Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu - Bab 111 Jane, Victor tersenyum padaku

" Aku datang melihat anak ku apakah salah?"

Dia sambil bicara, berlutut melihat Victor Tsu.

Tapi Victor Tsu saat ini masih tidur, dia berdiri melihat ku: " bukankah Victor besok akan pergi vaksin?"

Mendengarnya, aku tersadar: " Apa urusan nya dengan mu?"

Dia melihat ku tersenyum, raut wajahnya dingin: " putra ku, dan kamu bilang tak ada urusan dengan ku?"

Aku pikir aku tak bisa berbicara dengan Timothy Huang, Aku tak bisa mengendalikan perasaan ketika bicara dengannya.

aku cepat-cepat mendorong Victor Tsu kedalam koridor.

Hanya saja kali ini, Timothy Huang tak sama dengan sebelumnya, dia berdiri di tempat semula melihat ku, dan berjalan mengikuti ku.

Aku menggunakan sidik jari membuka pintu, dia mengikut masuk dari belakang.

Aku menarik pintu: " Kamu keluar!"

" Kamu membawa buah berat kan, aku bantu kamu?"

Dia pasti akan dengan mudah membawa nya.

Aku menunduk melihat sebungkus jeruk yang ada di tangan ku, lalu memberikan bungkusan itu padanya: " Kamu begitu suka, nah bawa saja!"

Dia mengulurkan tangan menerimanya, saat sedang menutup pintu, aku menoleh meliriknya dingin.

Dia berdiri disana, membawa sebungkus buah yang kuberikan, sedetik kemudian dengan sidik jari nya ia membuka pintu.

" Tit------"

Mendengar suara pintu terbuka, aku tercengang.

Timothy Huang saat ini sudah masuk, berdiri di depan lift.

" Kamu bagaimana bisa masuk? bagaimana bisa mendapat ijin?"

" Ding----"

Saat itu pintu lift terbuka, dia mengabaikan pertanyaan ku, dan melangkah masuk: " Kamu tidak masuk?"

Aku melihatnya, geram, diam tak bergerak: " Tidak!"

" Oh."

Dia mengangguk, lalu keluar lagi.

aku awalnya berencana menunggunya naik, lalu masuk ke lift setelahnya.

Dan ternyata dia langsung pergi keluar, aku sangat marah, tapi tak bisa berbuat apa-apa?

Aku tidak punya cara, hanya bisa mendorong Victor Tsu masuk ke lift.

Timothy berjalan ikut masuk, saat itu Victor Tsu bangun, Timothy Melirik ku: " Victor sudah bangun."

Aku tidak memperdulikannya, diam.

Dia berjongkok dan bermain dengan Victor Tsu, dan mungkin karena ikatan batin ayah dan anak, jelas-jelas Victor Tsu takut dengan orang asing, ia hanya pernah bertemu dua kali dengan Timothy Huang, dia tidak menangis, dan malah tersenyum kepada Timothy Huang.

Timothy Huang melihat Victor Tsu tersenyum, seperti menemukan sesuatu, mendongak melihat ku: " Jane, Victor senyum pada ku."

Aku menunduk melihanya, merasa mata ku pedas. kalau aku tidak bercerai dengan nya, dia tak mungkin sekarang baru mengetahui kehadiran Victor Tsu, bagaimana begitu senang saat melihat Victor Tsu tersenyum.

Hati ku melembut, menjawabnya: " En."

Dia tiba-tiba berdiri, seperti kebingungan melihat ku, dan diam.

Aku dilihatnya sampai merasa tak percaya diri, lalu menatapnya: " Kamu kenapa melihat ku?"

" Kalau kamu tidak melihat ku bagaimana kamu tahu aku melihat mu?"

" Kamu jelas-jelas yang mulai menatap ku!"

" Nah kamu mengaku aku menatap mu?"

Berdebat tak ada hasilnya, raut wajah ku menjadi dingin, tidak berbicara sepatah kata pun.

Dia juga diam, pandangan nya kepada Victor Tsu yang berada di dalam kereta doronng.

Beberapa detik kemudian, pintu lift berbunyi dan terbuka.

Timothy Huang tidak keluar duluan, dia menahan pintu lift, seperti menyuruh kami berjalan lebih dulu.

Aku juga tidak segan, bagaimanapun kami sudah sampai di rumah.

