Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu - Bab 192 Kapan Menikah

Aku tidak kepikiran Tifanny Xiang bertanya begitu langsung, sekali buka mulut langsung menanyakan aku masalah menikah.

Kebetulan saat ini Deasy yang keluar mengisi air melihat kita, juga bergabung dengan kita: “Jane Tsu, kamu sudah mau menikah ya?”

Aku segera menggeleng-gelengkan kepala: “Tidak ada, kamu jangan mendengar Tifanny Xiang berbicara, dia hanya bertanya aku saja.”

“Oh, kalau begitu kamu dan direktur Huang kapan menikah, lamaran dihari sabtu, aksinya tidak kecil lho.”

Dia dengan menggoda melihatin aku, aku benar-benar sudah tidak kuat lagi, ada sedikit malu: “Aku juga tidak tahu dia begitu tiba-tiba, masalah pernikahan, sampai saatnya akan memberitahu kalian.”

“Kamu dengan direktur Huang, sama seperti novel, benar-benar sangat luar biasa!”

Tifanny Xiang melihatin aku, mengeluh keharuan.

Aku bersenyum-senyum, ada sedikit malu, juga tidak tahu harus berkata apa.

Karena masalah lamaran Timothy Huang dihari sabtu, pagi-pagi, semua orang di kantor berkata selamat kepada aku.

Aku sepanjang pagi, wajahnya tersenyum sudah mau kaku.

Ini belum apa-apa, pada saat siang hari, sampai-sampai Mike Qi yang sudah lama tidak kontak juga menelepon kemari.

Aku beberapa waktu ini agak sedikit sibuk, dia juga bilang ada sebuah proyek baru yang ingin ikut, jadi kita sudah hampir sebulan tidak kontekan, melihat dia menelepon kemari, aku benar-benar merasa kaget.

“Telepon direktur Huang kan?”

Tifanny Xiang yang disamping dengan ekspresi “aku sudah tahu” melihatin aku, aku ada sedikit merasa lucu, mendorong-dorong muka dia, jalan kesamping mengangkat telepon: “Mike Qi.”

“Selamat, Jane Tsu.”

Aku benar-benar tidak kepikiran, dia sekali buka mulut kata pertama adalah ini.

“Aku ada sedikit malu berkata: “Terima kasih.”

“Rencana kapan mau menyelenggarakan pernikahan?”

Aku ada sedikit merasa lucu: “Kenapa kalian semua suka menanyakan pertanyaan ini.”

“Sangat waras, dia sudah melamar, jarak kalian untuk menikah sudah tidak jauh, lagi pula Victor sudah mau umur dua tahun, sudah saatnya harus menikah.”

Dia selama ini selalu begini, aku juga sudah terbiasa, “Lihatlah, tidak secepat ini. Kalau kamu, belakangan ini bagaimana?”

Karena sudah lama tidak kontekan, jadi ngobrol lama sedikit.

Baru saja mematikan telepon, Tifanny Xiang melihat aku: “Aku sudah mendengarkan, bukan telepon direktur Huang ya.”

Aku ketawa sebentar, malah tidak peduli: “Telepon dari seorang teman, dia di kota S.”

“Ganteng tidak?”

Aku tahu Tifanny Xiang single, jadi sangat jujur memberitahu dia: “Lelaki kaya dan ganteng, jika ada kesempatan aku kenalin ke kamu.”

Wataknya Tifanny Xiang lumayan lincah, dengan watak Mike Qi, kurang lebih sama, jika berdua bisa berjalan menjadi satu, benar-benar lumayan cocok.

“Baik baik!”

Aku melihat dia sebentar, memikirkan kapan mau memperkenalkan mereka berdua.

Dengan susah payah tiba waktunya pulang kerja, jalan keluar kantor, orang bagian lain melihat aku juga bilang selamat kepada aku.

Aku benar-benar, sudah tidak tahu harus berkata apa.

Timothy Huang setiap malam datang menjemputku pulang kerja, dulu aku tidak begitu ingin dia datang menjemput aku, hari ini melihat dia aku malah merasa lega, segera membuka pintu mobil masuk kedalam mobil, akhirnya tidak perlu takut ada orang yang kenal aku datang kemari bertanya aku.

“Kamu jalan begitu cepat, apakah dibelakang ada yang mengejar kamu?”

Aku baru saja menutup pintu mobil, Timothy Huang tiba-tiba tanya aku.

Aku tidak enak bilang karena masalah dia melamar, tidak menjawab, pura-pura tidak kedengaran, untung saja dia tidak tanyakan lagi.

Didepan lampu merah, hp aku tiba-tiba berbunyi.

Aku menundukkan kepala melihat petunjuk telepon masuk, tidak menyangka adalah Cedric Xu.

Sebelum mengangkat telepon, aku dengan sadar melihat Timothy Huang sebentar, dia kebetulan menyamping kepala melihat aku: “ada masalah?”

Aku menggeleng-geleng kepala, segera mengangkat telepon: “ini aku, Jane Tsu.”

“Aku sudah lihat dia melamar kamu.”

Meskipun tahu banyak orang akan bicara hal ini, tapi aku juga tidak kepikiran sendiri seharian akan merembes didalam masalah ini.

Mendengar perkataan Cedric Xu, wajahku merasa panas: “iya, aku juga sangat tiba-tiba.”

“Kapan ada waktu, makan bersama?”

“Aku bilang dengan dia dulu, kalau begitu hubungan kita?”

“Kamu jangan bilang, aku yang bilang.”

Aku juga tidak kedengaran apa yang tidak benar, mengangguk-angguk kepala: “baik, aku sudah mengerti.”

“Telepon Cedric Xu?”

Aku baru saja menutup telepon, Timothy Huang tiba-tiba sudah bertanya aku.

Aku melongo sebentar, tidak kepikiran dia benar-benar mendengarkan: “Iya, dia tanya kita kapan ada waktu, makan bersama.”

“Boleh saja, kita kapan saja ada waktu, kamu tanya dia kapan ada waktu, makan bersama.”

Tidak tahu apa aku yang bersalah sangka, aku selalu merasa pada saat Timothy Huang berkata perkataan ini, sepertinya sedang menggigit gigi berkata.

Aku tidak tahan menyampingkan kepala melihat dia, ingin melihat apakah dia ada sesuatu yang tidak benar, akhirnya dia menyampingkan kepala melihat aku sebentar: “kamu melihat aku begini, apa sedang memberi kode apa ke aku?”

Muka aku segera hitam: “mengendarai mobil kamu dengan baik!”

Benar-benar, sedikit-sedikiit mengaitkan kebagian itu, benar-benar tidak sanggup dengan dia.

Jarak perusahaan tidak jauh dari apartemen, sangat cepat sudah tiba didalam komplek.

Mendapat jawaban dari Timothy Huang, malam hari aku telepon memberitahu Cedric Xu, dia mengajak kita besok malam, menyuruh aku membawa Victor.

Beberapa waktu ini semua orang sibuk, Cedric Xu juga sudah hampir tiga bulan tidak melihat Victor, aku tentu saja tidak akan menolaknya.

Baru saja selesai menelepon, Timothy Huang tidak tahu sejak kapan muncul dibelakang aku, langsung memeluk aku: “kamu dengan Cedric Xu sepertinya lumayan akrab ya?”

Aku membalikkan kepala memelototi dia sebentar, sengaja pelan-pelan menjawabnya: “Iya, lumayan akrablah, kamu tidak tahu dia banyak membantu aku?”

“Iya kah?”

Dia menggigit gigi, sepasang mata menunduk melihat aku, sepertinya jika aku berani menjawab satu kata iya, dia akan menggigit aorta aku sampai terbuka.

Aku mendorong dia, “Iya.”

Suara perkataan aku baru saja berhenti, wajah dia langsung menghitam.

Aku lihat dia begitu, tidak tahan ketawa.

“Kamu ketawa apa?”

Dia angkat tangan mencubit aku sebentar, aku merasakan kebahayaan, segera menyimpan ketawanya, menggeleng kepala: “Tidak ada , kamu cepat melepaskan aku.”

Akhirnya, aku baru selesai bicara, dia bukannya melepaskan aku, masih memeluk aku semakin erat, menundukkan kepala menggigit leher aku sesuap.

Dia benar-benar menggigit aku, aku sangat sakit, tidak tahan mengambil nafas: “meringkik, kamu benar-benar menggigit aku?”

“Cedric Xu banyak membantu kamu?”

“Iya lah, waktu itu kamu menyusahi aku, semuanya dia yang membantu aku.”

Ekspresi Timothy Huang bertambah jelek lagi, aku keingat masalah itu, juga tidak ingin melepaskan dia: “waktu itu aku membawa Victor kemari, juga takut ketahuan kamu, semuanya adalah Cedric Xu yang membantu aku atur. Jika bukan dia ------ uh, kamu, kamu melakukan ------”

Dia dengan kejam mencium aku sangat lama, baru melepaskan aku.

Aku segera mendorong dia: “apa yang kamu lakukan, bicara baik-baik, kenapa tiba-tiba ------”

“Kamu bilang?”

Dia berkata, tiba-tiba mengendong aku.

Aku dengan sadar memeluk lehernya dengan erat: “Timothy Huang!”

Dia merespon dengan dingin, mengendong aku langsung berjalan menuju arah kamar.

Hati aku takut sesaat, ingin berontak, sudah tidak sempat, dia mengangkat tangan langsung melempar aku keatas kasur, kemudian dirinya menekan kebawah……..

Novel Terkait

Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
5 tahun yang lalu
Kembali Dari Kematian

Kembali Dari Kematian

Yeon Kyeong
Terlahir Kembali
4 tahun yang lalu
Cutie Mom

Cutie Mom

Alexia
CEO
5 tahun yang lalu
The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
5 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu
Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
4 tahun yang lalu