Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu - Bab 37 Rencana Jahat (1)

Aku izin selama 2 jam siang ini, aku tidak makan dan langsung memesan taksi ke tempat yang dikatakan Susan.

Turun dari taksi, aku tak tahan mengernyitkan alis, tak kusangka Susan akan mengajakku bertemu di sebuah hotel.

Aku juga tidak bodoh. Aku masuk dengan hati-hati saat mencarinya, dan berencana langsung kabur begitu merasa tak beres.

Sesuai nomor kamar yang diberikan Susan, aku naik ke lantai 9, dengan cepat menemukan kamar yang dimaksud.

Susan berkata kalau ia sedang tak enak badan, jadi ia beristirahat di dalam. Kamarnya tidak terkunci, jadi ia menyuruhku langsung masuk.

Aku pun membuka pintu sendiri dan masuk, namun yang kulihat bukanlah Susan, melainkan sepasang pria dan wanita yang sedang bertempur.

"Siapa kau?"

"Keluar!"

Aku baru sadar kalau salah masuk kamar. Aku kabur dengan wajah memerah. Sebelum pergi, aku bahkan menutupkan pintu mereka.

Kalau aku tidak salah melihat, wanita itu adalah Nikita Shin, tunangan Timothy dulu.

Aku tak menyangka diriku bisa sial sekali sampai menjumpai hal semacam ini. Ketika aku hendak kembali ke kantor, Susan tiba-tiba menelepon, "Jane, apa kau belum sampai?"

Mengingat kejadian barusan, aku jadi tidak senang, "Aku sudah sampai, kau di mana? Nomor kamar yang kau berikan salah, atau jangan-jangan, ini permainanmu sejak awal?"

"Apa yang kau bicarakan? Aku di 0906!"

"Aku sekarang sudah di depan 0906!"

"Jane! Di sini!"

Tiba-tiba, pintu kamar di seberangnya terbuka, Susan berjalan keluar.

Aku berjalan mendekatinya, "Nona Zhao, tolong lihat nomor kamarmu dengan jelas!"

Ia melihatnya sekilas, "Maafkan aku, aku kemarin minum terlalu banyak, saat ini belum sepenuhnya sadar, masuklah."

Ia memiringkan badannya mempersilakan aku masuk.

Aku melihat Susan sekilas, wajahnya memang pucat, aku hanya bisa meratapi kesialanku sendiri.

Di dalam kamar memang tercium aroma alkohol, aku tak tahan mengernyitkan alisku. Susan mempersilakanku duduk, "Duduklah, Jane, aku ingin menemuimu dari dulu, tapi tak pernah ada kesempatan."

Aku menatapnya, tak ingin berbasa-basi, "Nona Zhao, kau mencariku karena Timothy, kan?"

Raut wajah Susan langsung berubah, tidak selembut tadi, tatapannya tampak mengandung kebencian, "Berhubung kau langsung berkata terus terang, maka aku juga tak akan berbasa-basi denganmu."

Ia tiba-tiba tertawa, "Timothy seharusnya belum tahu kan mengapa kau bisa muncul di pesta ulang tahun Paman?"

Wajahku menegang, namun berpura-pura tak terjadi apa-apa, "Aku tak mengerti apa yang kau bicarakan."

"Benarkah? Tidak mengerti atau tidak berani mengakui? Hari itu alasan kau minta dilamar, adalah karena Paman Huang kan? Kau menikah dengan Timothy, juga karena Paman Huang kan?"

Susan jelas sudah menyiapkan semuanya, aku membasahi bibirku, "Apa yang kau inginkan?"

"Akui saja, Jane, pada dasarnya kau menikahi Timothy untuk suatu tujuan!"

Aku merasa lucu, "Kalau memang benar lalu kenapa? Identitas apa yang Nona Zhao pakai untuk membicarakan hal ini denganku?"

Ia marah sampai seluruh tubuhnya bergetar, "Jane, kau jangan sombong, suatu hari nanti Timothy pasti akan tahu tujuanmu yang sebenarnya!"

Aku jadi khawatir, namun tak ingin terlihat lemah di hadapannya, aku pun berpura-pura tenang, "Kalau begitu kita tunggu sampai hari itu tiba, baru kita bahas lagi."

"Sampai kapan kau baru akan meninggalkan Timothy?"

Aku menegakkan tubuh, melihatnya dari atas sambil tertawa dingin, "Bukankah kau berkata aku punya tujuan jelek? Sampai aku mendapatkan apa yang aku mau, baru aku akan meninggalkannya. Mengenai kau, Nona Zhao, aku memperingatkanmu sejenak, selingkuhan benar-benar menjijikkan."

Alasanku menemui Susan hari ini, tak lain adalah memberitahunya, bahwa lelakiku tidak bisa dimiliki sembarang orang.

Melihat wajah Susan yang memucat, aku tahu tujuanku telah tercapai, aku pun tak ingin melanjutkan basa-basi ini dengannya.

Sebelum pergi, aku memperingatkan Susan sekali lagi, pilihan Timothy sudah menerangkan bahwa wanita itu tak punya kesempatan apapun lagi.

Melihat ekspresi Susan yang menciut, tekanan selama berhari-hari ini akhirnya terlepas.

Setelah menyelesaikan masalah rival cinta ini, suasana hatiku menjadi bagus sekali, bahkan efektivitas kerjaku meningkat pesat. Aku hanya perlu lembur 30 menit lalu pulang.

Setelah selesai menemui Susan, aku sangat ingin segera berjumpa dengan Timothy. Beberapa bulan sebelumnya, media penuh pemberitaan tentang Timothy dan Susan, aku sangat tertekan, tapi aku tidak berada di posisi untuk mengkritik apapun.

Novel Terkait

CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Star Angel
Romantis
4 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
4 tahun yang lalu
My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
3 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu