Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu - Bab 112 Kamu siapa?

" Kamu kenapa datang?"

" Dia boleh datang, kenapa aku tidak?"

Timothy Huang menunjuk Mike Qi, dengan wajah dingin.

Aku langsung meletakan barang yang ada di tangan ku, berdiri hendak mengusirnya, Mike Qi tiba-tiba bicara: " Jane, direktur Timothy sudah datang, kita juga tidak kekurangan makanan."

" Apa 'kita', kamu ada hubungan dengan Jane?

Mendengar kalimat Timothy, aku menjadi emosi, " Timothy, ini rumah ku!"

Dia dengan suara dingin: " Victor adalah putra ku!"

Aku tak bisa membela diri, dan saat ini Victor Tsu menatap Timothy Huang.

Timothy Huang mendekat, dan langsung duduk di samping Victor Tsu: " Ternyata benar putra ku, bola matanya pun tak beralih dari ku."

Aku ingin marah, tapi karena Victor Tsu, aku akhirnya menahan agar tidak bertengkar dengan Timothy Huang.

" direktur Timothy."

Mike Qi masuk ke dapur mengambil mangkok dan sumpit, dengan tidak malu-malu ia menerimanya: " Makasih."

Aku menyindirnya: " Kamu tak punya tangan? harus orang lain yang mengambilkannya?"

Dia melirik ku dingin, aku tidak menatapnya, aku melirik ke Mike Qi: " ayo makan, mike."

Karena kehadiran Timothy Huang, aku dan Mike Qi diam tak bicara, suasana di ruang makan sangat diam hanya ada suara kami menikmati makanan.

Saat makan, di mangkok ku ada beberapa potong jamur.

Aku menoleh kesampimg, Timothy Huang belum menyingkirkan sumpitnya.

Melihat aku yang menoleh ke arahnya, dia menatap ku: " Kamu bukanya suka makan jamur-jamuran?"

Aku dengan suara dingin mendengus, aku dengan wajah dingin menyisihkan potongan jamur itu ke samping: " Itu dulu!"

Mendengar kalimat ku, wajah Timothy Huang menjadi suram.

melihat nya jengkel, aku merasa sedikit puas.

Ketika sedang makan, Victor Tsu tiba-tiba menangis.

Aku tahu Victor lapar, aku berdiri hendak membuatkannya susu, tapi aku malah di tahan oleh Timothy Huang.

" Kamu kenapa?"

" Victor menanggis!"

Dia mendongak melihat aku, menyangka aku tak memperdulikan Victor Tsu.

Alku malas bicara dengan nya, aku melepaskan gengamannya, berdiri pergi ke dapur membuatkan susu.

" Jane!"

" Direktu Timothy, Victor lapar, Jane pergi membuatkan susu!"

Mike Qi dengan sabar menjelaskannya pada Timothy Huang, kalau aku, aku tidak akan berkata satu patah pun.

Setelah Victor Tsu kenyang dan mau tidur, hanya saja kebiasaan nya sebelum tidur adalah harus di gendong sampai ia tidur.

Aku dan Mike Qi tahu kebiasaan mengendong Victor Tsu.

Aku belum berdiri, dan Mike Qi sudah kemari, menunduk melihat ku: " Aku saja."

Aku mengangguk, tidak menolak, tak menyangka Timothy Huang disamping menahan tangan Mike Qi: " Tuan Mike, apa yang kamu lakukan?"

Aku melepaskan tangan Timothy Huang: " Victor mau tidur."

" Tidur kenapa harus-------"

Aku tahu apa yang ia ingin tanyakan, hanya saja membuat ku sedikit emosi: " Ini kebiasaan nya, Timothy, kalau tidak tahu kamu diam saja!"

Disindir oleh ku, Raut wajah Timothy menjadi dingin seperti aku berhutang ratusan juta padanya.

Aku sudah selesai makan, hendak membereskan meja, dan di samping Timothy Huang menahan tangan ku lagi: " Aku belum selesai makan."

Aku tak ingin dia berada dirumah ku, meneruskan gerakan ku: " Aku sudah kenyang, kalau kamu belum, makan di luar saja."

" Jane!"

Dia langsung berdiri, menatap ku.

aku melirik nya jengkel, " Ini rumah ku, aku tidak menyambut mu, tolong pergi!"

Timothy Huang melihat ku, raut wajahnya masam.

Sepertinya ia sangat marah dengan ku, menepis tangan ku, berbalik dan pergi.

" Peng " Pintu ditutup.

Aku menegerutkan kening, melihat ke sana, raut wajah ku juga berubah jengkel, aku benar-benar tak tahu apa yang di inginkan nya.

" Timothy sudah pergi?"

Aku mengangguk, dan belum bisa menahan perasaan ku: " Menurut mu apa yang dia ingin kan?"

" Kamu jangan khawatir, apa yang dia inginkan, sepertinya belum bisa dilakukan sekarang."

Au tahu itu, tapi hati ku sangat jengkel.

Aku tak tahu apa yang Timothy Huang ingin kan, dia sekarang sering muncul di depan ku, benar-benar mengganggu kehidupan ku.

"Dia begitu karena-----"

Aku sedang bicara, tiba-tiba bel pintu berbunyi.

Respon ku pertama kali adalah: " Bukan Timothy kan?"

" Aku pergi membuka pintu."

Mike Qi melirik ku.

Aku mengangguk, aku ke dapur membereskan piring dan sumpit, tak menyangka, ketika keluar, aku bertemu dengan Timothy Huang lagi.

" Kamu kenapa lagi?"

dia menatap ku: " Ponsel ku ketinggalan!"

Aku melihat ponsel nya di meja makan.

Tidak berdebat dengan nya, aku berbalik ke dapur untuk mencuci piring.

Awal nya aku berpikir setelah mencuci piring, Timothy Huang sudah pergi, tak menyangka dia duduk di sofa, dia seperti menganggap rumah ini miliknya.

Aku berjalan kesana memegang sepiring buah, dan menaruh buah di meja: " Timothy, apa mau mu?!"

" Dia belum pergi, kenapa aku harus pergi?"

" Dia teman ku, kamu siapanya aku?"

" Mantan Suami!"

Aku tak menyangka jawabannya akan begitu, aku emosi sampai menangis.

Dia melirik ku, lalu mengambil sepotong buah yang ada di meja dan memakannya: " Manis juga."

Aku berjalan dan hendak mengangkat tangannya tapi malah tak bergerak.

Malahan dia berbalik, melihat ku: " Apa yang kamu lakukan?"

Aku menendang kaki nya: " Kamu pergi dari sini!"

"Aku tak akan pergi, kamu tunjukan saja contohnya?"

" Timothy! kamu tahu kamu sekarang mirip apa?"

Dia melihat ku, wajahnya polos: " Mirip apa?"

Aku dengan tidak ragu-ragu: " pecundang! pecundang yang malas untuk pergi!"

Dia tiba-tiba berdiri, langsung menatap ku: " Jane, kamu tahu kamu sendiri mirip apa?"

Aku tahu dia akan berkata yang tidak-tidak, jadi aku langsung mendorong nya: " Pergi, aku tak mau mendengar mu, semuanya tak ada hubungan dengan mu!"

Tapi Timothy Huang seperti tak puas, dia tak rela pergi, dia menarik tangan ku , menuduk : " Mirip----"

" Direktur Timothy."

Saat kami sedang bertengkar, Mike Qi tiba-tiba bicara.

Aku kaget melihatnya, dia mengangguk pada ku, memberitahu ku tak apa-apa.

Timothy Huang mendongak melihat Mike Qi, raut wajahnya dingin: " Tuan Mike ada pendapat?"

" Bisa bicara sebentar?"

" Heh."

Dia mendengus, sebelum pergi, dia mendekatkan kepalanya ke telinga ku dan menyelesaikan kalimat tadi: " Seperti istri yang hendak selingkuh."

Aku emosi dan gemetar: " Pergi!"

Novel Terkait

Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
3 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
3 tahun yang lalu
My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
3 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu
Perjalanan Selingkuh

Perjalanan Selingkuh

Linda
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
3 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
3 tahun yang lalu
Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
4 tahun yang lalu