Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu - Bab 198 Jane TsuKamu Mau Ribut Gimana Terserah
Dia bukan saja tidak melepaskan tangannya, tapi juga menarik aku dengan keras ke dalam pelukannya.
Kalau beberapa kali sebelumnya aku hanya sebel, tapi kali ini aku benar-benar marah.
Pada saat dia mengangkat tangan dan menarik aku ke dalam pelukannya, aku mengangkat tangan memberi dia satu tamparan.
“Plak”
Ini aku menamparnya dengan tenaga, mukanya Timothy Huang segera muncul tanda lima jari aku.
Kulitnya lebih putih dibanding pria umumnya, tanda lima jari yang aku pukul tercetak di wajahnya, sangat jelas.
Kalau biasanya, aku melihat, meskipun semarahnya aku, dalam lubuk hatinya selalu terasa agak sakit .
Tetapi rasa sakit di dahi aku sekarang telah mengingatkan aku, apa yang dia tadi lakukan.
Aku sama sekali tidak merasa sayang kepada dia, aku hanya menyayangii diriku sendiri.
“Lepaskan!”
Aku melihatinya, wajah mukanya membiru.
Dia tunduk kepala melihat aku, menahan sepasang tangan aku dengan erat, satu badan aku di tekan dalam pelukannya, tidak bisa bergerak sama sekali.
“Apakah marahnya sudah hilang?” kalau belum, maukah pukul lagi sebelahnya, biar bisa seimbang?”
Ekspresinya sangat serius, tapi perkataan yang di keluarkan malah sangat kurang ajar.
Aku marah sampai tangan gemetaran: “Timothy Huang, aku bilang, lepas tangan kamu!”
“Tidak mau lepas, Jane Tsu, aku bersalah, kamu jangan marah.”
Dia menundukkan kepalanya dan menekan bahuku dengan dagunya, memaksa menahankan satu badan aku.
Aku mendengar perkataannya, hanya merasa lucu saja: “Kamu bersalah? Tidak, kamu mana ada salah, yang salah itu aku!”
Pada awalnya bersumpah dengan setulus-tulusnya bilang mempercayai aku, tapi sekarang?
Kepercayaan itu seperti begini?
Aku boleh menahan rasa cemburunya, karena ini pertanda dia mencintai aku.
Tetapi beginikah dia mencintaiku?
Sedangkan sendiri tidak jujur kepada aku masalahnya Michelle Lin, sendirinya malah duluan mencurigai aku dan Cedric Xu, dan bertanya saja juga tidak tanya.
Aku benar-benar tidak tahu haruskah aku mempercayainya lagi, dia sudah bukan pertama kali tidak
mempercayai aku.
Dari dulu begitu, selalu menganggap dirinya benar, juga tidak pernah bertanya ke aku, langsung memberi hukuman mati kepada aku.
Aku sudah bukan gadis kecil yang umur dua puluh, aku sudah berumur tiga puluh, anakku sudah bisa memanggil aku ibu.
Meskipun aku tidak ingin mengakuinya, tapi aku mau tidak mau harus mengakuinya juga, aku juga tidak ada modal alamiah sama sekali.
Tapi sebenarnya, aku juga sudah tidak polos lagi.
Aku benar-benar sudah lewat masa usia yang di bujuk bisa langsung memaafkan seseorang,di banding kata-kata manisnya, aku lebih ingin melihat perubahannya yang berpijak pada realitas, biarpun hanya sedikit aja.
“Aku tahu aku bersalah, Jane Tsu, aku benar-benar sudah tahu.”
Perkataannya bunyi di telinga aku, aku sama sekali belum pernah terasa begitu sindir.
Perkataan- perkataan ini, aku sendiri tidak tahu sudah mendengar berapa kali, sama persis.
Pada awalnya berada di kota D juga begitu, dan awalnya kita masih belum bercerai, dia juga bilang begitu.
Dia berkali-kali mengaku salah, berkali-kali memberi janji, tapi pada akhirnya tetap saja mengulang lagi.
Mungkin perempuan lain akan sangat senang, tapi aku tidak bisa.
Jelas jelas suami istri adalah hubungan dua orang yang paling intim di dunia ini, aku dan dia baru
pasangan yang menemani selama sisa hidup, tapi tetap saja tidak bisa memiliki kepercayaannya.
Masih adakah masalah yang lebih konyol dari ini?
Dua orang yang saling mencintai, oh bukan, secepat mungkin, kita akan menjadi suami istri. Suami istri yang saling mencintai, bahkan sedikit memiliki dasar kepercayaan juga tidak ada.
Bukankah ini lucu?
Ini bukan hanya sekedar konyol saja, ini juga menyedihkan!
Aku tidak ingin berdebat dengan dia, juga tidak ingin membicarakan apapun, “lepas kamu, aku sakit kepala, ingin mandi dan pergi tidur.”
Mungkin perkataannya sedikit berpengaruh, dan akhirnya Timothy Huang melonggarkan tangannya, tapi tetap tidak melepaskan tangannya.
Dia menundukkan kepalanya dan melihat ke aku, dengan sangat hati-hati: “Apakah kamu sudah memaafkan aku?”
Aku tidak melihatinya, juga tidak menjawab pertanyaannya, hanya berkata: “Dahi aku sakit.”
Dia kira-kira juga sudah tau pemikiran aku, wajah mukanya sangat tidak baik, sampai akhirnya dia tetap melepaskan tangannya juga.
Aku pergi dari pelukannya, satu tatapan pun juga tidak melihatinya, mengangkat kaki jalan ke depan, tapi dia tetap tidak mau menyerah dan di belakang aku berkata: “Jane Tsu, kamu mau ribut gimana terserah, tapi kamu tidak boleh bilang putus.”
Aku menarik sudut mulut ke kiri kanan, tidak berkata, dan berjalan ke kamar.
Ribut?
Aku mana ada tenaga ribut dengannya, aku sudah kehabisan tenaga.
Perang dingin sangat menyakiti perasaan, walaupun sebelumnya aku juga pernah perang dingin dengan Timothy Huang, tapi aku hanya ingin mengabaikannya selama beberapa hari, bukan benaran mau perang dingin dengan dia, juga bukan benar-benar ingin mau pisah dengan dia.
Tetapi setelah malam ini, aku benar-benar harus memikirkannya lagi masalah aku dan dia, harus
bagaimana melanjutkan masa depannya nanti.
Aku dan Timothy Huang sudah tidak kecil lagi, tapi kalau kita benar-benar bertengkar, juga tidak lebih baik dibanding anak muka.
Sekali dua kali bisa di katakan menyenangkan, kalau berkali-kali begini, sudah bukan menyenangkan lagi.
Aku merasa, aku dengan Timothy Huang, sifat tidak terlalu cocok.
Ini adalah sebuah masalah yang fatal.
Sifat tidak cocok.
Dulunya aku tidak terlalu mengerti kenapa pasangan bisa berpisah, gimana mungkin ada alasannya karena sifat tidak cocok?
Tetapi sekarang terjadi pada dirinya sendiri, aku malah sedikit mengerti.
Kalau ganti jadi orang lain, aku akan berpikir dua hal sekecil ini, pastinya tidak akan ribut sampai seperti aku dan Timothy Huang sekarang ini.
Aku mengenal Timothy Huang sudah lima tahun, tidak pernah kebingungan seperti sekarang ini.
Aku dan dia sebenarnya masih bisakah berjalan terus?
Meneruskannya, kalau kejadian begini terus bertimbul, aku berani menjamin, apa setiap kali kita berdua dapat mempertahannya?
Betapa dalamnya perasaan, jika ribut terus, pasti suatu hari nanti, juga ada satu sisi yang lelah.
Bilang aku penakut bagus, bilang aku egois juga bagus, yang penting aku sekarang, sudah tidak takut lagi, ingin menghindarinya.
Selesai mandi keluar, aku baru sadar di dahi aku ada benjolan biru, karena ada rambut menutupinya, tidak terlalu kelihatan juga, tapi jika rambutnya di naikin, dapat melihat benjolan yang sebesar koin.
Aku tahu Timothy Huang bukan sengaja, tapi membikin jadi begini, tak lain hanya pencurigaan dia terhadap aku.
Mengingat sampai disini, aku kembali kepermulaannya lagi.
Sungguh menyebalkan, dan tidak tau juga harus gimana, bagaimanapun juga aku sekarang bukan hanya diri aku sendiri.
“Jane Tsu.”
Aku baru saja mau tidur, tidak tahu Timothy Huang gimana masuknya.
Dia berdiri di tempat yang berjarak satu meter lebih dari aku, tidak bergerak lagi, menunduk kepala melihat aku: “Sorry.”
Dia barusan mandi, tanda tamparan di mukanya sudah menghilang sedikit, rambut yang baru cuci turun kebawah, terlihat seperti tidak bersalah.
Aku hanya melihat dia sebentar, “kamu keluar saja, aku sudah mau tidur, besok masih harus pergi kerja.”
“Ayo kita bicarakan.”
Dia maju satu langkah ke depan, jarak antara aku dan dia mendekat sedikit.
Aku tidak tahan langsung mengerutkan keningnya: “kamu jangan jalan kemari.”
Dia benar-benar tidak bergerak lagi, aku mengangkat tangan dan menekan dahi yang bagian ketabrak: “Hari ini sudah malam sekali, ada urusan apa, besok saja baru dibicarakan.”
Sebenarnya, aku tidak ada yang harus bicarakan kepadanya.
Dia sepatah kata pun tidak mengucapkannya sudah langsung pergi berdinas ke luar daerah, selama pergi menelepon sekali pun dan memberi sedikitpun kabar juga tidak ada, sekali pulang sudah hampir berantem dengan Cedric Xu.
Aku benar-benar tidak tau sendirinya dengan dia masih ada apa yang harus dibicarakannya, satu-satunya yang ingin aku lakukan sekarang adalah tidur.
Dua hari ini bermain banyak, badannya sangat lelah, hari ini ketemu masalah begini, hatinya lebih lelah lagi.
Tetapi dia selalu begitu, saat sendirinya ingin membicarakan, aku pun harus menurutinya.
Aku baru mengatakannya, dia sudah maju menarik aku: “Sepuluh menit saja.”
Novel Terkait
Istri ke-7
Sweety GirlAku bukan menantu sampah
Stiw boyThe Sixth Sense
AlexanderMarriage Journey
Hyon SongMy Only One
Alice SongMy Charming Wife
Diana AndrikaAwesome Guy
RobinJika bertemu lagi, aku akan melupakanmu×
- Bab 1 Pacarku selingkuh
- Bab 2 Kamu pantas mendapatkannya
- Bab 3 Jane, kamu berani sekali
- Bab 4 Kamu sedang menolakku?
- Bab 5 Tak membiarkan aku menyentuh mu, lalu siapa lagi?
- Bab 6 Aku benar-benar salah paham
- Bab 7 Apakah Kamu Hamil?
- Bab 8 Satu-satunya harapan
- Bab 9 – Kau begitu teguh, apakah tidak sulit?
- Bab 10 Jane Tsu, kau cari mati?
- Bab 11 Aku sangat tidak suka ditolak
- Bab 12 Bos Timothy yang menyuruhku untuk memanggilmu
- Bab 13 Sudah Malam, Aku Ingin Pulang
- Bab 14 Aku tidak suka berutang kepada orang lain
- Bab 15 Pria tidak memiliki hal yang baik
- Bab 16 Kamu terlalu menganggap tinggi dirimu sendiri
- Bab 17 Kamu mungkin harus memanggilku Tante
- Bab 18 Hal yang tidak kamu sangka masih sangat banyak
- Bab 19 Kamu hanya bisa ada satu pikiran
- Bab 20 Hanya Anakku yang boleh Memanggilku Ayah
- Bab 21 Identitas bibi Shirley Yao, mungkin cukup menarik
- Bab 22 Aku Ingin Menikah dengan Jane Tsu
- Bab 23 Asalkan Kamu Mau Menikahiku, Aku Mau Menikah Denganmu
- Bab 24 Maaf Sudah Merepotkanmu, Jane
- Bab 25 Anak ku sudah tidak ada
- Bab 26 Aku Tidak Menahan Timothy huang
- Bab 27 Apa Kita Akan Tetap Menikah?
- Bab 28 Jane Tsu, mari kita menikah
- Bab 29 Mengucapkan selamat tinggal pada orang yang pernah dicintai
- Bab 30 Jangan akting lagi, sangat menjijikan
- Bab 31 Tidak akan ada orang yang mengganggumu lagi
- Bab 32 Aku adalah menantu keluarga huang
- Bab 33 Apakah kamu bersedia menikah denganku
- Bab 34 Disiapkan Berdasarkan Ukuranmu (1)
- Bab 34 Disiapkan Berdasarkan Ukuranmu (2)
- Bab 35 Kami telah menikah (1)
- Bab 35 Kami telah menikah (2)
- Bab 36 Memang Untukmu (1)
- Bab 36 Memang Untukmu (2)
- Bab 37 Rencana Jahat (1)
- Bab 37 Rencana Jahat (2)
- Bab 38 Siapa Berani Berkata (1)
- Bab 38 Siapa Berani Berkata (2)
- Bab 39 Istri Timothy Huang (1)
- Bab 39 Istri Timothy Huang (2)
- Bab 40 Terima Kasih Sudah Menyelamatkan Istriku (1)
- Bab 40 Terima Kasih Sudah Menyelamatkan Istriku (2)
- Bab 41 Aku melihatnya menjulurkan tangan membuka bajumu
- Bab 41 Aku melihatnya menjulurkan tangan membuka bajumu (2)
- Bab 42 Pertengkaran suami istri berakhir di ranjang
- Bab 43 Tolong anakku
- Bab 44 Tidak ada yang lebih penting daripada dirimu
- Bab 45 Siapa yang memohon kepadamu adalah anjing
- Bab 46 Wanitaku, tidak perlu menahan semuuanya sendiri
- Bab 47 Istriku, tidak dapat dengan mudah dirugikan.
- Bab 48 Timothy Huang, kamu sungguh tampan.
- Bab 49 Aku menjaga kakek kamu bisa tenang
- Bab 50 Direktur Huang, jangan marah.
- Bab 51 Berani Kamu Menyentuhku!
- Bab 52 Kembali Kamu, Timothy
- Bab 53 Aku Sungguh Bodoh
- Bab 54 Ada Beberapa Hal, Lebih Penting dari Kesehatan
- Bab 55 Timothy, Kita Berpisah Secara Baik-Baik
- Bab 56 Ini hanya permulaan
- Bab 57 Aku Tidak Mengerti Apa Maksudmu
- Bab 58 Semua sudah ku pikirkan dengan baik
- Bab 59 Aku sangat senang, Jane Tsu
- Bab 60 Direktur Huang, Kenapa Kau Begitu Baik Padaku
- Bab 61 Apa hubunganmu dengan Timothy Huang
- Bab 62 Kalau begitu kita bercerai
- Bab 63 Jane Tsu, kamu mengundurkan diri saja.
- Bab 64 Kamu bodoh atau tidak?
- Bab 65 Kamu adalah istriku
- Bab 66 Dimana aku, Dimana rumahmu?
- Bab 67 Coba untuk tidak percaya padaku lain kali
- Bab 68 Jangan terlalu kekanak-kanakan
- Bab 69 Balik dan ganti bajumu
- Bab 70 Jelas-Jelas itu kau sendiri
- Bab 71 Timothy, Sudah cukup?
- Bab 72 Apakah semua pria suka dengan yang baru dan meninggalkan yang lama
- Bab 73 Masa depan, tak ada yang tahu.
- Bab 74 Mirip apa sekarang kamu ini
- Bab 75 Kamu adalah Nyonya Timothy, dan sekertaris Jane
- Bab 76 Jane, kemari dengan ku
- Bab 77 Puas dengan yang kamu lihat?
- Bab 78 Pulang ke rumah lebih awal
- Bab 79 Ada hal yang penting yang ingin ku sampaikan
- Bab 80 Jane, kamu punya aku
- Bab 81 Apakah kali ini kamu bisa percaya padaku
- Bab 82 Kamu mencintaiku, tapi kamu tidak percaya padaku
- Bab 43 Timothy Huang, mari kita bercerai
- Bab 84 Kenapa kamu menjebakku
- Bab 85 Mari pergi ke biro urusan sipil untuk mengambil surat perceraian
- BAB 86 Hal yang tidak diketahui ku
- BAB 87 Timothy, Mari berpisah dengan damai
- Bab 88 Hamil
- Bab 89 Aku sudah mau pergi
- Bab 90 Mike Qi
- Bab 91 Anak Yang Gemuk
- Bab 92 Mike Qi adalah Pria Yang Baik
- Bab 93 Jane Tsu, Aku Ingin Menjadi Ayah Victor
- Bab 94 Tidak perlu mengucapkan terimakasih padaku!
- Bab 95 Kembali ke tempat semula
- Bab 96 Sudah lama tak bertemu!
- Bab 97 Direktur Huang, Apa yang ingin kamu lakukan
- Bab 98 Timothy Huang, Kau Jangan Keterlaluan Mengganggu Orang
- Bab 99 Aku Bahkan Belum Melupakannya Sedikitpun
- Bab 100 Lelaki Nona Tsu berganti Dengan Sangat Cepat
- Bab 101 Apa Kau Sudah Gila, Timothy Huang
- Bab 102 Setelah Ini Aku Tidak Akan Pernah Datang Lagi
- Bab 103 Orang Itu Timothi Huang Atau Bukan
- Bab 104 Kau Sedang Marah Apa
- Bab 105 Ayo kembali pergi berobat
- Bab 106 Takut Apa Kamu Jane?
- Bab 107 Manusia Itu Mulia Karena Tahu Keterbatasan Dirinya Sendiri
- Bab 108 Akan Kubunuh Kamu
- Bab 109 Aku Tidak Akan Menyerah
- Bab 110 Mau Ngapain Kamu Sebenarnya?
- Bab 111 Jane, Victor tersenyum padaku
- Bab 112 Kamu siapa?
- Bab 113 Kamu merasa bersalah, tak berani menatap ku?
- Bab 114 Kamu jangan kelewatan
- Bab 115 Aku menginginkan mu, Jane
- Bab 116 Kelihatan Konyol
- Bab 117 Tidak Seperti Yang Kamu Pikirkan
- Bab 118 Jane, Aku Merasa Tidak Enak Sekali
- Bab 119 Aku Tidak Akan Menikah Dengan Nicole
- Bab 120 Jangan Pergi, Jane
- Bab 121 Kita tak akan kembali
- Bab 122 Kamu tadi begitu terpesona
- Bab 123 Tidak akan ada hari seperti itu
- Bab 124 Jane, lama tak berjumpa
- Bab 125 aku sudah memikirkan nya.
- Bab 126 Apakah kamu begitu membenciku?
- Bab 127 Kamu pikir aku akan melakukan apa?
- Bab 128 Apakah ada sedikit karenaku?
- Bab 129 Kamu juga tahu bagaimana ia marah
- Bab 130 Mandilah denganku, Jane
- Bab 131 Kita sudah tidak ada hubungan apa-apa
- Bab 132 Victor Juga Anak Aku
- Bab 133 Bolehkah kamu memberikan aku satu kesempatan lagi?
- Bab 134 Segitu Tak Sabarnya Kamu Mau Pergi Dari Aku
- Bab 135 Ibuku Juga Senang Sama Kamu
- Bab 136 Dengan Begitu Aku Baru Bisa Cium Kamu
- Bab 137 Lepasin Aku, Timothy
- Bab 138 Sebenarnya Kamu anggap apa aku ini?
- Bab 139 Manajer Lin suka kali ya sama kamu?
- Bab 140 Jane, apa maksud kamu?
- Bab 141 Sakit sekali gila!
- Bab 142 Lusa Pergi
- Bab 143 Tidak ada kesempatan untuk bertemu lagi
- Bab 144 Banyak tuh orang yang mengejar nona Su
- Bab 145 Suatu hal yang menarik
- Bab 146 Kamu mikir terlalu banyak
- Bab 147 Timothy Kecelakaan
- Bab 148 Aku juga merasa diriku lucu
- Bab 149 Sudah, jangan ngomong lagi Jane
- Bab 150 Selamat pagi Jane
- Bab 151 Orang datang dan pergi
- Bab 152 Kamu menyiapkan untuk ku?
- Bab 153 Jane, aku belum membuat perhitungan dengan mu
- Bab 154 Aku tak bisa menerima mu lagi
- Bab 155 ini Paket untuk mu
- Bab 156 Kalau Kamu Sudah Kenyang, Kamu Baru Kuat Untuk Memukulku
- Bab 157 Bukankah Aku Sudah Menolakmu?
- Bab 158 Jangan Menggoda Laki-laki Lain
- Bab 159 Berpikir Memilih Siapa
- Bab 160 Ikuti Kata Hati
- Bab 161 Cepatlah pergi ke sampingnya
- Bab 162 Aku ingin memelukmu
- Bab 163 Tolong temani aku beberapa hari ini
- Bab 164 Apa yang terjadi padamu hari ini?
- Bab 165 Timothy Huang, jangan seperti ini
- Bab 166 Aku Cinta Kamu
- Bab 167 Turun Sendiri atau Aku akan Menggendongmu?
- Bab 168 Kebetulan, Aku Juga Mau Mandi
- Bab 169 Aku Pulang Denganmu
- Bab 170 Kau Jangan Mengucapkan Kata-kata yang Begitu Melukai Orang
- Bab 171 Aku hanya cemburu kepada Michael Qi
- Bab 172 Pria mana lagi yang seperti dia
- Bab 173 Kamu bilang apa yang harus kulakukan
- Bab 174 Terimakasih sudah menungguku
- Bab 175 Masih dengan kata sandi yang sama
- Bab 176 Kau Jangan Pergi Lagi, Ya?
- Bab 177 Aku Mengingat Kata-Kata Mu
- Bab 178 Dia Adalah Isteriku
- Bab 179 Tidak Masalah, Kau Tidak Perlu Bergerak
- Bab 180 Setelah Aku Sadar
- Bab 181 Aku bantu kamu ngomong
- Bab 182 Tunggu aku, tidak lama kok
- Bab 183 Kamu begitu antusias, aku jadi tak bisa menghadapi
- Bab 184 Teman waktu dulu
- Bab 185 Kejutan
- Bab 186 Tidak Bisa Menjualmu
- Bab 187 Jane, Menikahlah Denganku
- Bab 188 Berpura-pura Tidak Melihat Apapun
- Bab 189 Hal Yang Sangat Penting
- Bab 190 Direktur Huang Cemburu
- Bab 191 Rencana Kapan Menikah
- Bab 192 Kapan Menikah
- Bab 193 Sungguh Tidak Tahu Malu
- Ba'b 194 Masalah Tidak Normal Pasti Ada Sesuatu Yang Aneh
- Bab 195 Kamu Sudah Memikirkan Perasaan Aku?
- BAB 196 Terjadi Sedikit Konflik
- Bab 197 Kamu Selamanya Begitu, Selalu Menganggap Sendiri benar
- Bab 198 Jane TsuKamu Mau Ribut Gimana Terserah
- Bab 199 Mungkin Terlalu Mencintaimu
- Bab 200 Tidak Apa, Aku Hanya Sudah Terbiasa
- Bab 201 Timothy Huang, tidak bisakah kamu mempertimbangkannya untukku?
- Bab 202 Tidak ada seorang pria yang bisa bertahan
- Bab 203 Biarkan saja masalah itu berkembang dengan sendirinya
- Bab 204 Sudah setengah bulan
- Bab 205 Apakah kamu akan merindukanku?
- Bab 206 Telepon dua kali sehari
- Bab 207 Salju lebat
- Bab 208 Aku merindukanmu
- Bab 209 Mengapa Kamu Bisa Disini?
- Bab 210 Jangan Menggangguku, Timothy
- Bab 211 Direktur Huang Sudah Tidak Sabar Menunggu
- Bab 212 Membuatmu Merindukanku
- Bab 213 Selamat datang kembali Jane Tsu
- Bab 214 Mau aku peluk tidak, Tsu Tsu?
- Bab 215 Jane Tsu, menikah lah denganku
- Bab 216 Terima kasih Jane Tsu
- Bab 217 Silahkan Nyonya Huang mengikuti standar ini
- Bab 218 Timothy, haruskah begitu?
- Bab 219 Apakah kamu tidak memiliki komentar kepada istriku?
- Bab 220 Kamu pikir saja sendiri
- Bab 221 Kamu tidak bercanda kan?
