi ditempat umum begini, juga ada sedikit tidak lepas: “Tetapi, disini adalah kedai kopi, orangnya tidak sedikit!”

“Takut apa, menekan kepala saja! Kamu lihat, jika adalah Victor sakit kepala, kamu mana bisa berpikir ini! Nyonya Huang, kamu benar-benar sangat pilih kasih!”

Dia selalu bilang aku pilih kasih, sering perhatikan Victor tidak perhatikan dia.

Sekarang mencari kesempatan kali ini menegur aku lagi, aku melihat dia sebentar, lihat dia sebentar-sebentar mengerutkan kening, akhirnya juga menyerah: “jika begitu kamu rendah sedikit.”

Tempat ini lebih pojok, malah juga tidak ada begitu banyak orang yang memperhatikan.

Aku berdiri tegak, angkat tangan menekan kepala dia, “tenaganya cukup tidak?”

“Iya.”

Tekan sebentar, aku melihat waktu sebentar, sudah jam sembilan lewat dua puluh menit, terpaksa melepaskan tangan: “apakah kamu masih sakit?”

Dia mengangkat tangan mengaitkan pinggang aku, menundukkan kepala melihat aku: “jika masih sakit, bagaimana?”

“Mau aku belikan sedikit minyak angin?”

“Tidak perlu, kamu membiarkan aku cium kamu sebentar sudah pasti sembuh.”

Berkata, masih belum menunggu aku membuka mulut, dia tiba-tiba mencium aku.

Aku kepikiran ini adalah tempat umum, segera memakai tangan mendorong dia, “kamu------uh!”

Tetapi tenaga Timothy Huang besar, satu tangan mengaitkan leher aku, tidak membiarkan aku mundur, satu tangan lagi menangkap dua tangan aku yang didepan dia.

Dua tangan aku ditangkap dia, dia langsung memakai tenaga menarik, jarak kita berdua langsung mendekat.

Timothy Huang mencium aku hampir satu menit baru berhenti, muka aku sudah merah sampai tidak tahan, melihat dia seluruh badan gemetar: “kamu, kamu kenapa boleh! Kamu tahu tidak!”

Menghalangi tempat umum, aku juga tidak berani berbicara keras, tetapi benar-benar sangat kesal dengan dia, mengangkat tangan memukul dia sebentar, juga tidak mengurus dia lagi, langsung bangun bersiap-siap pergi pemeriksaan.

Dia juga sangat cepat mengejar keluar, menarik tangan aku: “jangan marah, aku hanya rindu kamu.”

Aku mengerang sekali: “aku didepan mata kamu, kamu rindu aku?”

“Aku ini bukannya mempersiapkan diri dulu? Kamu pikirkan, kita begitu banyak hari tidak bertemu, kerinduan ini bisa merendam orang.”

Aku malah tidak kepikiran orang ini sembarangan bicara juga begitu serius, mengangkat kepala melototi dia sebentar: “apanya yang banyak hari? Aku paling banyak pergi empat hari, mana ada banyak hari!”

“Sehari tidak bertemu seperti setahun tidak bertemu, tiga hari, kita sudah dibatasi tiga tahun tidak bertemu.”

Aku benar-benar sangat kesal dengan dia sampai ketawa: “alasan tidak masuk akal.”

“Ini adalah orang zaman kuno yang berkata.”

Aku malas melayani dia, masuk jalur VIP, tidak sampai sepuluh menit sudah lewat pemeriksaan.

Aku adalah di 268, dia kebetulan adalah 280, semuanya adalah disebelah kanan.

Sudah jam sembilan lewat empat puluh menit, aku sudah hampir mau naik pesawat, langkah kaki tidak tahan bertambah cepat.

Timothy Huang malah tiba-tiba menarik aku, aku membalikkan kepala melihat dia, dia menundukkan kepala melihat aku, pandangan mata ada sedikit dalam: “Jane Tsu, disini orangnya sedikit.”

Aku awalnya masih belum bereaksi kembali, dia tiba-tiba menundukkan kepala mencium aku sebentar, hanya mencium sebentar, kemudian dia memeluk aku, menundukkan kepala dengan sedih melihat aku: “aku hanya pergi tiga hari, kamu pulang lebih awal.”

Dia sangat jarang begitu serius, aku dilihatin dia sampai hatinya sangat panas, awalnya tidak merasa ada sedikit sedih untuk berpisah, diganggu dia begini, malah sangat tidak rela: “aku paling cepat juga empat hari, paling lambat juga lima hari, hari sabtu aku sudah pasti akan pulang.”

“Aku ingin mencium kamu disini, apakah boleh?”

Dia dulu mau cium aku langsung cium saja, mana pernah bertanya aku.

Sekarang dia bertanya begini, aku malah bengong, orang ini benar-benar tidak bisa menebak pikiran dia.

“Kamu tidak bilang, aku anggap kamu sudah setuju.”

Dia berkata, menundukkan kepala benar-benar mencium.

Tempat ini benar-benar orangnya sedikit, kira-kira adalah masih pagi, orang yang datang naik pesawat juga sedikit, dan Timothy Huang menarik aku masuk ketempat yang kebetulan adalah sebuah toko yang berhadapan dengan tiang.

Dia mencium sangat ringan, aku kepikiran selanjutnya beberapa hari tidak bisa bertemu dia, tidak tahan memeluk dia kemudian mencium balik.

Ciuman ini, hampir tiga menit baru berakhir.

Pada saat Timothy Huang melepaskan aku, aku seluruh badan sudah sedikit lemas, memeluk pinggang dia sedikit tenaga juga sudah tidak ada.

Siaran radio mengingatkan penerbangan aku sudah bersiap-siap naik pesawat, aku mengangkat tangan mendorong dia sebentar: “aku sudah mau naik pesawat.”

“Iya, aku antar kamu kesana.”

Berkata, dia bergandeng tangan aku.

“Aku tidak tahan ketawa, mengambil tissue melap lipstik dimulut, membiarkan dia bergandeng aku berjalan kearah depan.

Pada saat aku sampai kebetulan sedang berbaris naik pesawat, Timothy Huang bergandeng aku kebaris belakang, kemudian melepaskan tangan, “setelah sampai ingat telepon aku.”

“Aku sampai hotel telepon kamu.”

“Iya.”

Dia menjawab aku sekilas, tiba-tiba mengangkat tangan lagi memeluk aku sebentar, “Nyonya Huang, ingat status kamu.”

Pada saat berbicara kata-kata ini, dia menempel ditelinga aku, nafas itu sedikit-sedikit menghembus kemari, aku merasa seluruh badan adalah panas.

Aku sangat jarang tidak mendorong dia, memeluk dia, sangat cepat mencium pipi dia sebentar: “aku sudah tahu, kamu juga, suami.”

Barisan mulai bergerak, aku segera melepaskan dia.

Timothy Huang juga tidak menarik aku lagi, dia berdiri disamping, tangannya memasuki kedalam kantung celana, dengan begitu melihat aku.

Aku dilihatin dia sampai dalam hati ada sedikit panas, mengingat perkataan dia barusan disamping telinga aku, merasa seluruh badan ikut panas.

Masuk kedepan gerbang, aku masih tidak tahan membalikkan kepala melihat dia sebentar, dia berdiri disana, wajahnya tidak ada ekspresi, tetapi sepasang bola mata itu malah mencetak aku didalam.

Aku mengangkat tangan melambai-lambaikan tangan, menggigit-gigit gigi, berjalan menuju kedalam pesawat.

Novel Terkait

My Charming Lady Boss

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
5 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu
Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Akibat Pernikahan Dini

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
5 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
4 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
5 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
5 tahun yang lalu