Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu - Bab 211 Direktur Huang Sudah Tidak Sabar Menunggu

Karena tahun baru, masih ada beberapa film bagus yang ditayangkan.

“Ayo nonton, jika istri ingin menonton, maka kita harus nonton!”

Ia berkata demikian didepan umum dengan lidah yang fasih, aku langsung mendaratkan pukulan padanya: “Tolong serius sedikit!”

Aku lebih terbiasa dengan pembawaannya yang serius saat di kantor, tidak seperti sekarang, aku juga tidak tahu mengapa, aku merasa Timothy semakin hari semakin kekanakan.

Terlebih lagi dua tahun belakangan ini, bahkan kadang Victor tidak se-merepotkan dia.

Karena masalah penjadwalan, kami akhirnya memilih film aksi.

Sudah pukul 5 lewat saat film selesai, kebetulan sudah saatnya makan malam.

Aku sudah lama tidak melewati hari dengan santai seperti ini, senyum di wajahku sedikit tidak terkontrol: “Kamu mau makan apa?"

“Aku akan mengikuti kemauanmu.”

Aku sedang dalam suasana hati yang baik, aku juga tidak peduli apa yang dia katakan saat ini, aku melihat makanan lezat di dekat sini dengan ponsel dan akhirnya memilih sebuah restoran hot pot.

Timothy sedikit pembersih, dia selalu pilih-pilih tentang hot pot kecuali di rumah sendiri, kalau diluar, dia sangat pemilih sehingga tidak makan banyak.

Sebelum pergi, aku bertanya padanya: “Tidak apa-apa, kan, kalau kita makan hot pot?”

“Tidak masalah selagi kamu suka.”

Aku mendesis: “Gombal.”

“Kata-kata manis.”

Aku sudah tidak tahan, aku benar-benar tidak ingin bicara dengannya lagi, aku langsung mengangkat kaki berjalan lurus.

Restoran hot pot ini bukanlah restoran hot pot terbesar dinegara ini, tapi aku melihat ratingnya sangat bagus di internet, saat sampai, ini bukanlah tempat makan saat ini, tetapi sudah ada banyak orang di dalamnya.

Aku mengambil nomor antrian, dan mulai menunggu, didepan masih ada tiga meja.

Untungnya kami datang sedikit lebih cepat, hanya perlu menunggu kurang lebih 10 menit sudah sampai giliran kami.

Saat kami masuk, waktu sudah menunjukkan pukul 6 lebih, aku melihat ada berpuluh-puluh orang yang mengantri diluar sana, diam-diam aku menghela nafas lega.

Baru jam setengah delapan saat kami selesai makan, ada segerombolan orang mengantri diluar, aku merasa kurang baik jika masih tetap duduk lebih lama lagi disini, jadi aku cepat-cepat menarik Timothy ingin segera pulang.

Sekarang sudah lebih dari jam sembilan, aku berencana tidur lebih awal malam ini, karena besok masih harus bertarung lagi.

Tak disangka, saat keluar kami bertemu dengan Monica Lin.

Dia datang bersama temannya, dan terkejut saat melihatku: “Jane Su?”

Aku tersenyum sedikit, “Monica Lin.”

“Ini adalah—“

Saat ini aku baru teringat dengan Timothy, aku sedikit malu, dan buru-buru membuka suara mengenalkan mereka: “Timothy, tunanganku.”

Awalnya aku ingin bilang pacar, tapi aku yakin jika berkata demikian, Timothy pasti akan membunuhku saat itu juga.

Jadi setelah di pikir-pikir, aku mengubah jawabanku.

Monica Lin tercengang sesaat: “Ternyata Direktur Huang, senang bertemu dengan anda.”

“Saya juga.”

Timothy begitu serius ketika berhadapan dengan orang lain.

Aku melihatnya sekilas, saat ini kebetulan sudah giliran Monica untuk masuk ke dalam restoran, aku juga tidak enak hati mengganggunya lebih lama lagi, jadi aku segera menarik Timothy segera pergi.

Ketika turun dari escalator, aku segera bertanya padanya: “Kamu mengenal Monica?”

Dia melihatku dan tiba-tiba saja tertawa: “Kamu cemburu?”

Aku sangat ingin memutarkan bola mata, tapi aku urungkan: “Jangan menginterupsi.”

“Tidak kenal.”

Aku menghela nafas, “Reputasimu tersebar dimana-mana, semua orang mengenalmu.”

Dia tiba-tiba saja memelukku: “Tidak apa, setelah kita menikah, kau juga sama, semua orang akan mengenalmu.”

Hehe.

Benar-benar pandai mengambil kesempatan dalam kesempitan.

Di dalam mall terdapat penghangat ruangan, ketika berjalan keluar, angin dingin berhembus, aku kedinginan sehingga seluruh tubuhku menggigil.

Timothy menjulurkan tangannya menarikku, orang-orang yang berlalu lalang, membuatku tanpa sadar mendorongnya menjauh.

“Jangan dorong lagi, lagipula tidak ada yang mengenal kita.”

Aku tidak membantah ucapannya.

Tapi pelukan Timothy benar-benar hangat, sepertinya mantelnya tidak terlalu tebal, tapi aku tidak merasa dingin ketika dia membungkusku dengan lengannya.

Belum terlalu larut, tadi Timothy juga tidak makan banyak, ketika melewati took kecil, aku membeli beberapa roti untuknya.

“Untukku?”

Saat aku memberikan roti tersebut padanya, dia menatapku dengan raut wajah penuh keterkejutan.

“Kamu tadi tidak makan banyak, kan?”

“Tidak disangka, kamu begitu memperhatikanku.”

“……”

Aku terlalu murah hati, memangnya kenapa jika membiarkannya kelaparan semalaman? Aku bahkan membelikannya roti, benar-benar buang-buang uang!

Saat malam, Timothy ingin melakukannya lagi, aku menolaknya dengan tegas, dan akhirnya dia menyerah.

Saat dia menjulurkan tangannya ke arahku, aku aku memukulnya: “Aku besok kerja!”

“Kamu tidak membolehkanku melakukannya, tidak bisakah aku hanya memelukmu?”

Aku menatapnya dengan curiga: “Hanya memeluk?”

“Kalau kamu ingin yang lain, aku juga bersedia.”

Aku benar-benar ingin memukulnya, tapi akhirnya, aku tetap membiarkannya tidur memelukku.

Hari berikutnya aku baru bangun pukul 8, Timothy sedang berbicara di telepon saat aku bangun, mendengar dia berkata sebentar lagi akan pergi, aku terkejut.

“Ada apa? Sudah bangun?”

Dia menutup telepon dan berbalik mencubit wajahku.

Aku menatapnya: “Kamu ada proyek disini?”

“Kabetulan aku ingin membuka cabang perusahaan disini, aku datang untuk survey keadaan disini terlebih dahulu.”

Aku marasa lucu dan jengkel disaat yang sama: “Lalu mengapa kau mengikutiku kemarin? Kenapa tidak pergi bekerja?”

“Pemikiranmu tidak benar, apakah bos bukan manusia? Apakah bos tidak boleh istirahat juga?”

Dia menyerbuku sambil mengucapkannya.

Aku takut dia akan berbuat macam-macam, aku buru-buru menahannya: “Sudah, jangan ganggu aku, aku jam 10 sudah harus berada di kantor.”

“Kalau begitu kita masih ada waktu, aku akan melakukannya dengan cepat, masih bisa, kok.”

Aku menendangnya dengan satu tendangan dan tidak ingin mendengar terlalu banyak omongannya.

Walaupun jam 10 sudah harus sampai di kantor, tapi aku juga tidak mungkin jam 10 tepat baru sampai ke kantor, bukan? Tidak baik begitu.

Jadi aku sudah sampai kantor saat pukul 9.45, Monica dan tim-nya baru saja selesai rapat, ia melihatku dan menyapa saat keluar.

Seperti yang kuduga, hari ini akan lembur lagi.

Aku sibuk sampai pukul delapan lewat, dan baru teringat ucapan Timothy kemarin.

Aku segera meraih ponsel dan melihat pesan yang dia kirimkan padaku, ia bertanya aku akan pulang jam berapa.

Aku melihat layar laptop, menyuruhnya istirahat lebih dahulu dan jangan menungguku.

Belum jam 10, tapi sepertinya sudah tidak bisa dilanjutkan lagi.

Karena dibutuhkan waktu banyak untuk membuat backstage, jadi aku kurang lebih jam 10 malam baru bisa pulang.

“Kamu sudah bekerja keras, Jane Tsu.”

Aku tersenyum: “Semuanya sama, jika sekarang kita mengerjakannya dengan cepat, kita bisa menghemat waktu di akhir.”

Monica mengangguk: “Benar juga, proyek ini terlalu buru-buru, dan ada libur tahun baru dan imlek di tengahnya, kita benar-benar terburu-buru.”

Aku mengerti, tapi para atasan ingin menyelesaikannya sekarang juga, kita sebagai bawahan hanya bisa menjalankan perintah.

Saat mengucapkannya, tiba-tiba saja terdengar suara Timothy: “Jane Tsu.”

Aku tercengang, aku menengadah dan melihat Timothy yang berdiri di depan kantor, tidak tahu sudah berapa lama dia menunggu disana di cuaca sedingin ini.

Awalnya aku ingin segera menemuinya, tapi saat teringat ada Monica, aku mengurungkannya.

Tapi Monica adalah orang yang sangat perhatian. Ia tersenyum: “Kalian benar-benar pasangan serasi.”

Aku sedikit malu: “Kami berdua sudah lama.”

“Pergilah, sepertinya Direktur Huang tidak bisa menunggu lebih lama lagi.”

Dengan canggung aku pergi menemui Timothy setelah mengucapkan salam pada Monica.

Novel Terkait

Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
4 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
4 tahun yang lalu
Suami Misterius

Suami Misterius

Laura
Paman
4 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu
My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
4 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
4 tahun yang lalu