- Bab 222 Lain kali harus ingat
- Bab 223 Aku sangat mencintaimu
- Bab 224 Kalau begitu kamu jangan mengganggunya
- Bab 225 Aku tidak bilang kamu tidak boleh ikut pergi
- Bab 226 Kamu adalah ayah kandung Victor
- Bab 227 Jane, Aku gugup
- Bab 228 Sudah Cukup
- Bab 229 Kamu tidak perlu khawatir, aku ada disini
- Bab 230 Timothy, Aku ingin menciummu
- Bab 231 Aku tidak akan mendengarkan penjelasanmu
- Bab 232 Masalah ini adalah Michelle Lin yang melakukannya
- Bab 233 Kamu sangat berantusias
- Bab 234 Pilihanku adalah Jane Tsu
- Bab 235 Memberitahumu setelah kembali
- Bab 236 Aku akan memperlakukanmu dengan baik selamanya
- Bab 237 Selalu ditindas orang
- Bab 238 Hubunganku dengannya tentu baik
- Bab 239 Sangat terkejut ya, Jane Tsu?
- Bab 240 Kedamaian nyata atau palsu
- Bab 241 Jane Tsu, Jangan Angkuh
- Bab 242 Apa untungnya menipumu!
- Bab 243 Apakah pekerjaan lebih penting dari istri?
- Bab 244 Nyonya Huang, Nyonya Hebat Sekali
- Bab 245 Biarkan suamimu ini menghiburmu
- Bab 246 Alasanmu ini tidak masuk akal
- Bab 247 Playing Victim
- Bab 248 Dengar-dengar ada yang menindasmu
- Bab 249 Jangan ditahan sendiri jika ada yang salah
- Bab 250 Aku Harus Memilih Makanan Yang Paling Mahal
- Bab 251 Kita Tidak Saling Kenal
- Bab 252 Isteriku Tidak Menginginkannya
- Bab 253 Aku Akan Berusaha
- Bab 254 Kamu Tidak Tahu Apa Yang Laki-Laki Inginkan
- Bab 255 Kecuali Kamu Memberinya Obat Dosis Tinggi
- Bab 256 Sangat Merindukanmu
- Bab 257 Kamu Berpikir Terlalu Jauh
- Bab 258 Jangan Harap
- Bab 259 Terlalu Banyak Informasi
- Bab 260 Mengapa Kamu Di Sini?
- Bab 261 Kalian Bicarakan Baik-baik
- Bab 262 Bukan Karena Ini
- Bab 263 Kamu Ini Benar-benar Menyembunyikan Masalah Dari Aku
- Bab 264 Bodoh
- Bab 265 Mendingan Melahirkan Seorang Putra Kandung Sendiri
- Bab 266 Victor Tidak Ada Dirumah
- Bab 267 Aku Setiap Hari Paling Sedikit Telepon Kamu Sekali
- Bab 268 Nyonya Huang, Ingat Status Kamu
- Bab 269 Ini Aku Tidak Bisa Menyetujui Kamu
- Bab 270 Jika Begitu Kamu Mengajarkan Aku Sebentar
- Bab 271 Aku Benar-Benar Mengagumi Anda
- Bab 272 Aku Tentu Saja Tidak Akan Sungkan
- Bab 273 Kamu Jangan Marah
- Bab 274 Cinta Yang Kuat Begitu Juga Tanggung Jawab
- Bab 275 Aku Hanya Ingin Pulang Melihat Victor
- Bab 276 Terima Kasih Atas Susah Payahnya Kamu, Direktur Lu
- Bab 277 Mungkin Ini Baru Namanya Perempuan
- Bab 278 Masih Berkelakuan Seperti Seorang Anak Kecil Saja
- Bab 279 Suara Kamu Kecilan Istri
- Bab 280 Sangat Patuh, Istri
- Bab 281 Aku sedikit iri padanya
- Bab 282 Hal yang dulu
- Bab 283 Seluruh dunia tahu
- Bab 284 menggunakan sisa hidupku
- Bab 285 Masih ada kejutan, Nyonya Huang
- Bab 286 Aku bilang istriku cantik
- Bab 287 Aku tahu kamu ingin kesini
- Bab 288 Semuanya salahmu
- Bab 289 Sayang, bisakah kamu menggendongku?
- Bab 290 Timothy, aku sangat mencintaimu
- Bab 291 Dalam kehidupan ini, hanya kamu
- Bab 292 Nyonya Huang, berani bertaruh?
- Bab 293 Nyonya Huang, kamu kalah
- Bab 294 Lagian bukan belum pernah menyentuhnya
- Bab 295 Aku tidak akan bicara dengan pria tidak dikenal lagi
- Bab 296 Timothy Huang, tenang sedikit.
- Bab 297 Aku hamil
- Bab 298 Aku mencintaimu