Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu - Bab 143 Tidak ada kesempatan untuk bertemu lagi

Malam itu aku baru tahu, ternyata makan bersama ini, tidak cuma ada beberapa orang yang bekerja sama dengan kami ini, juga ada pimpinan mereka, serta perwakilan dari investasi kedua belah pihak.

"Oh my God Jane, cuma makan malam doang, kok banyak amat orang-orang pentingnya!"

Mendengar kabar ini Megan Lee langsung datang ke kamar aku.

Aku juga tidak menyangka, "Sudahlah, lagian juga makan bersama yang terakhir, tak usah terlalu banyak dipikirin, kita duduk yang diam dan makan saja."

Nampak sekali Megan Lee tidak berpikiran seperti aku : "Menurut kamu aku lebih baik pakai apa? Buru-buru begitu, jadi yang aku bawa semua baju sehari-hari yang biasa saja."

Aku merasa agak lucu, kutarik dia : "Megan Lee , jangan bercanda deh, cuma makan bersama doang, bukan ngedate, buat apa susah-susah mikirin harus pakai apa?"

Megan Lee mencibir : "Ya siapa tahu? Siapa tahu ada cowok ganteng, itu semua tuh cowok single yang kaya loh, aku harus baik-baik menggunakan kesempatan ini, kamu gak tahu, cowok yang ibu aku kenalin itu pada yang gak enak dilihat."

Oh, aku lupa kalau Megan Lee itu masih single yang umurnya sudah agak besar.

Seumuran sama aku, anak aku saja sudah setahun lebih, sedangkan dia bahkan belum pernah pacaran.

Tentunya dia tak tahu kalau aku sudah punya anak, kalau tahu pasti dia bakal lebih heboh lagi.

Aku tidak bisa meyakinkannya, jadi kubiarkan dia : "Okelah, kalau gitu buruan kamu milih, kalau nggak nanti kita terlambat, nanti itu cowok-cowok kayak gak bakal suka sama kamu!"

"Heh!" dia mendengus : "Jane, wajah kamu yang seperti ini jangan disia-siain loh, dandan yang cantik, malam ini harus menonjol, biar si Florence Lee tahu apa yang namanya perbedaan jauh!"

Megan Lee tahu aku dan Mike itu teman, sebelumnya beberapa kali Mike datang menjemput aku di kantor, dilihat beberapa kali sama dia, jadi dia pernah tanya, tapi aku sudah jelasin, kalau kami hanya teman yang kerja sama dulu, sisanya aku tidak banyak ngomong lagi.

Lalu seterusnya Mike tidak muncul lagi, jadi Megan Lee pun akhirnya percaya.

"Buruan, aku kasih tahu deh ya, kamu jangan gak buruan loh, cewek kalau sudah semakin berumur, ya cuma bisa orang lain yang milih-milih kita."

Aku tidak terlalu setuju dengan pendapat Megan Lee ,tapi aku tak ingin debat sama dia, jadi aku berkomentar yang lain : "Nggak deh, tanganku sakit, kamu siap-siap sana."

Sekali aku bilang tanganku sakit, Megan Lee langsung tak berani mengacau aku lagi : "Okelah, tapi kamu sia-sia deh punya wajah secantik itu."

Aku tertawa tanpa menjawabnya lagi.

Luka ini sudah tidak sesakit dua hari yang lalu, setelah sudah 4 hari aku luka.

Bulan Mei di kota A rada sedikit dingin, aku pakai daleman tidak berlengan, dengan luaran kemeja lengan panjang yang longgar, dengan celana jeans dan sepatu yang tidak terlalu tinggi haknya, sopan dan rapi.

Megan Lee dalam waktu dua jam yang singkat pergi ke toko terdekat untuk membeli rok, ditambah luaran kecil, tidak tampak terlalu resmi, tapi menonjol.

Habis dandan dia masih sengaja berputar di depan aku : “Gimana, menarik gak?”

“Tenang saja kamu, cowok-cowok kaya itu pasti ditaklukkan sampai di bawah rok kamu!”

“Buueehh, ngomong kok yang nggak-nggak sih?!”

Aku mengangkat alis : “Aku ada apa emangnya? Kamu sendiri yang mikirnya nggak-nggak, kok malah nyalahin aku, ckckck, jangan kambing hitamkan aku loh!”

Setelah bercanda-canda, Max Lin datang mengetuk pintu.

Tempat makannya agak jauh, aku dan Megan Lee awalnya mau pakai taksi perginya, tapi Max Lin maksa mau mengantar kami.

“Luka kamu sudah dibuka perbannya?”

Baru saja naik ke mobil, Max Lin menoleh menanyai aku.

Aku menggeleng : “Belum, mungkin masih harus tiga empat hari lagi.”

Hari ini pas pergi ganti obat, bagian yang terkelupas kulitnya sudah mulai numbuh, tapi karena lukaku agak parah, setidaknya harus sampai sepuluh hari baru boleh buka perban.

“Luka kamu bakal ninggalin bekas gak?”

Pertanyaan dia pas mengenai poin yang terpenting, tapi kenyataannya aku juga tidak terlalu jelas : “Dokter bilang susah dipastikan, sekarang umur sudah agak besar, kemampuan untuk tumbuh kulit baru tidak sebagus dulu lagi.”

Selebihnya aku tidak banyak jelasin, lagian dia juga tidak mengerti.

Terhadap perbuatannya ini, Florence Lee sampai sekarang masih belum minta maaf sama aku.

Meskipun beberapa hari ini Max Lin ada datang memperhatikan aku, tapi orang yang menyebabkan masalah ini tidak bersuara sedikit pun sampai sekarang. Karena masalah ini, kesanku ke Max Lin jadi agak berubah.

Hari itu dia bilang dia tidak mengurus urusan pribadinya dengan baik, dari perkataannya itu seolah-olah ada sesuatu antara aku sama dia. Florence Lee berbuat sesuatu yang parah begini, selain karena memang sifatnya yang begitu, aku rasa ada sedikit alasan karena Max Lin juga.

Nampak sekali Megan Lee juga merasa demikian, sikap kami berdua pun jadi lebih dingin, sedangkan dia malah seperti tidak peka saja, sepanjang perjalanan dia masih cari topik pembicaraan terus.

Aku tidak ingin banyak bicara, jadi aku kebanyakan cuma menjawab dengan berdehem.

Sedangkan Megan Lee masih menjawab satu dua patah kata, namun sikap kami berdua sangat jelas sekali.

Untung saja, dua puluh menit saja kami sudah sampai di depan hotel.

Segitu lama aku pernah tinggal di kota A, tentu saja tahu hotel ini tingkatan bintang berapa.

Hotel bintang lima, kelihatannya malam ini pasti ada orang penting yang hadir juga.

“Jane, kamu gugup gak?”

Belum juga masuk, Megan Lee sudah menciut.

Aku mengangkat tangan menepuknya : “Takut apa kamu, gak bakal makan kamu juga lagian!”

“Aku belum pernah masuk ke hotel yang begitu mewah.”

Aku merasa lucu sekali : “Sudahlah, semewah apa pun juga tetap sebuah hotel, bukan keluarin uang kamu juga, buat apa kamu takut?”

“Aku rasa omongan kamu masuk akal juga.”

Aku tidak berkata lagi, di saat ini Max Lin sudah selesai memarkir mobil.

“Masuklah, mereka sudah sampai.”

Aku mengangguk, lalu aku dan Megan Lee mengikuti dari belakang dia.

Florence Lee mereka memang sudah sampai dan sudah terduduk di situ, aku dan Megan Lee berjalan masuk.

“Kalian sudah datang toh, Jane, tangan kamu gak apa-apa kan?”

Baru saja duduk, Dylan Zhao menanyai aku.

Aku tertawa sambil menggeleng : “Tidak apa, sudah baikan.”

Megan Lee menarik aku, aku pun mengernyitkan alis lalu menoleh.

Dengan suara kecil dia berbisik ke aku : “Coba kamu lihat Florence Lee , dengan muka yang tak bersalah sama sekali, kalau aku sih, pasti kutuntut dia! Jelas-jelas ini dia sengaja melukai orang!”

Aku mengikuti arah pandangannya, Florence Lee lagi mengobrol dengan Hannah Wu, seolah-olah tidak melihat aku.

Air muka ku jadi dingin, Dylan Zhao yang di samping tertawa canggung : “Jangan dimasukin ke hati ya.”

Aku berusaha menampakkan senyum yang tidak terlalu jelas : “Gak ada yang perlu aku masukin ke hati kok, besok aku dan Megan Lee sudah mau pergi, mungkin sudah tidak ada kesempatan untuk bertemu lagi.”

Kelihatan sekali Dylan Zhao dan dua orang lainnya itu baik, ketiga orang ini menanyai kami soal kota D, sedangkan Max Lin keluar untuk menyambut pimpinan, malah Hannah Wu dan Florence Lee yang dikucilkan di situ.

Hannah Wu melihat ke aku sekilas, seoalh-olah tidak ada apa-apa : “Kalian lagi ngobrolin apa?”

Baru saja dia ngomong begitu, air muka Florence Lee langsung berubah, wajahku juga langsung jadi dingin.

Tampak di depan mata sudah mau bertengkar lagi, untungnya di saat ini, pintu ruangan terbuka, Max Lin membawa beberapa orang masuk : “Manajer Huang, manajer Lee, manajer Fang, silakan masuk!”

Novel Terkait

Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Akibat Pernikahan Dini

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
4 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
3 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
3 tahun yang lalu
1001Malam bersama pramugari cantik

1001Malam bersama pramugari cantik

andrian wijaya
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Doctor Stranger

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu