Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu - Bab 209 Mengapa Kamu Bisa Disini?

Mendengar ucapan Timothy Huang, aku merasa lucu dan jengkel di saat yang bersamaan: “Direktur Huang, tahun ini anda sudah berkepala 3, jangan kekanakan seperti ini.”

Walaupun aku berkata demikian, namun jauh didalam hati, aku merasa dia begitu manis.

Siapa yang tidak berharap orang yang disukai sering merindukan dirinya? Tidak terkecuali dengan diriku.

“Seberapa kekanakannya dirimu?”

Disamping itu, pikirannya kusut memikirkan masalah ini.

Hari ini aku sangat lelah, sebentar lagi masih harus membaca ulang berkas, jadi aku memutuskan untuk tidak berbicara dengan Timothy lagi.

Ketika hendak menutup sambungan telepon, Timothy tidak lupa mengingatkanku untuk meneleponnya besok ketika bangun.

Aku menatap layar ponsel yang sudah gelap, teringat kembali ucapan Timothy barusan, dan tidak kuasa menahan tawa.

Tidak pernah kusadari sebelumnya, bahwa Timothy begitu menggemaskan.

Sudah hampir jam 10 malam saat aku selesai mandi, aku segera mengambil berkas dan mempelajarinya, dan ketika aku selesai mempelajari semuanya, waktu sudah menunjukkan pukul 11.

Tidak terasa, dalam sekejap mata satu jam telah berlalu.

Aku buru-buru meletakkan berkas ku kembali, dan segera naik ke ranjang lalu menyelimuti diri kemudian bersiap tidur.

Untungnya ada penghangat ruangan di dalam kamar hotel, walaupun di luar sangat dingin, tapi di dalam sini sangat hangat.

Hari ini sangat melelahkan, aku segera tertidur tidak lama setelah menutup mata.

Karena Monica Lin semalam bilang padaku besok tidak perlu bangun pagi, karena rapat akan dimulai jam 10, jadi aku tidur sampai dengan jam 8.30 baru bangun.

Karena jarak hotel dan kantor sangat dekat, aku selesai merias wajah jam 9 lebih sedikit, sehingga masih sempat sarapan.

Teringat ucapan Timothy selaman, meskipun aku rasa dia punya urusan lain, namun aku tetap menghubunginya.

Setelah berbicara 5 menit dengannya, aku menutup telepon.

Waktu baru menunjukkan pukul 9.55 saat aku sampai di kantor, Monica tersenyum saat melihatku: “Nona Jane, mengapa anda datang sepagi ini?”

“aku tidur sampai jam setengah Sembilan baru bangun.”

“Musim dingin, tidurlah sedikit lebih banyak, aku juga bangun jam 8.”

Setelah mengobrol sedikit, ia mengumpulkan orang-orang ke ruangan rapat.

Pagi-pagi seperti ini kami sudah menyatukan pikiran orang-orang, tapi poin-nya adalah, pemikiran mereka denganku menuju arah yang sama.

Hal ini membuatku menghela nafas lega, setelah keributan sebelumnya bersama Max Lin, benar-benar tidak menyenangkan.

Saat jam makan siang, aku makan bersama Monica, saat sore aku membicarakan rencana awalku pada mereka, mereka juga memberiku beberapa saran.

Kali ini, jauh lebih lancar dan lebih cepat dari yang aku kira.

Jika menjaga keadaan tetap seperti ini, aku pikir mungkin hanya membutuhkan waktu satu minggu untuk segera menyelesaikan pekerjaan ini.

Hari kedua kami menemukan sedikit kendala, kami semua sibuk memikirkan solusi untuk masalah ini di pagi hari.

Karena aku datang disaat yang tidak tepat, hari ketiga malah bertemu dengan hari libur tahun baru.

Tapi karena waktu untuk proyek ini sudah tidak banyak lagi, jadi pihak Monica sana hanya libur pada tanggal 1 itu saja.

Tentu saja hal ini sangat bagus menurutku, dengan begitu, aku tidak perlu menghabiskan waktu lebih banyak lagi disini.

Pada tanggal 31, kami sudah hampir menetapkan seluruh rencana awal, hanya perlu menunggu aku merapikannya, setelah itu tinggal menyelesaikan rinciannya, kemudian aku bisa pulang secepatnya ke Kota A.

Beberapa hari ini aku terus-terusan lembur, karena aku tahu waktu untuk proyek ini tidak banyak, dan perusahaan mereka juga ingin mendapatkan hasil yang memuaskan, jadi beberapa malam ini aku menghabiskan waktu untuk mempelajari berkas-berkas.

Monica memutuskan untuk menjamu makan malam kali ini, setelah selesai makan mereka ingin rileks sebentar.

Aku merasa sangat nyaman berkomunikasi dengan mereka semua, sehingga aku pun tidak menolak.

Beberapa hari ini sudah sangat melelahkan bagi semua orang, besok hanya libur sehari, jadi malam ini juga kami tidak bersenang-senang sampai terlalu larut.

Saat Monica mengantarku sampai ke lobby hotel, waktu sudah menunjukkan pukul 00.30 , aku mengucapkan selamat tahun baru terlebih dahulu padanya kemudian berjalan masuk.

Mitra yang baik dapat meningkatkan efisiensi kerja, kali ini aku bertemu dengan mitra yang baik.

Selain itu, kerjasama tim mereka denganku juga sangat baik, tidak seperti sebelumnya, mereka selalu berpikir bahwa aku tidak dapat melakukannya dengan baik, sehingga sering terjebak pada beberapa kondisi yang jelas-jelas dapat di selesaikan dalam beberapa hari, kemudian dapat ditunda sampai satu minggu bahkan setengah bulan.

Tadi saat sedang ber-karaoke aku meminum dua gelas alcohol, saat ini aku sedikit pusing.

Keluar dari lift, aku menunduk mencari kartu kamar di dalam tas, aku juga tidak memperhetikan dengan jelas.

Alhasil sebuah tangan memeluk badanku, aku masih mengira bahwa itu adalah orang jahat, baru akan berteriak, Timothy membekap mulutku, “Ini aku.”

Mendengar suaranya, aku menghela nafas lega.

Saat ini aku baru menengadah menatapnya, dan mengerutkan dahi: “Mengapa kau bisa disini?”

“Aku merindukanmu.”

Dia memelukku, seperti seorang bocah kecil.

Aku segera mendorongnya karena belum sempat menemukan kartu kamar: “Jangan halangi aku, aku cari kartu sebentar!”

Dia berpindah, tidak menekanku lagi, tetapi masih memelukku. Bibirnya tidak berhenti meracau disisi telingaku, aku tidak menghiraukannya lagi ketika sudah menemukan kartu kamar, aku membuka pintu dan masuk ke dalam.

Dia menekanku kearah dinding dan menciumku, saat ini penghangat ruangan belum dinyalakan, sehingga punggungk menabrak dinding yang sangat dingin.

Aku gemetar, dan tiba-tiba dia menggigit bibirku: "Kamu minum alkohol?"

“Aku minum dua gelas bir. Lepaskan aku dulu, aku akan man--- nggh!”

Dia benar-benar tidak memberiku kesempatan untuk berbicara, dia menunduk dan langsung menciumku.

Setelah hampir 5 menit Timothy menciumku, akhirnya dia melepaskanku.

Saat ini seluruh tubuhku sudah kehilangan energy, hanya bergantung pada sebelah tangannya yang ada di pinggangku, jika tidak pasti aku sudah jatuh saat ini juga.

Aku terengah-engah, mau tidak mau menatap dan menatapnya, dia mengangkat tangannya untuk menutupi mataku: "Jangan memprovokasiku, aku tidak ingin berbuat macam-macam padamu malam ini."

Saya tersipu dan tidak berbicara lagi.

Setelah beberapa saat, aku akhirnya sadar kembali dan mendorongnya: "Aku mau mandi."

Kali ini, dia tidak menghentikanku.

Aku menyalakan pemanas di kamar kemudian mengambil pakaian dan segera mandi, mandi dengan air panas di musim dingin akan membuatmu tidak ingin berhenti mandi.

Butuh hampir setengah jam untukku menyelesaikan mandi kali ini, awalnya aku mengira Timothy akan menyerangku lagi ketika keluar, tetapi nihil.

Aku tidak tahu kenapa, tapi aku sedikit kecewa.

Saat berjalan keluar, aku menemukan bahwa dia suda tertidur di ranjang, tanpa memakai selimut, langsung tertidur begitu saja.

Saat aku mendekat, aku baru menyadari wajahnya sangat lelah, sepertinya perusahaan sangat sibuk beberapa hari ini dan membuatnya tidak dapat beristirahat dengan baik.

Aku mengangkat tangan mengelus wajahnya, tetapi aku tidak menyangka dia tiba-tiba membuka matanya saat ini, dan tangannya langsung menangkap tanganku: "Sudah selesai mandi?"

Matanya sangat terlihat jelas masih setengah tersadar, aku merasa sedikit lucu melihatnya seperti ini: “Cepat mandi, dan kamu bisa kembali tidur setelahnya.”

“hmmm.”

Dia tidak membantahku, Timothy bangkit dari ranjang dan langsung pergi mandi.

Aku melihatnya berjalan memasuki kamar mandi, membawa kopernya ke samping.

Kali ini ia mandi sangat cepat, ia keluar membawa hawa panas dan memelukku menaiki ranjang: “Ayo kita tidur.”

Malam ini, kami tidak melakukan apapun, hanya tidur sambil berpelukan sampai hari esok.

Novel Terkait

Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
5 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Excellent Love

Excellent Love

RYE
CEO
4 tahun yang lalu
PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

Chantie Lee
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
4 tahun yang lalu