Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu - Bab 225 Aku tidak bilang kamu tidak boleh ikut pergi

Sangat jarang Mike bisa datang kemari, aku tidak mungkin tidak mengajaknya pergi makan.

Konferensi akan diadakan pada bulan Januari tanggal 18, Mike akan datang tanggal 16.

Hari itu kebetulan adalah hari sabtu, aku berencana menjemputnya ke bandara.

Setelah aku menyampaikan rencanaku pada Timothy, ia bilang aku tidak perlu menjemputnya ke bandara, karena Mike pasti sudah mempersiapkan seluruh perjalanannya, pasti ada orang yang akan menjemputnya di bandara.

Mendengar perkataannya, aku tidak mungkin tidak tahu apa maksudnya, "Sembarangan, kemarin malam dia sudah meneleponku dan memberitahukan penerbangannya , aku sudah bertanya padanya, apakah ada rencana di hari ini. Dia bilang tidak ada, aku bilang akan mengajaknya makan, dan dia tidak menolak."

Timothy merespon dengan dingin, "Bukankah kamu bilang dia sangat sibuk?"

Aku malas berdebat dengan Timothy, sekarang sudah pukul 11 lewat, Mike akan tiba sekitar pukul 5 sore, aku berencana untuk beristirahat sebentar lalu pergi ke bandara menjemputnya.

"Aku ngantuk, aku akan tidur sebentar."

"Tidak boleh, kembali! Jane!"

Tenaga Timothy sangat besar, aku ditarik olehnya dan tidak bisa berjalan, akhirnya aku hanya bisa membalikkan kepala dan menatapnya, "Lepaskan!"

"Kamu benar-benar akan pergi menjemput Mike?"

Aku merasa sikapku terlalu terang-terangan, entah mengapa Timothy merasa aku sedang bergurau.

Aku melihat Timothy dengan tatapan menyeleneh, aku mengangkat tangan dan menggenggam jari-jarinya, "Apa kamu melihatku seperti sedang bergurau? Dulu dia membantuku banyak hal, sangat tidak mudah hidup di kota tempat ia tinggal, sekarang aku pergi menjemputnya apakah salah?"

Dalam sekejap ekspresi Timothy menjadi suram, lalu ia berdiri.

Tubuhnya kurang lebih 20cm lebih tinggi dariku, sekarang setelah ia berdiri di hadapanku, dirinya harus menatap kebawah saat melihatku.

Aku tidak menunjukkan kelemahanku di hadapannya, kalau dia berani bertengkar denganku hanya karena masalah ini, maka setengah bulan kedepan dia tidak boleh naik ke kasurku!

Kami berdua saling berdiam selama hampir 2 menit, aku sedikit mengantuk lalu menguap, baru saja saat aku akan berkata padanya akan pergi tidur, ia langsung berkata, "Aku juga ikut !"

Aku pikir dia dia akan mengatakan sesuatu hal yang penting, ternyata hanya mengatakan 3 kata itu.

Melihatnya seperti ini aku tidak tahan lalu tertawa, hatiku melunak, "Aku juga tidak melarangmu untuk ikut denganku."

Dia melihatku lalu menghela napas.

Hal yang dilakukannya itu membuat hatiku sedikit gemetar, aku lalu mengulurkan tangan dan meraih tangannya, "Baiklah, aku akan pergi tidur, kamu mau ikut?

Sekitar pukul 1, Victor sudah tertidur setelah menyantap makan siangnya, di musim dingin ini, ia harus tidur siang setidaknya dua jam.

Karena musim dingin sangat pas untuk tidur, lagipula, aku juga memiliki kebiasaan ini, tidak peduli saat berdiri atau pun duduk.

Baru saja aku bertanya, Timothy yang tadinya masih terlihat serius langsung memelukku, "Mau."

Gerakkannya sangat tiba-tiba, aku belum bersiap dan mengira sama sekali akan dipeluk, setelah sadar aku sudah digendong dan dibawanya masuk ke dalam kamar.

"Apa yang kamu lakukan?"

Timothy menaruhku di atas ranjang, aku memegang kasur dan melihatnya, aku merasa ada yang tidak beres pada dirinya.

"Tidur."

Jawabnya singkat, ia lalu mengangkat tangannya dan menanggalkan baju hangatnya.

Tidak salah kan untuk melepas baju hangat saat tidur siang?

Aku juga mengangkat tangan untuk menanggalkan baju hangat yang kupakai, tapi tidak disangka saat aku melepaskan baju hangat itu, aku melihat Timothy sedang mengulurkan tangannya, aku langsung mundur dan menghindar, menarik selimut untuk menghalangi aku dan dirinya, "Kamu mau apa?"

"Tidur, kamu tidak usah mengambil selimut."

Dia melihatku, seperti tidak ada yang aneh, aku tidak dapat mengetahui apa yang salah pada dirinya.

Aku mengerutkan bibir, dan mengembalikan selimut itu.

Aku tidak ingin berdebat dengan Timothy lagi, aku bahkan sudah melepas baju hangatku, hanya tersisa satu lapis ,lalu aku menyelimuti diri dan menutup mata agar segera tertidur.

"Jane."

Timothy merangkak naik, seperti seekor beruang grizzly besar.

Aku mengangkat tangan dan mendorongnya, "Jangan mendekat kemari, cepat tidur!"

"Kamu dingin tidak?"

Aku langsung mengetahui keinginannya, kemarin malam dia bekerja lembur dan pulang malam, aku sudah tertidur, karena hari ini libur maka dia mulai beraksi.

"Tidak dingin, cepat tidur!"

Mungkin karena sikapku yang bersikeras, akhirnya Timothy juga tidak mengatakan hal apa-apa lagi.

Bila tertidur di musim dingin aku bisa lupa waktu, karena takut tidur tidak sadar waktu, maka aku sengaja menyetel alarm pada pukul 3 sore.

Saat terbangun, aku melihat Timothy masih tertidur, aku menolehkan kepala dan melihat ke arahnya, kantung matanya terlihat sangat jelas.

Dua hari ini Timothy sangat sibuk, setiap malam ia baru pulang pukul 10 lewat, sampai di rumah langsung mandi saja sudah pukul 11.

Paginya pun ia harus bangun awal, tidak heran ia memiliki kantung mata.

Karena perjalanan ke bandara hanya membutuhkan 40 menit, maka aku sengaja tidak membangunkannya sekarang, lalu aku memakai baju terlebih dahulu.

"Jane!"

Aku sedang duduk di sofa bermain ponsel, aku ingin melihat restoran yang enak dan membawa Mike ke sana, tiba-tiba suara itu terdengar, meneriaki namaku dengan kencang.

Aku terkejut olehnya, lalu menaikkan kepala dan melihat Timothy, "Ada apa, kamu mengagetkanku!"

Dia melihatku sekilas dan tidak berkata apa-apa, lalu berbalik badan dan kembali masuk dalam kamar.

Aku merasa sangat aneh, tapi memikirkannya lagi.

Pukul 3 sore Victor bangun dari tidurnya, satu jam setelahnya kami berangkat menuju ke bandara, di perjalanan ekspresi Timothy terus dingin.

Pesawat yang ditumpangi Mike akan mendarat pada pukul 5.15, kami sudah sampai di bandara sebelum pukul 5 sore.

Victor menyukai benda-benda asing, ia sangat penasaran dan antusias melihat bandara.

Sebelum berangkat ke bandara, aku meminum segelas penuh air karena merasa haus, sekarang terasa ingin ke toilet, aku pun memberikan Victor untuk di gendong oleh Timothy, lalu aku pergi ke toilet sendirian.

Hanya saja orang di toilet terlalu ramai, aku harus mengantri baru mendapat giliran.

Saat keluar dari toilet aku melihat jam, ternyata pesawat yang ditumpangi Mike sudah mendarat, aku segera berlari untuk menjemputnya.

Dari jauh, aku bisa melihat Mike dan Timothy sedang membicarakan sesuatu, aku mempercepat langkahku untuk menghampiri mereka, "Mike."

Mike merapikan tangannya lalu menoleh ke arahku, "Jane, lama tidak berjumpa."

Aku tersenyum, baru saja aku mengangkat tangan dan bermaksud memeluknya, tidak disangka tangan Timothy menjulur dan menghalangi gerakanku.

Aku menatap Timothy dan melotot padanya, "Apa yang kamu lakukan!" , sungguh memalukan bukan!

Dia tidak melihatku, "Direktur Mike, bukankah anda ingin menggendong Victor? Sekarang anda gendong Victor sebentar dan aku akan membantumu membawakan koper, Jane sudah memesan restoran untuk makan malam."

Mike tidak merespon apa-apa, ia hanya diam dan menggendong Victor.

Meskipun aku tahu Timothy melakukan ini dengan sengaja, tapi tidak mungkin aku melanjutkan masalah ini lagi, akhirnya aku terpaksa tidak berbicara.

Saat itu, tidak disangkat Victor yang penurut tiba-tiba menangis, "Waaa".

Novel Terkait

Doctor Stranger

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
5 tahun yang lalu
Antara Dendam Dan Cinta

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
5 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
5 tahun yang lalu