Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu - Bab 209 Mengapa Kamu Bisa Disini?
Mendengar ucapan Timothy Huang, aku merasa lucu dan jengkel di saat yang bersamaan: “Direktur Huang, tahun ini anda sudah berkepala 3, jangan kekanakan seperti ini.”
Walaupun aku berkata demikian, namun jauh didalam hati, aku merasa dia begitu manis.
Siapa yang tidak berharap orang yang disukai sering merindukan dirinya? Tidak terkecuali dengan diriku.
“Seberapa kekanakannya dirimu?”
Disamping itu, pikirannya kusut memikirkan masalah ini.
Hari ini aku sangat lelah, sebentar lagi masih harus membaca ulang berkas, jadi aku memutuskan untuk tidak berbicara dengan Timothy lagi.
Ketika hendak menutup sambungan telepon, Timothy tidak lupa mengingatkanku untuk meneleponnya besok ketika bangun.
Aku menatap layar ponsel yang sudah gelap, teringat kembali ucapan Timothy barusan, dan tidak kuasa menahan tawa.
Tidak pernah kusadari sebelumnya, bahwa Timothy begitu menggemaskan.
Sudah hampir jam 10 malam saat aku selesai mandi, aku segera mengambil berkas dan mempelajarinya, dan ketika aku selesai mempelajari semuanya, waktu sudah menunjukkan pukul 11.
Tidak terasa, dalam sekejap mata satu jam telah berlalu.
Aku buru-buru meletakkan berkas ku kembali, dan segera naik ke ranjang lalu menyelimuti diri kemudian bersiap tidur.
Untungnya ada penghangat ruangan di dalam kamar hotel, walaupun di luar sangat dingin, tapi di dalam sini sangat hangat.
Hari ini sangat melelahkan, aku segera tertidur tidak lama setelah menutup mata.
Karena Monica Lin semalam bilang padaku besok tidak perlu bangun pagi, karena rapat akan dimulai jam 10, jadi aku tidur sampai dengan jam 8.30 baru bangun.
Karena jarak hotel dan kantor sangat dekat, aku selesai merias wajah jam 9 lebih sedikit, sehingga masih sempat sarapan.
Teringat ucapan Timothy selaman, meskipun aku rasa dia punya urusan lain, namun aku tetap menghubunginya.
Setelah berbicara 5 menit dengannya, aku menutup telepon.
Waktu baru menunjukkan pukul 9.55 saat aku sampai di kantor, Monica tersenyum saat melihatku: “Nona Jane, mengapa anda datang sepagi ini?”
“aku tidur sampai jam setengah Sembilan baru bangun.”
“Musim dingin, tidurlah sedikit lebih banyak, aku juga bangun jam 8.”
Setelah mengobrol sedikit, ia mengumpulkan orang-orang ke ruangan rapat.
Pagi-pagi seperti ini kami sudah menyatukan pikiran orang-orang, tapi poin-nya adalah, pemikiran mereka denganku menuju arah yang sama.
Hal ini membuatku menghela nafas lega, setelah keributan sebelumnya bersama Max Lin, benar-benar tidak menyenangkan.
Saat jam makan siang, aku makan bersama Monica, saat sore aku membicarakan rencana awalku pada mereka, mereka juga memberiku beberapa saran.
Kali ini, jauh lebih lancar dan lebih cepat dari yang aku kira.
Jika menjaga keadaan tetap seperti ini, aku pikir mungkin hanya membutuhkan waktu satu minggu untuk segera menyelesaikan pekerjaan ini.
Hari kedua kami menemukan sedikit kendala, kami semua sibuk memikirkan solusi untuk masalah ini di pagi hari.
Karena aku datang disaat yang tidak tepat, hari ketiga malah bertemu dengan hari libur tahun baru.
Tapi karena waktu untuk proyek ini sudah tidak banyak lagi, jadi pihak Monica sana hanya libur pada tanggal 1 itu saja.
Tentu saja hal ini sangat bagus menurutku, dengan begitu, aku tidak perlu menghabiskan waktu lebih banyak lagi disini.
Pada tanggal 31, kami sudah hampir menetapkan seluruh rencana awal, hanya perlu menunggu aku merapikannya, setelah itu tinggal menyelesaikan rinciannya, kemudian aku bisa pulang secepatnya ke Kota A.
Beberapa hari ini aku terus-terusan lembur, karena aku tahu waktu untuk proyek ini tidak banyak, dan perusahaan mereka juga ingin mendapatkan hasil yang memuaskan, jadi beberapa malam ini aku menghabiskan waktu untuk mempelajari berkas-berkas.
Monica memutuskan untuk menjamu makan malam kali ini, setelah selesai makan mereka ingin rileks sebentar.
Aku merasa sangat nyaman berkomunikasi dengan mereka semua, sehingga aku pun tidak menolak.
Beberapa hari ini sudah sangat melelahkan bagi semua orang, besok hanya libur sehari, jadi malam ini juga kami tidak bersenang-senang sampai terlalu larut.
Saat Monica mengantarku sampai ke lobby hotel, waktu sudah menunjukkan pukul 00.30 , aku mengucapkan selamat tahun baru terlebih dahulu padanya kemudian berjalan masuk.
Mitra yang baik dapat meningkatkan efisiensi kerja, kali ini aku bertemu dengan mitra yang baik.
Selain itu, kerjasama tim mereka denganku juga sangat baik, tidak seperti sebelumnya, mereka selalu berpikir bahwa aku tidak dapat melakukannya dengan baik, sehingga sering terjebak pada beberapa kondisi yang jelas-jelas dapat di selesaikan dalam beberapa hari, kemudian dapat ditunda sampai satu minggu bahkan setengah bulan.
Tadi saat sedang ber-karaoke aku meminum dua gelas alcohol, saat ini aku sedikit pusing.
Keluar dari lift, aku menunduk mencari kartu kamar di dalam tas, aku juga tidak memperhetikan dengan jelas.
Alhasil sebuah tangan memeluk badanku, aku masih mengira bahwa itu adalah orang jahat, baru akan berteriak, Timothy membekap mulutku, “Ini aku.”
Mendengar suaranya, aku menghela nafas lega.
Saat ini aku baru menengadah menatapnya, dan mengerutkan dahi: “Mengapa kau bisa disini?”
“Aku merindukanmu.”
Dia memelukku, seperti seorang bocah kecil.
Aku segera mendorongnya karena belum sempat menemukan kartu kamar: “Jangan halangi aku, aku cari kartu sebentar!”
Dia berpindah, tidak menekanku lagi, tetapi masih memelukku. Bibirnya tidak berhenti meracau disisi telingaku, aku tidak menghiraukannya lagi ketika sudah menemukan kartu kamar, aku membuka pintu dan masuk ke dalam.
Dia menekanku kearah dinding dan menciumku, saat ini penghangat ruangan belum dinyalakan, sehingga punggungk menabrak dinding yang sangat dingin.
Aku gemetar, dan tiba-tiba dia menggigit bibirku: "Kamu minum alkohol?"
“Aku minum dua gelas bir. Lepaskan aku dulu, aku akan man--- nggh!”
Dia benar-benar tidak memberiku kesempatan untuk berbicara, dia menunduk dan langsung menciumku.
Setelah hampir 5 menit Timothy menciumku, akhirnya dia melepaskanku.
Saat ini seluruh tubuhku sudah kehilangan energy, hanya bergantung pada sebelah tangannya yang ada di pinggangku, jika tidak pasti aku sudah jatuh saat ini juga.
Aku terengah-engah, mau tidak mau menatap dan menatapnya, dia mengangkat tangannya untuk menutupi mataku: "Jangan memprovokasiku, aku tidak ingin berbuat macam-macam padamu malam ini."
Saya tersipu dan tidak berbicara lagi.
Setelah beberapa saat, aku akhirnya sadar kembali dan mendorongnya: "Aku mau mandi."
Kali ini, dia tidak menghentikanku.
Aku menyalakan pemanas di kamar kemudian mengambil pakaian dan segera mandi, mandi dengan air panas di musim dingin akan membuatmu tidak ingin berhenti mandi.
Butuh hampir setengah jam untukku menyelesaikan mandi kali ini, awalnya aku mengira Timothy akan menyerangku lagi ketika keluar, tetapi nihil.
Aku tidak tahu kenapa, tapi aku sedikit kecewa.
Saat berjalan keluar, aku menemukan bahwa dia suda tertidur di ranjang, tanpa memakai selimut, langsung tertidur begitu saja.
Saat aku mendekat, aku baru menyadari wajahnya sangat lelah, sepertinya perusahaan sangat sibuk beberapa hari ini dan membuatnya tidak dapat beristirahat dengan baik.
Aku mengangkat tangan mengelus wajahnya, tetapi aku tidak menyangka dia tiba-tiba membuka matanya saat ini, dan tangannya langsung menangkap tanganku: "Sudah selesai mandi?"
Matanya sangat terlihat jelas masih setengah tersadar, aku merasa sedikit lucu melihatnya seperti ini: “Cepat mandi, dan kamu bisa kembali tidur setelahnya.”
“hmmm.”
Dia tidak membantahku, Timothy bangkit dari ranjang dan langsung pergi mandi.
Aku melihatnya berjalan memasuki kamar mandi, membawa kopernya ke samping.
Kali ini ia mandi sangat cepat, ia keluar membawa hawa panas dan memelukku menaiki ranjang: “Ayo kita tidur.”
Malam ini, kami tidak melakukan apapun, hanya tidur sambil berpelukan sampai hari esok.
Novel Terkait
Kamu Baik Banget
Jeselin VelaniUangku Ya Milikku
Raditya DikaSederhana Cinta
Arshinta Kirania PratistaInventing A Millionaire
EdisonPRIA SIMPANAN NYONYA CEO
Chantie LeeJika bertemu lagi, aku akan melupakanmu×
- Bab 1 Pacarku selingkuh
- Bab 2 Kamu pantas mendapatkannya
- Bab 3 Jane, kamu berani sekali
- Bab 4 Kamu sedang menolakku?
- Bab 5 Tak membiarkan aku menyentuh mu, lalu siapa lagi?
- Bab 6 Aku benar-benar salah paham
- Bab 7 Apakah Kamu Hamil?
- Bab 8 Satu-satunya harapan
- Bab 9 – Kau begitu teguh, apakah tidak sulit?
- Bab 10 Jane Tsu, kau cari mati?
- Bab 11 Aku sangat tidak suka ditolak
- Bab 12 Bos Timothy yang menyuruhku untuk memanggilmu
- Bab 13 Sudah Malam, Aku Ingin Pulang
- Bab 14 Aku tidak suka berutang kepada orang lain
- Bab 15 Pria tidak memiliki hal yang baik
- Bab 16 Kamu terlalu menganggap tinggi dirimu sendiri
- Bab 17 Kamu mungkin harus memanggilku Tante
- Bab 18 Hal yang tidak kamu sangka masih sangat banyak
- Bab 19 Kamu hanya bisa ada satu pikiran
- Bab 20 Hanya Anakku yang boleh Memanggilku Ayah
- Bab 21 Identitas bibi Shirley Yao, mungkin cukup menarik
- Bab 22 Aku Ingin Menikah dengan Jane Tsu
- Bab 23 Asalkan Kamu Mau Menikahiku, Aku Mau Menikah Denganmu
- Bab 24 Maaf Sudah Merepotkanmu, Jane
- Bab 25 Anak ku sudah tidak ada
- Bab 26 Aku Tidak Menahan Timothy huang
- Bab 27 Apa Kita Akan Tetap Menikah?
- Bab 28 Jane Tsu, mari kita menikah
- Bab 29 Mengucapkan selamat tinggal pada orang yang pernah dicintai
- Bab 30 Jangan akting lagi, sangat menjijikan
- Bab 31 Tidak akan ada orang yang mengganggumu lagi
- Bab 32 Aku adalah menantu keluarga huang
- Bab 33 Apakah kamu bersedia menikah denganku
- Bab 34 Disiapkan Berdasarkan Ukuranmu (1)
- Bab 34 Disiapkan Berdasarkan Ukuranmu (2)
- Bab 35 Kami telah menikah (1)
- Bab 35 Kami telah menikah (2)
- Bab 36 Memang Untukmu (1)
- Bab 36 Memang Untukmu (2)
- Bab 37 Rencana Jahat (1)
- Bab 37 Rencana Jahat (2)
- Bab 38 Siapa Berani Berkata (1)
- Bab 38 Siapa Berani Berkata (2)
- Bab 39 Istri Timothy Huang (1)
- Bab 39 Istri Timothy Huang (2)
- Bab 40 Terima Kasih Sudah Menyelamatkan Istriku (1)
- Bab 40 Terima Kasih Sudah Menyelamatkan Istriku (2)
- Bab 41 Aku melihatnya menjulurkan tangan membuka bajumu
- Bab 41 Aku melihatnya menjulurkan tangan membuka bajumu (2)
- Bab 42 Pertengkaran suami istri berakhir di ranjang
- Bab 43 Tolong anakku
- Bab 44 Tidak ada yang lebih penting daripada dirimu
- Bab 45 Siapa yang memohon kepadamu adalah anjing
- Bab 46 Wanitaku, tidak perlu menahan semuuanya sendiri
- Bab 47 Istriku, tidak dapat dengan mudah dirugikan.
- Bab 48 Timothy Huang, kamu sungguh tampan.
- Bab 49 Aku menjaga kakek kamu bisa tenang
- Bab 50 Direktur Huang, jangan marah.
- Bab 51 Berani Kamu Menyentuhku!
- Bab 52 Kembali Kamu, Timothy
- Bab 53 Aku Sungguh Bodoh
- Bab 54 Ada Beberapa Hal, Lebih Penting dari Kesehatan
- Bab 55 Timothy, Kita Berpisah Secara Baik-Baik
- Bab 56 Ini hanya permulaan
- Bab 57 Aku Tidak Mengerti Apa Maksudmu
- Bab 58 Semua sudah ku pikirkan dengan baik
- Bab 59 Aku sangat senang, Jane Tsu
- Bab 60 Direktur Huang, Kenapa Kau Begitu Baik Padaku
- Bab 61 Apa hubunganmu dengan Timothy Huang
- Bab 62 Kalau begitu kita bercerai
- Bab 63 Jane Tsu, kamu mengundurkan diri saja.
- Bab 64 Kamu bodoh atau tidak?
- Bab 65 Kamu adalah istriku
- Bab 66 Dimana aku, Dimana rumahmu?
- Bab 67 Coba untuk tidak percaya padaku lain kali
- Bab 68 Jangan terlalu kekanak-kanakan
- Bab 69 Balik dan ganti bajumu
- Bab 70 Jelas-Jelas itu kau sendiri
- Bab 71 Timothy, Sudah cukup?
- Bab 72 Apakah semua pria suka dengan yang baru dan meninggalkan yang lama
- Bab 73 Masa depan, tak ada yang tahu.
- Bab 74 Mirip apa sekarang kamu ini
- Bab 75 Kamu adalah Nyonya Timothy, dan sekertaris Jane
- Bab 76 Jane, kemari dengan ku
- Bab 77 Puas dengan yang kamu lihat?
- Bab 78 Pulang ke rumah lebih awal
- Bab 79 Ada hal yang penting yang ingin ku sampaikan
- Bab 80 Jane, kamu punya aku
- Bab 81 Apakah kali ini kamu bisa percaya padaku
- Bab 82 Kamu mencintaiku, tapi kamu tidak percaya padaku
- Bab 43 Timothy Huang, mari kita bercerai
- Bab 84 Kenapa kamu menjebakku
- Bab 85 Mari pergi ke biro urusan sipil untuk mengambil surat perceraian
- BAB 86 Hal yang tidak diketahui ku
- BAB 87 Timothy, Mari berpisah dengan damai
- Bab 88 Hamil
- Bab 89 Aku sudah mau pergi
- Bab 90 Mike Qi
- Bab 91 Anak Yang Gemuk
- Bab 92 Mike Qi adalah Pria Yang Baik
- Bab 93 Jane Tsu, Aku Ingin Menjadi Ayah Victor
- Bab 94 Tidak perlu mengucapkan terimakasih padaku!
- Bab 95 Kembali ke tempat semula
- Bab 96 Sudah lama tak bertemu!
- Bab 97 Direktur Huang, Apa yang ingin kamu lakukan
- Bab 98 Timothy Huang, Kau Jangan Keterlaluan Mengganggu Orang
- Bab 99 Aku Bahkan Belum Melupakannya Sedikitpun
- Bab 100 Lelaki Nona Tsu berganti Dengan Sangat Cepat
- Bab 101 Apa Kau Sudah Gila, Timothy Huang
- Bab 102 Setelah Ini Aku Tidak Akan Pernah Datang Lagi
- Bab 103 Orang Itu Timothi Huang Atau Bukan
- Bab 104 Kau Sedang Marah Apa
- Bab 105 Ayo kembali pergi berobat
- Bab 106 Takut Apa Kamu Jane?
- Bab 107 Manusia Itu Mulia Karena Tahu Keterbatasan Dirinya Sendiri
- Bab 108 Akan Kubunuh Kamu
- Bab 109 Aku Tidak Akan Menyerah
- Bab 110 Mau Ngapain Kamu Sebenarnya?
- Bab 111 Jane, Victor tersenyum padaku
- Bab 112 Kamu siapa?
- Bab 113 Kamu merasa bersalah, tak berani menatap ku?
- Bab 114 Kamu jangan kelewatan
- Bab 115 Aku menginginkan mu, Jane
- Bab 116 Kelihatan Konyol
- Bab 117 Tidak Seperti Yang Kamu Pikirkan
- Bab 118 Jane, Aku Merasa Tidak Enak Sekali
- Bab 119 Aku Tidak Akan Menikah Dengan Nicole
- Bab 120 Jangan Pergi, Jane
- Bab 121 Kita tak akan kembali
- Bab 122 Kamu tadi begitu terpesona
- Bab 123 Tidak akan ada hari seperti itu
- Bab 124 Jane, lama tak berjumpa
- Bab 125 aku sudah memikirkan nya.
- Bab 126 Apakah kamu begitu membenciku?
- Bab 127 Kamu pikir aku akan melakukan apa?
- Bab 128 Apakah ada sedikit karenaku?
- Bab 129 Kamu juga tahu bagaimana ia marah
- Bab 130 Mandilah denganku, Jane
- Bab 131 Kita sudah tidak ada hubungan apa-apa
- Bab 132 Victor Juga Anak Aku
- Bab 133 Bolehkah kamu memberikan aku satu kesempatan lagi?
- Bab 134 Segitu Tak Sabarnya Kamu Mau Pergi Dari Aku
- Bab 135 Ibuku Juga Senang Sama Kamu
- Bab 136 Dengan Begitu Aku Baru Bisa Cium Kamu
- Bab 137 Lepasin Aku, Timothy
- Bab 138 Sebenarnya Kamu anggap apa aku ini?
- Bab 139 Manajer Lin suka kali ya sama kamu?
- Bab 140 Jane, apa maksud kamu?
- Bab 141 Sakit sekali gila!
- Bab 142 Lusa Pergi
- Bab 143 Tidak ada kesempatan untuk bertemu lagi
- Bab 144 Banyak tuh orang yang mengejar nona Su
- Bab 145 Suatu hal yang menarik
- Bab 146 Kamu mikir terlalu banyak
- Bab 147 Timothy Kecelakaan
- Bab 148 Aku juga merasa diriku lucu
- Bab 149 Sudah, jangan ngomong lagi Jane
- Bab 150 Selamat pagi Jane
- Bab 151 Orang datang dan pergi
- Bab 152 Kamu menyiapkan untuk ku?
- Bab 153 Jane, aku belum membuat perhitungan dengan mu
- Bab 154 Aku tak bisa menerima mu lagi
- Bab 155 ini Paket untuk mu
- Bab 156 Kalau Kamu Sudah Kenyang, Kamu Baru Kuat Untuk Memukulku
- Bab 157 Bukankah Aku Sudah Menolakmu?
- Bab 158 Jangan Menggoda Laki-laki Lain
- Bab 159 Berpikir Memilih Siapa
- Bab 160 Ikuti Kata Hati
- Bab 161 Cepatlah pergi ke sampingnya
- Bab 162 Aku ingin memelukmu
- Bab 163 Tolong temani aku beberapa hari ini
- Bab 164 Apa yang terjadi padamu hari ini?
- Bab 165 Timothy Huang, jangan seperti ini
- Bab 166 Aku Cinta Kamu
- Bab 167 Turun Sendiri atau Aku akan Menggendongmu?
- Bab 168 Kebetulan, Aku Juga Mau Mandi
- Bab 169 Aku Pulang Denganmu
- Bab 170 Kau Jangan Mengucapkan Kata-kata yang Begitu Melukai Orang
- Bab 171 Aku hanya cemburu kepada Michael Qi
- Bab 172 Pria mana lagi yang seperti dia
- Bab 173 Kamu bilang apa yang harus kulakukan
- Bab 174 Terimakasih sudah menungguku
- Bab 175 Masih dengan kata sandi yang sama
- Bab 176 Kau Jangan Pergi Lagi, Ya?
- Bab 177 Aku Mengingat Kata-Kata Mu
- Bab 178 Dia Adalah Isteriku
- Bab 179 Tidak Masalah, Kau Tidak Perlu Bergerak
- Bab 180 Setelah Aku Sadar
- Bab 181 Aku bantu kamu ngomong
- Bab 182 Tunggu aku, tidak lama kok
- Bab 183 Kamu begitu antusias, aku jadi tak bisa menghadapi
- Bab 184 Teman waktu dulu
- Bab 185 Kejutan
- Bab 186 Tidak Bisa Menjualmu
- Bab 187 Jane, Menikahlah Denganku
- Bab 188 Berpura-pura Tidak Melihat Apapun
- Bab 189 Hal Yang Sangat Penting
- Bab 190 Direktur Huang Cemburu
- Bab 191 Rencana Kapan Menikah
- Bab 192 Kapan Menikah
- Bab 193 Sungguh Tidak Tahu Malu
- Ba'b 194 Masalah Tidak Normal Pasti Ada Sesuatu Yang Aneh
- Bab 195 Kamu Sudah Memikirkan Perasaan Aku?
- BAB 196 Terjadi Sedikit Konflik
- Bab 197 Kamu Selamanya Begitu, Selalu Menganggap Sendiri benar
- Bab 198 Jane TsuKamu Mau Ribut Gimana Terserah
- Bab 199 Mungkin Terlalu Mencintaimu
- Bab 200 Tidak Apa, Aku Hanya Sudah Terbiasa
- Bab 201 Timothy Huang, tidak bisakah kamu mempertimbangkannya untukku?
- Bab 202 Tidak ada seorang pria yang bisa bertahan
- Bab 203 Biarkan saja masalah itu berkembang dengan sendirinya
- Bab 204 Sudah setengah bulan
- Bab 205 Apakah kamu akan merindukanku?
- Bab 206 Telepon dua kali sehari
- Bab 207 Salju lebat
- Bab 208 Aku merindukanmu
- Bab 209 Mengapa Kamu Bisa Disini?
- Bab 210 Jangan Menggangguku, Timothy
- Bab 211 Direktur Huang Sudah Tidak Sabar Menunggu
- Bab 212 Membuatmu Merindukanku
- Bab 213 Selamat datang kembali Jane Tsu
- Bab 214 Mau aku peluk tidak, Tsu Tsu?
- Bab 215 Jane Tsu, menikah lah denganku
- Bab 216 Terima kasih Jane Tsu
- Bab 217 Silahkan Nyonya Huang mengikuti standar ini
- Bab 218 Timothy, haruskah begitu?
- Bab 219 Apakah kamu tidak memiliki komentar kepada istriku?
- Bab 220 Kamu pikir saja sendiri
- Bab 221 Kamu tidak bercanda kan?
- Bab 222 Lain kali harus ingat
- Bab 223 Aku sangat mencintaimu
- Bab 224 Kalau begitu kamu jangan mengganggunya
- Bab 225 Aku tidak bilang kamu tidak boleh ikut pergi
- Bab 226 Kamu adalah ayah kandung Victor
- Bab 227 Jane, Aku gugup
- Bab 228 Sudah Cukup
- Bab 229 Kamu tidak perlu khawatir, aku ada disini
- Bab 230 Timothy, Aku ingin menciummu
- Bab 231 Aku tidak akan mendengarkan penjelasanmu
- Bab 232 Masalah ini adalah Michelle Lin yang melakukannya
- Bab 233 Kamu sangat berantusias
- Bab 234 Pilihanku adalah Jane Tsu
- Bab 235 Memberitahumu setelah kembali
- Bab 236 Aku akan memperlakukanmu dengan baik selamanya
- Bab 237 Selalu ditindas orang
- Bab 238 Hubunganku dengannya tentu baik
- Bab 239 Sangat terkejut ya, Jane Tsu?
