Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu - Bab 140 Jane, apa maksud kamu?

“Hehe——Kamu, kamu jangan bercanda!”

Aku dikagetin sama perkataan Megan Lee, tapi kami berdua lagi di dalam lift, jadi aku juga tidak enak banyak ngomong.

Keluar dari lift aku baru berkata : “Kamu jangan mikir terlalu banyak, aku sama manajer Lin tidak ada apa-apa.”

“Oke oke oke, kamu dan manajer Lin tidak ada apa-apa.”

Dia menatapku dengan senyam senyum, nampak sekali dia tidak percaya sama aku.

Aku mengangkat tangan mengusap keningku dan tidak banyak ngomong lagi, lagian semakin ngomong semakin salah.

Karena keesokannya mereka mau rapat, jadi aku dan Megan Lee tidur sampai 07.30 baru bangun, habis beres-beres masih ada waktu satu jam untuk sarapan.

Ketika sarapan aku sempat bertukar pendapat dengan Megan Lee.

“Aku juga lebih milih ide kamu, mereka terlalu mengejar keuntungan jangka pendek, juga tidak ada jiwa menghadapi resiko, tapi yang kerja di bidang seperti kami ini, tidak bisa hanya melihat data penghasilan saja, kalau tidak usaha sedikit, bagaimana bisa mendapat keberhasilan yang lebih mengejutkan lagi.”

Mendengar perkataan Megan Lee, aku menghela napas lega : “Kalau kamu juga berpikiran seperti itu, aku juga tenang jadinya, tadinya aku masih khawatir tak ada yang berdiri di sisiku.”

“Ya nggak mungkin lah!” Megan Lee menepuk pundakku : “Bagaimana pun juga aku kan satu perusahaan sama kamu, mana mungkin aku malah membantu orang luar!”

Sambil berkata Megan Lee jeda sebentar : “Sebenarnya aku tahu kenapa mereka tidak setuju dengan ide kita, mereka itu merasa terlalu ribet saja. Berdasarkan yang mereka katakan, cukup undang artis baru yang lumayan terkenal saja sudah cukup. Tapi kalau ngikutin ide kita, memang harus lebih berusaha, bahkan mungkin bakal ada akibat yang tak diduga. Tapi aku rasa, namanya juga adain sebuah kegiatan, tingkat partisipasi dan efek yang dihasilkan setelah itu berhubungan sekali.”

Aku mengangguk pertanda setuju : “Justru ya karena ini jadi aku baru bertahan sama pendapatku, tidak tahu apa yang akan kita hadapi hari ini.”

Sudah dua hari, tapi proposal awal saja masih belum selesai, aku rasa tidak mungkin besok aku bisa pulang ke kota D.

Ketika jam 8, aku dan Megan Lee keluar dari hotel dan pergi ke kantor.

Pas sampai bertepatan dengan mereka selesai rapat, Max Lin keluar dari ruang rapat : “Jane, Megan Lee!”

Aku mengangguk dan tersenyum, “Manajer Lin.”

“Kalian datangnya pas banget, kita baru saja selesai rapat.”

“Memang pas sekali.”

Aku dan Megan Lee menunggu beberapa menit, dengan cepat Max Lin sudah manggil seseorang datang.

Tapi aku dan Megan Lee dengan anggota tim Max Lin kurang bisa berkomunikasi dengan baik.

Mereka yang masuk ke tim ini ada lima orang, tiga cowok dan dua cewek.

Tidak tahu apa cuma perasaanku atau bagaimana,ada satu yang bernama Florence Lee, seperti mau memusuhi aku.

“Nona Su, apa yang kalian bilang kami mengerti, tapi apa kamu pernah pertimbangkan,kali ini yang kita sponsor itu produk tingkat menengah ke atas, sehingga bisa dikatakan juga konsumen kita adalah orang-orang dengan penghasilan di atas karyawan kantoran di perkotaan. Sedangkan menurut kamu harus di promosi dari masyarakat biasa, jelas sekali ini tidak terlalu sesuai dengan konsumen utama kita.

Sudah bukan satu kali ini saja dia menyangkal aku di pertanyaan yang sama. Apalagi cara dia ngomong agak gimana gitu, Megan Lee yang di samping aku saja sudah hampir tak tahan.

Segera aku tarik Megan Lee,lalu memberikan isyarat ke dia untuk tidak gegabah, dan berusaha berkata dengan tersenyum : “Nona Lee, aku yakin kamu juga tahu, yang namanya “promosi”, tujuan utamanya itu apa? Memang konsumen kita itu orang-orang yang berpenghasilan lebih tinggi, tapi tidak berarti promosi yang dimulai dari orang biasa itu tidak bisa meningkat ke tingkatan konsumen penghasilan lebih tinggi itu! Coba pikir, konsumen biasa itu jumlahnya lebih banyak, kalau promosi kita dimulai dari mereka, aku yakin pasti bisa mendapat hasil yang baik. Sekali jadi pusat perhatian banyak orang, maka aku percaya, pasti akan mencapai konsumen yang kita targetkan di awal.”

“Heh, emangnya kalau undang artis biasa saja tidak bisa? Lagian kekuatan promosi dari fans artis biasa itu lebih kuat, jumlah fans mereka itu menjamin hasil promosi yang kita inginkan, tapi apakah nona Su, kamu bisa menjamin cara promosi yang kamu ajukan itu bisa begitu?”

Florence Lee semakin memaksakan kehendak, aku tahan Megan Lee dan berusaha menenangkan hati : “Kalau begitu saya tanya sama nona Li, menurut kamu apakah fans-fans ini, sekali waktu kegiatan acara kita sudah lewat, apakah menurut kamu bakal tetap masih ada yang memerhatikan kegiatan ini?”

“Kamu ini sekarang——“

“Cukup, Florence!” Benar apa yang dikatakan Jane, aku tahu apa yang kamu cemasin, tapi asalkan kita bisa dapatin poin penting yang bisa menarik perhatian konsumen, pasti bisa meningkatkan perhatian orang-orang terhadap acara ini.”

Max Lin mulai bersuara, aku agak kaget, seketika aku tidak tahu harus berkata apa.

“Ketua, bukankah sudah sampai waktunya makan siang? Aku lapar sekali?”

Di suasana yang canggung begini, akhirnya ada yang memecahkan suasana.

Aku menghela napas lega, aku kan datang buat kerja, bukan buat cari musuh.

Max Lin melihat jam , “Oke, sementara begini dulu, nanti sore kita rapat lagi, sekarang makan dulu!”

Sekali dia memutuskan begitu, tidak ada yang menyatakan perbedaan pendapat.

Karena tadi habis debat sama Florence Lee, aku dan Megan Lee inisiatif berjalan di belakang mereka satu tim.

“Eh, mengapa Florence Lee terus saja mencari masalah denganmu?”

Aku mengangkat bahu, dan mengecilkan suara : “Sudahlah, gak usah dingomongin lagi, canggung nanti kalau kedengaran sama yang lain!”

“Kenapa harus canggung, kan aku ngomong kenyataan.”

Aku agak tak berdaya, akhirnya aku menatapnya dengan memohon, meminta dia untuk tidak mengungkit soal ini lagi.

Megan Lee mencibir, “Okelah.”

Lalu belum beberapa langkah kami jalan, dia mendadak menarik aku, refleks aku langsung melihat ke dia : “Kenapa?”

“Jangan-jangan dia anggap kamu itu saingan cinta dia?”

Aku tercengang, segera aku mendekap mulutnya : “Jangan ngomong sembarangan kamu!”

Pas sekali saat ini Max Lin menoleh melihatku : “Kalian berdua lagi bisik-bisik apa?”

Aku tertawa canggung : “Tidak ada apa-apa, kakiku pendek saja, jadi jalannya lambat.”

“Pendek dari mana kaki kita, tinggi badan di atas 165cm begitu.”

Megan Lee ini benar-benar sama sekali tidak malu.

“Okelah, kalian kalau ada apa, tunggu sampai tempat makan baru ngomong saja.”

Aku mengangguk, dan menarik Megan Lee untuk mempercepat langkah kami.

Akhirnya ketika naik mobil muncul permasalahan lagi, kali ini aku akhirnya tahu omongan Megan Lee tidak salah.

Max Lin dan teman cowok satunya lagi ada bawa mobil.

Sedangkan kami ada 7 orang, dua mobil pasti masih ada sisa banyak tempat.

Maksud Max Lin itu dia membawa aku dan Megan Lee, Florence Leedan dua orang lainnya ikut mobil teman cowok itu.

Lalu tidak tahu kenapa Florence Leetidak mau, tetap bersikeras mau ikut mobil kami.

Tapi Megan Lee tidak mau satu mobil dengan dia, teringat perdebatan tadi, aku juga merasa lebih baik pisah saja. Jadi aku juga tidak banyak berkomentar dan langsung ikut Megan Lee turun dari mobil : “Manajer Lin, kami naik mobil Dylan Zhao.”

Akhirnya baru saja kami berdua turun dari mobil, Florence Lee memelototi kami : “Jane, apa maksud kamu?”

Novel Terkait

You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu
Awesome Husband

Awesome Husband

Edison
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Awesome Guy

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
3 tahun yang lalu
The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
3 tahun yang lalu