Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu - Bab 186 Tidak Bisa Menjualmu

“Nona Lee.”

Belum sempat aku membuka mulut, sudah terdengar suara Timothy Huang dari balik badanku.

Timothy Huang memegangku, membantuku berdiri dengan stabil, berjalan beriringan denganku,

pandangannya lurus menatap Florence Lee.

Aku mengerutkan dahi dan menengadah menatap Florence Lee: “Nona Lee, saya tidak mengerti apa yang Anda maksud. Jelas, kerja sama itu diputuskan oleh para pemimpin perusahaan. Saya hanya seorang perencana. Saya hanya bertanggung jawab atas konten perencanaan saya. Sedangkan sisanya, tidak ada hubungannya sama sekali dengan saya. "

Sebenarnya aku mengerti apa maksud Florence Lee, hanya saja tidak terpikirkan olehku bahwa perusahaan secara intuitif akan menolak untuk bekerja sama dengan perusahaan mereka, hal ini benar-benar mengejutkanku.

Tapi walaupun begitu, masalah ini juga tidak berpengaruh besar padaku.

Jika perusahaan tidak bekerja sama dengan mereka karena apa yang aku katakan dengan manajer pagi ini, maka itu artinya aku yang telah menyalakan sumbu api ini.

Tidak ada satupun perusahaan yang mau melepaskan sebuah kerja sama hanya karena seorang karyawan, yang sepertinya Florence Lee tidak paham point ini.

Atau mungkin ia tahu, dan kedatangannya hari ini adalah untuk membuat keributan.

Aku juga tidak lemah, terserah dia ingin berbuat apa saja padaku.

Florence Lee jelas tidak berpikir bahwa aku akan mengatakan hal seperti itu. Dia membeku sejenak dan seperti ingin mengatakan sesuatu. Namun, Timothy Huang di sampingku sudah berkata: "Nona Lee, kualitas karyawan Anda benar-benar membuka pikiran saya. Saya pikir kerja sama antara IEC International Group dan perusahaan Anda tahun ini sudah tidak perlu diteruskan lagi."

Pastinya Florence Lee menduga aku datang tanpa berpikir panjang, tapi nyatanya malah membuat perusahaannya kehilangan kerja sama dengan IEC International Group.

Kurang dari setengah bulan, kerja sama Florence Lee dengan IEC International Groupharus terputus olehnya.

Setelah mengucapkan kalimat tersebut, Timothy Huang membawaku pergi.

Saat ini adalah waktu pulang kerja sehingga ada banyak orang keluar masuk gedung.

Aku ingin melepaskan genggaman Timothy Huang, namun ia semakin mengeratkan genggamannya, akhirnya aku hanya bisa membiarkannya daripada memicu perhatian dari orang-orang.

Terus sampai didalam mobil, barulah ia melepaskan tanganku.

Aku menunduk menatap tangan yang barusan ia genggam dan saat ini Timothy juga baru memasuki mobil, aku bertanya: “Untuk apa kau kesini?”

Timothy sambil memutar mobil, sambil berkata: “Jika aku tidak datang, mungkin kau sudah akan digulingkan dari tangga, bukan?”

Aku sedikit malu, dan memberitahukan masalah pagi tadi: “Hari ini manajer kita bilang padaku, ia ingin menyuruhku bertanggung jawab atas proyek kerja sama dengan perusahaan mereka, tapi kerja sama dengan mereka tidak berjalan dengan lancar tahun lalu, aku sedikit ragu, kemudian menolak kerja sama tersebut, hanya saja tidak menyangka Florence Lee akan datang mencari.”

“Tidak berjalan dengan lancar?”

Dia menoleh untuk menatapku dan bertanya padaku kata kunci tersebut.

Aku tahu bahwa dia tidak akan melepaskan titik ini. Setelah memikirkannya, aku menjelaskan kerja sama tahun lalu dengan ringkas dan komprehensif: "Florence Lee menyukai Max Lin, tapi Max Lin bukanlah orang yang baik, sehingga Florence cemburu. Dia berpikir bahwa ada sesuatu antara aku dan Max, dan kemudian kerja sama itu berakhir. Malam itu--- "

Di tengah-tengah percakapan, aku tidak tahan untuk menoleh ke samping:" Bukankah kau sudah tahu itu sejak lama? "

Ketika melihatku menatapnya, Timothy menyeringai: "Aku tidak bilang aku tidak tahu."

“Timothy!”

Pria ini! Ia sudah tahu masalahku dan Florence Lee, tapi masih saja bertanya, aku benra-benar tidak mengerti jalan pikirannya, sebegitu senangnya kah dia melihatku menahan malu?

“Ada perintah apa dari Jane?”

Pas sekali saat ini sedang lampu merah, Timothy menoleh ke arah ku.

Setelah dipikir-pikir, akhirnya aku memutuskan tidak jadi mengucapkannya: “Tidak ada, mengemudilah dengan serius!”

Setelah bebrapa saat, aku sadar bahwa ia salah jalan, aku mengerutkan alis: “Kenapa kita kearah sini?”

Timothy tidak menjawabku, aku sedikit panik: “Kau mau kemana? Bibi Zhao pasti sudah pulang, kan? Bagaimana mungkin meninggalkan Victor sendirian dirumah?!”

“Tenanglah, aku tidak mungkin menjualmu.”

“Bukan begitu, Victor, dia—“

“Sshhtt, supir harus mengemudi dengan hati-hati!”

Aku bernafas dengan susah karenanya, tidak ada satu kalimatpun yang keluar dari mulutku lagi.

Tapi Victor juga anaknya, jadi aku tidak percaya ia akan setega itu membiarkan Victor sendirian dirumah.

Dengan berpikiran seperti itu, aku tidak bertanya lagi dan hanya menatap keluar jendela.

Tapi pada akhirnya seorang ibu tetaplah seorang ibu, bagaimana bisa dengan mudahnya membiarkan anak sekecil itu tinggal di dalam rumah sendirian.

Setelah beberapa menit, aku benar-benar tidak tahan lagi dan menarik Timothy: “Apa sebenarnya yang kau lakukan? Siapa yang menjaga Victor dirumah sekarang?”

Aku duga dia sudah mulai bosan dengan pertanyaanku, ia menoleh dan menjawab: “Tidak ingin melakukan apa-apa, hanya ingin makan sebentar denganmu, jangan khawatir, ada yang menjaga Victor.”

Walaupun ia berkata seperti itu, aku tetap saja masih khawatir: “Siapa yang menjaganya? Jika kita masih tidak pulang sekarang, ia pasti akan menangis!”

Walaupun Victor biasanya sangat penurut dirumah, tapi dia sudah tahu aku dan Timothy akan pulang jika hari sudah malam, jika kami berdua masih belum pulang juga, ia pasti akan rewel.

Apalagi sekarang sudah jam makan malam, sudah waktunya Victor makan, aku benar-benar tidak tenang.

Tapi tidak peduli bagaimana aku bertanya, Timothy tidak menjawab sepatah katapun.

Aku yag melihatnya tidak menjawab pun tidak bertanya lagi, duduk disamping dengan marah dan tidak ingin bicara lagi.

Mobil terus melaju sampai sepuluh menit kemudian baru berhenti, saat ini ia akhirnya menoleh menatapku: “Sudah sampai.”

Aku saat ini benar-benar tidak ingin bicara dengannya, dan tidak ingin turun dari mobil, jadi aku hanya duduk diam di mobil saja.

Ia menghela nafas: “Jane Tsu, aku hanya ingin makan berdua denganmu. Victor juga anakku, bagaimana mungkin aku tidak mencari orang untuk menjaganya. Jangan marah lagi, ayo turun, kita cepat makan dan kembali menemani Victor.”

Kata terakhirnya akhirnya membuatku tersentuh, dan aku akhirnya mengikutinya keluar dari mobil.

Mobil itu diberhentikan di tempat parkir, tapi aku tidak tahu di mana Timothy akan membawaku makan.

Terus sampai aku keluar dari lift , aku tidak bisa menahan rasa kaget.

Ini adalah restoran rooftop yang ada disalah satu gedung pecakar langit Kota A, meskipun makan di sini bisa menjadi biaya makan selama beberapa bulan bagi orang biasa, tapi terlihat lumayan banyak pekerja kantoran yang makan disini.

Beberapa tahun yang lalu aku juga akan seperti mereka, hanya saja setelah melahirkan Victor, aku hanya bisa menyembunyikan semua romantika seperti ini didalam hatiku.

Aku tidak menyangka Timothy akan membawaku makan disini, aku menatapnya, aku ragu dengan tujuannya membawaku kesini.

Dia hanya bilang ingin makan berdua denganku, tapi mengapa aku tidak berpikir bahwa tujuannya hanya sesederhana makan berdua saja.?

Tapi Timothy masih diam. Dia duduk dan bertanya apa yang ingin aku makan.

Semuanya berjalan dengan lancar. Meskipun makanan di restoran kelas atas ini mahal, tetapi sepadan dengan kelezatannya. Aku mulai fokus dengan makanan ku secara bertahap, dan tidak memikirkan lagi tentang tujuan sebenarnya Timothy membawa aku ke sini.

Tepat pada saat aku sedang makan dengan penuh perhatian, Timothy tiba-tiba memanggil saya: "Jane."

Novel Terkait

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu
Unperfect Wedding

Unperfect Wedding

Agnes Yu
Percintaan
5 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
3 tahun yang lalu
My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
3 tahun yang lalu
Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu