Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu - Bab 38 Siapa Berani Berkata (2)

Semalaman aku tak bermimpi apapun, keesokan harinya saat aku bangun, Timothy sudah bangun dan pergi lari pagi, aku pun tergesa-gesa bangun dan menyiapkan sarapan, agar saat ia kembali nanti ia bisa langsung menyantap sarapan setelah mandi.

Sebelum berangkat kerja, Timothy tiba-tiba menahanku di pintu depan, tangannya menopang di pintu di belakangku, lalu ia mengecup bibirku hingga lipstik ku berantakan karenanya, baru ia melepaskan tangannya.

Sebelum turun dari mobil, ia tak seperti biasanya langsung membuka kunci pintu mobil, ia berkata dulu padaku, "Jane, maukah kau pertimbangkan untuk masuk ke perusahaan dan menjadi asistenku?"

Mendengarnya, aku bingung harus tertawa atau bagaimana. "Direktur Huang, sepertinya kamu tak sabar ingin seluruh perusahaan tahu kalau aku penerjun bebas ya?"

"Terjunlah ke sampingku, siapa yang berani berkata tentangmu?"

Aku pun tertawa. "Sudah jangan dibahas lagi, aku mau pergi kerja, cepat buka pintunya."

Ia menghembuskan nafas dengan tak puas, namun tetap membukakan pintu untukku.

Aku melihat tampangnya yang seperti anak kecil yang sedang marah, membuatku tak tahan untuk menoleh dan mengecupnya. "Direktur Huang yang pintar."

"Jane, apakah kamu——"

Brak!

Aku menutup pintu, membuat kata-katanya teredam di dalam mobil.

Malam itu setelah aku bicara dengan Timothy, hubungan kami berdua semakin membaik, bagaikan lem yang lengket, Timothy sangat ingin menempel padaku, aku cukup gembira karena aku bersikeras untuk tidak berhenti kerja dan pergi ke IEC.

Setengah bulan kemudkan, kakek Timothy keluar dari rumah sakit, Timothy meneleponku dan berkata bahwa malam ia akan pulang makan di rumah.

Setelah mendengar berita itu aku terus sibuk hingga akhirnya aku bisa menyelesaikan proposal itu sebelum pulang kerja.

Baru saja menutup telepon, Timothy menelepon lagi, ia memberitahuku ia sudah berada di depan gedung perusahaan kami.

Aku menyuruhnya agar jangan naik, aku menyambar tasku dan segera berlari turun.

Tak ada orang perusahaan yang tahu hubunganku dengan Timothy, aku juga tak ingin orang sebanyak itu tahu, agar aku tidak sampai diusir dari perusahaan.

Baru saja keluar pintu aku langsung bisa melihat mobilnya, setelah memastikan tak ada orang perusahaan yang kukenal di sekitar sana, aku mengangkat kaki dan membuka pintu. "Bagaimana bisa kamu secepat ini?"

Ia menatapku, dan tidak menjawab pertanyaanku, malah bertanya balik padaku, "Apa aku ini tak boleh bertemu orang?"

"Ha?" Aku terdiam sesaat, begitu menyadari maksudnya aku segera menggelengkan kepala. "Bukannya tak boleh bertemu orang, ini karena popularitasmu terlalu tinggi Direktur Huang, kalau orang perusahaan tahu hubunganku denganmu, rekan kerjaku pasti mencelaku."

"Nah kebetulan, keluarlah, dan masuklah ke IEC."

Melihatnya masih bersikeras akan hal itu, aku secepatnya mengubah topik pembicaraan. "Kakek tidak ada masalah besar kan?"

"Tidak, dokter hanya bilang kakek jangan terlalu mengkhawatirkan masalah apapun."

Mobil memasuki jalan tol dan sampai dengan begitu cepat di rumah keluarga Huang.

Melihat mobil-mobil yang berhenti di depan pintu, aku baru menyadari orang yang hadir pada makan malam hari ini tidak sedikit, Timothy melihatku kebingungan, ia pun menjelaskan, "Kakek berkata dalam kesempatan ini kita bisa umumkan hubungan kita pada keluargaku dulu, beberapa saat kemudian baru kita umumkan pada media."

Mendengar ucapannya, aku pun menjadi agak tegang, melihatku tegang, ia mengulurkan tangan menggenggam tanganku. "Jangan takut, ada aku."

Aku menganggukkan kepala, tetapi detakan jantungku masih saja sangat cepat.

Ketika masuk dan melihat begitu banyak orang, bahkan para paman, bibi, dan sepupu-sepupu Timothy semuanya hadir, beberapa belas orang mengelilingi Kakek Huang, di saat ini aku tanpa sadar mencubit Timothy.

Melihat aku begitu panik, ia mengulurkan tangan dan merangkulku di pelukannya, dengan tenang ia memperkenalkanku. "Ini istriku, Jane."

Ekspresi orang-orang yang berada di sana bermacam-macam, namun di depan Kakek Huang, tak ada yang berani menunjukkan ekspresi tidak puas.

一一Setelah saling mengenal, kakek pun menyuruh kami makan.

"Kakek, bukannya paman kedua tidak pulang?"

Saat itu aku baru teringat, David dan Vheren tidak datang.

"Tak perlu memikirkan mereka, kita makan dulu saja."

Setelah kakek berbicara, tak ada lagi yang berani mengucapkan apapun.

Selama makan malam, kakek Timothy sering bertanya tentang masalah pernikahanku dan Timothy, kebanyakan Timothy-lah yang menjawab.

"Kalian berencana menikah awal tahun atau akhir tahun?"

Kakek terlihat cukup buru-buru, ia mau kami menetapkan waktu yang pasti.

Aku melirik Timothy, ia tak melihatku, dengan tenang ia menjawab, "Kemungkinan antara pertengahan hingga akhir tahun, awal tahun terlalu dekat, aku ingin mempersiapkannya dengan baik, aku akan menyiapkan pernikahan yang baik untuk Jane."

"Kalau begitu kalian putuskanlah sendiri."

Kakek Huang tidak mengatakan apapun lagi, terkadang paman dan bibi Timothy menanyaiku beberapa pertanyaan untuk berbasa-basi, aku pun juga menjawab untuk basa-basi.

Suasananya termasuk cukup baik, semua orang berusaha membaur.

Namun selalu saja ada orang yang ingin ribut, Shirley sejak mulai makan terus memelototiku, aku sudah melihatnya menahan pandangannya cukup lama.

Sesuai dugaan, tak lama kemudian ia mulai membuatku kesulitan. "Jane, oh bukan, bibi, aku harus mengatakan ini, dari sekian banyak orang yang kukenal, kaulah orang yang paling kukagumi! Bagaimana ya, pamanku ini orang yang sangat sulit didapatkan, kau bahkan bisa mendapatkannya, tak heran waktu itu Peter bilang ia tak pantas untukmu!"

Ia sengaja berkata demikian, bahkan mengungkit masalahku dan Peter dulu, suasana di meja makan pun berubah canggung.

Baru saja aku mau menimpali, Timothy sudah menjawabnya duluan dengan wajah dingin. "Peter dari awal memang tidak pantas untuk Jane, bagaikan dirimu yang bukan keluarga Huang ini, meskipun kau duduk di meja ini bersama kami, kau juga tak pantas, kalau kau mau makan maka makanlah baik-baik, kalau tidak keluarlah, keluarga Huang tak butuh orang luar seperti dirimu yang mengkritik orang di sini."

Novel Terkait

Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
5 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Dan Rahasia

Cinta Dan Rahasia

Jesslyn
Kesayangan
5 tahun yang lalu
1001Malam bersama pramugari cantik

1001Malam bersama pramugari cantik

andrian wijaya
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
Gadis Penghancur Hidupku  Ternyata Jodohku

Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku

Rio Saputra
Perkotaan
4 tahun yang lalu
The Gravity between Us

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu