Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu - Bab 216 Terima kasih Jane Tsu

Aku pun terdiam sejenak, lalu dengan cepat menjawabnya :"Baiklah"

Kali ini giliran Timothy Huang yang terdiam.

Aku pun merasa lucu dan bertanya :"kenapa, apa kamu menyesal?"

"Bukan, Jane Tsu, apa kamu bisa mengulangi perkataan mu tadi, aku tidak jelas mendengarnya."

Aku pun melihatnya dan mengulangi perkataan ku tadi :" aku bilang baiklah!"

Dia pun langsung memegang kepala bagian belakang ku, lalu langsung mencium ku, aku sedikit pun tidak siap.

Saat aku mulai dibuatnya luluh, tiba-tiba Victor menghampiri ku dan memeluk kaki ku, aku pun terkejut dan langsung mendorong Timothy Huang.

Timothy pun tidak menyangka aku akan mendorongnya sekuat itu, lalu dia pun langsung mundur kebelakang.

Aku pun melihatnya sebentar, lalu langsung menggendong Victor :"Victor ada apa mencari mama?"

"Papa mama sedang ngapain?"

Victor sebulanan lagi akan berusia 2 tahun, memang sedang dalam masa-masa ingin tahu.

Tapi bagaimana pun juga aku tidak menyangka akan ditanya oleh anak ku sendiri seperti itu, seketika muka ku pun memanas.

Saat itu Timothy pun jalan kemari dan mengambil Victor dari pelukan ku dan menjawab pertanyaan Victor tadi :"Victor, tadi papa sedang sayang dengan mama. "

"Ngomong apa kamu ini!"

Mendengar jawabannya aku pun langsung menusuknya dengan kuku ku.

Dia pun melihat ku dan tersenyun, "Victor ingat ya, apa yang papa mama tadi lakuin, kamu hanya boleh lakuin dengan orang yang paling kamu suka saja, mengerti? "

Aku semakin dibuatnya tertawa :"dia masih kecil begini, kamu ngomong seperti itu emangnya dia bisa ngerti?"

"Tidak apa-apa, nanti kalau dia sudah besaran sedikit, aku tinggal bilang lagi saja."

Aku sudah kebahisan kata-kata, tidak mau ngomong lagi sama dia, aku pun langsung pergi ke kamar mandi dan memandikan Victor.

Walaupun sekarang ini musim dingin, tapi anak-anak selalu banyak gerak, jadi badannya keluar banyak keringat, jadi aku masih memandikannya setiap hari.

Dulu aku yang selalu memandikannya, namun setelah aku tahu kalau Timothy juga suka memandikannya, aku pun menyerahkan pekerjaan ini kepadanya.

Saat dia memandikan Victor, aku pun pergi mandi, saat mereka sudah selesai, giliran aku yang menidurkan Victor.

Pembagian tugas yang sangat baik.

Saat aku keluar dari kamar mandi, ternyata Victor sudah tertidur, lalu Timothy pun mengambil pakaiannya lalu mandi.

Aku pun memegang rambut ternyata masih sedikit basah, lalu aku pun mengambil kembali pengering rambut.

Setelah aku selesai, tiba-tiba ada sepasang tangan yang memegang pinggang ku.

Tidak perlu ngomong aku sudah tahu orang itu siapa, karena dari pagi aku selalu menolaknya, jadi dia seharian ini sudah merasa tidak puas.

Kami sudah sekian lama bersama, jadi sudah tahu betul apa yang akan dia lakukan saat ini.

"Jane Tsu."

Tapi dia tidak langsung mencium ku, hanya memanggilku saja.

Setelah aku meletakkan pengering rambut, barulah aku menjawabnya :"iya?"

"Apa kamu benar-benar mau menikah dengan ku?"

Aku pun merasa lucu :"Apa kamu tidak percaya kalau aku mau menikah dengan kamu?"

"Au selalu merasa kamu mungkin sudah tidak mau menikah lagi dengan ku."

Perkataannya ini membuat ku sedikit bingung :"maaf ya kalau kemarin-kemarin aku sempat menjauhi kamu dan membuat kamu jadi begini."

Dia biasanya adalah seorang yang sangat percaya diri, namun sekarang jadi kurang percaya diri, terus menerus bertanya apakah aku benar-benar mau menikah dengannya.

Semua ini karena waktu itu aku sempat menjauhinya.

Kami pernah marahan sampai 1 bulan lebih, hal ini membuat kami menyisahkan beberapa masalah.

