Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu - Bab 39 Istri Timothy Huang (1)

"Paman, sungguh keterlaluan!" Kata Shirley sambil menangis, "Kakek!"

Aku melihat pada Timothy, ia hanya duduk di sana, bahkan dengan tenang mengambilkanku selembar daging.

"Makan yang banyak, sedikit bicara!"

Ujar kakek, aku melihat muka Shirley berubah tegang, tetapi ia tak berani mengatakan apapun, ia hanya memelototiku dengan tak senang.

Makan malam kali ini tidak bagus tapi juga tidak buruk. Setelah makan Timothy dipanggil oleh kakek ke ruang baca, aku tidak ingin duduk bersama paman dan bibi Timothy, aku pun bangkit dan berjalan-jalan di taman.

"Jane!"

Tak kusangka Peter mengikuti keluar, barusan ini di meja makan Shirley sudah mengungkit masalahku dengan Peter, tak kusangka ia tak hanya tidak takut menimbulkan kecurigaan, bahkan ia juga mengikutiku.

Aku selalu mengira bahwa aku tak akan bisa berpaling dari Peter, tetapi sekarang, saat ia berdiri di depanku, aku merasa hatiku tidak lagi terasa sakit.

Saat ini aku baru percaya, ternyata cara tercepat untuk melupakan suatu hubungan adalah dengan memulai hubungan yang baru.

Orang yang kucintai sekarang adalah Timothy, sedangkan Peter hanyalah seorang mantan yang pernah selingkuh bagiku.

Aku mendongak dan memandangnya dengan dingin, aku tidak ingin menanggapinya, aku melangkah masuk ke ruang tamu.

"Jane, apakah kau mengira bahwa Timothy adalah cinta sejatimu?" Tanyanya sambil menarik tanganku, tak kusangka ia melihatku sambil tertawa. "Jane, jangan bodoh begitu, Timothy hanya memanfaatkanmu, berhubung kita pernah bersama 5 tahun, aku sarankan cepat tinggalkan dia! Keluarga Huang ini bukanlah kubangan air yang bisa kau masuki!"

"Aku tidak bisa masuki, jadi kamu lah yang bisa?"

Mendengarku tidak menurutinya, ia berkata dengan sedikit marah, "Jane, kau akan menyesal!"

Aku tertawa dingin. "Oh ya? Tunggu saja hari saat aku menyesal itu!"

"Kau…"

Ia seperti masih ingin mengatakan sesuatu, namun entah mengapa wajahnya berubah panik kemudian ia pergi.

Aku mengerutkan dahi, aku merasakan sorot pandangan di belakangku, begitu aku menoleh baru kusadari Timothy sedang menatapku, mukaku berubah cerah, aku segera berlari menghampirinya dan menggenggam tangannya. "Sudah selesai ngobrol dengan kakek?"

Ia menunduk melihatku,wajahnya sedikit tak enak. "Apa yang kalian bicarakan?"

Melihatnya memandang ke arah Peter, aku bisa menebak mengapa wajahnya berubah menjadi tidak enak, aku sengaja memancingnya dan berkata, "Tidak ada apa-apa, cuma membicarakan masalah dulu."

"Mengenang masa lalu?" Tanyanya sambil tiba-tiba memelukku, ia menatap kedua mataku dengan dingin. "Apakah kau belum melupakannya?"

Melihatnya cemburu, ledakan tawaku tak bisa kutahan lagi, aku mendongak dan menggigit dagunya. "Benar, bagaimana ini Direktur Huang?"

Wajah Timothy berubah dingin. "Jane, kamu cari mati ya?"

Aku pura-pura tidak merasakan kemarahannya, aku memiringkan kepala sambil memandangnya. "Timothy, apakah kau cemburu?"

Ia menyeringai dan memalingkan wajahnya, tidak menjawab pertanyaanku. "Ayo pulang."

Jarang-jarang aku melihatnya seperti itu, bagaimana mungkin aku melepaskannya. "Kau belum menjawabku!"

Ia tiba-tiba berbalik, aku menabrak dadanya, aku memanggil-manggil namanya, dan ia tiba-tiba menunduk dan menciumku.

Ia seperti akan melahapku, aku berdehem beberapa kali, ia menekan kuat-kuat bibirku, pada akhirnya aku cuma bisa merangkul lengannya agar aku tak terjatuh.

Kira-kira setelah 2 menit, Timothy baru melepaskanku, ia menarik tangaku dan berjalan keluar. "Mari pulang."

Aku berjalan mengikutinya, aku terus-terusan memandang punggungnya yang lebar, hatiku berbunga-bunga.

Malamnya, Timothy membalas kelakuanku di taman. Gerakannya semakin lama semakin keras, keesokan harinya aku hampir tak bisa bangun.

Siangnya saat makan, Felicia tiba-tiba mengirim pesan, saat kubuka, aku benar-benar terkejut.

Ternyata isinya adalah foto Nikita di ranjang, setiap lembarnya membuat telingaku memerah.

"Sudah lihat belum?"

Baru saja aku meletakkan handphoneku, Felicia langsung berbicara panjang lebar, "Untung saja dulu Timothy tidak menikahinya, aku sudah bilang ia bukan wanita baik-baik, lihat saja, di internet sudah ada orang yang menyebar foto kamar-kamarnya dan Timothy saat tunangan, bahkan sepertinya ia sudah melakukannya sebelum!"

Aku terkejut, yang aku tahu hanyalah 2 minggu sebelum aku mulai menggoda Timothy, Timothy dan Nikita membatalkan pernikahan, aku juga tidak tahu kalau ada hal serumit itu.

Karena aku tidak menjawab, Felicia berkata lagi, "Menurutmu bagaimana?"

Toh aku tidak seberapa mengenal Nikita, tidak bisa menilainya, aku hanya bisa asal menjawab, "Mungkin saja, entah siapa orang tak beradat itu, bisa-bisanya mengunggah fotonya di ranjang di internet."

Felicia memandang handphonenya sambil menganggukkan kepala. "Iya juga, kelakuan seperti ini memang kurang beradat."

"Sudahlah, tidak ada hubungannya dengan kita, tidak perlu diurusi."

Sebenarnya aku takut Felicia tiba-tiba membahas masalah Timothy, aku tidak tahu apa aku sebaiknya menyembunyikan fakta bahwa aku istri Timothy atau harus mengakuinya.

Untungnya Felicia orangnya cuek, ia tak menggali informasi lebih dalam lagi. "Benar juga, tak usah dilihat lagi, benar-benar menyakitkan mata."

Bukan cuma menyakiti mata! Orang yang memfoto ini benar-benar tidak beradat, mereka cuma memfoto bagian-bagian tubuh terpenting, Nikita kali ini benar-benar malang!

Novel Terkait

You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu
Satan's CEO  Gentle Mask

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu