Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu - Bab 152 Kamu menyiapkan untuk ku?

" Bibi Fan, itu kamu-----bagaimana kamu, Timothy?"

Aku tak menyangka saat aku membuka pintu aku melihat Timothy Huang, Dia sepertinya tak puas dengan reaksi ku, raut wajhnya dingin: "Apa maksud mu Jane?"

Sambil bicara, ia tak menunggu reaksi ku, dan masuk.

Aku hanya sendiri disini, tenaga ku tak lebih kuat darinya.

Jarak dari terakhir kali aku mencarinya sudah hampir satu bulan, aku tak menyangka ia akan kemari.

Aku melihatnya berjalan masuk, aku menutup pintu, menoleh melihat ia dengan santai menggantung dasinya di gantungan baju, melepas sepatum menoleh ke arah ku, "Sandal dimana?"

Aku menunjuk sepasang sandal berwarna biru di rak sepatu: " Kamu buta?"

Raut wajahnya suram: " Jane, kamu memberiku sandal milik orang lain?

Aku belum setuju ia sudah masuk duluan, dan sekarang sangat sembarang, aku tak ingin memperdulikan nya: " Terserah kamu."

Selesai bicara, aku melangkahkan kaki ku, dan ia menarik ku: " Kamu berani sekali memberiku sandal yang sudah pernah di pakai mike"

Aku terdiam. " Ini sandal siapa?"

Dia kembali bertanya, aku sedikit kesal: " Lepaskan aku, terserah kamu, kamu direktur Huang sangat hebat, panggil saja orang untuk membelikan yang baru, kalau tidak keluar dari rumah ku."

Tapi tenagaku tak sekuat dirinya, awalnya aku tak ingin berdebat dengannya, tapi ia malah bertanya: " Jangan bilang kamu menyiapkan sandal ini untuk ku?"

Aku menjawab dingin: " Kamu berlebihan."

Dia masih belum melepaskannya, menahan ku dan memaksa ku melepaskan sandal yang ku pakai, menunduk dan melihatnya, "Aku lihat ini sandal baru."

"Lepaskan!"

Kamu mengaku dulu, kamu menyiapkan ini untuk ku!"

Aku benar-benar tak pernah menjumpai orang yang tak tahu malu seperti ini, : " Sandal ini di siapkan untuk tamu, hanya saja sebelum kamu memakainya ini masih baru."

"Oh, kebetulan."

Dia melepaskan ku, melihat ku sengaja.

Sandal itu di siapkan untuk tamu, tapi karena ia berkata begitu, membuatku sepertinya sengaja menyiapkan untuknya.

Aku tak ingin berbicara dengannya, dan aku berjalan ke meja makan menyuapi Victor Tsu.

Victor Tsu sekarang sudah bisa makan sendiri, tapi apabila tidak di perhatikan, makanannya akan berantakan.

Ini bukan, membuat Timothy Huang salah paham, aku duduk kembali di meja makan melihat beberapa bulir nasi di wajah Victro Tsu, duduk di kursi balita, tangan kecilnya memegang sayur.

Melihat ku, ia dengan mata bulatnya menatap ku: " Ibu, aku mau! mau!"

Ia menunjuk melon itu, wajahnya bersemangat.

Aku mengambil tisu, dan berkata: " Bukannya ibu sudah bilang, kalau makan tak boleh buru-buru?"

" Tidak!"

Victor Tsu sudah satu setengah tahun, bisa bicara yang sederhana, tapi kalau kalimat di sambungkan ia agak kaku.

Mendengar aku mengatakan ia makan terburu-buru, ia hanya berkata tidak.

"Victor."

Aku baru membantu Victor bersih-bersih, Timothy Huang datang.

Dia tak segan, pergi ke dapur mengambil piring dan sumpit, menaruh kursi di samping Victor Tsu.

Victor tak punya kesan terhadapnya, biarpun ia semakin bertumbuh besar, dia tidak takut orang asing seperti dulu, melihat Timothy, dia tersadar, dan mengajukan tangan kecilnya ke hadapan ku: " peluk, ibu, peluk!"

"Victor, aku ayah."

Timothy mau memeluknya, victor tak mau.

Aku juga tak peduli, bagaimanapun hubungan aku dengan Timothy, Victor Tsu tetap anaknya.

Hanya bila ia tak mengambil Victor Tsu dari ku, aku akan membiarkan mereka bersama.

Dulu aku benar-benar sedikit egois, tapi setelah tumbuh besar Victor, Saat aku membawa Victor bermain di taman, selalu ada orang yang menanyakan ku tentang ayah Victor.

Saat itu aku merasa tak nyaman, saat Victor akan semakin dewasa, dia akan menghadapi pertanyaan teman-temannya, aku tak bisa membuat Victor merasa tak nyaman sepertiku.

Aku selalu berkata aku dan ayah Victor Tsu bercerai, tapi sebagian orang tak percaya, selalu ada yang bilang aku adalah wanita simpanan, kalau tidak bagaimana punya uang untuk membeli apartment.

Kamu lihat, aku menjelaskannya dengan sangat jelas, tapi selalu saja ada yang berpikir macam-macam. Dan bila Victor Tsu besar nanti, anak kecil tak punya sifat jahat, tapi pengaruh orang sekitarnya sangat besar. Kalau aku terus menyembunyikan ayahnya dari Victor, dia nanti akan di tertawakan teman-temannya.

Ternyata, setelah menjadi ibu, pikiran ku semua mengarah ke anak.

"Wa-----ibu! aku mau!"

Tangisan Victor membuatku tersadar, dia di peluk Timothy Huang, tangan kakinya tak berhenti bergerak, menangis dan memberontak.

Timothy Huang kerepotan, aku hanya melihat di sebelah.

"Jane."

Dia kewalahan, memanggilku.

Aku melihat Victor menanggis sangat hebat, hanya bisa mengulurkan tangan.

Baru saja memeluk Victor, dia cepat-cepat memeluk leherku, membuat ku luluh: Sudah, Victor, dia ayah mu!"

Sambil bicara aku menunjuk Timothy huang.

"Victor, aku ayah mu."

Melihat Timothy Huang, Victor semakin memeluk ku erat, aku tahu ini karena Victor jarang melihat Timothy Huang.

" Kenapa ia takut pada ku?"

Timoty Huang menyadari Victor Tsu tak ingin dekat dengannya, dan bertanya.

Aku menunduk melihat Victor Tsu, dan berkata: "Dia takut orang asing."

"Asing? aku ayahnya!"

Aku menjawabnya dingin: " Dia baru berumur satu setengah tahun, dan jarang melihat mu."

Selesai bicara, Raut wajah Timothy Huang menjadi dingin.

aku memutuskan diam, kalau bukan karena ada Victor, aku pasti sudah mengusirnya.

Victor semakin bertambah besar, dulu hanya makan main dan tidut, sekarang jika belum jam sembilan lewat ia tak akan tidur.

Aku menaruh Victot Tsu di area mainannya, melirik Timothy Huang:"Kamu jaga Victor sebentar, aku pergi mencuci piring."

Aku juga ingin Victor berhubungan dengan ayahnya, walaupun aku tak ingin rujuk dengannya, tapi aku tak ingin waktu Victor dewasa, melihatnya sangat asing, bagaimanapun itu darah dagingnya, aku tak bisa memutuskan ikatan darah itu.

Timothy Huang sepertinya di kagetkan dengan Victor tadi, dahinya berkerut dan bertanya: "Kalau ia menangis lagi bagaimana?"

Akau melihatnya: " Tidak akan, dia sekarang mengenalmu."

Selesai bicara, aku tak memperdulikannya, dan masuk ke dapur.

Novel Terkait

Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
4 tahun yang lalu
Lelah Terhadap Cinta Ini

Lelah Terhadap Cinta Ini

Bella Cindy
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
3 tahun yang lalu
Behind The Lie

Behind The Lie

Fiona Lee
Percintaan
3 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
4 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
3 tahun yang lalu