Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu - Bab 80 Jane, kamu punya aku

Dari pintu terdapat lilin dan bunga, dan tak menyalakan lampu, Timothy Huang memeluk bucket bunga mawar berdiri di tangga, melihat ku: " Kenpa diam, dan tidak kesini?"

Aku kaget melihat pemandangan kejutan ini, mendengar kalimatnya, aku melangkah berlari.

Timothy mengulurkan tangan menyambutku, " Kenapa lari, tak takut jatuh?"

Aku aku sangat kaget, langsung mengabaikan pertanyaan nya: " Kenapa kamu tiba- tiba....."

Raut wajah Timothy kaku, dan tampak tak biasa, dia mengajukan bucket bunga mawar itu kepada ku, menunduk melihat ku, raut wajahnya serius membuat ku tersadar.

" Jane."

Aku menerima bunganya, dan memandang nya.

" Selamat Ulang Tahun."

Aku memikirkan kalimat yang akan dia ucapkan, tapi tak menyangka yang keluar adalah kalimat itu.

Aku sekarang baru sadar, ternyata ulang tahun ku.

Dari nenek ku meninggal, aku tidak pernah merayakan ulang tahun ku, tapi tak menyangka Timothy Huang akan ingat hari ulang tahun ku.

Aku tahu aku harusnya tak menangis di suasana ini, tapi aku tak bisa menahan nya, air mata ku keluar: " Timothy!"

Dia memeluk ku erat, hanya merasa aku memeluk seluruh dunia ini.

" Kamu jangan menangis, aku tak bisa melihat mu nangis."

Dia memeluk ku, seperti bingung harus bagaimana.

Aku memandang nya, hati ku terasa panas.

Timothy Huang mengusap air mata ku: " Kamu jangan menangis Jane, dan ulang tahun mu selanjutnya aku akan menemani mu merayakan nya."

Aku rasa tidak ada kalimat yang lebih mengharukan daripada ini!

Aku mengulurkan tangan hendak menaruh mawar itu ke sofa, dan melingkarkan tangan ku ke lehernya dan menciumnya.

Timothy Huang terdiam, dan dengan cepat memeluk ku dan menerima ciuman ku.

Kami berdua berdiri berciuman disana sekitar lima menit, sampai nafas ku mulai sesak, Timothy Huang baru melepas ku.

Aku bersandar di dada nya, mendengar nafasnya agak susah, menghela nafas panjang.

" Terima kasih, Timothy."

Setelah itu, aku melihat nya.

Timothy sedikit batuk, lalu menggandeng ku: " Ayo makan."

" Makan? aku belum masak..."

Setelah sampai di ruang makan, aku baru tahu di sana terdapat candle light dinner.

aku melihat meja makan, tak tahu bagaimana menggambarkan perasaan ku.

Karena ini Timothy Huang menyuruh ku kembali dengan cepat, berpikir tentang ia mencari waktu untuk mempersiapkan kejutan ini di sela-sela kesibukannya, hati ku berdebar.

Selesai mandi, Timothy Huang memeluk ku berdiri di hadapan jendela, menyuruh ku menceritakan masa kecil ku.

Aku sangat jarang bercerita tentang masa kecil ku kepada orang, karena aku di rawat nenek ku dari panti asuhan, dulu kecil aku sering ditertawakan karena itu.

Dan sampai sekarang, hati ku belum melepaskan nya. aku kesal, ibu dan ayah ku membuang ku.

Aku tumbuh tanpa cacat, tapi ayah dan ibu ku membuang ku, dulu anak kecil mengejek ku, selalu bilang aku adalah malapetaka, jadi ayah dan ibu membuangku.

Tapi nenek bilang aku adalah berkat, Ayah dan ibu membuangku karena ada alasan.

" Selama ini, aku selalu menunggu ayah dan ibu kandung mencari ku, tapi setelah menunggu dua puluh enam tahun, aku tak mendapatkan apapun."

Timothy Huang menundu mencium ku: " Jane, kamu punya aku."

Aku mengenggam erat tangan nya, menoleh dan tersenyum: " Aku tahu, aku punya kamu."

Aku sangat beruntung, bisa bertemu Timothy Huang.

"Pyarr---"

Tiba-tiba, di luar jendela muncul kembang api.

Akau berdiri di samping jendela, tak menyangka Timothy Huang yang mempersiapkannya....

" Kamu..."

" Ssstt!"

Dia menadahkan tanganya ke bibir ku, menunduk melihat ku, menyuruhku diam.

Aku melihatnya, bukan hanya kembang api, tapi aku bisa melihat kembang api di bola matanya.

Aku memeluknya, langsung menciumnya.

Dia memeluk ku erat, dan menindih ku jendela.

Kembang api masih terpancar, aku dan Timothy Huang tak berhenti berciuman, melakukan yang kami suka.

Malam ini, Timothy Huang sangat lembut, aku tenggelam dalam kelembutannya.

Hari ulang tahun yang seperti ini, aku tak pernah mendapatkannya.

Dan Timothy Huang yang begini, membuat ku merasa kami akan bahagia selamanya.

Tapi akhirnya aku tahu, ada hal, yang tak pernah tepikirkan terjadi.

Tak beberapa hari, ada masalah di perusahaan.

Aku masih tidur, Timothy mendapat telepon dan harus ke kantor.

" Ada apa?"

" Ada masalah, kamu tidur saja, aku ke kantor."

Dia menahan ku, tak membiarkan ku bangun.

Aku pikir sudah pagi, ketika aku mengambil ponsel ternyata jam dua pagi.

Membuat ku terkejut, buru-buru berangkat dari ranjang, mengganti pakaian dan menyusul Timothy Huang: " Timothy tunggu, aku pergi bersama mu!"

Timothy Huang memakai sepatu, mendengar kalimat ku ia menoleh, pandagan nya tampak canggung.

" Tak usah, terlalu malam, kamu tidur saja."

Wajahnya snagat dingin, dan sikap nya tegas.

Aku baru saja pergi, dia membuatku mundur.

Aku tertegun, Timothy Huang menutup pintu.

Di malam hari ,aku sangat khawatir, aku menelpon Irfan Lee, tapi Irfan Lee juga sama aja.

Sikap Irfan Lee membuat ku tahu, masalah tidak sederhana,

Terpikir raut wajah Timothy Huang tadi, aku tidak bisa tidur, duduk di ranjang sampai pagi, tak peduli waktu, aku mengganti pakaian dan pergi.

Saat sampai di kantor baru jam delapan, seluruh kantor sangat sepi, di lantai ruangan ku tidak ada orang sama sekali.

Timothy Huang subuh-subuh kembali kesini, pasti sedang rapat dengan para petinggi.

Aku sedang memikirkan apa yang terjadi, tiba-tiba suara langkah muncul, aku kira Timothy Huang, aku berlari ke sana, tak menyangka itu adalah Irfan Lee.

" Sekertaris Jane?"

Aku mengangguk: " Apa yang terjadi?"

" Kamu kenapa datang sepagi ini?"

Dia tak menjawab ku, aku terus bertanya: " Irfan, kamu tahu apa yang terjadi?

Irfan Lee menggelengkan kepala: " Sekarang para petinggi sedang rapat, lebih jelas nya aku tak bisa memberi tahu mu, cuma bisa bilang ini tentang produk baru."

" Produk baru? bukannya belum masuk pasar? apa yang terjaadi?"

" Aku tak bisa memberitahu mu."

Aku tahu dia harus menjaga rahasia, aku tak menanyai nya lagi, kembali ke ruangan ku menunggu hasil.

Sudah jam sepuluh, Timothy Huang kembali ke ruangannya, raut wajahnya suram.

Aku berhenti di depan pintu ruangannya, dia menyuruh ku masuk : " Jane, masuk."

Novel Terkait

Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu
 Istri Pengkhianat

Istri Pengkhianat

Subardi
18+
4 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
5 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
4 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
4 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
4 tahun yang lalu
Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
5 tahun yang lalu