- Bab 240 Kedamaian nyata atau palsu
- Bab 241 Jane Tsu, Jangan Angkuh
- Bab 242 Apa untungnya menipumu!
- Bab 243 Apakah pekerjaan lebih penting dari istri?
- Bab 244 Nyonya Huang, Nyonya Hebat Sekali
- Bab 245 Biarkan suamimu ini menghiburmu
- Bab 246 Alasanmu ini tidak masuk akal
- Bab 247 Playing Victim
- Bab 248 Dengar-dengar ada yang menindasmu
- Bab 249 Jangan ditahan sendiri jika ada yang salah
- Bab 250 Aku Harus Memilih Makanan Yang Paling Mahal
- Bab 251 Kita Tidak Saling Kenal
- Bab 252 Isteriku Tidak Menginginkannya
- Bab 253 Aku Akan Berusaha
- Bab 254 Kamu Tidak Tahu Apa Yang Laki-Laki Inginkan
- Bab 255 Kecuali Kamu Memberinya Obat Dosis Tinggi
- Bab 256 Sangat Merindukanmu
- Bab 257 Kamu Berpikir Terlalu Jauh
- Bab 258 Jangan Harap
- Bab 259 Terlalu Banyak Informasi
- Bab 260 Mengapa Kamu Di Sini?
- Bab 261 Kalian Bicarakan Baik-baik
- Bab 262 Bukan Karena Ini
- Bab 263 Kamu Ini Benar-benar Menyembunyikan Masalah Dari Aku
- Bab 264 Bodoh
- Bab 265 Mendingan Melahirkan Seorang Putra Kandung Sendiri
- Bab 266 Victor Tidak Ada Dirumah
- Bab 267 Aku Setiap Hari Paling Sedikit Telepon Kamu Sekali
- Bab 268 Nyonya Huang, Ingat Status Kamu
- Bab 269 Ini Aku Tidak Bisa Menyetujui Kamu
- Bab 270 Jika Begitu Kamu Mengajarkan Aku Sebentar
- Bab 271 Aku Benar-Benar Mengagumi Anda
- Bab 272 Aku Tentu Saja Tidak Akan Sungkan
- Bab 273 Kamu Jangan Marah
- Bab 274 Cinta Yang Kuat Begitu Juga Tanggung Jawab
- Bab 275 Aku Hanya Ingin Pulang Melihat Victor
- Bab 276 Terima Kasih Atas Susah Payahnya Kamu, Direktur Lu
- Bab 277 Mungkin Ini Baru Namanya Perempuan
- Bab 278 Masih Berkelakuan Seperti Seorang Anak Kecil Saja
- Bab 279 Suara Kamu Kecilan Istri
- Bab 280 Sangat Patuh, Istri
- Bab 281 Aku sedikit iri padanya
- Bab 282 Hal yang dulu
- Bab 283 Seluruh dunia tahu
- Bab 284 menggunakan sisa hidupku
- Bab 285 Masih ada kejutan, Nyonya Huang
- Bab 286 Aku bilang istriku cantik
- Bab 287 Aku tahu kamu ingin kesini
- Bab 288 Semuanya salahmu
- Bab 289 Sayang, bisakah kamu menggendongku?
- Bab 290 Timothy, aku sangat mencintaimu
- Bab 291 Dalam kehidupan ini, hanya kamu
- Bab 292 Nyonya Huang, berani bertaruh?
- Bab 293 Nyonya Huang, kamu kalah
- Bab 294 Lagian bukan belum pernah menyentuhnya
- Bab 295 Aku tidak akan bicara dengan pria tidak dikenal lagi
- Bab 296 Timothy Huang, tenang sedikit.
- Bab 297 Aku hamil
- Bab 298 Aku mencintaimu