Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu - Bab 61 Apa hubunganmu dengan Timothy Huang

"Jane Tsu!"

Saat Felicia menerobos masuk aku dan anggota timku sedang mendiskusikan prosedur proyek, dia berlari dengan gelisah, aku sampai mengira terjadi sesuatu kepadanya: "Ada apa?"

Dia menggelengkan kepala, mengetahui aku salah paham, melambaikan tangan menyuruhku keluar: "Kamu kesini dulu, aku beritahu sesuatu kepadamu."

Kami sedang berdiskusi tiada henti, Felicia menyuruhku keluar, aku sedikit ragu, akhirnya anggota tim mendorongku: "Jane Tsu, kamu keluar saja dulu, kami diskusi dulu, nanti kami akan berikan beberapa proposal kepadamu."

Aku menganggukkan kepala, berpikir tidak akan lama, tapi tak disangka masalah lebih serius dari yang aku pikirkan.

Aku baru keluar dari ruang rapat, Felicia menarikku pergi: "Jane Tsu dengarkan aku, sekarang dibawah ada segerombolan wartawan, satpam gedung hampir tidak dapat menahan mereka, kamu segera keluar dari pintu belakang."

Felicia sambil berbicara sambil menarikku masuk kedalam lift, wajahku penuh kebingungan: ”Apa yang terjadi?”

“Kamu masih belum tahu?”

Aku sungguh tidak tahu apa-apa: ”Tahu apa? Hari ini datang ke perusahaan langsung rapat dengan anggota tim, HPku berada di atas meja dan tidak ada waktu melihatnya.”

Wajah Felicia melihatku dengan bingung lalu berbicara: ”Kamu dan direktur Xu, tidak tahu kenapa, semalam ada orang yang memposting foto mengatakan kalian berselingkuh.”

Aku segera menyangkalnya: ”Bagaimana mungkin!”

“Tentu saja aku tahu tidak mungkin! Tapi kamu juga tahu apa statusmu sekarang kan? Kamu adalah Nyonya Huang, bukankah pertikaian internal IEC International Group baru selesai? Sekarang banyak orang yang memperhatikanmu, siapa yang peduli benar atau tidaknya masalah ini, orang hanya bisa……”

Saat ini pintu lift terbuka, Felicia dan aku diam terpaku, ternyata ada sudah ada wartawan yang datang!

Untung respon Felicia cepat, dia menjulurkan tangan mendorongku: “Aku tahan mereka, kamu segera kabur!”

Saat ini aku juga tidak berpikir banyak, menganggukkan kepala, “Sudah merepotkanmu, aku pergi bersembunyi dulu.”

Melihat lift sudah di penuhi oleh wartawan, masih ada beberapa lantai, aku harus lewat tangga darurat.

Tak disangka aku baru berlari beberapa langkah, aku mendengar George Huang memanggilku.

“Jane Tsu?”

Meskipun aku merasa sedikit gelisah, tapi setelah diam beberapa saat, akhirnya aku bisa menenangkan diri, melihat orang didepanku, ekspresi wajahku sedikit dingin :”Ada apa kamu mencariku?”

Bisa jadi masalah ini ada kaitannya dengan George Huang, orang keluarga Huang mana yang tidak ingin menjatuhkan Timothy Huang.

George Huang menundukkan kepala melihatku, mengerutkan dahi, lalu menjulurkan tangan menarikku, aku segera menghindar: ”Tuan Huang, lebih baik kamu jangan menyentuhku.”

Dia sedikit tidak berdaya: “Aku sungguh salut kepadamu Jane Tsu, masalah sebesar ini, sekarang kamu malah dapat berdiri dengan tenang disini.”

Setelah dia mengatakannya, aku tidak hanya merasa memiliki sikap berjaga-jaga, melihatnya dengan dingin dan tersenyum: ”Terima kasih, jika kamu datang untuk menghinaku, atau mempersulit masalah yang sudah terjadi, aku——”

“Jane Tsu apakah kamu menderita penyakit waham kejar? Jangan banyak bicara, ikut denganku, aku sudah meminta sekertaris menyingkirkan para wartawan, sekarang aku akan membawamu keluar dari pintu belakang, kamu pulang dulu, untuk sementara jangan menyalakan HP, juga jangan mengakses internet.

George Huang sambil berbicara sambil menarikku ke lift khusus untuk para eksekutif, lift ini perlu menggunakan kartu, jadi biasanya karyawan biasa tidak dapat menggunakannya.

Hal ini juga bukan karena ingin mengkhususkan, hanya saja untuk memudahkan jika ada tamu agar tidak perlu membuat karyawan tidak dapat menaiki lift, dan tidak perlu membuat tamu berdesakkan dengan para karyawan. Hanya saja biasanya lift ini sangat jarang digunakan, para eksekutif juga biasanya menggunakan lift biasa.

Aku tidak menyangka George Huang memiliki kartu lift khusus itu, tapi saat ini aku juga tidak ada waktu dan kesempatan untuk bertanya kepadanya kenapa dia memiliki kartu itu.

George Huang menahan pergelangan tanganku langsung menggesekkan kartu, menarikku sampai ke lantai dua, lalu menarikku masuk ke tangga darurat: ”Ikut denganku.”

Selama perjalanan aku tidak berbicara, karena aku sangat mengerti maksud dan tujuan George Huang, setelah memasuki jalur darurat, aku baru bertanya kepadanya: ”George Huang, apa yang ingin kamu lakukan?

Dia berbalik dan melihatku, tapi dengan cepat mengembalikan pandangannya kedepan: ”Jane Tsu, bagaimana mengatakannya, seharusnya kamu juga harus memanggilku kakak sepupu, aku membantumu, apakah tidak boleh?”

Aku tidak berbicara, aku tidak percaya perkataannya, satu bulan yang lalu, dia masih menggunakan foto Timothy Huang untuk mengancamku agar bertemu dengannya, orang seperti dia, akan membantuku?

Aku dan George Huang terus berjalan melalui tangga darurat sampai ke lantai satu, meskipun banyak wartawan yang telah dibuat pergi oleh sekretarisnya, tapi masih ada beberapa yang tidak bersedia pergi, menunggu ditempat, ingin mendapatkan berita eksklusif.

Di pintu keluar tangga darurat sungguh ada dua wartawan yang sedang menunggu, untung saja reaksi George Huang cepat, saat kedua wartawan itu hampir melihatku dia dengan cepat berbalik badan dan menutupiku.

Tanganku di tarik olehnya, mengingat permulaan persoalan ini, tanpa sadar menarik kembali tanganku.

George Huang berbalik melihatku, tidak mengatakan apa-apa terhadap apa yang aku lakukan, hanya melihat kedua wartawan itu, berkata dengan suara rendah: ”Nanti aku akan mengalihkan perhatian mereka, nanti kamu cepat lari, dari pintu belakang belok kiri, mengerti?

Sambil berkata, dia kembali melihatku, tiba-tiba ekspresi wajahnya berubah menjadi tersenyum jahil: ”Adik ipar ketiga”

Saat dulu bersama George Huang, aku selalu merasa dia orang yang serius, tak disangka sekarang dia menunjukkan senyuman yang kekanak-kanakan, sesaat, aku tidak merespon, aku melihatnya terpaku lalu kembali sadar.

Aku sedikit canggung, segera mengalihkan pandangan.

Dia sepertinya tidak peduli, lalu berjalan pergi: “Kalian datang untuk menangkap Jane Tsu?”

Dua orang itu kenal dengan George Huang, hanya mengiyakan, lalu tidak berkata apa-apa lagi.

George Huang tertawa, dan tidak peduli: ”Jane Tsu

Di dalam lift khusus, tadi aku yang mengantarnya sendiri kesana.”

Dia berbicara seperti tidak serius, kedua orang itu sedikit menggelengkan kepala, satu diantaranya tidak tahan lalu bertanya: “ Tuan muda kedua Huang, kamu jangan mengerjai kami, kamu sendiri yang mengantarnya kesana, apakah kamu akan memberitahu kami?

George Huang bersandar di dinding, melihat dua orang itu:” Apakah kalian tahu bagaimana hubunganku dengan Timothy Huang?”

Mereka berdua seperti teringat sesuatu, saling melihat satu sama lain: ” Hei kamu jangan pergi, bukankah sudah mengatakan akan membuat berita ekslusif bersama?”

Mereka berdua pergi, George Huang juga menyimpan senyumannya, mengangkat kepala melihat ke tempat persembunyianku: ”Masih tidak pergi?”

Aku mengerutkan dahi, berpikir, lalu berlari keluar.

Baru keluar dari tempat persembunyian , dia langsung menyuruhku pergi ke pintu belakang.

Sebelum aku keluar dari pintu belakang, aku tidak tahan dan membalikkan kepala bertanya kepadanya: “Apa hubunganmu dengan Timothy Huang?”

Dia tertawa sebentar, di belakang sudah terdengar suara wartawan, dia mengangkat tangan den mendorongku, sebelum menutup pintu mengatakan: ”Saingan cinta.”

Novel Terkait

Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
3 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
4 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
4 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
4 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
3 tahun yang lalu