Dia terus mengikuti aku, aku juga tidak memperdulikan nya, dia tahu aku tinggal dimana.

Aku tidak berencana membiarkan Timothy Huang masuk, aku membuka pintu mendorong Victor Tsu masuk, lalu menoleh hendak mengunci pintu.

Dan Timothy Huang berdiri di depan pintu, tangan kanan nya memegang bungkusan, dan tangan kirinya membawa buah yang tadi hendak memberikan nya pada ku: " Ini punya mu, ambil."

Kelihatannya ia tak berencana masuk.

Aku melihatnya, tidak jelas apa yang diinginkan nya, mengikuti ku lalu tak berencana masuk.

Tahun ini harga buah mahal, dia membawa 4 buah jeruk harganya sudah ribuan, setelah di pikir-pikir aku mengambil kembali buah itu, lalu menutup pintu.

Setelah itu, aku tidak mendengar suara gerakan Timothy Huang dari luar,

Kadang-kadang manusia sangat aneh. Ketika ada orang yang mengganggumu, kamu akan merasa jengkel, tetapi ketika orang itu tidak mengganggu mu, kamu merasa ada sesuatu yang salah.

Aku merasa diriku sangat aneh.

Mike Qi hari ini pulang kerja lebih awal, jam lima dia sudah pulang.

" Timothy hari ini mencari mu lagi?"

Aku agak kaget mendengarnya: " Kamu tahu dari mana?"

" Aku menyuruh satpam melihat-lihat."

Aku terdiam: " Kamu benar-benar, khawatir."

" Tidak apa-apa, dia menggangu mu?"

Aku mengelengkan kepala, ragu apakah harus membicarakan nya dengan Mike Qi.

Aku belum bicara, dia sudah merasakannya: " Dia kenapa?"

Aku berpikir sebentar, aku akhirnya memeritahu nya: ".... aku tak tahu dia punya ijin disini, dan dia tadi mengikuti ku naik, sampai di depan pintu, dia tidak masuk."

Mike Qi mengerutkan kening: " tak apa-apa kalau tidak menggangu mu."

Aku mengangguk, tak ingin memikirkan Timothy Huang lagi, aku harusnya tak membiarkan dia menggangu kehidupan ku sekarang: " Aku tadi sore pergi membeli ayam, sedang di masak, kamu hari ini pulang lebih awal, nah cepat lah memasak."

Mike Qi mengangguk, " Victor masih tidur?"

" Setengah jam yang lalu ia tidur, tak tahu sekarang sudah bangun atau belum. sekarang sepertinya jam tidurnya semakin pendek."

" Aku pergi melihatnya."

Saat aku hendak memasak, aku pergi ke dapur.

Sebelum jam tujuh malam masakan sudah tersedia, masuk ke kamar memanggil Mike Qi, dan Victor Tsu sudah bangun, dia sedang bermain dengan Victor Tsu.

Aku menyadari, Mike Qi adalah orang yang dingin, tapi saat dia bermain dengan ank kecil, dia sangat penyabar.

" Mike, ayo makan."

Dia menoleh melihat ku," Aku pergi mencuci tangan."

Aku berjalan menggendong Victor Tsu, membawanya ke kursi makan bayi.

Victor Tsu sudah setahun, mulai belajar berjalan, bicara.

Dua bulan yang lalu aku berhenti memberi Victor Tsu susu, sekarang mulai memberi nya bubur, bubur yang dimasak dengan kaldu ayam.

Victor Tsu memilih makanan, aku menyuapi nya sesendok dan ia sudah menolaknya, aku tak ingin ia bertumbuh sebagai anak yang memilih-milih makanan.

Mike Qi keluar, aku hendak menyuruhnya makan, tiba-tiba bel pintu berbunyi.

Mike Qi melirik ku, lalu berkata: "Aku yang pergi membuka."

Aku mengangguk, menyuapi Victor Tsu bubur, mendengar langkah kaki, tersadar dan menoleh, tak menyangka orang yang datang adalah Timothy Huang.

Novel Terkait

The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
4 tahun yang lalu
Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
5 tahun yang lalu
Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
4 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
4 tahun yang lalu
 Istri Pengkhianat

Istri Pengkhianat

Subardi
18+
4 tahun yang lalu
Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
5 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu