Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu - Bab 279 Suara Kamu Kecilan Istri

Aku sudah setahun lebih tidak sakit, kali ini bersakitan kurang lebih setengah bulan baru sembuh.

Karena sakit, Timothy Huang selalu tidak membiarkan aku pergi menjemput Victor pulang, dan lagi aku melihat Victor di rumah paman bibi mereka hidupnya juga sangat baik, akhirnya tetap menahannya.

Akhirnya pada saat aku pergi menjemput Victor, Victor lalu memeluk aku langsung menangis.

Victor tumbuh sampai sekarang, pertama kali menangis begitu hebat, waktu dia kecil sudah bukan seorang anak yang suka nangis, malah tidak terpikir dengan karena aku setengah bulan lebih tidak bersama dengannya, dia memeluk aku nangis ember, gimana membujuknya pun juga bujuk tidak bagus.

Seterusnya pulang sampai dalam rumah, Victor tetap menangis saja.

Aku dengan sedikit tidak tau harus berbuat apa lagi, melihat sekali Timothy Huang.

Dia menjulurkan tangan: “Kasih aku Victornya.”

Aku takut Victor nangis begitu lagi tenggorokannya tidak bisa tahan, jadi juga tidak berpikir banyak,

menjulurkan tangan memberikan Victor kesitu.

Tapi Victor memegang aku dengan mati-matian tidak mau melepaskan tangannya: “Mau mama, mau mama!”

Si kecil malang ini, aku tidak enak melepaskannya juga.

“Kalau begitu Victor jangan menangis lagi ya?” Mama yang tidak bagus, mama tidak seharusnya sakit, tidak seharusnya menaruh Victor di paman bibi situ begitu lama dan tidak menjemput Victor pulang, mama yang tidak bagus, Victor pukul mama saja ya?

Membujuk terus membujuk terus, sampai makan malam, Victor baru tidak berlanjut nangis lagi.

Aku menundukkan kepala melihat dia sekali, matanya sudah membengkak, benar-benar melihat aku sampai hatinya sakit ditarik-tarik.

Terpikir satu bulan lebih tidak bertemu dengan Victor, malam Victor menarik aku mau aku tidur bersama dengan dia, aku pikir juga tidak pikir langsung menyetujuinya.

Timothy Huang selesai mandi keluar dan mendorong pintu masuk, melihat aku di atas ranjang Victor,

keningnya melambat-lambat menaik: “Victor masih belum tidur?”

Aku menggeleng-geleng kepala: “Dia sudah tertidur, aku malam ini tidur bersama dia.”

Ekspresi mukanya seketika itu juga langsung menurun kebawah: “Kalau begitu aku?”

Aku tak tertahan merasa lucu: “Kamu sudah begitu besar orangnya, kenapa masih seperti Victor saja, kamu cepat pergi tidur, besok hari sabtu, bukannya bilang mau pergi jalan-jalan ke mol dengan Victor?”

Timothy Huang tidak berbicara, mengangkat kaki berjalan kemari.

Aku melongo sekali, melihati dia, “Kamu ngapain?”

“Aku malam ini juga tidur sini, lagian ranjang cukup besar juga!”

“Kalau begitu kamu tidur di sebelah Victor saja, kamu ngapain tidur kesebelah aku!”

Karena takut Victor tidur jatuh bawah ranjang, aku dengan Timothy Huang telah memesan dan membuatkan ranjang khusus, dua belah menambah kayu pengaman semua.

Aku baru selesai berkata, Timothy Huang langsung dari sebelah aku situ mengangkat kakinya memutar kemari dan naik ke ranjang.

Aku mengangkat tangan mendorong dia sekali, dia langsung menarik pergi selimut menyelip masuk kedalam.

Aku sudah dibikin dia sampai tidak ada pendapat, terpaksa menyuruh dia pergi menutup lampu:

“Kamu mematikan lampunya!”

Victor masih kecil, malam kita selalu meninggalkan satu lampu malam untuknya.

Lampu penerang sudah matikan, cahaya terang yang di dalam kamar seketika itu juga langsung mengelap, aku takut membangunkan Victor, dari awal sudah memindahkan satu selimut baru yang pindah dari kamar ruang tamu kemari dan sendiri menyelimutinya.

Timothy Huang langsung menarik pergi selimut aku, pada mulanya aku menekankan selimutnya, tidak memperhatikannya, ditarik dia, orangnya membalik badan, lalu langsung berhadapan denganya.

“Gerakan kamu pelanan sedikit!”

“Boleh, kalau begitu aku pelanan!”

Dia berkata, tiba-tiba membalikkan badan menahan di atas aku.

Aku melongo, tidak merespon kembali: “Kamu mau ngapain? Victor ada——mm!”

Dia langsung menundukkan kepala lalu menciumnya, aku takut tidak hati-hati kena Victor, juga tidak berani meronta-ronta terlalu besar.

Gerakan Timothy Huang sangat buru-buru, lalu mengangkat tangan langsung mendorong baju aku, aku menyadarinya dia ingin melakukan apa, tak tertahan menendang dia sekali, dia telah mengigit sekali pinggiran bibir aku, mencium mengarah kebawah terus: “Aku sudah mau satu bulan tidak memeluk kamu!”

Aku mengigit gigi, menarik dia: “Apakah kamu begitu buru-buru? Satu malam——ehmm——!”

Aku sedang berbicara, Timothy Huang langsung memasukin tangannya kedalam, aku telah tertangkap dalam tidak sadar, tak tertahan bersuara hm sekali, tapi memikir putranya masih di samping, segera mengangkat tangan menutupi mulut sendiri.

Timothy Huang sepertinya mengetahui hal ini, tau aku tidak akan meronta-ronta, mengangkat tangan dengan nakal bersenyum terhadap aku sekali: “Suara kamu kecilan istri, kalau membangunkan putra… …”

Aku paling tidak tahan begininya dia, tak tertahan memeluk pundak dia dan membuka mulut telah mengigit sekali di atasnya.

Dia dengan pelan-pelan menarik udara, mengangkat tangan memukul sekali paha aku: “Ssst sekali!”

Aku dicium sampai sedikit tak sadar, dengan tanpa sadar telah mendengar perkataannya, merespon kembali dia sedang membukakan celana aku, aku dengan tanpa sadar menurunkan kakinya, akhirnya gerakannya sangat cepat, sebentar saja sudah menarik turun celana aku dari kaki aku.

Aku mengigit dia sekali lagi, dia mengangkat kepala, diatas bibir aku mencium dengan keras sekali: “Apa kamu shio anjing, khusus untuk mengigit orang!”

Berkata, tangan dia di depan dada aku telah memegang dengan keras sekali.

Aku merasa sedikt sakit, juga sedikit melayang-layang, tidak berani teriak, aku juga ingin mengigitnya, tapi dia sepertinya tau aku ingin melakukan apa saja, mengangkat kepala dengan keras memelototkan aku sekali: “Coba gigit lagi!”

Dia berkata, menarik kaki aku taruh di atas pinggangnya: “Menjepit erat!”

Dia sambil berkata sambil mencium aku, napasnya hangat dan kena di badan aku, aku merasa dirinya seperti di dalam air hangat saja.

“Ehmm——”

Pada saat dia masuk, aku tak tertahan berbunyi sekali, terpikir Victor di samping, terpaksa mengigit gigi menahannya.

Timothy Huang mengangkat kepala melihat aku tiba-tiba ketawa sekali, aku memelototkan dia sekali, membuka mulut lalu mengigit langsung di dadanya.

Dia redam berbunyi hm, tenaganya semakin lama semakin besar, pelan-pelan, aku dengan tanpa sadar sedikit-sedikit kehilangan… …

Karena Victor di samping, aku gimanapun juga tidak bersedia datang kedua kali, Timothy Huang hanya bisa membatalkannya.

Pada saat selesai membersihkan keluar, sudah jam sebelas lebih, aku memelototkan sekali Timothy Huang: “Kamu pulang ke ranjang sendiri tidur!”

“Aku tidak mau!”

Aku takut membangunkan Victor, sudah malas bertengkar dengan dia.

Hari kedua tidak sampai jam delapan aku sudah bangun, ingin membalikkan badan, tiba-tiba kepikir dirinya ada di atas ranjang Victor, hanya bisa dengan kaku menghentikannya, menjulurkan tangan menarik sekali Timothy Huang.

Dia baru bangun, menjulurkan tangan menarik aku sekali, “Kenapa?”

“Aku lupa Victor di samping, tadi membalikkan badan hampir tertimpa Victor.”

Dia bersuara hm sekali: “Lihat kamu nantinya masih mau tidur bersama dengan Victor tidak.”

Aku memelototkan dia sekali, mendorong-dorongnya: “Cepetan bangun!”

Karena ada batang pengaman, dan aku selang dengan Timothy Huang lagi, tidak mudah turun ranjang.

Aku setelah selesai sarapan, kami sekeluarga tiga orang merencanakan pergi jalan-jalan ke mol, sekalian membawa Victor pergi ke taman kanak-kanak bermain.

Victor pertama kali bermain diluar, aku mengira dia malu tidak berani bermain dengan anak kecil lainnya, tapi tidak terpikir ternyata sifat dia memang begitu, ini juga sudah masuk TK baru tau.

Melihat Victor tidak begitu berani bermain dengan anak kecil lainnya, aku dan Timothy Huang terpaksa mengakhirinya lebih awal, membawa Victor pergi ke restoran makan malam.

“Jane Tsu!”

Malah tak tersangka bisa ketemu Tiffany Xiang dengan Mike Qi, dua orang ini sudah persiapan mau nikah, Mike Qi sudah minta ijin ke perusahaan, dia beberapa waktu ini disini semua.

“Kebetulan sekali!”

“Ia, Victor kecil, ada kangen ibu angkat tidak?”

Melihat dia melengah Victor, aku juga tidak berbicara dengan dia, melihat ke Mike Qi: “Apakah kalian rencana makan disini? Barengan saja?”

Dia melihat sekali Tiffany Xiang, mengangguk-angguk kepala: “Kalau begitu barengan saja.”

“Apakah pernikahan kalian masih mau ke Kota T situ merayakannya?”

Tiffany Xiang mengeleng-geleng kepala: “Tidak kesitu, kami berdua disini saja, jadi rencana merayakan sekali saja sudah bisa.”

Aku melihat ke Mike Qi, dia mengerti aku ingin bertanya apa, “Tiffany Xiang baru hamil tidak lama, maksud ibu aku tidak perlu begitu capek.”

Aku mengertinya, pantesan Tiffany Huang berkata begitu tenang dan berterus terang.

“Tante belakangan ini kesehatannya baik tidak?”

“Baik, dia selalu memikirkan kamu dan Victor.”

Aku sedang berbicara, dalam mangkuk tiba-tiba menambah satu potong daging.

Aku memiringkan kepala melihat sekali Timothy Huang, “Kamu makan saja, aku sendiri bisa mengambil.”

“Oh.”

Sepertinya sedikit tidak senang.

Novel Terkait

After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
4 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Innocent Kid

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milea Anastasia
Percintaan
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Star Angel
Romantis
4 tahun yang lalu