"Kalau begitu hari senin nanti izin setengah hari, kita pergi ambil sertifikat?"

Dia pun mencium leher ku dengan hati-hati.

Sebenarnya aku ingin bilang cepat sekali, namun teringat perkataanny barusan, akhirnya aku pun langsung mengiyakan permintaannya itu :"baiklah."

"Terima kasih Jane."

Tidak tahu kenapa, rasanya ucapannya kali ini terasa sangat mengesankan buat ku.

Aku pun mengedipkan mata agar air mata ku tidak keluar.

Ciumannya pun mulai terasa dalam, aku pun mulai terangsang olehnya.

Malam ini, kami pun melakukannya hampir selama 2 jam baru selesai.

Setelah selesai, aku pun teringat besok adalah hari minggu, bisa istirahat, tidak perlu kekantor.

Jadi minggu ini aku sudah istirahat selama 3 hari.

Jadi hari minggu saat aku menelpon Jhon Ding untuk minta izin kerja, aku sedikit tidak enakan.

Jhon Ding pun duluan bertanya :"Jane Tsu, apa kamu ada masalah, liburnya belum cukup?"

Dia tahu aku ada seorang anak, mungkin dia kira Victor ada apa-apa.

Aku pun menggertakkan gigi, dan berkata :"Manajer Ding, besok pagi aku mau minta izin tidak masuk kerja."

"Oh, ada masalah apa? Apa bisa di jelaskan?"

"Aku mau mengambil sertifikat."

Jhon ding pun terdian sejenak lalu langsung menjawab ku sambil tersenyum :"ternyata begitu, kalau begitu aku harus mengucapkan selamat dulu kepada kalian berdua, tidak apa-apa, senin nanti kamu libur seharian juga tidak apa."

Aku pun sedikit tidak enakan :"Setelah mengambil sertifikat aku akan segera ke kantor."

"Tidak apa-apa, tidak usah buru-buru."

Setelah menutup telepon, aku pun memegang kening ku sendiri yang ternyata berkeringat.

Timothy pun melihat ku :"apa sudah mendapat izin?"

Aku pun menjawabnya, "iya, sudah di izinkan"

"Kalau tidak diizinkan berarti aku harus langsung datang kekantor mu."

Sebenarnya aku masih ada rasa tidak enakan, namun setelah mendengar perkataannya ini, aku pun langsung tertawa :"sudah-sudahlah, jangan membuat pekerjaan ku jadi berantakan lagi."

Mungkin karena besok kami mau pergi mengambil sertifikat, jadi dia tidak berani menyentuh ku.

Keesokan harinya aku pun belum jam 7 sudah bangun, aku pun masak bubur dan merebus bakpao.

Saat ini sudah jam 8an, saat aku mau membangunkannya dia tiba-tiba mencium ku :"Tidak disangka kamu ternyata sudah tidak sabar ingin menikah dengan ku, pagi-pagi sudah bangun buat sarapan."

Aku pun sedikit tersenyum dan berkata :"Aku ini takut ada banyak orang yang akan menikah, jadi sore nanti aku tidak bisa pergi kekantor."

"........"

Dia pun hanya bisa menatap ku saja tanpa bicara apa pun.

Baru pertama kalinya aku membuatnya kehabisan kata-kata, saat itu aku merasa sangat puas dengan diriku sendiri. Aku pun tidak mau banyak ngomong lagi :"Sudah, cepat sarapan dulu sana, siapa tahu nanti jam 9an pas pintu terbuka sudah banyak orang yang mengantri."

Setelah mendengarkan perkataan ku ini, dia oun langsung bergegas makan.

Setelah selesai sarapan, bibi Zhao pun datang, aku menyapanya lalu langsung pergi dengan Timothy.

Saat keluar pintu aku melihatnya membawa sekantung barang, sekali lihat ternyata dia membawa banyak permen untuk dibagikan nanti.

Aku pun lupa akan hal ini, aku jadi tidak enakan melihatnya.

Alhasil dia hanya berkata :"Ayo jalan, dulu kamu yang menyiapkannya, kali ini giliran aku yang menyiapkannya."

Aku pun terdiam sejenak, lalu melihatnya dan tiba-tiba tertawa, mendekatinya sambil berkata :"Baiklah."​

Novel Terkait

The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
5 tahun yang lalu
Doctor Stranger

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
4 tahun yang lalu
Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
4 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
Husband Deeply Love

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu