Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu - Bab 70 Jelas-Jelas itu kau sendiri

"Lain kali kamu kenakan celana saja!"

Ketika mendengar kata-kata Timothy , wajah ku kaku: "Timothy, kau tidak bercanda kan?"

Di mana ada wanita yang tidak mencintai kecantikan, wanita bangga dengan penampilan mereka sendiri, memakai seragam kerja sebenarnya tidaklah buruk, tetapi harus dipakai setiap hari, bukankah itu terlalu berlebihan!

Tapi Timothy jelas tidak bercanda denganku: "Apakah aku terlihat bercanda?"

Setelah selesai bicara, ia keluar: "Kau akan benar-benar terlambat jika tidak cepat keluar!"

Aku menggertakkan gigiku karena ancamannya, aku hanya bisa menurutinya untuk sementara waktu.

Awalnya aku pikir Timothy hanya bercanda menyuruhku memakai celana, tidak disangka ia benar-benar menyuruh Irfan lee membelikanku puluhan celana kerja ukuran kecil.

Ketika Irfan menyerahkan tas itu kepada aku, wajahnya agak aneh. Dia seperti sedang berusaha menahan tawa: "Sekretaris Jane, ini ada barang dari Direktur Huang untukmu."

Aku melihat ekspresi Irfan dan merasa aneh. Sekejap aku tidak ingat masalah tentang pagi tadi: "Apa itu?"

"Kau akan tahu setelah melihatnya."

Irfan tiba-tiba tersenyum sebelum pergi. Aku memandang punggungnya dan merasa bingung. Aku tidak kusangka saat membuka tas itu, yang semuanya adalah celana kerja baru, dan beberapa kemeja kerja lengan panjang.

Ketika Aku melihatnya, serasa emosiku naik seketika. Aku menaruh pakaian nya dalam tas, lalu segera keluar dari kamar mandi sambil mengambil tas dan pergi ke kantor Timothy : "Timothy, kau sudah gila ya?!"

Timothy yang sedang melihat dokumen-dokumen itu. Ketika mendengar kata-kataku langsung mengerutkan kening, "Siapa yang membuatmu emosi, sangat emosi?"

Ketika Aku mendengarnya, Aku semakin emosi: "Siapa yang membuatku emosi? Kau lihat sendiri siapa yang membuatku emosi!"

Setelah itu, aku mengeluarkan semua pakaian dan celana dari dalam tas dan menunjukkannya kepadanya.

Dia mengulurkan tangan, mengambil sepotong: "Apakah kualitasnya jelek? Bagus kok, Aku menyuruh Irfan membeli barang-barang bermerek ini."

"Kualitas kepala mu!" Aku benar-benar ingin marah padanya, mengambil celananya dan melemparkannya kepadanya: "Apa kau gila membeli begitu banyak pakaian ini? Juga, ini adalah musim panas, siapa yang masih mengenakan lengan panjang! ”

Ketika Timothy mendengar kata-kataku, wajahnya tiba-tiba menjadi dingin: "Ada AC di kantor, apa kau tidak kedinginan memakai pakaian lengan pendek?"

"Jadi, jika aku sedang di luar?"

"Berapa lama kau bisa ada di luar?"

Aku tidak bisa berkata apa-apa mendengar jawabannya, tetapi jika dipikirkan modelnya, Aku tidak bisa tidak bisa menahan emosiku: "Tapi kau tidak bisa -"

"Tidak bisa apa? Model yang kolot?" Dia berkata, dia mendengus. "Kau coba dulu pakai dan lihat, jelek atau tidak!"

"Kau -!"

Aku tahu bahwa pria straight ini tidak dapat berkomunikasi, Aku juga tidak ingin membahasnya lagi, cukup pilih satu set, masuk dan coba pakai.

Saat Aku melihatnya, Aku tahu bahwa kerah ini terlalu tinggi, tak disangka hasilnya jauh lebih parah dari apa yang kupikirkan.

Aku keluar, memperlihatkan kepadanya dan langsung berkata: "Lihatlah sendiri!"

Timothy menatapku untuk sementara waktu. Belum selesai aku berbicara, Tiba-tiba dia memelukku dan berbisik di telingaku: "Di mana masalahnya, di sini? hah?"

Aku dibuat kaget olehnya dan mukaku memerah, dan dengan cepat aku mendorongnya: "Aku sedang serius!"

"Aku juga sangat serius," katanya, tiba-tiba menggigit leherku dan menggosok pantatku, "aku sudah katakan dengan sangat serius padamu, pakai saja!"

Selesai berbicara, dia mengendurkan tangannya dan melepaskan pelukannya.

Wajahku begitu merah dan panas dibuatnya, ingin aku menendangnya. Pada saat itu, Irfan tiba-tiba mendorong pintu dan masuk: "Direktur Huang---"

Kakiku berhenti sejenak di udara, tidak tahu harus berbuat apa. Sepatu hak tinggi di kakiku bergoyang. Aku melihat ke bawah dan hampir jatuh. Timothy meraih dan menarikku. Aku langsung jatuh kedalam pelukannya.

Aku melihat Irfan mendorong pintu, keluar dan menutup pintu. Aku merasa tidak begitu baik.

"Aku tidak ingin berbicara denganmu lagi, aku akan pergi bekerja!"

Aku telah tumbuh besar, tapi tidak pernah merasakan semalu ini. "Jane Tsu, apa kau malu?"

Aku menatapnya sekilas dan berjalan keluar sambil membawa tas pakaian tadi.

"Tunggu!"

Baru saja aku membuka pintu, Timothy memanggilkanku menyuruhku berhenti.

Aku balas menatapnya, dengan sedikit bingung: "Direktur Huang, ada masalah apa lagi? "

Jika tadi orang ini tidak bertindak demikian, Aku tidak akan begitu malu pada Irfan .

Matanya berkedut dan dia mengangkat kakinya dan berjalan lurus.

Aku mengira Timothy masih ingin melakukan sesuatu, tanpa sadar aku berlari. Akibatnya, dia bergerak lebih cepat dariku. Dia mengulurkan tangannya dan menarikku: "Mengapa kau berlari?"

Aku tidak mau mengaku, dan menjawab: “aku mana ada berlari?"

Timothy menatapku sambil tersenyum: “Jane Tsu, jangan bilang tadi kau pikir aku akan ...."

Dia tidak menyelesaikan ucapannya, Aku mendorongnya, "Ucapanmu tidak masuk akal!"

"Masuk akal tidaknya hanya kau sendiri yang tau. Awalnya aku tidak tahu kau menginginkannya, harapannya begitu kuat!"

Aku hampir muntah darah dibuatnya: "Timothy , apa kau sudah gila? Jelas itu kau sendiri, kau---"

Aku benar-benar tidak bisa mengatakannya. Tiba-tiba dia mengulurkan tangan dan berdiri di belakangku. Kupikir dia akan memelukku lagi, tanpa sadar aku mengangkat tanganku dan mendorongnya: "Apa yang kau lakukan-"

"tag."

Timothy memasangkan Tag ke depanku, dan sangat canggung: "Jika sudah tidak ada yang perlu kulakukan lagi, aku keluar dulu."

“Jane Tsu, apakah kamu benar-benar memikirkannya, mau tidak kita datang?"

Aku bersiap membuka pintu. Saat aku mendengar kata-kata Timothy tiba-tiba seluruh badanku kaku seketika, menarik pintu, membuka pintu dan segera berlari keluar.

Ketika Aku melihat Irfan , Aku tidak bisa tersenyum lagi padanya.

Pada malam hari, Timothy akan menghadiri jamuan makan malam. Sebagai teman wanita, Aku mulai berdandan pada jam lima.

Rok pesta itu dipilih oleh Timothy, rok putih panjang. Aku mengenakan rok ini untuk pertama kalinya, dan ada sedikit agak malu.

"Cantik."

Aku baru saja berdiri di depan cermin dan Timothy datang.

"Apakah kau sudah selesai?"

Matanya berputar di sekelilingku, dan ada pujian di dalam tatapannya: "Sudah selesai," katanya, dia berhenti sejenak lalu berjalan sampai di belakangku, menundukkan kepalanya dan berkata, "Aku seharusnya tidak memilih rok yang ini. "

Aku memandangi diriku sendiri dan tidak merasa ada yang salah denganku: "Kenapa, apa yang kurang dari rok ini?"

Dia mendengus, "Itu karena tidak ada yang kurang."

Aku tidak bisa tertawa: "Timothy , bisakah kau tidak begitu kekanak-kanakan ?!"

Timothy mendengus, "Ayo pergi."

Aku mengulurkan tangan,membawanya, dan pergi bersamanya.

Malam ini hari ini semuanya dari kalangan bisnis, Aku sebagai istri Timothy , Aku sudah tersenyum dan wajahku sedikit kaku.

Setelah Direktur Lin pergi, Timothy membebaskanku: "Kau pergilah dulu ke meja makan dan istirahat sejenak disana."

Aku mengangguk, "Bagaimana denganmu? Apa kau lapar, mau minum sedikit tidak?."

Timothy menggelengkan kepalanya, aku lebih baik pergi seorang diri.

Meskipun Timothy mengajakku makan malam sebelumnya, tetapi disini aku hanya berdiri selama lebih dari setengah jam, aku benar-benar lapar, dan aku mencari sesuatu untuk bisa dimakan.

"Jane Tsu."

Aku yang sedang menggigit kue,tiba-tiba mendengar suara Cedric Xu. Aku sedikit terkejut: "Tuan Xu?"

Novel Terkait

Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
The Gravity between Us

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
5 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
4 tahun yang lalu
Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
4 tahun yang lalu